Dasar Elektronika
Penguat Kolektor Bersama (CC)
: Aditya : 21060111110104 : B : 29
Tujuan Mengenal sifat-sifat yang dimiliki penguat kolektor bersama Dapat merangkai rangkaian kolektor bersama Mengenal fungsi dari Amplitudo dan RL pada rangkaian penguat kolektor bersama
6.1 Alat dan Bahan Audio Generator 013 GW Model GAG 808G Kenwood 20 MHz Osiloscope CS-4125 Regulated DC Power Supply Digital Resistor Kapasitor Transistor
R1
RE
VE
C3
R3
C1 VB VC C2
RL
VO
VS
AFG
Vi
R2
RC
6.3 Langkah Percobaan 1. Rangkai rangkaian seperti gambar rangkaian kolektor bersama di atas. 2. Sambungkan hambatan Re dengan sumber tegangan +12 Volt 3. Lalu kalibrasikan oskiloskop yang tersedia. 4. Ukur tegangan masukan di Vi dan ukur tegangan keluaran pada Vo menggunakan oskiloskop. 5. Amati dan gambar gelombang yang keluar di Vi dan juga variasi Vo pada oskiloskop. 6. Ulangi dari langkah awal sampai langkah 5 dengan mengganti Rs menggunakan variasi hambatan 1,5 k, 4,7 k dan 2 k.
No 1
F 8K
A Kiri
Rd 1,5 K
A
Vi
Rl 1,5 K
t
Vo
A t
Pada rangkaian elektronika sering kali sinyal yang diproses harus diperbesar level dayanya sampai mencapai suatu besar tertentu. Untuk melakukan hal ini diperlukan rangkaian penguat (amplifier) yang di dalamnya terdapat suatu komponen tertentu yang mampu melakukan hal ini. Komponen itu dinamakan komponen aktif, contohnya transistor bipolar, transistor efek medan (FET). Sinyal keluaran memiliki daya yang lebih besar dari sinyal masukan, sehingga dikatakan adanya penguatan. Supaya hal ini mungkin terjadi, haruslah ada daya lain yang masuk ke dalam rangkaian penguat ini, yang akan mengangkat level daya sinyal keluaran ke atas. Daya ini diambil dari sinyal DC yang digunakan untuk meletakkan titik kerja dari transistor tersebut di titik yang optimal, sehingga terjadi penguatan ini. Penguat pada rangkaian elektronika komunikasi sering diklasifikasikan sebagai penguat sinyal kecil. Pada penguat sinyal kecil, sinyal masukan dan sinyal keluarannya cukup kecil/lemah sehingga karakteristik dari penguat ini bisa digambarkan secara linier. Untuk memperkenalkan karakteristik dari transistor bipolar dipergunakan rangkaian emitter bersama (common-emitter), yang mana kaki emitter dimiliki oleh gerbang input dan gerbang output. Gerbang be (basis-emitter) adalah gerbang masukan (input port) dan gerbang ce (collector-emitter) adalah gerbang keluaran (output port). Jika kita berikan suatu tegangan tertentu pada gerbang be, maka akan mengalir arus , yang mempunyai karakteristik seperti pada komponen dioda (karena memang transistor bipolar bisa dianggap sebagai komponen yang mengandung dua dioda/ karena dua pn-junction yang dimilikinya). yang mengalir sebagai fungsi dari tegangan dikatakan sebagai karakteristik masukan dari transistor. Secara perhitungan kuantitatif sangatlah sulit dengan hanya menggunakan kurva karakteristik. Oleh sebab itu transistor yang dipergunakan di atas, dengan bantuan kurva karakteristik, digantikan dengan rangkaian yang ekuivalen dengannya. Rangkaian ini dinamakan rangkaian pengganti, yang di bawah ini akan kita lihat lebih mendalam.
6.6.2
6.6.3
A Kiri
F 8K
A
Vs
A t
Vi
RL 1,5 K
t
Vout
A t
A = 5 T = 2,4 A = 5 T = 2,4 ;T/Div = 50 s, ;T/Div = 50 s, V/Div = 1 V V/Div = 1 V # Contoh Perhitungan Amplitudo Kiri : Av = = 0,8 : 1,5 = 0,533 Vb = Vcc Ve = Vb Ve = 2V Re =
= 2K Ohm
Io = Ii =
Sehingga Ai =
= 0,533A
Zo =
= 2k Ohm
Dari hasil perhitungan Av, Ai, Zi, dan Zo pada perhitungan tanpa Hybrid dengan RL = 1,5K Ohm untuk Amplitudo atas, kanan, kiri. Akan menghasilkan seperti table di bawah ini :
Tabel 6.3 Tabel Perhitungan tanpa Hybrid variasi R 1,5K
Zo 2k 2k 2k
Dari table diatas ditemukan nilai Av dan Ai sama pada tiap amplitude, nilai Zi dan Zo sama pada semua variable amplitude. Amplitudo berpengaruh dalam nilai Ai dan Av, semakin besar amplitude semakin besar nilai Ai dan Av. 6.6.4.2 Variasi R 2K
Tabel 6.4 Tabel Perhitungan tanpa Hybrid variasi R 2K
A Kiri
F 8K
A
Vs
A t
Vi
RL 2K
A
t
Vout
Atas
8K
A t A t
2K
A t
A = 3,8 T = 2,4 A = 3,8 T = 2,4 ;T/Div = 50 s, ;T/Div = 50 s, V/Div = 2 V V/Div = 2 V # Contoh Perhitungan Amplitudo Kiri : Av = = 1: 1 =1 Vb = =2V Ve = Vb Ve = 2 0,7 = 1,3 V Ie = = 1,3 X 10-5 A Vcc
Re = Io = Ii =
Zo =
= 2k Ohm
Dari hasil perhitungan Av, Ai, Zi, dan Zo pada perhitungan tanpa Hybrid dengan RL = 2 K Ohm untuk Amplitudo atas, kanan, kiri. Akan menghasilkan seperti table di bawah ini :
Tabel 6.5 Tabel Perhitungan tanpa Hybrid variasi R 2K
Av 1 0,25 0,3157
Ai 1 0,25 0,315
Zo 2k 2k 2k
Dari table diatas ditemukan nilai Av dan Ai sama pada tiap amplitude, nilai Zi dan Zo sama pada semua variable amplitude. Amplitudo berpengaruh dalam nilai Ai dan Av, semakin besar amplitude semakin besar nilai Ai dan Av. 6.6.4.3 Variasi R 4,7K
Tabel 6.6 Tabel Perhitungan tanpa Hybrid variasi R 4,7K
A Kiri
F 8K
A
Vs
A t
Vi
RL 4,7 K
t
Vout
A t
Kanan
8K
A t A t
4,7 K
A t
# Contoh Perhitungan Amplitudo Kiri : Av = = 1 : 1,4 = 0,714 Vb = =2V Ve = Vb Ve = 2 0,7 = 1,3 V Ie = = 1,3 X 10-5 A Vcc
Re = Io = Ii =
= 0,714 A
= 2k Ohm
Dari hasil perhitungan Av, Ai, Zi, dan Zo pada perhitungan tanpa Hybrid dengan RL = 2 K Ohm untuk Amplitudo atas, kanan, kiri. Akan menghasilkan seperti table di bawah ini :
Tabel 6.7 Tabel Perhitungan tanpa Hybrid variasi R 4,7K
Zo 2k 2k 2k
Dari table diatas ditemukan nilai Av dan Ai sama pada tiap amplitude, nilai Zi dan Zo sama pada semua variable amplitude. Amplitudo berpengaruh dalam nilai Ai dan Av, semakin besar amplitude semakin besar nilai Ai dan Av.
6.6.4
o Vo = IL. RL ' = - Io. RL ' (IL = - Io)(1) o Io = hoe Vo + hfe Ii (2) Persamaan (1) masuk (2) o Io = hoe (-Io RL ') + hfe Ii hfe Ii = Io (1+ hoe RL) sehingga
Vo (hoe +
Ii =
Vi = hreVo -
Jadi, Av =
Av = ( AI x RL) / Ri # Mencari Zo Zo =
Zi = hic -
Zo =
= 54,61
# Mencari Zi Zi = hic = 63 K
Zo =
= 54,61
# Mencari Zi Zi = hic = 59 K 6.6.5.3 Variasi R 4,7K # Mencari Ai
# Mencari Zo
Zo =
= 54,61
# Mencari Zi Zi = hic = 54K 6.6.5 Perbandingan Perhitungan antara Hybrid dengan tanpa Hybrid
Rl
Perubahan Kiri
Tanpa hybrid Atas 0,4 0,4 146K 2K 0,25 0,25 146K 2K 0,5625 0,5625 146K 2K Kanan 0,36 0,36 146K 2K 0,315 0,315 146K 2K 0,4375 0,4375 146K 2K
Dengan Hybrid
1,5K
Av Ai Zi Zo
0,968 63,9
63K 54,61
2K
Av Ai Zi Zo
0,988 59,3
59K 54,61
4,7K
Av Ai Zi Zo
0,992
57,42 54K 54,61
Dari table di atas dapat dilihat perbandingan perhitungan antara hasil perhitungan tanpa hybrid dan dengan hybrid. Dapat dilihat dalam table besar Av < 1 dan harga Ai >1
6.7 Kesimpulan 1 Penguat emiter bersama (CE) memiliki Av dan AI yang besar, sehingga cocok digunakan untuk penguat daya. 2 Nilai Av dan AI antara percobaan dengan teori berbeda hal ini dikarenakan pembulatan yang dilakukan pada perhitungan serta kekurangtelitian pembacaan amplitudo pada osiloskop 3 4 Peningkatan nilai tegangan masukan sebanding dengan niklai Av Peningkatan nilai tegangan masukan dengan Ri tetap, artinya juga peningkatan arus masukan, dan ini sebanduing dengan nilai Ai. 5 Penguat CE memiliki nilai Rm yang besar artinya bahwa dengan arus yang kecil maka dapat menghasilkan tegangan keluaran yang besar. 6 Nilai Gm pada penguat CE kecil, hal ini berarti tegangan masukan yang kecil akan menghasilkan arus keluaran yang kecil pula. 7 Dari grafik Av dan AI dengan frekuensi, ternyata semakin besar frekuensi maka Av dan Ai juga ikut bertambah walaupun tidak sesignifikan frekuensi, padahal seharusnya memiliki penguatan tetap hal ini dikarenakan kesalahan pembacaan nilai Vo dan Vi yang akan terus terbawa dalam perhitungan-perhitungan berikutnya, walaupun kesalahan ini tidak terlalu besar.