Anda di halaman 1dari 14

KEBUTUHUAN GIZI MENOPAUSE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Gizi dan Terapi Diet

Oleh : AAM ABDUSSALAM 09SP277001

PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIAMIS 2013

KEBUTUHAN GIZI MENOPOUSE I. Latar Belakang Ilmu gizi merupakan ilmu yang relatif baru. Pengakuan pertama ilmu gizi sebagai ilmu yang berdiri sendiri terjadi pada tahun 1926, ketika Mary Swarte Rose dikukuhkan sebagai Profesi Ilmu Gizi pertama di Universitas Colombia, New York, Amerika Serikat. Namun, perhatian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan makanan sesungguhnya sudah terjadi sejak lama. Awalnya kata menopause berarti dari bahasa Yunani yang berarti bukan dan penghentian sementara. Berdasarkan definisinya, kata menopause berarti masa istirahat. Namun secara linguitik, istilah yang lebih tepat adalah menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi. Menopause adalah masa berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45-50 tahun, atau masa berhentinya haid sama sekali. Menopause berarti pula berhentinya secara fisiologis siklus haid yang berkaitan dengan tingkat lanjut dari otak dan sel telur. Disini akan dijelaskan mengenai prinsip gizi pada masa menopause. Dan bagaimana untuk mengurangi kekhawatiran para ibu-ibu telah mencapai menopause untuk tetap menjaga kesehatan mereka. II. Tujuan a. Mengetahui tentang ciri-ciri menjelang menopause. b. Memahami pengertian tentang menopause. c. Mengetahui prinsip diet pada usia menopause. d. Mengetahui beberapa upaya untuk menghadapi menopause. e. Mengetahui pengertian mengenai gizi. III. Konsep Menopause A. Pengertian Menopause

Menopause adalah berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antra usia 45-50 tahun, atau masa berhentinya haid sama sekali. Kasdu (2004) mendefinisikan menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti, men dan pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Rahman (1995), mengatakan menopause terjadi pada usia menjelang 50 tahun yang ditandai dengan berhentinya haid terakhir dari uterus yang dipengaruhi oleh hormon-hormon dari otak dan sel-sel telur. Drajat (1994) mendefinisikan menopause sebagai peralihan masa reproduksi ke masa non reproduksi (tua) dimana kemampuan alat-alat reproduksinya mulai menurun yang disebabkan berkurangnya hormon estrogen dan progesteron yang mulai memegang peranan sangat penting dalam berbagai aktivitas tubuh. Baziad (2002) menyebutkan menopause sebagai pendarahan rahim yang masih diatur oleh fungsi hormon indung telur. Istilah menopause digunakan untuk mengatakan suatu perubahan hidup dan pada saat itulah wanita mengalami periode terakhir masa haid. Menopause adalah saat dimana tidak ada telur yang masuk lagi sehingga tidak direproduksi oleh indung telur, maka wanita itu tidak dapat hamil lagi (Rahman, 1995). Menurut Takesihaeng (2000) masa menopause adalah keadaan dimana seseorang berhenti dari masa haidnya selamanya. Menopause berarti berakhir dari kesuburan dan peralihan menjadi seorang wanita tua, pada suatu masa menopause berarti akhir daya tarik seksual dan dalam beberapa masyarakat primitif masih diartikan sebagai penurunan pada wanita tua yang dianggap netral secara seksual. Secara singkat dapat dikatakan bahwa menopause merupakan suatu proses peralihan dari masa produktif menuju perubahan secara perlahan-lahan ke masa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia.

B. Fase akhir dalam kehidupan wanita setelah masa reproduksi berakhir disebut klimakterium yang berlangsung bertahap. a) Premenopause Premenopause yaitu fungsi reproduksinya menurun, sampai timbul keluhan atau tanda-tanda menopause. b) Perimenopause Perimenopause yaitu periode dengan keluhan memuncak dengan

rentangan 1-2 tahun sebelum dan 1-2 tahun sesudah menopause. Pada masa ini menopause masih berlangsung. c) Postmenopause Postmenopause yaitu masa setelah perimenopause sampai senilis. C. Ciri-ciri Menopause (Akibat Hilangnya Estrogen) a. Raasa panas ditandai dengan kemunduran kulit yang ekstrem. b. Gelisah, letih, dan ansietas. c. Penurunan kekuatan pada tulang seluruh tubuh. d. Peningkatan tekanaan darah. D. Perubahan Menjelang Menopause a. Perubahaan kejiwaan menjelang menopause b. Merasa tua. c. Merasa tidak menarik lagi. d. Merasa tertekan karena takut menjadi tua. e. Mudah tersinggung. f. Mudah kaget sehingga jantung berdebar. g. Takut tidak dapat memenuhi kebutuhan sexual suami.

h. Rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. i. Keinginan sexual menurun dan sulit mencapai orgasme. j. Merasa sudah tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu. k. Merasa memberatkan keluarga dan orang lain. E. Perubahan fisik menjelang menopause a. Kulit menjadi kendor (lemak bawah kulit mengendor). b. Kulit mudah terbakar sinar matahari (timbul pigmentasi dan menjadi hitam). c. Timbul bintik hitam pada kulit. d. Kulit kering dan keriput (kelenjar kulit kurang berfungsi). e. Metabolisme tubuh menurun (menurunya pengeluaran hormon tiroksin dan insulin, pembakaran dan keperluan tubuh). f. Kemampuan mereabsorpsi sari makanan semakin berkurang (sering terjadi obstipasi). g. Liang senggama terasa kering. h. Kepuasan berkemih dan buang air besar semakin berkurang. i. Tulang mengalami deklasifikasi (pengapuran). F. Macam-macam Gejala Menopause, antara lain : a) Keluhan vasomotor (yang berhubungan dengan pembuluh darah) Hot Hushes (semburan panas tiba-tiba di wajah, leher dan dada). Night Sweats (keringat berlebihan pada malam hari). b) Atrofi urogenital (penipisan mukosa vagina). Hal ini menimbulkan akibat lanjut berupa kekeringan liang vagina, sehingga saat berhubungan suami istri terasa sakit dan terjadi penurunan libido. c) Perubahan pola haid. Biasanya haid menjadi tidak teratur.

Hanya 10% wanita yang langsung tidak mendapat haid sama sekali. d) Gejala lain (dianggap sebagai gejala psikis dan sosio budaya), misalnya depresi, sakit kepala. Gejala lain yang timbul merupakan manifestasi dari rendahnya hormon estrogen, berupa kulit kering dan mulai keriput, payudara kendur, timbunan lemak (terutama di pinggul), gangguaan mood, penurunan libido, dan sebagainya. Dalam jangka panjang, menopause meningkatkan resiko osteoporosis dan penyakit jantung koroner. G. Beberapa Upaya dalam Menghadapi Menopause Dengan persiapan diri yang prima akan menopause (dengan cara mengkonsumsi suplemen yang kaya fitoestrogen, olahraga teratur, diet seimbang dengan gizi cukup serta menjaga pikiran tetap positif), maka anda dapat melewati masa menopause tanpa rasa takut dan tetap tampil cantik dan sehat. a) Konsumsilah sumber fitoestrogen Kulit halus, rambut indah, dan payudara kencang, tidak hadir dengan sendirinya. Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi keadaan tersebut, yaitu hormon estrogen. Adapun pemenuhan hormon estrogen untuk keburuhan tubuh kita pada masa menopause. Telah terdapat alternatif sulih hormon yang tepat dan aman untuk digunakan, yakni fitoestrogen. Fitoestrogen merupakan hormon estrogen, terdapat dalam polong-polongan (kacang kedelai), padi-padian, sebagian besar sayuran dan buahan, fitoesttrogen dapat meredakan keluhan-keluhan menopause secara bermakna, jika dikonsumsi sesuai dengan dosis rekomendasi dan dalam jangka lama. Fitoestrogen yang terdapat dalam kedelai, yakni dianjurkan untuk dikonsumsi sebesar 30-50 mg/hari. Yang pasti jumlah ini diperoleh dari asupan kedelai yang

dikonsumsi dengan segala produk olahanya (tempe, tahu, susu kedelai, kecap dalam jumlah cukup besar). Selain dapat mengurangi resiko terjadinya osteoporosis, penyakit jantung koroner, stroke dan kepikuan, juga mencegah kanker payudara maupun rahim. b) Olah raga Olah raga akan meningkatkan kebugaran dan kesehatan seseorang. Di masa menopause, kebiasaan ini juga membawa dampak positif. Adapun olah raga yang sesuai untuk wanita menopause sebagai berikut : Jalan cepat, lakukan secara bertahap dan meningkat seiring dengan intensitas latihan lain. Senam bagi wanita di atas usia 40 tahun, dilanjutkan untuk melakukan senam aerobik (tidak termasuk high impact) atau senam osteoporosis. Berenang (Renang adalah olah raga yang cepat membakar lemak serta mengurangi cedera otot).

IV.

Prinsip Gizi Pada Usia Menopause Makanan yang dibutuhkan dalam masa menopause ini sebenarnya tidak terlalu banyak. Pola makanannya juga tidak boleh sama seperti saat usia 30-40 tahun. Karena kebutuhan nustrisinya jelas berbeda dan dapat dipastikan kelebihan sehingga nantinya akan disimpan dalam bentuk lemak, pada bokong, payudara dan perut. Makan makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktor-faktor seperti berat badan, tinggi badan, usia dan aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia dewasa. A. Menu Diit pada Usia Menopause

Jenis zat gizi yang harus diperhatikan adalah : a) Karbohidrat Karbohidrat merupakan zat gizi yang dikonsumsi dalam presentase paling besar dalam menu makanan sehari-hari yaitu mencapai 55%, bahkan lebih dari keseluruhan kalori, jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah karbohidrat komplek, seperti bijibijian utuh (wholegrain), roti dan pasta (macaroni dan spageti), kacang-kacangan, nasi, sayuran, dan buah-buahan. Kurangi makanan yang banyak mengandung gula serta batasi karbohidrat sederhana. Perbanyak makanan berserat. b) Protein Kurangi konsumsi protein anda hingga tidak lebih dari 15% dari jumlah kalori anda. Dapatkan lebih banyak protein dari sumber nabati dan kurangi sumber hewani. c) Lemak Jumlah lemak yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah berkisar 20%-30% dari seluruh jumlah kalori. Hindari/batasi penggunaan lemak asal hewani yang tinggi kandungan asam lemak jenuh dan gunakan lemak asal kacang-kacangan serta bijibijian yang lebih banyak kandungan asam lemak tak jenuh. d) Vitamin dan mineral Terdapat beberapa vitamin dan mineral yang perlu diperhatikan secara khusus asupannya setiap hari karena berperan penting pada masa menopause. Vitamin D merupakan vitamin yang penting pada masa menopause, karena vitamin D meningkatkan absorpsi (penyerapan) kalsium yang juga merupakan mineral penting dalam mempertahankaan kekuatan tulang. Dianjurkan agar dapat

mengkonsumsi kalsium disertai dengan vitamin D untuk pencegahan osteoporosis. Asupan kalsium sebesar 1000-1200 mg dan 500 /g vitamin D per hari dapat meningkatkan efektivitas kalsim dan melindungi tulang terhadap osteoporosis.

Makanan berbagai sumber macam sayuran dan buah-buahan setiap hari, susu, produk susu, brokoli, dan sayuran berdaun hijau adalah sumber kalsium. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Nutrisi pada Menopause Ada beberapa faktor yang mempengaruhi status nutrisi pada wanita menopause diantaranya : Penurunan hormone Menurunya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, sehingga menimbulkan gangguan buang air besar misalnya sembelit. Redahnya hormon estrogen dan hormon paratiroid menyebabkan pengaapuran pada tulang (dekalsifikasi), artinya tulang kekurangan kalium sehingga keropos dan mudah patah. Menurunnya pengeluaran hormon insulin dan tiroksin menyebab-kan perubahan pada metabolisme tubuh. Perubahan metabolisme, penurunan estrogen, serta menurunnya pengeluaran hormon paratiroid menyebabkan perubahan sistem jantung dan pembuluh darah. Gizi Gizi seimbang sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh baik untuk energi, penambahan kalsium dan sebagainya. C. Terapi yang Dapat Dilakukan oleh Wanita Menopause Olah raga teratur dan hindari strees : Untuk mencegah gejala lebih awal dan meningkatkan kekuatan tulaag dengan jalan kaki, jogging, medetasi dan yoga. Konsumsi makanan kaya kalsium :

Untuk mengurangi pengeroposan dan patah tulang dengan asupan susu, keju, kacangkacangaan, serta roti. Terapi Sulih Hormone (TSH) : Tujuan dasar terapi ini untuk menggantikan estrogen yang hilang agar jangka panjang dan pendek dapat teratasi. Makan buah-buahan dan sayuran : Pepaya, kedelai, bengkoang dan terong yang banyak mengandung zat antioksidan pencegah penuaan dan serangan radikal bebas. Mengandung vitamin B1, B6, B12, asam Folat, serta vitamin E dan A. Ada juga selenium pada golongan mineral, isofalvon, dan karetonoid. Kurangi asupan kafein : Untuk mempercepat penyerapan kalsium dengan menghindari kopi, teh, minuman soda, dan alkohol. Jauhi rokok : Menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan rentan osteoporosis.

V.

Kesimpulan Dengan mengetahui tentang prinsip gizi pada usia menopause maka akan diketahui tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk melewati masa menopause tanpa rasa takut dan tetap tampil cantik dan sehat. Pada saat tubuh menjadi tua, umumnya seseorang akan memilki/ mengalami keluhan atau gangguan. Oleh karena itu penting mengurangi/tidak mengkonsumsi bahan-

bahan yang tidak baik bagi penyakit atau tubuh di masa tua sehingga tidak memicu penyakit atau menurunkan kondisi kesehatannya. Menopause merupakan masa dimana berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia 45-50 tahun atau masa berhentinya haid sama sekali. Pada usia menopause ini akan terjadi perubahan-perubahan fisik dan juga psikologi sehingga perlu suatu persiapan untuk melewati masa menopause ini agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena pada masa ini, kebanyakan wanita akan merasa tertekan, dengan keberadaannya dan kadang juga sering tersinggung, merasa tidak berguna, serta banyak gejala-gejala lain yang membuatnya merasa tidak nyaman. Makan makanan yang sehat dan sesuai kebutuhan merupakan pendukung untuk hidup lebih berkualitas pada wanita menopause. Kebutuhan kalori dan zat-zat gizi pada wanita menopause yang dianjurkan adalah sesuai kebutuhan yang memperhatikan faktorfaktor seperti berat badan, tinggi badan, usia dan aktifitas. Yang jumlah umumnya lebih rendah dibandingkan kebutuhan pada usia dewasa.

DAFTAR PUSTAKA Agus M. Hardjana, 2000. Tubuh Wanita Modern. Arcaan, Jakarta. Baziad, A. 2002. Seputar masalah menopause. www.klinik_perempuan.com. [08 September 2010]. Bintang.Kasdu. 2004. Kiat sehat & bahagia di usia menopause. Puspaswara. Jakarta: Gramedia. Drajat Z. 1994 Menghadapi Masa Menopause, Mendekati Usia Tua. Jakarta: Bulan Drs. H. Syaifuddin, A.Mk,. 2006. Anatomi Fisiologi. EGC, Jakarta. Mary Courtney Moore, 1997. Terapi Diet dan Nutrisi. Hipokrates, Jakarta. Potter dan Perry, 2005. Fundamental Keperawatan Volume 2. EGC, Jakarta. Rahman I.A. 1995. Perubahan tubuh menjelang menopause & gejala serta tanda-tanda yang menyertainya. Dalam simposium sehari masalah seputar menopause serta

penanggulangan bagi wanita yang aktif. Jakarta: Levin, 5 Fak. Kedokteran. Universitas Indonesia. Rumdasih, Yuyun, Heryati, Ester, Monika, 2004. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta. Sunita Al Matsier, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Takesihaeng J. 2000. Hidup sehat bagi wanita. Jakarta: Gramedia.

LAMPIRAN Gambar-Gambar Gizi dan Siklus Menopause

Anda mungkin juga menyukai