Anda di halaman 1dari 1

ARGO

float
Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-Hayati
Badan Riset Kelautan dan Perikanan
Departemen Kelautan dan Perikanan

Korelasi antara Temperatur


dan Ocean Primary Productivity
di Perairan selatan Jawa
Widodo Setiyo Pranowo, Bagus Hendrajana, Agus Supangat
Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumberdaya Non-Hayati
Badan Riset Kelautan dan Perikanan
Departemen Kelautan dan Perikanan
Decimal year Gambar2

Pendahuluan Penghargaan/Ucapan terimakasih


Perairan Selatan Jawa dan wilayah Samudera Hindia termasuk wilayah laut tropis, Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Dr. Susan Wijfells
dimana massa air dekat permukaan cukup menerima energi cahaya matahari dan Dr. Helen Phillips yang telah mengijinkan kami mengikuti deployment
sepanjang tahun, karena ketinggian matahari diatas cakrawala tidak banyak Argofloat 2002, dan pengolahan data di laboratorium komputasi CSIRO –
berubah sepanjang tahun. Perairan ini juga dipengaruhi iklim monsun (Wyrtki, 1961), Australia, September 2003. Kami ucapkan terimakasih juga kepada tim
dan terbagi secara intra-seasonal (McBride, 1992 dalam Ningsih, 2000). Argofloat 2003 BRKP-DKP.

Perairan selatan Jawa – Bali merupakan lokasi potensial upwelling di yang terjadi
pada monsun timur, yaitu pada bulan Juli, Agustus dan September (Purba, dkk,
1993; Hendiarti, dkk. 1995; Susanto, dkk. 2001). Menurut Nybakken (1992)
produktivitas primer rata-rata dari daerah upwelling adalah sekitar 300 grC/m2/thn
dan diestimasi dapat memproduksi ikan basah sebesar 12 x 105 ton/thn. Dan hal ini
didukung oleh Pond dan Pickard (1995) yang menyatakan bahwa sekitar 90%
perikanan dunia berada di 2 - 3% luas lautan, dan kebanyakan di daerah upwelling.

Metode
Kami melakukan analisa terhadap data hasil rekaman Argofloat dari September
2002 hingga Juni 2003. Data tersebut berupa Temperatur dan Salinitas terhadap
Decimal year Gambar3 kedalaman. Kemudian data tersebut kami korelasikan dengan data produktivitas
primer hasil rekaman Seawifs periode Juli 2000 hingga Januari 2003. Adapun letak
beberapa float di perairan Selatan Jawa hinga Samudera Hindia yang kami ambil
datanya dapat dilihat pada Gambar 1. Profil temperature yang dikorelasikan dengan
profil produktivitas primer adalah hasil rekaman data dari float number 5900027,
5900032, 5900033, 5900034, 53547. Pengolahan data dilakukan di laboratorium
Referensi
komputasi CSIRO – Australia pada bulan September 2003. Hendiarti, N., S. I. Sachoemar, A. Alkatiri, B. Winarno., 1995.
Pendugaan Lokasi potensial Upwelling di Perairan Selatan
Pulau Jawa – Bali Berdasarkan Tinjauan Parametre Fisika
Oseanografi dan Konsentrasi Klorofil-a. Makalah Seminar
Hasil Kelautan
Berdasarkan Gambar 2 hingga 6 dapat dilihat bahwa: Korelasi antara temperature Ningsih, N.S., 2000. Three-Dimensional Model for Coastal
pada kedalaman ?10 meter (10 dbar) dengan produktivitas primer, nilai tertinggi (cor Ocean Circulation and Sea Floor Topography Changes:
= 0.98) dimiliki oleh Float 53547, nilai terendah (cor = 0.7) dimiliki oleh Float Application to The Java Sea. Doctoral Thesis in Engineering.
5900033 dan 5900034. Korelasi antara temperature pada kedalaman ?100 meter Postgraduate Course of Civil Engineering, Kyoto University,
(100 dbar) dengan produktivitas primer, nilai tertinggi (cor = 0.76) dimiliki oleh Float Japan.
5900033, nilai terendah (cor = -0.62) dimiliki oleh Float 5900032. Nybakken, J. W., (1992), Biologi Laut : Suatu Pendekatan
Ekologis. PT. Gramedia, Jakarta.
Parsons, T.R., Takahashi, M., Hargrave, B., 1984. Biological
Secara umum korelasi antara temperature dengan produktivitas primer, pada
Oceanographic Processes. Third Edition. Pergamon Press, 26.
kedalaman ?10 meter (10 dbar) lebih tinggi dibanding temperature pada kedalaman Pond, S., G. L. Pickard., 1995. Introductory Dynamical
?100 meter (10 dbar). Hal ini disebabkan karena energi cahaya matahari mampu Oceanography. 2nd Edition. Butterworth-Heinemann, Oxford,
melakukan penetrasi hingga kedalaman ?10 meter dan lebih optimal bagi produksi Purba, M., A. S. Atmadipoera, I. W. Nurjaya, B. Hasyim., 1993.
fitoplankton. Tetapi jika melihat pada Gambar 6, tampak pada sekitar bulan Juni Evolusi (Perkembangan) Proses Upwelling dan Sifat-Sifat
Decimal year Gambar4
hingga Desember 2002 profil temperature pada kedalaman ?100 meter polanya Oseanografi yang Diakibatkannya, di Perairan Selatan Jawa
sangat mendekati profil produktivitas primer. Produktivitas primer pada periode Barat. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan, IPB, Bogor.
tersebut meningkat hingga mencapai puncak sekitar bulan Agustus. Hal tersebut Susanto, R.D., and A. L. Gordon., 2001. Upwelling Along The
terjadi diduga karena tingkat kecerahan perairan yang cukup tinggi sehingga Coasts of Java and Sumatra and its Relation to ENSO. J. of
kedalam kompensasinya bisa mencapai kedalaman sekitar 100 meter. Peningkatan Geophysical Research Letters, 28, 8, p. 1599-1602.
produktivitas primer tersebut kemungkinan berhubungan dengan yang dikemukakan Wyrtki, K. A., 1961. Physical Oceanography of the Southeast
oleh Parsons, et al. (1984), bahwa biomassa fitoplankton secara bergantian akan Asian Waters. Naga Report Volume 2. Scripps Institution of
lebih tinggi jumlahnya daripada zooplankton (Juli - Agustus), kemudian jumlah Oceanography, La Jolla. California.
biomassa fitoplankton menurun hingga bulan Desember, digantikan oleh jumlah
zooplankton yang meningkat.

Gambar 1. Posisi Float

Decimal year Gambar5

Longitude
Decimal year Gambar6

Anda mungkin juga menyukai