Anda di halaman 1dari 3

Pencegahan Penularan Penyakit Kusta Hingga saat ini tidak ada vaksinasi untuk penyakit kusta.

Dari hasil penelitian dibuktikan bahwa kuman kusta yang masih utuh bentuknya, lebih besar kemungkinan menimbulkan penularan dibandingkan dengan yang tidak utuh. Jadi faktor pengobatan adalah amat penting dimana kusta dapat dihancurkan, sehingga penularan dapat dicegah. Disini letak salah satu peranan penyuluhan kesehatan kepada penderita untuk menganjurkan kepada penderita untuk berobat secara teratur. Pengobatan kepada penderita kusta adalah merupakan salah satu cara pemutusan mata rantai penularan. Kuman kusta diluar tubuh manusia dapat hidup !"!# jam dan ada yang berpendapat sampai $ hari, ini tergantung dari suhu dan cuaca diluar tubuh manusia tersebut. %akin panas cuaca makin cepatlah kuman kusta mati. Jadi dalam hal ini pentingnya sinar matahari masuk ke dalam rumah dan hindarkan terjadinya tempat"tempat yang lembab. &da beberapa obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta. 'etapi kita tidak dapat menyembuhkan kasus"kasus kusta kecuali masyarakat mengetahui ada obat penyembuh kusta, dan mereka datang ke Puskesmas untuk diobati. Dengan demikian penting sekali agar petugas kusta memberikan penyuluhan kusta kepada setiap orang, materi penyuluhan kusta kepada setiap orang, materi penyuluhan berisikan pengajaran bahwa ( a. &da obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta b. )ekurang"kurangnya #* + dari semua orang tidak mungkin terkena kusta c. ,nam dari tujuh kasus kusta tidaklah menular pada orang lain d. Kasus"kasus menular tidak akan menular setelah diobati kira"kira - bulan secara teratur e. Diagnosa dan pengobatan dini dapat mencegah sebagian besar cacat fisik TINJAUAN KEPUSTAKAAN .itiligo Djunaedi Hidayat Rumah Sakit Kusta Sitanala, Tangerang .itiligo adalah kelainan pigmentasi kulit, seringkali bersifat progresif dan familial yang ditandai oleh makula hipopigmentasi pada kulit yang asimtomatik /0, ,12 . )elain kelainan pigmentasi, tidak dijumpai kelainan lain pada kulit tersebut /0,!,32 . Kata vitiligo berasa dan bahasa lain vitellus yang berarti anak sapi, karena kulit penderita berwarna putih seperti kulit anak sapi yang berbercak putih /12 . 4stilah vitiligo mulai diperke" nalkan oleh 5elsus, seorang dokter 6omawi pada abad ke" Di seluruh dunia insidensnya rata"rata 0+ /*,0!#,#+2 / ,$2 . Penyakit ini dapat mengenai semua ras dan kedua jenis kelamin dengan perbedaan yang tidak bermakna /12 . )edangkan menurut Domonkos /07# 2, penyakit ini lebih sering diderita oleh orang kulit berwarna dan biasanya dengan derajat yang lebih berat /32 . Penyakit dapat terjadi sejak lahir sampai usia lanjut dengan frekuensi tertinggi pada usia 0*1* tahun /0, ,1,32 . %enurut statistik di &merika )erikat 3*+ dan penderita vitiligo mulai timbul pada usia sebelum * tahun dan 3+ pada usia di bawah # tahun /12 . Penyebab vitiligo yang pasti belum diketahui, diduga suatu penyakit herediter yang diturunkan secara autosomal domi" nan /0, ,1,32 . Dari penyelidikannya, 8erner /07372 melaporkan 1#+

penderita vitiligo mempunyai keluarga yang menderita vitiligo, sedangkan ,li "%ofty /07-#2 menyebut angka 13+ /-2 . 9eberapa faktor pencetus terjadinya vitiligo antara lain / ,12 ( 02 :aktor mekanis Pada 0*$*+ penderita vitiligo timbul lesi setelah trauma fisik, misalnya setelah tindakan bedah atau pada tempat bekas trauma fisik dan kimiawi. 2 :aktor sinar matahari atau penyinaran ultra violet & Pada $03+ penderita vitiligo timbul lesi setelah terpajan sinar matahari atau ;. & dan ternyata $*+ lesi pertama kali timbul pada bagian kulit yang terpajan. 12 :aktor emosi<psikis Dikatakan bahwa kira"kira *+ penderita vitiligo berkem" bang setelah mendapat gangguan emosi, trauma atau stres psikis yang berat. !2 :aktor hormonal Diduga vitiligo memburuk selama kehamilan atau pada penggunaan kontrasepsi oral. 'etapi pendapat tersebut masih diragukan. PATOGENESIS %asih sedikit yang diketahui tentang patogenesis vitiligo, sehingga patofisiologi penyakit ini masih menjadi teka" teki )ampai saat ini terdapat 1 hipotesis klasik patofisiologi vitiligo yang dianut, yang masing"masing mempunyai kekuatan dan ke" lemahan yaitu /0"32 ( ! Hi"#tesis aut#sit#ksik Hipotesis ini berdasarkan biokimiawi melanin dan pre" kursornya. Dikemukakan bahwa terdapat produk antara dari biosintesis melanin yaitu monofenol atau polifenol. )intesis produk antara yang berlebihan tersebut akan bersifat toksik ter" hadap melanosit. 8erner /07372 mengemukakan bahwa me" lanosit normal mempunyai proteksi terhadap proses tersebut, sedangkan pada penderita vitiligo mekanisme proteksi ini labil, sehingga bila ada gangguan, produk antara tersebut akan me" rusak melanosit dan akibatnya terjadi vitiligo /0,12 . Hal ini secara klinis dapat terlihat lesi banyak dijumpai pada daerah kulit yang mengandung pigmen lebih banyak /berwarna lebih gelap2. Juga hal ini dapat terjadi pada pekerja"pekerja industri karet, plastik dan bahan perekat karena banyak berkontak dengan bahan fenol dan katekol /12 . $! Hi"#tesis neur#hu%#ral Hipotesis ini mengatakan bahwa mediator neurokimiawi seperti asetilkolin, epinefrin dan norepinefrin yang dilepaskan oleh ujung"ujung saraf perifer merupakan bahan neurotoksik yang dapat merusak melanosit ataupun menghambat produksi melanin. 9ila =at"=at tersebut diproduksi berlebihan, maka sel Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997 33 melanosit di dekatnya akan rusak. )ecara klinis dapat terlihat pada vitiligo segmental satu atau dua dermatom, dan seringkali timbul pada daerah dengan gangguan saraf seperti pada daerah paraplegia, penderita poli" neuritis berat /12 . 12 Hipotesis imunologik .itiligo merupakan suatu penyakit autoimun> pada pen" derita dapat ditemukan autoantibodi terhadap antigen sistem melanogenik, yaitu autoantibodi anti melanosit yang bersifat toksik terhadap melanosit. Dari hasil"hasil penelitian terakhir, tampaknya hipotesis imunologik yang banyak dianut oleh banyak ahli

/ ,#2 . Hal ini di" sokong dengan kenyataan bahwa insidens vitiligo meningkat pada penderita penyakit autoimun / ,1,-2 , yaitu antara lain ( penya" kit kelenjar tiroid, alopesia areata, anemia pernisiosa, anemia hemolitik autoimun, skleroderma, artritis rheumatoid /0, ,!,32 . K&ASI'IKASI 9ermacam"macam klasifikasi dikemukakan oleh beberapa ahli. Koga /07$$2 membagi vitiligo dalam golongan yaitu /12 ( 02 .itiligo dengan distribusi sesuai dermatom. 2 .itiligo dengan distribusi tidak sesuai dermatom. 9erdasarkan lokalisasi dan distribusinya, %osher /07#$2 membagi menjadi / ,12 ( 02 'ipe lokalisata, yang terdiri atas( a2 9entuk fokal ( terdapat satu atau lebih makula pada satu daerah dan tidak segmental. b2 9entuk segmental ( terdapat satu atau lebih makula dalam satu atau lebih daerah dermatom dan selalu unilateral. c2 9entuk mukosal ( lesi hanya terdapat pada selaput lendir /genital dan mulut2. 2 'ipe generalisata, yang terdiri atas( a2 9entuk akrofasial ( lesi terd?pat pada bagian distal ekstre" mitas dan muka. b2 9entuk vulgaris ( lesi tersebar tanpa pola khusus. c2 9entuk universalis ( lesi yang luas meliputi seluruh atau hampir seluruh tubuh. Dapat pula terjadi bentuk"bentuk campuran atau bentuk" bentuk peralihan, misalnya dari bentuk lokalisata menjadi ben" tuk generalisata. (ANI'ESTASI)GA(*A+AN K&INIS %akula hipopigmentasi yang khas pada vitiligo berupa bercak putih seperti susu, berdiameter beberapa milimeter sam" pai sentimeter, berbentuk bulat, lonjong, ataupun tak beraturan, dan berbatas tegas. )elain hipopigmentasi tidak dijumpai ke" lainan lain pada kulit /0"!2 . Kadang"kadang rambut pada kulit yang terkena ikut menjadi putih. Pada lesi awal kehilangan pigmen tersebut hanya sebagian, tetapi makin lama seluruh pigmen melanin hilang /02 . 8esi vitiligo umumnya mempunyai distribusi yang khas. 8esi terutama terdapat pada daerah terpajan /muka, dada, bagian atas, punggung tangan2, daerah intertriginosa /aksila, lipat paha2, daerah sekitar orifisium /sekitan mulut, hidung, mata dan anus2, pada bagian ekstensor permukaan tulang yang menonjol /jari" jari, lutut, siku2, daerah tibia anterior, daerah sekitar puting susu dan umbilikus /0, ,1,!2 . Daerah mukosa yang sering terkena ter" utama genital, bibir dan gusi / 2 . Di samping itu dapatpula ditemukan bentuk"bentuk lain dari lesi vitiligo, antara lain /12 ( 02 'richome vitiligo ( vitiligo yang terdiri atas lesi berwarna coklat, coklat muda dan putih. 2 .itiligo inflamatoar( lesi dengan tepi yang meninggi erite" matosa dan gatal. 12 8esi linear. Diagnosis ditegakkan terutama berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis, dan ditunjang oleh pemeriksaan histopa" tologik serta pemeriksaan dengan lampu @ood /12 .

Pemeriksaan histopatologi lesi vitiligo menunjukkan tidak dijumpainya melanosit dan granul melanin di epidermis> pe" warnaan perak atau reaksi dopa, memberi hasil negatif. Pada pe" meriksaan dengan mikroskop elektron terlihat hilangnya mela" nosit /72 , sedangkan pada tepi lesi sering dijumpai melanosit yang besar dengan prosesus dendritikus yang panjang> beberapa pe" nulis menjumpai infiltrat limfositik di dermis /0*2 . Pada lesi awal atau tepi lesi masih dapat dijumpai beberapa melanosit dan granul melanin /0*2 . Pada pemeriksaan dengan lampu @ood, lesi vitiligo tampak putih berkilau dan hal ini berbeda dengan kelainan hipopigmen" tasi lainnya /12 . PENATA&AKSANAAN Karena penyebab dan patogenesisnya masih banyak yang belum diketahui, sampai sekarang pengobatan vitiligo masih bersifat nonspesifik /#2 . Pernah pula dilaporkan regresi spontan, tetapi persentasinya sangat kecil /$,#2 . 9eberapa cana dan usaha yang dilakukan untuk mengatasi" nya, yaitu /002 ( 02 Psoralen dan ;.& :otokemoterapi dengan psoralen dan radiasi ultraviolet natural atau artifisial masih dianggap sebagai pengobatan dengan hasil yang cukup baik /#2 . Psoralen untuk mengobati vitiligo sudah dipakai sejak =aman %esir kuno dan 4ndia /0 2 . Psoralen yang sering dipakai adalah #"metoksipsoralen atau trimetil psoralen> hasilnya sangat bervariasi. Hal ini disebabkan oleh variasi absorpsi obat yang besar pada tiap individu /012 . Psoralen dapat dipakai secara topikal atau sistemik. 9ila lesi meliputi daerah yang luas /lebih dari * 3+ luas permukaan kulit tubuh2, psoralen sistemik dapat dipakai /$2 > metode ini di" anggap memberi harapan untuk timbulnya repigmentasi /0!2 . 9ila #"metoksipsoralen yang dipakai, dosisnya *,1 mg per kilogram berat badan. Abat dimakan jam sebelum dijemur sinar mata hari. Pajanan sinar matahani dapat dimulai dengan lama 3 menit dan dapat diperpanjang 3 menit tiap kali pengobatan. )ebaiknya jangan dijemur lebih dari 1* menit per tempat. ;mumnya re" pigmentasi dimulai setelah 1* sampai 3* kali pengobatan. 6epigmentasi dimulai sebagai bintik"bintik sekitar folikel ram" but dan meluas secara perlahan dan berkonfluensi /72 . Pada pemakaian psoralen secara topikal, penderita harus di" peringatkan untuk mencuci obat setelah pemakaian dan se" Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997 34 lanjutnya melindungi kulit dan pajanan sinar matahari /-2 . %ekanisme kerja obat ini masih belum diketahui dengan Pasti /$2

. %enurut Artonne /07$-72 psoralen dan sinar ultraviolet & akan merangsang mitosis melanosit pada folikel rambut dan melanosit tersebut akan bermigrasi ke daerah lesi. )edangkan Bordlund /07# 2 mengatakan bahwa psoralen tidak secara langsung merangsang pertumbuhan sel"sel melanosit, tetapi merusak beberapa bahan penghambat atau sel di epidermis yang bertanggung jawab terhadap pemusnahan sel"sel melanosit /032 . Honigsmann /07#$2 mengatakan bahwa repigmentasi timbul ka" rena stimulasi peningkatan jumlah melanosit fungsional, hiper" trofi melanosit, aktivitas tirosinase dan mempercepat migrasi melanosit dan adneksa kulit /0!2 . Pengobatan tersebut digunakan secara terus menerus selama memberi hasil yang cukup baik, yaitu timbulnya repigmentasi yang dimulai dan folikel rambut yang makin lama makin me" lebar dan berkonfluensi. Pada pengobatan dengan P;.&, pen" derita harus sanggup menjalani 0** sampai 1** kali pengobat" an / 2 . Pengobatan sebaiknya dihentikan bila selama 1 bulan tidak terjadi repigmentasi /$,72 . $! K#rtik#ster#id Pemakaian kortikosteroid topikal pada vitiligo berdasarkan pada hipotesis autoimun. Kumani /07#!2 menggunakan klobe" tasol propionat *,*3+ dengan hasil yang cukup baik /0-2 . Pernah pula dilaporkan penggunaan triamsionolon asetonid *,0+ intra" lesi atau betametason 0$ valerat *,0+ secara topikal /72 . Pada kasus yang dini pemberian kortikosteroid intralesi efektif pada 3*+ penderita dan penggunaan kortikosteroid topmkal dapat mencegah perkembangan lebih lanjut. 9iasanya diperlukan ter" api yang lama dan adanya efek samping akibat pemakaian steroid yang lama menyebabkan pemakaiannya terbatas / ,002 . ,! 'lu#r#urasil ;ntuk menimbulkan pigmentasi pada lesi, dapat dipakai fluorourasil secana topikal. Pemakaian fluorourasil tersebut di" lakukan secara tertutup di atas kulit yang telah diepidermabrasi. Pada kulit yang erosif tersebut dioleskan krim fluorourasil 3+ dan ditutup dengan bahan polietilen untuk jangka waktu ! jam. 5ara pengobatan ini dihentikan setelah aplikasi sebanyak $0* kali. )alah satu hipotesis mengatakan bahwa fluorourasil juga mengakibatkan kolonisasi melanosit di epidermis yang kemudi" an bermigrasi ke daerah lesi sewaktu proses epitelisasi /12 . -! .at /arna Karena vitiligo mengganggu penampilan seseorang maka dapat dipakai =at wanna topikal sebagai kamuflase /002 . 9eberapa kosmetik kamuflase dapat dipakai dan yang banyak terdapat di 4ndonesia antara lain Dermablend Co er !ream, Derma Color Co er Cream, Co ermark Co er Cream dan lain"lain /0$2 . 0! &ain1lain a2 'ehnik bedah( C tandur kulit<epidermis /0#2

. C in itro !ultured e"idermal auto gra#t bearing melano!$tes /072 b2 &kupunktur Diperkirakan akupunktur memberikan efek stimulasi ter" hadap melanosit, perbaikan mikrosirkulasi, peningkatan respons imunitas dan efek regulasi fungsi organ / *2 . c2 %onoben=il hidrokuinon adalah bahan pemutih yang mem" berikan efek samping vitiligo. Abat ini dapat menyebabkan ke" rusakan melanosit dan biasanya dipakai pada vitiligo yang sangat luas, sehingga sisa kulit yang normal diputihkan seluruhnya. 9iasanya dipakai dalam bentuk krim dengan konsentrasi "!+ / 02 . 5ara pengobatan di atas memang memerlukan waktu yang lama, pengobatan biasanya memerlukan waktu 0# bulan sampai tahun /$2 . )elain itu setiap penderita vitiligo perlu menggunakan tabir cahaya / 2 , karena dosis eritematosa minimal /%,D2 kulit penderita vitiligo lebih rendah dari orang normal / 12 . 9iasanya dipakai tabir cahaya dengan sun protective factor /)P:2 03 / 2 . ,fek psikososial vitiligo juga tidak boleh dilupakan. 'iap penderita memerlukan dukungan psikologis, lebih"lebih bila terdapat hambatan sosial atau psikis / 1, !2 . .itiligo bukan penyakit yang membahayakan kehidupan, tetapi prognosisnya masih meragukan dan bergantung pula pada kesabaran dan kepatuhan pen derita terhadap pengobatan yang diberikan. KEPUSTAKAAN
1. Lorincz AL. Disturbances of melanin pigmentation. In Moschella SL & Hurley Hi (e s.!" Dermatology. #ol. II. $n e . %hila elphia& '(. Saun ers )o. 1*+," 1$*$-.. $. Mosher D(& /itzpatric0 1(& 2rtonne 3%& Hon 4. Disor ers of pigmentation. In /itzpatric0 1( et al. (e s.!" Dermatology in general me icine. 5 r e . 6e7 4or0& Mc8ra7 Hill (oo0 )o. 1*+9" +1:$1. 5. Achyar ;4. <elainan-0elainan hipopigmentasi an =itiligo. Dalani Sugito 1L ic0. (e s.! " <elainan pigmentasi 0ulit an penanggulangannya (Sim posium!. 3a0arta& %AD#I 3aya. 1*++ " >.-.:. >. Mosher D(& %atha0 MA& /itzpatric0 1(. #itiligo " etiology pathogenesis& iagnosis an treatment. In /itzpatric0 1( et al. (e s.!" ?p ate" Demiato logy in general me icine. 6e7 4or0& Mc8ra7 Hill (oo0 )o. 1*+5 $:,,,. ,. Domon0os A6& Arnol HL& 2 om ;(. An re7s iseases of the s0in. 9 th e . %hila elphia& '(. Saun ers )o. 1*+$" 1:,9*. .. Mc(urney @l. #itiligo. )linical picture an pathogenesis. Arch Dermatol 1*9*A 15*" 1$*,9. 9. Symposium. Management of =itiligo in chil ren. %e Dermatol 1*+.A 5B." >*+,1:. +. 2rtonne 3%. #itiligo. In 2rfanos )@ et al. (e s.! " Dermatology in fi=e continents. %rocee ing of the C#II 'orl )ongress of Dermatology. (erlin& Springer-#erlag. 1*++ " $1:9. *. <u0ita A. 2n =itiligo =ulgaris. In 1ham S6 etal. (e s.! " %rocee ings of the Dermatological Society of Singapore. Singapore& Dermatological Society of Singapore. 1*+9" 1.*. 1:. Le=er '/& Schaumburg-Le=er 8. Histopathology of the s0in. .th e %hila elphia& 3(. Lippincott )o. 1*+5 " >>1$. 11. 6asution D. %enanggulangan 0elainan hipopigmentasi an =itiligo. DaI7a Sugito 1L ic0. (e s! " Masalah pigmentasi 0ulit an penanggulangannya (Simposiuni!. 3a0arta& %AD #I 3aya. 1*++ " .1-.. 1$. 1o es-1aylor 6& Abel @A. )oD A3. 1he occurence of =itiligo after psora lens an ultra=iolet A therapy. 3 Am Aca Dermatol 1*+5A *B>" ,$.5$. 15. %arrish 3A& /itzpatric0 1(& Shea )& %atha0 MA. %hotochemotherapy of =itiligo. Arch Dermatol 1*9.A 11$" 1,51>. 1>. Honigmann H& 'olff < /itzpatric0 1(& %atha0 MA& %arrish 3A. 2ral photochemotherapy 7ith psoralens an ?#A (%4#A!" principles an

practice. In /itzpatric0 1(. et al. (e s.!" Dermatology in general me icine. 5r e . 6e7 4or0& Mc8ra7 Hill (oo0 )o. 1*+9" 1,55,+. 1,. 6or lun ii& Lerner A(. #itiligo. It is important. Arch Dermatol 1*+$A 11+",+. Cermin Dunia Kedokteran No. 117, 1997 35 1.. <umari 3. #itiligo treate 7ith topical clobetaso3 propionate. Arch DerniatoE 1*+>A 1$:" .51,. $1. Han o0o ;%. %enanggulangan 0elainan hiperpignientasi an melasma. Dalam Sugito 1L 00. (e s!. Masalab pigmentasi 0ulit an penanggulang annya (Simposium!. 3a0arta& %AD#I 3aya. 1*++ " >:,. 19. <usuma e7i. <aniuflase esteti0 0elainan pigmentasi 0ulit. Dalam Sugito 1L 00. (e s.! " Masalah pigmentasi 0ulit an penanggulangannya (Simposium!. 3a0arta& %AD #I 3aya. 1*++ " +:*. $$. 'i o o 3. 1abirsurya an apli0asi pa a 0elainanpigmentasi 0ulit. Dalam Sugito 1L 00. (e s.!. Masalah pigmentasi 0ulit an penanggulangannya (Simposium!. 3a0arta& %AD#I 3aya. 1*++ " *+1:9.

'inea .ersikolor /panu2 D,:4B4)4 'inea .ersikolor adalah suatu infeksi jamur yang menyebabkan timbulnya bercak"bercak putih sampai coklat muda pada kulit. P,BD,9&9 'inea versikolor merupakan suatu infeksi yang agak sering terjadi /terutama pada dewasa muda2, yang disebabkan oleh jamur %$tiros"orum orbi!ulare. Jamur ini agaknya merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia dan hanya menimbulkan gangguan pada keadaan"keadaan tertentu. 9agian tubuh yang sering terkena adalah punggung, lengan atas, lengan bawah, dada dan leher. 8ebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dan berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran keringat. E,J&8& 'inea versikolor jarang menyebabkan nyeri atau gatal" gatal, tetapi menimbulkan bercak"bercak putih di kulit. Arang yang secara alami memiliki kulit yang gelap akan memiliki bercak"bercak terang<pucat, sedangkan orang yang secara alami memiliki kulit kuning langsat akan memiliki bercak yang lebih gelap. 9ercak"bercak ini sering ditemukan di dada atau punggung dan bisa sedikit bersisik. 8ama"lama beberapa bercak kecil akan bergabung membentuk bercak yang lebih besar. (akalah (ikr#2i#l#gi PENDAHU&UAN :ungi /jamur2 termasuk dalam phylum 'hallophyta. )ebagian besar hidup sebagai saprophytis dan sebagian kecil sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan manusia. :ungi mempunyai dinding sel dan inti yang jelas. Dapat berupa sel tunggal misalnya ragi atau terdiri atas banyak sel. Dang terdiri atas banyak sel, bentuknya memanjang berupa filament yang disebut hyphe. Hyphe ini ada yang berseptum ada yang tidak. 9ila hype ini terus tumbuh dan bercabang"cabang, terbentuklah tumbuhan yang disebut miselium. %iselium yang menonjol dari permukaan substrat disebut miselium aenal> miselium yang menembus ke dalam substrat dan yang mengabsorpsi =at makanan disebut miselium vegetatif. :ungi berkembang biak dengan jalan membelah diri, bertunas atau dengan spora. Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis systemic. %ikosis superficial, yaitu mikosis yang menyerang kulit, kuku dan rambut terutama disebabkan 1 genera jamur, yaitu trichophyton, microsporum ,pider mohyton. Dalam makalah ini akan dibahas penyakit yang menyerang kulit pada manusia, yaitu 'inea .ersicolor /panu2. Pengertian Tinea 3ersic#l#r 4Panu! 'inea .ersicolor adalah suatu infeksi jamur yang menyebabkan timbulnya bercak"bercak putih sampai coklat muda pada kulit, atau bercak putih kekuning" kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada dada, bahu, punggung, aFilla, leher dan perut bagian atas. 'inea .ersicolor merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur %alasse=ia :urfur. Jamur ini merupakan flora normal di kulit yang jumlahnya meningkat pada bagian kulit yang lembab akibat aktivitas kelenjar keringat yang meningkat. :aktor predis posisi yang memudahkan timbulnya panu /'inea .ersicolor2 adalah malnutrisi kehamilan, pemakaian obat steroid yang lama, obat kontrasepsi dan semua penyakit yang dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang. Panu /'inea .ersicolor2 dapat menyerang

semua umur tetapi umumnya pada remaja dimana produksi kelenjar keringat masih sangat tinggi. 'inea .ersicolor juga dapat mengenai kaki, punggung tangan dan wajah. Kelainan pada wajah biasanya ditemukan pada anak"anak. 9eberapa penyakit yang menyerupai panu /'inea .ersicolor2 adalah vitiligo, pityriasis alba, sebarrheic dermatitis, secondary syphilis, dan pithriasis rosea. Penye2a2 'inea .ersicolor merupakan suatu infeksi yang agak sering terjadi /terutama pada dewasa muda2, yang disebabkan oleh jamur pytirosporum orbiculae. Jamur ini agaknya merupakan bagian dari flora normal pada kulit manusia dan hanya menimbulkan gangguan pada keadaan"keadaan tertentu. 8ebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dan berhubungan dengan meningkatnya pengeluaran keringat. Gejala 'inea .ersicolor jarang menyebabkan nyeri atau gatal" gatal, tetapi menimbulkan bercak"bercak putih di kulit. Arang yang secara alami memiliki kulit yang gelap akan memiliki bercak"bercak teran<pucat, sedangkan orang yang secara alami memiliki kulit kuning langsat akan memiliki bercak yang lebih gelap. 9ercak"bercak ini sering ditemukan di dada atau punggung dan bisa sedikit bersisik. 8ama"lama beberapa bercak kecil akan bergabung membentuk bercak yang lebih besar. Diagn#sa Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala"gejalanya. 4nfeksi bisa terlihat lebih jelas dengan menggunakan sinar ultraviolet atau dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap kerokan kulit yang terinfeksi. Pencegahan )eseorang yang pernah menderita 'inea .ersicolor sebaiknya menghindari cuaca panas atau keringat yang berlebihan. %enjaga kebersihan badan dan pakaian serta menghindari penularan. Peng#2atan 9iasanya digunakan anti"ketombe, misalnya yang mengandung selenium sulfide 0+. )ampo ini dioleskan pada daerah yang terkena sebelum tidur atau dan dibiarkan semalaman, kemudian dibersihkan pada keesokan harinya. Pengobatan ini biasanya berlangsung selama 1 G ! malam. Jika terjadi iritasi kulit, sebaiknya waktu pemakaian sampo dibatasi selama *"-* menit atau diganti dengan obat lainnya. Abat lainnya yang digunakan untuk mengatasi 'inea .ersicolor adalah anti jamur clotrima=ole, ketocona=ole atau Bicona=ole. - Pengobatan & To"i!al '%engobatan luar( Pengobatan topical diberikan pada panu /'inea .ersicolor2 yang terbatas. Dan angka kekambuhan tinggi. Ketocona=ole shampoo )hampoo dengan kandungan ketocona=ale + digunakan setiap 1 hari dengan mengoleskan mulai dari bagian bawah kepala sampai ke paha. )hampoo harus dibiarkan selama 3 menit baru kemudian dibilas. )elenium sulfide suspension ,3+ /selsum2 Digunakan setiap hari selama $ hari berturut"turut didiamkan selama 0* menit kemudian dibilas dan biasanya #$+ telah mengalami penyembuhan selama minggu. &ntifungal topical 5ream atau salep yang mengandung %icona=ole, ketocona=ale, econa=ole, orciclopiroF olamine sangat ampuh untuk menghilangkan panu. 5ream ini dioleskan pada daerah yang terkena panu 0 G kali setiap hari selama G ! minggu. & )bat sistemik*oral 'diminum( Pengobatan ini diberikan pada pasien dengan panu yang luas diseluruh tubuh dan panu yang tidak berespon baik dengan pengobatan topical /luar2 serta terjadi kekambuhan yang berulang. 4traco=ole dengan dosis ** mg ! F sehari selama $hari akan memberikan kesembuhan sebesar #7+ pada ! minggu pengobatan. :lucona=ole dengan dosis 1** G !** mg dosis tunggal dan dapat diulang setelah minggu jika diperlukan. :lucona=ole dengan dosis 1** G !** mg dosis tunggal dan dapat diulang setelah minggu jika diperlukan. Ketocona=ole dosis tunggal !** mg. pasien disarankan untuk tidak mandi selama 0 jam sehingga memberi kesempatan terjadinya akumulasi obat dikulit. 'erbinafine dan griseofulun Jika panu sudah dapat dihilangkan, langkah yang penting adalah bagaimana mencegah timbulnya kembali panu tersebut /recurrent2. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan menggunakan ketocona=ole shampoo + atau selenium sulfide ,3+ sekali seminggu mulai dari leher sampai ke bagian paha dan didiamkan selama 3"0* menit baru kemudian dibilas. Dang lebih penting adalah menjaga hiegene pribadi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah obesitas dan mengobati penyakit yang menurunkan daya tahan tubub serta menjaga agar tubuh tidak lembab. & Kal"ana+ K, ,i!ona-ole nilrate ./ Komposisi + :armakologi

%ikona=ol memiliki aktivitas anti fungi terhadap dermatotif dan ragi, serta memiliki aktivitas antibakteri terhadap basil dan kokus gram positif. %ikona=ol melakukan penetrasi ke dinding sel jamur, merubah membrane sel dan mempengaruhi en=im intraselular dan biosintesa ergosterol. 4ndikasi 4nfeksi kulit yang disebabkan oleh dermatotif atau ragi, jamur lainnya seperti ( H Pityriasis versicolor /panu2 H 'inea corporis /kurap di leher<badan2 H 'inea cruris /kurap di selangkangan2 H 'inea pedis /kutu air di telapak kaki<athleteIs foot2 Karena mempunyai khasiat anti bakteri terhadap bakteri grampositif, maka krim KalpanaF K dapat digunakan untuk mengobati penyakit jamur yang mengalami infeksi sekunder bakteri. Dosis dan pemakaian Diolekskan pada kulit yang terkena penyakit jamur, kali sehari. Eosokkan krim dengan jari sampai krim menyerap ke dalam kulit. 8amanya terapi bervariasi antara "- minggu tergantung dari tempat dan berat ringannya penyakit. &gar penyakit tidak kambuh lagi, pengobatan harus dilanjutkan 0* hari setelah semua gejala hilang. Kontra indikasi Krim KalpanaF K tidak boleh diberikan pada pasien yang alergi terhadap %ikona=ol atau bahan tambahan lainnya dari krim KalpanaF K. Peringatan dan Perhatian H 9ila terjadi reaksi sensitivitas atau iritasi, obat harus dihentikan. H 'idak boleh kontak dengan mukosa mata. H Penggunaan topical hanya sejumlah kecil diabsorbsi, namun hati"hati penggunaan pada wanita hamil. H Penyakit panu mengakibatkan gangguan pigmentasi kulit. )etelah pengobatan, gangguan pigmentasi belum kembali normal. ;ntuk pigmentasi normal dianjurkan berjemur di pagi hari. ,fek samping 9iasanya krim KalpanaF K dapat ditoleransi dengan baik. Pada oaring yang terlalu sensitive /sangat jarang terjadi2 dapat timbul iritasi dan hipertensivitas kulit. Averdosis Kelebihan pemakaian dapat menyebabkan iritasi, yang akan hilang setelah penghentian terapi. Jika sampai tertelan, lakukan pengosongan lambung yang sesuai. Penyimpanan )impan di bawah suhu 1* derajat 5. Kemasan 'ube J 3 gram 6eg. Bo. D'07$00- #0 7&0 F PENUTUP Kesi%"ulan 'inea .ersicolor adalah superficial dengan gejala berupa macula /bercak2 putih kekuning"kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu, punggung, aFilla, leher dan pert bagian atas. Penyebabnya adalah %alasse=ia furfur. 5ara pencegahan dengan menjaga kebersihan badan dan pakaian serta menghindari penularan.

pembuluh arah a0an melebar setiap ter0ena panas.

Anda mungkin juga menyukai