Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Jurnal ilmiah teknik mesin merupakan sebuah karya ilmiah yang dilakukan dosen jurusan teknik mesin dengan melakukan percobaan ilmiah. Jurnal ilmiah yang diteliti berjudul RAPID PROTOTYPING TEKNOLOGI: APLIKASI PADA BIDANG MEDIS ditulis oleh Zulkifli Amin, seorang dosen teknik jurusan teknik mesin. Di dalam jurnal ini, ada beberapa kesalahan dalam pengunaan tanda baca dan kata pada tulisannya. Maka, jurnal ini perlu diperbaiki untuk kesempurnaan isinya. 1.2 Masalah Penggunaaan tanda baca, kata, dan kalimat pada jurnal ini terdapat kesalahan seperti tanda baca titik dua(:), titik koma(;), tanda koma(,), dan kata. 1.3 Ruang Lingkup Analisis jurnal ilmiah ini dengan menganalisis dari penggunaan tanda baca dan kata. 1.4 Tujuan 1. Memahami penggunaan tanda baca yang benar 2. Mengetahui kesalahan penggunaan tanda baca 3. Memahami penggunaan kata yang tepat untuk dipakai dalam kalimat

1.5 Manfaat Hasil analisa jurnal ini dapat memaparkan tentang pengunaan tanda baca dan penggunaan kata yang tepat pada kalimat 1.6 Metode Penulisan analisis jurnal ilmiah ini dengan memperhatikan tanda baca,kata dan unsur kalimat yang terdapat dalam jurnal ini. Buku panduan yang berjudul PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASAN INDONESIA YANG DISEMPURNAKAN & PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH penerbit PUSTAKA SETIA Bandung, menjadi buku pegangan penulis untuk menganalisis sebuah jurnal ilmiah teknik mesin. 1.7 Sumber Data Jurnal ilmiah yang diteliti berjudul RAPID PROTOTYPING TEKNOLOGI: APLIKASI PADA BIDANG MEDIS ditulis oleh Zulkifli Amin , didapatkan dalam sebuah jurnal Teknika yang terdapat di pustaka jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Andalas. 1.8 Landasan Teori Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan adalah sebuah aturan ejaan dan penulisan bahasa Indonesia yang diatur oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Aturan-aturan tesebut adalah pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, pemakaian tanda baca, konsep

dasar istilah, sumber istilah, aspek tata bahasa dalam peristilahan, aspek semantic peristilahan, istilah singkatan dan lambang, dan ejaan dalam peristilahan. A. Pemakaian Huruf Kapital 1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya : Kita harus bekerja keras. Apa maksudnya? 2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya : Adik bertanya,Kapan kita pulang? 3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya : Allah, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran. 4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, ketururnan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya : Sultan Hasanudin, Imam Syafii, Nabi Ibrahim. 5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,nama instansi, atau nama tempat. Misalnya : Wakil Presiden Boediona,Gubernur Sumatera Barat. 6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya : Wage Rudolf Supratman , Susilo Bambang Yudoyono. 7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya : bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Minang. 8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya : tahun Hijriah, Bulan Muharram, hari Jumat, hari Lebaran, hari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya : Asia Tenggara, Gunung Talang, Teluk Bayur 10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama, gelar, pangkat, dan sapaan. Msalnya : Dr. , Fortran, S.T . B. Huruf Miring 1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dilutip dalam tulisan. Misalnya : majalah Bahasa dan Kesusasteraan, surat kabar Singgalang. 2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, nagian kata, kata, atau kelompok kata. Misalnya : Huruf pertama kata abad ialah a. 3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama

ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Misalnya : Nama ilmiah buah manggis adalah Carcinia mangostana. C. Tanda Titik (.) 1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya : Ayahku tinggal di Jambi. Hari ini tanggal 3 Januari 2011. 2. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan nama tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya : Siregar, Merari.1920. Azab dan Sengsara. 3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya : Desa itu berpenduduk 54.000 orang. 4. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Misalnya : Saya lahir pada tahun 1992 di Pekan Baru. D. Tanda Koma (,) 1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Misalnya : Saya membeli kertas, pena, dan tinta. 2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari

kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan. Misalnya : Saya ingin datang, tetapi hari hujan. 3. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Misalnya : Sdr. Andreaw, Jalan Belimbing 3, Padang 4. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya : Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka Rakjat. 5. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya : B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. E. Tanda Titik Koma (;) 1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya : Malam makin larut; pekerjaan belum selesai juga. 2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung

untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk. Misalnya : Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri mendengarkan musik. F. Tanda Titik Dua (:) 1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Misalnya : Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : kursi, meja, dan lemari. G. Tanda Kurung (()) 1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya : Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu. 2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya : Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. 3. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya : Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c)modal.

Anda mungkin juga menyukai