Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN TUTORIAL MODUL FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL Oleh Tutorial 11

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH 2013

Fasilitator Ketua Sekretaris Anggota

: dr. Zaidulfar Sp.An : Ariza Esakti Rahmi (1010070100105) : Karina Suandra (1010070100106) : Ilhami Ramadenta (1010070100101) Velsya Sukria Y (1010070100102) Indah Bayu Putri (1010070100103) Ikhsanul Rizal (1010070100104) Yopi Oktori (1010070100107) Micco Vandermal (1010070100108) Elen Riorita Wiyono (1010070100109) Rahmi Fitri (1010070100110) Riski Chairi (1010070100211)

Trigger 3 Anak-anak yang malang


Pada suatu hari seorang pemulung sampah menemukan mayat bayi di dalam kotak air mineral, dia melaporkan temuan ini kepada masyarakat setempat. Masyarakat melaporkan kasus ini ke polisi. Polisi datang dan membawa mayat bayi tersebut ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi. Polisi mencurigai kematian tersebut adalah kasus PAS. Beberapa hari sebelum kejadian ini, seorang dokter ditangkap polisi karena ketahuan telah melakukan malpraktek aborsi, hal ini terungkap setelah salah satu korban meninggal akibat tindakan aborsi. Mayat korban dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan otopsi dengan teknik khusus. Seminggu sebelum kejadian ini juga dilaporkan seorang ibu yang melakukan kekerasan terhadap anaknya, sang ibu saat ini ditahan polisi

Keadaan diatas sangat bertentangan dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang berusaha untuk melakukan usaha reproduksi untuk pasangan yang sulit mendapatkan anak serta usah rekayasa genetik. Isu yang sangat heboh juga di rumah sakit saat ini adalah tingginya kasus HIV /AIDS. Rumah sakit berusaha untuk membuat aturan supaya ODHA tidak merasa dikucilkan serta membuat aturan tatalaksanan pasien ODHA dan penyakit menular lainnyaguna melindungi tenaga kesehatan. Semua aturan dibuat dengan mempertimbangkan aspek hukum dan etika yang terkait dengan ODHA ini. Bagaimana anda menjelaskan tentang kasus di atas ?

Step 1 Clarify Unfamiliar Terms


1. PAS : Pembunuhan anak sendiri yang

dilakukan oleh orang tua 2. Tes apung paru (+) : tes untuk mengetahui apakah bayi pernah bernafas dengan cara memasukan paru ke dalam bak berisi air 3. ODHA : orang dengan HIV / AIDS

Define the Problems


1. Apa yang dimaksud dengan PAS ? 2. Apa saja yang tergolong PAS dan apa dasar hukumnya ? 3. Apa dasar hukum tindakan aborsi ? 4. Apa indikasi dilakukan aborsi ? 5. Bagaimana cara melakukan autopsi korban PAS ? 6. Bagaimana pencegahan dan penanganan pasien ODHA?

7. Apa saja aturan rumah sakit terhadap ODHA ? 8. Apa makna dengan didapatkannya tes apung paru (+) dan tali pusar belum dipotong ? 9. Bagaimana usaha reproduksi dan rekayasa genetik terhadap PUS yang punya anak dan aspek hukumnya ? 10. Apa yang menyebabkan terjadinya peningkatan kasus HIV dalam masyarakat ?

Step 3 Brainstorm Possible Hypothesis or Explanation


1. PAS adalah tindakan kriminal dimana seorang ibu membunuh anak kandungnya sendiri 2. Kriteria PAS : a. Korban anak kandung b. Pelaku ibu kandung c. Karena takut ketahuan melahirkan anak yang tidak diinginkan d. Saat lahir atau beberapa saat setelah lahir Dasar hukum KUHP 341 dan 342

3. LO 4. Indikasi aborsi : Korban perkosaan yang dapat mengganggu kondisi kejiwaan ibu Kehamilan yang membahayakan si ibu 5. Teknik khusus autopsi korban PAS : Tentukan umur bayi Tentukan bayi lahir hidup / mati tes apung paru Tentukan bayi sudah mendapat perawatan apa belum (nilai tali pusar)

Tentukan sebab mati 6. Pencegahan : - Hubungan seks aman dengan pemakaian kondom - Hindari pemakaian jarum suntik bersama - Hindari gonta ganti pasangan Penaganan: - Rehabilitasi di ruangan khusus - Deteksi dini penderita ODHA 7. LO

8. Untuk mengidentifikasi bayi pernah hidup dan bernapas, tapi belum dilakukan perawatan terhadap bayi baru lahir 9. LO 10. LO

Step 4 Arrange Explanation into A Tentative Solution


pemulung

Mayat bayi

masyarakat

penyidikan -Dokter tertangkap karena praktek abortus -Korban meninggal saat aborsi -Ditemukan mayat bayi

polisi

-Bertentangan dengan rekayasa genetik -Hukum PAS dan kriteria -Teknik otopsi pada bayi -Hubungan PAS dengan peningkatan kasus ODHA

VeR

PAS

otopsi

Tes apung paru (+), tali pusar belum dipotong

Step 5 Define Learning Objectives


1. PAS a. Defenisi, kriteria dan dasar hukum b. Teknik otopsi dan penyidikan kasus PAS 2. Aboris a. Indikasi aborsi b. Dasar hukum aborsi c. Teknik autopsi pada korban abortus 3. Aspek hukum tentang reproduksi manusia dan rekayasa genetik

4. HIV / AIDS a. Cara mendeteksi & faktor pencetus AIDS b. Pencegahan dan penanggulangan ODHA c. Aturan rumah sakit terhadap pasien ODHA 5. Hukum kekerasan terhadap anak

Step 6 Gather Information and Private Study


Belajar mandiri

Step 7 Share the Result of Information Gathering and Private Study


PAS
PAS adalah pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri segera atau beberapa saat setelah melahirkan karena takut diketahui ia telah melahirkan anak

Unsur-unsur PAS
Unsur Ibu : ibu kandung membunuh anaknya sendiri. Unsur Waktu : pada saat dilahirkan atau tidak lama kemudian. Unsur Psikis : takut ketahuan bahwa ia melahirkan

Landasan hukum
KUHP Pasal 341 :
Seorang ibu karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.

KUHP Pasal 342 : PAS dg rencana KUHP Pasal 343 : bagi orang lain yang turut serta.

Mayat bayi ditempat yg tidak semestinya


KUHP Pasal 305 :
Barang siapa menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya.

KUHP Pasal 306 :


Jika luka berat, diancam hukuman 7 tahun 6 bulan. Jika mengakibatkan kematian, diancam hukuman 9 tahun.

KUHP Pasal 181 : Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya, diancam pidana penjara 9 bulan atau denda paling banyak Rp.4500, KUHP Pasal 308 : Seorang ibu takut diketahui orang tentang kelahiran anaknya, tidak lama sesudah melahirkan, menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya, ancaman hukuman sesuai 305 dan 306 dikurangi separuh.

Pemeriksaan forensik
Fokus pemeriksaan forensik :
Apakah bayi lahir hidup/tidak? Apakah bayi dapat lahir diluar kandungan/tidak (viabilitas)? Berapa umur bayi di dalam kandungan? Jika lahir hidup, berapa lama hidup diluar kandungan? Apakah penyebab, mekanisme, dan cara kematian?

Lahir mati
Lahir mati adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan dari ibunya. Tanda-tanda lahir mati :
Tidak bernapas dan menangis. Tidak ada denyut jantung dan denyut tali pusat. Tidak ada gerakan otot. Maserasi : pembusukan steril di dalam kandungan, muncul mulai 3-4 hari kematian, tampak jelas bila 8-10 hari kematian dalam rahim

Lahir mati
Maserasi : Kulit ari terkelupas Badan teraba licin, warna kemerahan Tampak gelembung kulit ari berisi cairan berwarna kemerahan Badan membengkak dan sendi-sendi terlepas

Lahir Mati

Pembusukan berlanjut, mayat bayi membatu, disebut Lithopedion

Lahir Hidup
Dada telah mengembang, berbentuk seperti barel. Sekat rongga badan turun menjadi setinggi sela iga 4 atau iga 5. Konsistensi paru seperti spons dan teraba derik udara. Permukaan paru seperti marmer. Uji apung paru positif.

Lahir Hidup
Permukaan paru seperti marmer

Gambaran Mikroskopik Paru

Sudah bernapas

Belum bernapas

Viabilitas
Kriteria mampu hidup diluar kandungan :
Umur kehamilan lebih dari 28 minggu. Berat bayi diatas 1000 gram. Lingkar kepala lebih dari 32 cm. Panjang kepala-tumit lebih dari 35 cm. Tidak ada kelainan bawaan yang berat.
Bila bayi tidak dapat hidup diluar kandungan, besar kemungkinan bayi akan meninggal sendiri pada saat atau beberapa saat setelah dilahirkan.

Perkiraan Usia dalam Kandungan


GA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Rumus 1x1 2x2 3x3 4x4 5x5 6x5 7x5 8x5 9x5 Pj.Badan 1 4 9 16 25 30 35 40 45

Rumus De Haas

Table Hadlocks & co

Cukup Bulan dalam Kandungan


Rambut-rambut halus di tubuh bayi. Tumbuhnya kuku jari tangan. Lipatan kulit telapak kaki. Tulang rawan telinga. Diameter tonjolan puting susu.

Cukup Bulan dalam Kandungan

Kuku jari tangan tumbuh melebihi ujung jari

Lipatan kulit telapak kaki melebih 2/3 panjang kaki

Perkiraan Usia diluar Kandungan


Uji apung lambung-usus Lambung= <1 jam Usus halus= 1-2 jam Usus besar= 5-6 jam Rektum= 12 jam Terdapat mekonium= hingga 24 jam setelah lahir.

Unsur Waktu
Pada saat atau beberapa saat setelah melahirkan :
Ujung potongan tali pusat. Lemak bayi. Pakaian bayi. Susu dalam lambung.
Tali pusat dipotong tidak rata, tidak diikat, dan tidak diperban

Unsur Ibu
Harus dibuktikan bahwa perempuan tersangka merupakan ibu yang melahirkan bayi tersebut. Pemeriksaan :
Tanda-tanda hamil/melahirkan : perdarahan dari vagina (lokia), striae gravidarum, areola mammae berwarna hitam gelap. Pemeriksaan penunjang : tes beta-hCG positif, golongan darah identik dengan bayi, tes DNA, golongan darah ibu sama dengan golongan darah dari ari-ari.

Fenotype Golongan Darah


Golongan Darah A B AB O Genotype I IAIA IBIB IAIB I0I0 Genotype II IAI0 IBI0

* Fenotype golongan darah diturunkan menurut hukum Mendel. Golongan Darah IB IA IA IAIB (AB) IAIB (AB) I0 IAI0 (A) IAI0 (A)

Unsur Ibu
Pada ari-ari yang terpisah dari ibu :
Golongan darah tersangka ibu sama dengan golongan darah dari ariari.

Pada ari-ari yang melekat pada ibu :


Golongan darah tali pusat sama dengan golongan darah bayi.

Unsur Psikis
Motif yang mendasari :
Fatal maltreatment (chronic abuse or neglect with inflicted but unintended death) 5% Altruistic murder (believing its in the childs best interest) 54% Unwanted child 2% Revenge (against partner or spouse or perpetrator) 6% Acute psychotic murder 33%

J Am Acad Psychiatry Law 40:32632, 2012

Unsur Psikis
Postpartum Depression (PPD) occur in 10-20% mothers. Out of 40% have thoughts of infanticidal. 26% thoughts infanticidal during colic episodes. Risk Factors :
Family history of depression, stressful life events, poor emotional support, sleep deprivation, and certain personality traits.
J Am Acad Psychiatry Law 40:32632, 2012

Penyebab Kematian
Sebagian besar kekerasan tumpul daerah kepala dan leher :
Pembekapan. Pencekikan. Penjeratan.

Menggunakan alat seadanya yang ditemukan di TKP. Dapat pula ditemukan kekerasan tajam di daerah leher.

Kekerasan Tumpul pada PAS

Pencekikan

Penjeratan

Kekerasan Tumpul pada PAS


Mekanisme kematian : Hambatan jalan napas bagian atas :
Gangguan masuknya oksigen. Gangguan aliran darah ke otak.

Cara kematian : selalu mati tidak wajar (pembunuhan)


Pencekikan dan pembekapan

Visum et Repertum
Kesimpulan VeR menjawab:
Identifikasi mayat bayi (jenis kelamin, golongan darah, usia dalam kandungan, usia diluar kandungan). Mampu hidup diluar kandungan/tidak. Lahir hidup/mati. Luka-luka dan jenis kekerasan penyebabnya. Sebab kematian dan mekanisme kematian.

Aborsi
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum waktunya yaitu sebelum janin mencapai berat 1000 gr dan kurang dari 28 minggu Pasal-pasal yang berkaitan dengan abortus dalam KUHP 1. Pasal 299 KUHP mengenai ancaman yang ditunjukan terhadap pihak-pihak yang memberi harapan untuk melakukan abortus

2. Pasal 346 KUHP ancaman yang ditujukan terhadap si ibu yang melakukan abortus 3. Pasal 347 KUHP ancaman yang ditujukan terhadap orang lain yang melakukan abortus tanpaizin dari si ibu 4. Pasal 348 KUHP ancaman terhadap orang lain yang melakukan abortus dengan izin si ibu

UU no 36 tahun 2009 aborsi dibolehkan bila : 1. terdapat indikasi medis 2. terdapat penyakit genetik yang terdeteksi yang tidak memungkinkan bayi hidupdi luar kandungan 3. akibat perkosaan

Pemeriksaan pada pasien aborsi Cari tanda kehamilan Tanda gugur kandungan Penggunaan obat (melalui toksikologi) Tindakan mekanik

Aspek medikolegal rekayasa genetik


Teknologi inseminasi buatan di Indonesia telah diatur dalam pasal 16 Undang-Undang No.23/1992 tentang Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan nomor

73 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Pelayanan


Teknologi Reproduksi Buatan.

Dalam Undang-Undang No.23/1992 tentang Kesehatan, pada pasal 16 menyebutkan: 4 (1) Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri mendapat keturunan. (2) Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan : a. hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal; b. dilakukan oleh tenaga keschatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu; c. pada sarana kesehatan tertentu. (3) Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam kedua peraturan tersebut pelaksanaan inseminasi buatan yang diperbolehkan hanya kepada pasangan suami isteri yang sah, lalu menggunakan sel sperma dan sel telur dari pasangan tersebut yang kemudian embrionya ditanam dalam rahim isteri. Mengacu pada UU No.23/1992 tentang Kesehatan tersebut, upaya pendonoran adalah tidak mungkin. Anak hasil inseminasi buatan dalam hukum waris termasuk kedalam ahli waris golongan I yang diatur dalam pasal 852 KUH Perdata sehingga hak dan kewajiban dari anak yang dilahirkan dengan menggunakan program inseminasi buatan sama dengan anak yang tidak menggunakan program inseminasi buatan.

Permasalahan mengenai inseminasi buatan dengan bahan inseminasi berasal dari orang lain atau orang yang sudah meninggal dunia, hingga saat ini belum ada penyelesaiannya di Indonesia. Perlu segera dibentuk peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur penerapan teknologi fertilisasi-invitro transfer embrio ini pada manusia mengenai hal-hal apakah yang dapat dibenarkan dan hal-hal apakah yang dilarang

Penularan HIV
Penularan HIV umumnya terjadi akibat perilaku manusia, sehingga menempatkan individu dalam situasi yang rentan terhadap infeksi. Perilaku berisiko terutama jika melakukan hubungan seksual yang tidak aman, baik secara vaginal maupun anal dengan pasangan yang berganti-ganti maupun yang tetap, selain itu juga akibat bergantian menggunakan alat suntik pada pengguna napza suntik.

Aspek hukum HIV-AIDS


Sejalan dengan perkembangan epidemi HIV/ AIDS baik skala global maupun skala nasional, maka sejak tahun 1994, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 36 Tahun 1994 tanggal 30 Mei 1994 tentang Komisi Penanggulangan AIDS.

Aspek hukum dan HAM merupakan dua komponen yang sangat penting dan ikut berpengaruh terhadap berhasil tidaknya program penanggulangan yang dilaksanakan. Terdapat dua hak asasi fundamental yang berkaitan dengan epidemi HIV/ AIDS yaitu : hak terhadap kesehatan dan hak untuk bebas dari diskriminasi.

Dalam pasal 4 UU Kesehatan No. 36/2009 dinyatakan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan. Permasalahan HIV dan AIDS sangat terkait dengan hak atas kesehatan. Hak atas kesehatan adalah aset utama keberadaan umat manusia karena terkait dengan kepastian akan adanya pemenuhan atas hak yang lain, seperti pendidikan dan pekerjaan.

Secara garis besar di dalam UU Kesehatan perlindungan hukum terhadap penderita HIV/ AIDS diatur mengenai : hak atas pelayanan kesehatan, hak atas informasi, hak atas kerahasiaan, hak atas persetujuan tindakan medis.

Kekerasan terhadap anak


Perlindungan anak diatur dalam Pasal 13 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (UU Perlindungan Anak) yang menyatakan bahwa setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan: diskriminasi; eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual; penelantaran; kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; ketidakadilan; dan perlakuan salah lainnya.

a. b. c. d. e. f.

Hukuman pelaku kekerasan


pasal-pasal yang dapat dikenakan kepada pelaku penganiayaan anak dapat kita temui dalam: - pasal penganiayaan yang diatur dalam Pasal 351 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) : penganiayaan (2 th 8 bl) - pasal penganiayaan ringan sesuai Pasal 352 KUHP (3bl) - Pasal 80 ayat (1) UU Perlindungan Anak.

Pasal 80 ayat (1) UU Perlindungan Anak


Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulandan/atau denda paling banyak Rp 72.000.000,00 (tujuh puluh dua juta rupiah).

Kesimpulan
Banyak kasus yang terjadi di dalam masyarakat dengan korbannya adalah anak-anak .Yang pertama adalah PAS. PAS adalah pembunuhan bayi yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri segera atau beberapa saat setelah melahirkan karena takut diketahui ia telah melahirkan anak. Kemudian juga terjadi malpraktek aborsi yang dapat menyebabkan kematian pada ibunya. Padahal aborsi hanya boleh dilakukan oleh sebab tertentu seperti yang tercantum dalam UU no 36 th 2009. Hal ini bertentangan dengan usaha reproduksi dan rekayasa genetik yang dilakukan untuk mendapatkan anak. Begitu juga dengan isu yang heboh mengenai ODHA.

Banyak terjadi diskriminasi pada ODHA karena kurangnya informasi mengenai cara penularannya dan anggapan bahwa penyakit itu adalah akibat perbuatan tercela seperti seks bebas. Berkaitan dengan epidemi HIV/ AIDS terdapat dua hak asasi fundamental yaitu hak terhadap kesehatan dan hak untuk bebas dari diskriminasi. Untuk itu diperlukan aturan tatalaksana pasien ODHA agar mereka tidak dikucilkan dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai