Anda di halaman 1dari 15

Metode Resistivitas atau sering disebut dengan metode tahanan jenis merupaka salah satu metode geolistrik yang

mempelajari sifat resistivitas dari batuan di dalam bumi.


Sebenarnya ide dasar dari metode ini sangatlah sederhana, yaitu dengan menganggap bumi sebagai suatu resistor.

Konfigurasi Elektrode Terdapat banyak aturan penempatan elektrode (konfigurasi elektrode) yang digunakan dalam metode resistivitas. Beberapa konfigurasi elektrode pada penerapan metode resistivitas diantaranya adalah konfigurasi Wenner, konfigurasi !hlumberger dan konfigurasi "ipole# dipole. Konfigurasi Wenner $ada konfigurasi Wenner, elektrode arus dan elektrode potensial diletakkan seperti pada gambar

"alam hal ini, elektrode arus dan elektrode potensial mempunyai jarak yang sama yaitu %&$&' $&$( ' $(%( ' a. )adi jarak antar elektrode arus adalah tiga kali jarak antar elektrode potensial. $erlu diingat bah*a keempat elektrode dengan titik datum harus membentuk satu garis. $ada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak berubah#ubah untuk setiap titik datum yang diamati (besarnya a tetap), sedang pada resistivitas sounding, jarak spasi elektrode diperbesar se!ara bertahap, mulai dari harga a ke!il sampai harga a besar, untuk satu titik sounding. Batas pembesaran spasi elektrode ini tergantung pada kemampuan alat yang dipakai. Makin sensitif dan makin besar arus yang dihasilkan alat maka makin leluasa dalam

memperbesar jarak spasi elektrode tersebut, sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau teramati. "ari gambar, dapat diperoleh besarnya +aktor ,eometri untuk -onfigurasi Wenner adalah

sehingga pada konfigurasi Wenner berlaku hubungan

Konfigurasi Wenner-Schlumberger -onfigurasi ini merupakan perpaduan dari konfigurasi Wenner dan konfigurasi !hlumberger. $ada pengukuran dengan faktor spasi ( n) ' &, konfigurasi Wenner# !hlumberger sama dengan pengukuran pada konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode ' a), namun pada pengukuran dengan n ' ( dan seterusnya, konfigurasi Wenner# !hlumberger sama dengan konfigurasi !hlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar daripada jarak antar elektrode potensial).

Maka, berdasarkan gambar, faktor geometri pada konfigurasi Wenner# !hlumberger adalah ehingga berlaku hubungan

Konfigurasi Dipole-dipole elain konfigurasi Wenner dan Wenner# !hlumberger, konfigurasi yang dapat digunakan adalah $ole#pole, $ole#dipole dan "ipole#dipole. $ada konfigurasi $ole#pole, hanya digunakan satu elektrode untuk arus dan satu elektrode untuk potensial. edangkan elektrode yang lain ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum (. kali spasi

terpanjang %&#$& terhadap lintasan pengukuran. edangkan untuk konfigurasi $ole#dipole digunakan satu elektrode arus dan dua elektrode potensial. /ntuk elektrode arus %( ditempatkan pada sekitar lokasi penelitian dengan jarak minimum 0 kali spasi terpanjang %&# $&. ehingga untuk penelitian skala laboratorium yang mungkin digunakan adalah konfigurasi "ipole#dipole. $ada konfigurasi "ipole#dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing#masing elektrode a. $engukuran dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang dengan elektrode arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektrode potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di lintasan itu.

ehingga berdasarkan gambar, maka faktor geometri untuk konfigurasi "ipole#dipole adalah ehingga berlaku hubungan

BEBERAPA CONTOH KONFIGURASI PENGUKURAN TAHANAN JENIS

Penggunaan metode Geolistrik tahanan jenis (resistivitas , antara lain 1 &. 2ksplorasi air ba*ah tanah (. 2ksplorasi batu bara 3. 2ksplorasi emas, tujuan survey ini adalah untuk menentukan titik bor pada 4ona epithermail berdasarkan anomali besaran listrik (Besaran 5$ 6 Resistivity)

7. 2ksplorasi besi batu (iron ore), tujuan dari pada survey adalah untuk menetukan velume dari pada batu besi (iron ore) berdasarkan anomali dari besaran listrik (Resistivity dan 5$), yang mana akan dilakukan konfirmasi dengan program pemboran. 0. 2ksplorasi mangan

!" #erencana Survei $ahanan %enis


survei tahanan jenis relatif lebih dapat mengurangi efek ambiguitas. Pada metoda sounding efek tersebut relatif kecil dan bahkan sebagian ahli eksplorasi mengatakan bahwa sounding hampir dapat disebut sebagai pemboran semu. Hasil relatif baik tersebut harus dibayar dengan teknik pelaksanaan yang relatif sulit pula.
Pada kasus-kasus tertentu jumlah sounding dapat dikurangi dengan cara melakukan pengukuran profiling (mapping terlebih dahulu. !adang-kadang pengukuran profiling (mapping dapat mengarahkan lokasi-lokasi menarik. Pada lokasi-lokasi menarik saja, dilakukan pengukuran sounding sehingga daya gunanya dapat lebih efisien dan efektif. Perlu diketahui bahwa tidak selalu hasil pengukuran profiling (mapping dapat membantu melokalisir daerah menarik, bahkan kadang-kadang dapat menyesatkan bila dilakukan dengan desain penetrasi yang salah. "esain penetrasi, jarak stasion dan lintasan harus disesuaikan dengan dimensi target. Sehubungan dengan dilema tersebut di atas maka merencana survei tahanan jenis harus dilakukan secara baik agar mendapat hasil yang optimal. #ptimasi tersebut dilakukan pada parameterparameter berikut$

a. !edalaman terhadap luas atau volume target b. !etelitian dan kerapatan data terhadap lebar dan magnitude anomali c. !onfigurasi elektroda dan pemilihan sounding atau mapping.
#ptimasi dari parameter-parameter di atas dijelaskan melalui diagram alir dan uraian berikut.

Gambar 1.1

!&'( K)*SEP #E(E*+!*! S'(,E- $!.!*!* %E*-S SE+!(! '#'#

%arget atau

%arget relatif

%arget "imensi, kedalaman

%arget relatif

&enentukan$ - !onfigurasi elektroda profiling (mapping

&emilih$ - 'lat pengukur tahanan jenis - 'lat pengatur posisi (iaya Survei

&enentukan$ - !onfigurasi elektroda profiling (mapping

"esign Survey

1.

Merencana surve !a"anan #en s un!u$ %ene!ras &a'am

Sebagaimana diketahui bahwa pengukuran tahanan jenis penetrasi dalam, biasanya digunakan untuk eksplorasi geotermal dan mineral primer yang dalam. (iasanya survei ini mempunyai target besar dan luas. Hampir dapat dipastikan bahwa untuk keperluan eksplorasi geotermal baik di )awa ataupun diluar )awa daerah surveinya sangat berundulasi, terletak pada elevasi di atas *+++ m dan berhutan lebat. !onsep tersebut menjelaskan mengenai tahapan penerapan metoda-metoda survei tahanan jenis yang terdiri dari pengukuran profiling (mapping dan sounding. Pada tahap penentuan lokasi sounding dapat direncanakan secara detil atau cukup hanya untuk mengecek indikasi prospeknya saja.

Gambar 1.( A)UR KONSEP MERENCANA SUR*EI TAHANAN JENIS UNTUK EKSP)ORASI PENETRASI +A)AM

&enentukan target

&enentuk an peralatan

!erapatan stasion pengukur

Pembuatan peta tahanan jenis semu

Schlumber ger profiling

&enentukan peralatan tahanan jenis "ata penetrasi geologi Hasil akhir

&enentukan lokasi menarik dan 1.1. Kajian penanggulangannya kesalahan pengukuran dan

-esalahan harga tahanan jenis semu hasil pengukuran lapangan biasanya bersifat blunder, sistimatis dan random. Banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain1 a. !emampuan penetrasi alat pengukur tahanan jenis. b. !esalahan posisi elektroda. c. Perubahan kontak porouspot (elektroda potensial . d. !ontak porouspot dan elektroda arus.

,eceiver penerima harus mempunyai kemampuan menghilangkan SP. (ila sinyal benar-benar sulit diterima dengan kualitas baik, maka pengukuran disarankan menggunakan receiver recorder. (ila hal tersebut masih tidak memberikan hasil baik, maka pengukuran harus menggunakan receiver berkemampuan melakukan staking dengan menggunakan arus s-uer bolak-balik berfrekuensi lebih kecil +.*./ H0 (misalnya +.+1/ H0 . Pengukurannya diulang berkali-kali dan dirata-rata dengan bantuan komputer. "engan teknik ini kesalahan manusia dapat ditekan menjadi sangat kecil. (ila penggunaan teknik-teknik tersebut di atas masih belum memadai, maka harus dilakukan teknik terakhir dengan biaya relatif mahal yaitu$ a. menggunakan receiver berkemampuan staking berfrekuensi lebih kecil +,*./ H0. b. menggunakan konfigurasi dobel dan simultan lihat penjelasan 2ambar 1./. c. "ilakukan pengukuran berulang-ulang dan dirata-rata dengan bantuan komputer. %eknik pamungkas ini minimal menggunakan receiver semi komputer / channel. "isini kesalahan manusia benar-benar dapat ditekan menjadi sangat kecil.
%idak ditaatinya persyaratan tersebut di atas dapat menyebabkan kesalahan harga tahanan jenis hingga *++3. Selain itu, kesalahan posisi elektroda dapat menyebabkan kesalahan penghitungan harga tahanan jenis semu. &agnitude kesalahan ini bervariasi dan sangat tergantung pada konfigurasi saat dilakukan pengukuran. Pada metode Schlumberger dengan '(4. kecil, sedikit kesalahan posisi elektroda akan menimbulkan kesalahan harga tahanan jenis semu besar. Sebaliknya pada '(4. besar kesalahan posisi elektroda beberapa meter tidak terlalu mempengaruhi harga tahanan jenis semu. 5ntuk mengurangi kesalahan tersebut maka pengukuran posisi lintasan-lintasan elektroda arus 6 potensial harus dilakukan dengan menggunakan peralatan %heodolite dengan teknik pengukuran yang benar. Penggunaan !ompas dan klinometer saja tidak cukup untuk menjamin kebenaran posisi pada lintasan-lintasan yang sangat panjang. Pada pengukuran sounding setiap perubahan posisi elektroda potensial harus selalu dilakukan pengukuran overlap minimal dengan satu posisi elektroda arus. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui pergeseran harga tahanan jenis semu pada posisi '(4. yang sama (lihat gambar 1.1 . Pergeseran tersebut bersifat sistematis sehingga dengan teknik pengukuran overlap dapat mengurangi kesalahan pergeseran tersebut.

!ontak porouspot (elektroda potensial sangat menentukan ketelitian data. !ontak porouspot yang jelek selain menyebabkan kesalahan baca receiver juga menyebabkan kenaikan nois yang bersifat rondom. 5ntuk menghindari hal tersebut diusahakan menggunakan receiver dengan tahanan diri minimal dua mega-#hm dan memperkecil tahanan porouspot terpasang hingga dibawah dua kilo-#hm. Pengecilan tahanan porouspot

terpasang dapat dilakukan dengan menyiram tanah sekitar porouspot jauh sebulum dilakukan pengukuran atau menggunakan bubur bentonit. 7emahnya kontak eletroda arus akan menurunkan efektivitas pengiriman arus. 'rus kecil akan sangat menyulitkan pembacaan receiver. 5ntuk menanggulangi hal tersebut diusahakan agar elektroda arus menggunakan alluminiumvoil dan disiram dengan air garam. 1.2. Kajian kesalahan teoritis

!esalahan teoritis ini disebabkan tidak dipenuhinya asumsi teori pengukuran. &isalnya pada pengukuran sounding selalu diintepretasikan berdasarkan asumsi medium sejajar homogen 6 isotropis. (iasanya kondisi tersebut jarang dapat dipenuhi, pengukuran-pengukuran di lapangan hanya berusaha menempatkan posisi sounding pada kondisi medan yang hampir menyerupai ideal.
!esalahan-kesalahan tersebut di atas biasanya disebabkan antara lain$

a. kondisi medan yang berundulasi b. kondisi perlapisan batuan yang terlalu miring c. kondisi perlapisan yang tidak homogen (berubah mendadak ke arah lateral.
5ndulasi medan pengukuran akan mempengaruhi kesalahan harga tahanan jenis semu. Semakin rata medan pengukuran, semakin kecil kesalahannya.

(ila survei tahanan jenis penetrasi dalam digunakan di daerah geotermal, hampir dapat dikatakan selalu sangat berundulasi. 5ntuk mengurangi kesalahan tersebut harus mengusahakan posisi titik pengukuran pada tempat yang relatif datar. !ondisi perlapisan batuan yang terlalu miring dapat menyebabkan ketidak wajaran data dalam pengukuran sounding. Penaikan data atau penurunan data terhadap membesarnya bentangan elektroda arus dapat terjadi secara mendadak. Hal ini kadang-kadang dapat menyulitkan intepretasi sounding satu dimensi. 5ntuk menghindari kondisi tersebut sebaiknya arah bentangan diubah hingga pada arah sejajar jurus perlapisan. !ondisi perlapisan yang tidak homogen dalam arah lateral (perubahan mendadak dalam arah lateral dapat menyebabkan loncatan data pada pengukuran sounding. (iasanya kondisi tersebut terjadi pada lokasi-lokasi sesar. !ondisi ketidak wajaran data ini jauh lebih menyolok dibanding dengan akibat kemiringan perlapisan batuan. Seperti halnya pada pengukuran perlapisan batuan, dalam kasus ini arah bentangan harus diubah hingga sejajar dengan arah sesar. "apat disimpulkan bahwa kondisi undulasi medan, kemiringan perlapisan dan struktur-struktur geologi dapat menyebabkan penyimpanganpenyimpangan data dan bahkan loncatan-loncatan data. )adi bila dijumpai adanya loncatan data pengukuran di lapangan harus benar-benar

dipastikan penyebabnya, dari kesalahan pengukuran (random, blunder atau benar-benar disebabkan oleh kondisi geologi stasion pengukuran. 1.3. Kajian kerapatan data

!erapatan data stasion pengukuran maupun kerapatan sampling data pengukuran sounding, sangat menentukan tingkat kepercayaan suatu survei tahanan jenis. Semakin rapat distribusi suatu data akan semakin tinggi tingkat kepercayaan survei. Selain distribusi data, kondisi geologi daerah survei sangat menentukan tingkat kerapatan data. "aerah dengan kondisi geologi komplek memerlukan kerapatan data yang tinggi, sedang kondisi geologi sederhana cukup dengan kerapatan data yang sedang. (anyaknya data dan teknik smoothing yang tepat dapat mengatasi kesalahan-kesalahan pengukuran yang bersifat random. &eskipun teknik smoothing berhasil menghilangkan kesalahan-kesalahan random tetapi penerapannya harus benar-benar hati-hati pada kondisi-kondisi geologi yang cukup komplek. 1.4. Kajian design survei

"esign survei tahanan jenis untuk penetrasi dalam tahap a*al terdiri dari ( ma!am, yaitu distribusi stasion pengukuran dan spesifikasi pengukuran mapping dan sounding.
5ntuk mempermudah pengukuran topografi, distribusi stasion pengukuran mapping diusahakan membentuk lintasan-lintasan lurus dengan jarak stasion dan jarak lintasan disesuaikan dengan dimensi target anomali. )angkauan kedalaman pengukuran mapping juga disesuaikan dengan target anomali. (iasanya mapping dilakukan dengan metoda Sclumberger dengan '(4. 8 ./+, /++, 9/+, *+++ m, kadang-kadang ada juga mengukur dengan '(4. 8 *./+ dan */++ m.

"iharapkan hasil pengukuran tersebut dapat memberikan gambaran penyebaran harga tahanan jenis semu secara lateral di beberapa kedalaman. :nformasi landaian tahanan jenis semu yang dapat memberikan informasi kemungkinan naik turunnya harga tahanan jenis di kedalaman juga dapat diperoleh dari data pada pengukuran '(4. 8 ./+, /++, 9/+ dan *+++ m. Sounding Schlumberger hingga '(4. 8 .+++ m atau lebih dilakukan pada tempat-tempat yang dianggap menarik. Survei tahanan jenis semu dengan metode head-on dan sounding Schlumberger rapat dapat dilakukan untuk mendetilkan suatu indikasi prospek yang berhasil dikenali dari survei tahap awal. 5ntuk mengetahui penyebaran lebih lanjut prospek dari suatu sumur dapat dilakukan dengan metoda misse ala mase. (. Merencana surve !a"anan #en s un!u$ %ene!ras se&an,

Pada survei penetrasi sedang, tidak terlalu menyaratkan peralatanperalatan yang relatif canggih seperti pada survei penetrasi dalam.

Potensi problem survei ini biasanya berupa kerapatan data dan design surveinya. 5ntuk mengantisipasi problem tersebut sebaiknya rencana survei tahanan jenis penetrasi sedang disesuaikan dengan diagram alir pada 2ambar 1.;. !husus pada daerah yang sangat kering dimana arus sangat susah untuk dialirkan, maka peralatan pengukur tanahan jenis harus dipilih yang bertenaga sedang (* !<' sampai = !<' . )enis peralatan pengukur posisi dan pengukur tahanan jenis biasanya tidak terlalu mempengaruhi kualitas data. Hal tersebut disebabkan oleh$ a. (iasanya survei penetrasi sedang dilakukan pada daerah yang tidak terlalu luas dengan penetrasi yang tidak dalam (/+ hingga =++ m . b. 7uas daerah dan dalamnya penetrasi tersebut tidak menuntut spesifikasi alat pengukur posisi dan tahanan jenis yang sangat baik (cukup sedang saja . c. 'lat-alat yang telah memenuhi standar pabrik (mempunyai nama tertentu , biasanya dapat digunakan dalam survei ini. Survei tahanan jenis penetrasi sedang (/+ m hingga =++ m biasanya dilakukan untuk eksplorasi air tanah, kadang-kadang dilakukan juga untuk keperluan geologi teknik, eksplorasi mineral dan penelitian-penelitian khusus. 5ntuk keperluan geologi teknik dan penelitian khusus, pengukuran harus direncana dengan cara yang sangat teliti.

-.

Merencana surve !a"anan #en s un!u$ %ene!ras &an,$a'

Pengertian mengenai bentuk, volume, kedalaman dan magnitude anomali telah diterangkan pada bagian 1.*.*. Seperti halnya survei untuk penetrasi sedang, pada survei penetrasi dangkal (hingga /+ m ini tidak mensyaratkan peralatan-peralatan relatif canggih. Potensi problemnya hanya berupa kerapatan data dan design surveinya. "iagram alir 2ambar 1.> memberikan alternatif merencana survei untuk penetrasi dangkal.
(iasanya survei ini memerlukan ketelitian tinggi sehingga kerapatan stasion dan kerapatan data sounding harus benar-benar diperhatikan. :nterpretasi sounding dari survei ini harus bersifat detil dan benar-benar hati-hati. Sebuah lekukan kecil pada kurva sounding harus diperhatikan, tidak boleh melakukan penghalusan tanpa dasar yang kuat. 5ntuk mendukung keyakinan interpretasi, perlu dilakukan beberapa pengecekan bentangan elektroda sounding dengan arah yang berbeda di suatu stasion pengukuran. Sangat perlu dibuat rencana pengecekan dengan pemboran tangan atau pemboran sederhana. "iharapkan dari hasil pengecekan tersebut dapat diketahui faktor-faktor koreksi interpretasi sounding. ?aktor-faktor koreksi tersebut sangat berguna untuk mengoreksi perhitungan kedalaman atau volume target.

Gambar 1.A)UR KONSEP MERENCANA SUR*EI TAHANAN JENIS UNTUK EKSP)ORASI PENETRASI SE+ANG

&enentukan target

&enentukan kerapatan

&emilih metoda

&enentukan penetrasi

&enentukan perapatan

&elakukan sounding

&enentukan profiling

&elakukan perapatan Hasil akhir

&elakukan profiling

B. Men,.n!r.'

Kua' !as

Surve Ta"anan Jen s

1. Men,.n!r.' $ua' !as surve !a"anan #en s %ene!ras &a'am !ualitas survei tahanan jenis penetrasi dalam sangat tergantung pada pengontrolan datanya. %eknik pengontrolan yang baik akan menghasilkan data bermutu tinggi dan mempermudah pelaksanaan operasi lapangan. &engontrol kualitas survei diawali dari pengontrolan spesifikasi alat

pokok, sarana penunjang, penyediaan rintisan stasion pengukuran hingga diakhiri dengan mengontrol kualitas data pengukuran. 5ntuk memperoleh data berkualitas baik harus menggunakan peralatan dengan persyaratan sebagai berikut$ a. !ekuatan transmitter minimal = !<' b. ,eceiver harus dapat menghilangkan self potensial (SP dan dapat dibaca dengan baik hingga +,++* m<olt. 'kan sangat baik bila pengukuran dicatat secara kontinu dalam suatu @recording paper@ atau menggunakan penekanan noise dengan cara staking. c. "idukung dengan sarana komunikasi lapangan yang memadai.
Sebagai kunci dari keberhasilan mengontrol kualitas data tahanan jenis penetrasi dalam, terutama sounding harus ditempuh hal-hal sebagai berikut$

a. Harus melakukan pengeplotan data pada saat dilakukan pengukuran. b. !esinambungan kurva sounding atau harga mapping (profiling dapat dilihat dari hasil pengeplotan tersebut. c. !etidak sinambungan kurva sounding atau harga mapping (profiling merupakan manifestasi dari kesalahan pengukuran. d. 5ntuk mengurangi efek statik diusahakan agar selalu ada pengukuran overlap (pengulangan pada setiap perpindahan elektroda potensial. (. Men,.n!r.' $ua' !as surve !a"anan #en s %ene!ras se&an, Survei tahanan jenis penetrasi sedang relatif lebih mudah dibanding dengan penetrasi dalam. Hampir semua pelajaran dibangku kuliah geofisika memper-siapkan survei tahanan jenis penetrasi ini. Pemilihan alat relatif lebih mudah karena hampir semua resistivitymeter telah diuji pabrik pembuatnya pada survei tahanan jenis penetrasi sedang. !husus di daerah yang benar-benar resistif dan kering permukaannya, harus menggunakan alat dengan spesifikasi seperti digunakan pada survai penetrasi dalam. Penentuan posisi stasion dan titik-titik elektroda arus kadang-kadang dapat dilakukan hanya menggunakan kompas dan meteran pada daerah survei yang sempit dan datar. (iasanya lokasi surveinya terletak didaerah datar, mudah dicapai dan tidak luas. (ila survei dilakukan di daerah yang luas dan berundulasi, pengukuran posisi stasion dan titik-titik elektroda arusnya harus diukur menggunakan alat minimal seperti teodolit %-+. Seperti halnya pada penetrasi dalam, pengontrolan pengukuran kurva sounding harga pengukuran mapping (profiling harus dilakukan pada saat melakukan pengukuran di lapangan. 7oncatan data pada kurva sounding dapat langsung dicari dan diatasi penyebabnya. 5ntuk menekan efek statik, setiap perpindahan elektroda potensial harus dibuat data pengukuran overlap (pengulangan . Perbedaan harga pengulangan dapat digunakan sebagai acuan mengoreksinya.

-. Pen,.n!r.'an surve !a"anan #en s %ene!ras &an,$a'


Hampir bisa dikatakan tidak ada problem dalam pengukuran tahanan jenis penetrasi dangkal. &asalahnya hanya pada efisiensi penerapan survei saja. 5ntuk mencapai efisiensi survei yang tinggi sebaiknya selalu harus diketahui batasan-batasan surveinya yang meliputi antara lain$

a. b. c. d.

batasan batasan batasan batasan

kerapatan mapping penetrasi mapping kerapatan sounding ketelitian sounding.

(iasanya dari batasan-batasan tersebut dapat ditentukan konfigurasi dan tahapan-tahapan survei efisien. "ari pengalaman-pengalaman yang telah dikerjakan, konfigurasi Aenner tepat untuk melakukan mapping, sedang Schlumberger untuk sounding. Sampling data pada pengukuran sounding harus lebih rapat dari *B pengukuran tiap dekade grafik logaritma.

#etode Pengambilan Data (esistivitas $engambilan data pada metode geofisika tahanan jenis (resistivitas) pada umunya digunakan ( metode, yaitu 1 &. Metode observasi, yaitu pengambilan data dengan pengukuran dan pengambilan data ke lapangan se!ara langsung dengan alat geolistrik. (. Metode literature,yaitu dengan menggunakan bahan pustaka sebagai referensi penunjang untuk memperoleh data tentang range resistivitas batuan, peta dan informasi daerah survey. "alam proses pengambilan data ada beberapa hal atau tahapan yang umumnya harus dilakukan guna kelan!aran dalam pengambilan data dilapangan, yaitu 1 survey pendahuluan, penentuan titik sounding di lapangan, dan pengambilan data. /ntuk teknik akuisisi metode resistivitas ada (, yaitu mapping dan sounding. Tujuan dari pengukuran mapping adalah untuk memperoleh informasi megenai variasi resistivitas se!ara lateral, yaitu dengan !ara seluruh elektroda dipindahkan menurut lintasan tertentu. -onfigurasi yang dipgunakan antara lain pole 8 pole, dipole 8 dipole, *enner. edangkan tujuan dari sounding adalah untuk memperkirakan variasi resistivitas sebagai fungsi kedalaman, yaitu dengan !ara pengukuran dilakukan pada satu titik dengan jarak elektroda bervariasi. -onfigurasi bisa menggunakan s!hlumberger. KONFIGURASI SUR*EI TAHANAN JENIS )A/IM +IGUNAKAN +I IN+ONESIA

$ujuan Surve/ 2ksplorasi geotermal

Penetrasi "alam

Konfigurasi umum digunakan # !hlumberger profiling (mapping) # !hlumberger sounding

# 9ead#on profiling # Mise ala Masse 2ksplorasi air tanah edang # !hlumberger profiling (mapping) # !hlumberger sounding # Wenner profiling (mapping) # Wenner sounding # !hlumberger profiling (mapping) # !hlumberger sounding # Wenner profiling (mapping) # !hlumberger profiling (mapping) # !hlumberger sounding # "ipole#dipole profiling (mapping) # Wenner profiling (mapping) # !hlumberger sounding # !hlumberger profiling (mapping) # Wenner profiling (mapping) # !hlumberger sounding # !hlumberger profiling (mapping)

2ksplorasi di aluvial

"angkal

2ksplorasi mineral

edang

,eologi teknik

"angkal 6 sedang

:ain#lain

"angkal 6 sedang

Anda mungkin juga menyukai