Anda di halaman 1dari 3

Takdir dan Cita-cita Part 2 Karena adanya request an dari sahabat saya teh anty mau cerita yang

menginspirasi donk jadi nya saya mencoba untuk memenuhi permintaan dari sahabat saya ini hhe,, ok deh yuk check it out. Setiap orang pasti memiliki keinginan, entah keiginan itu keinginan menyangkut dirinya atau pun orang lain. tidak terkecuali saya, yup saya mempunyai banyak keinginan saking banyak nya saya jadi bingung mau nyebutin nya,,, hahaha yah salah satu nya saya dulu ingin sekali kuliah di yogya, tetapi karena orang tua saya tidak mengijinkan yah jadilah saya kuliah di bandung. Yah nurut saja (itungitung birrul walidain) hee mudah-mudahan barokah yah,, hee Oke saya jadi ingat dengan sebuah cerita, cerita ini sungguh sangat menginspirasi, saya sampai ingat terus sama cerita ini,, kalau tidak salah cerita ini itu saya dapatkan dari ibu guru PPL pada waktu saya masih duduk di bangku kelas dua Aliyah kalau tidak salah pada mata pelajaran Aqidah dan akhlak. Begini nih ceritanya (ciehhh serasa jadi pembaca cerita di radio-radio haha) , jadi dulu ada seorang ibu penjual tempe, dia adalah ibu yang tangguh, ulet, dan rajin bekerja untuk mencari nafkah untuk menghidupi ke tiga anaknya yang masih sangat kecil, karena ibu penjual tempe ini adalah seorang janda yang sudah ditinggal suami nya selama 5 tahun, jadilah ibu ini sebagai tulang punggung keluarga, anak pertama si ibu berumur 9 tahun, anak yang kedua berumur 7 tahun, dan anak bungsu ibu ini berumur 5 tahun. Kala itu seperti biasa setiap sore hari ibu penjual tempe hendak berbelanja kacang kedelai, ragi, garam dan bahan lain nya untuk membuat tempe yang akan dia jual besok pagi nya di pasar. Ketika ibu penjual tempe dalam perjalanan menuju pasar, ibu itu melihat seorang kakek tuna netra sedang berjalan hendak tertabrak oleh motor, maka dengan terburu-buru ibu penjual tempe itu berlari menghampiri si kakek tadi untuk menolong sang pengemis. Ibu penjual tempe bertanya kakek hendak kemana? kakek menjawab saya hendak ke rumah anak saya di kampung sebrang. kakek sendirian saja? Kenapa kakek tidak minta antar orang? karena akan sangat berbahaya pergi sendirian, tadi saja kake hampir tertabrak kakek menjawab saya sudah meminta tolong kepada tetangga saya, tetapi tidak ada yang bisa mengantar saya, karena mereka sibuk, saya ucapkan terima kasih telah menolong saya tadi ibu itu menjawab sama-sama kek, sudah kewajiban kita untuk saling tolong menolong, mari kek saya antar ke rumah putra kakek. Lalu Ibu penjual tempe berjalan mengantar kakek menemui anak nya yang berada di kampung sebrang. Sesampainya di rumah anak kakek itu ibu penjual tempe itu shalat magrib dan pamit pulang karena harus cepat-cepat ke pasar sore untuk membeli kacang kedelai untuk membuat tempe, karena khawatir pasar sore segera tutup. Kakek dan anaknya mengucapkan terima kasih. Akhirnya ibu penjual tempe tadi sampai di pasar sore, hanya saja kedelai yang di cari telah habis, jadilah ibu tadi mencari ke toko lain untuk mendapatkan kacang kedelai. Ibu penjual tempe sudah sangat kawatir dia akan terlambat membuat tempe, setelah membeli kacang kedelai tersebut ibu penjual tempe tersebut bergegas pulang karena takut terlalu malam. Sesampainya di rumah ibu penjual tempe mendapati anak-anaknya sudah tertidur pulas, bergegaslah ibu tersebut shalat isya. Setelah shalat isya ibu penjual tempe mulai memasak kacang kedelai untuk dijadikan tempe. Ibu penjual tempe kawatir bahwa tempe yang dia buat tidak bisa matang besok karena waktu membuat tempenya terlambat. Setelah selesai membuat tempe ibu tersebut berdoa agar besok tempe nya matang dan dapat dijual sehingga ibu penjual tempe bisa membeli beras untuk makan besok karena persediaan beras ibu penjual tempe sudah habis.

Ibu penjual tempe tersebut bangun untuk shalat malam, sambil menunggu subuh ibu penjual tempe membaca ayat suci AlQuran. Adzan subuh berkumandang, ibu penjual tempe itu membangunkan anak-anaknya untuk shalat subuh, selesai shalat subuh ibu penjual tempe memasak air dan merebus singkong untuk sarapan anak-anaknya sebelum pergi ke sekolah. Ibu penjual tempe memeriksa bakal tempe yang dibuatnya semalam dan betapa sedihnya ibu penjual tempe, ternyata bakal tempe nya belum menjadi tempe, tanpa putus asa ibu penjual tempe tetap pergi kepasar bersama anak bungsunya, sedangkan anak pertama dan kedua nya pergi ke sekolah. Berdoa agar dalam perjalanan menuju pasar bakal tempe nya berubah menjadi tempe yang siap di jual. Ketika sampai di pasar semakin sedih lah ibu penjual tempe tersebut karena melihat bakal tempe nya masih belum menjadi tempe, dengan sedih dia menjajah kan bakal tempenya berharap ada yang membeli. Tetapi sampai matahari menjadi tinggi pun tak ada satu orang pun yang membeli dagangan nya, karenakebanyakan pembeli lebih membeli tempe yang sudah matang. Dengan sedih ibu penjual tempe berdoa ya Allah kuatkanlah hamba untuk menghadapi cobaan Mu, kalau hari ini bukan rizki hamba, hamba Ridho, karena hamba yakin Kau maha pemberi Rizki, jadikanlah hambaMu ini termasuk kedalam golongan orang-orang yang sabar. Amin Karena matahari sudah tinggi, dan sepertinya pasar semakin sepi maka ibu penjual tempe hendak pulang. Ketika ibu penjual tempe dan anak nya sedang membereskan dagangan nya, seorang ibu paruh baya menghampiri ibu penjual tempe dan bertanya bakal tempe nya masih ada?, ibu penjual tempe menjawab masih ada bu. saya mau beli semua untuk anak saya yang akan pergi ke mesir untuk belajar, dia sangat menyukai tempe, saya hawatir kalau saya beli tempe yang sudah jadi tempenya jadi busuk. Saya sudah mencari-cari bakal tempe seharian, tapi tidak ada yang menjual, saya hampir putus asa mencari untung ada mas itu yang memberi tahu saya ucap ibu paruh baya itu sambil tersenyum dan menunjuk seorang laki-laki muda yang ternyata anak dari kakek yang ditolong oleh ibu penjual tempe kemarin. Laki-laki itu ternyata juga berjualan di pasar, dan kios nya ada tepat di sebrang ibu penjual tempe berjualan, hanya saja ibu penjual tempe tidak menyadarinya. Tak henti-hentinya ibu penjual tempe mengucap syukur. Akhirnya ibu penjual tempe bisa membeli beras dan makan untuk makan siang anak-anaknya,. Nah itu tuh ceritanya, hmmm banyak sekali hal baik yang bisa kita petik dari cerita diatas. Diantaranya adalah bahwa selalu ada hikmah dari setiap hal yang terjadi pada kita, kita harus ridha terhadap ketentuan Allah. mungkin sering nya kita mengeluh, ber suudzon atas takdir dan ketentuan Allah yang terjadi pada kita, mungkin kita berdoa pengen nya A eh yang terjadi malah B, timbul dalam hati kita kok begini sih?, Allah gak adil, gak mau ngabulin doa saya, gak sayang sama saya atau apalah kata-kata yang mengarah pada tidak bersyukur. Yang harus diingat innallaha la yukhliful miad Allah itu gak akan php percaya deh, emang manusia PHP (wah ini bukan pengalaman yah) hhe, jadi kita jangan sok tau kalau yang kita minta itu hal yang terbaik buat hidup kita innalaha alamu mala talamun. Jadi yang belum terkabul doanya jangan kalau jangan hawatir, check re check dulu siapa tau dosa kita yang ngalangin terkabul nya doa,, yang diputusin pacarnya juga jangan galau nanti ada gantinya yang lebih baik ok, And the last ikutilah jalan yang telah Allah berikan kepada kita dengan ikhlas, tapi bukan pasrah tanpa ada perjuangan/ ikhtiar dulu yah. Saya ikhlas nilai saya jelek sudah takdir Allah padahal gak belajar-belajar acan, itu mah namanya maless coyy bukan ikhlas dan ridho,.. oke yang terakhir deh (perasaan dari tadi yang terakhir mulu wkwk), ini beneran yang terakhir deh Allah tidak akan memberi apa yang kita minta, tetapi Allah memberikan apa yang kita butuhkan Keep smile, keep spirit. Mari kita jadi orang yang Sufi but Funky hehe (asa

judul buku) haha. Mudah-mudahan hidup kita barokah (ziyadatul fil khoir) hee,,, oke guys sampai sini dulu nanti di lanjut lagi yaaaa,, mudah-mudahan aminn

Anda mungkin juga menyukai