Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal ini berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang harus dilakukan dan mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat penting. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada relasi sesama.
Suatu proses bawah sadar/tdk sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intusi atau perasaan memiliki sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah : 1. Waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek. 2. Untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan akan memberikan kepuasan pada umumnya. 3. Keampuan mengambil keputusan dari peng-ambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik. Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan intusi adalah : 1. Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik. 2. Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya. 2. Pengalaman :
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis. Karena pengalaman seseorang dapat mempekira-kan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung ruginya, baik-buruknya keputusan yang akan dihasilkan. Karena
pengalaman, seseorang yang menduga masalahnya walaupun hanya dengan melihat sepintas saja mungkin sudah dapat menduga cara penyelesaiannya. 3. Fakta :
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid, dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dpt menerima keputusan-keputusan yang dapat dibuat dengan rela dan lapang dada. 4. Wewenang :
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pim-pinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan we-wenang juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Segi positif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah : 1. Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tsb secara su-karela ataukah terpaksa. 2. Keputusannya dapat dapat bertahan dalam jangka waktu yg cukup lama. 3. Memiliki otentisitas (otentik). Segi negatif dalam pengambilan keputusan berdasarkan wewenang adalah : 1. Dapat menimbulkan sifat rutinitas. 2. Mengasosiakan dengan praktek dictatorial. 3. Sering melewati permasalahan yg seharus-nya dipecahkan sehingga dapat menimbul-kan kekaburan. 5. Rasional :
Pada pengambilan keputusan yg berdasar-kan rasional, keputusan yg dihasilkan ber-sifat objektif, logis, lebih transparan, kon-sisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, shg dpt dikatakan mendekati kebenaran atau se-suai dgn apa yg diinginkan. Ada beberapa hal yg harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan secara rasional : a. b. c. d. e. Kejelasan masalah. Orientasi tujuan. Pengetahuan alternative. Preferensi yang jelas. Hasil maksimal.
Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah pendekatan terpadu yang memandang suatu objek atau masalah yang kompleks dan bersifat interdisiplin sebagai bagian dari suatu sistem. Pendekatan sistem mencoba menggali elemen-elemen terpenting yang memiliki kontribusi signifikan terhadap tujuan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan analisis kondisi fisikal, dapat dihubungkan dengan analisis biotis, dan dapat dihubungkan dengan analisis gejala sosial. Ciri-ciri yang terkandung dalam sistem atau pendekatan sistem, ialah: 1. Adanya tujuan: Setiap rakitan sistem pasti bertujuan, tujuan sistem telah ditentukan lebih dahulu, dan itu menjadi tolok ukur pemilihan komponen serta kegiatan dalam proses kerja sistem. Komponen, fungsi komponen, dan tahap kerja yang ada dalam suatu sistem mengarah ke pencapaian tujuan sistem. Tujuan sistem ialah pusat orientasi dalam suatu sistem. 2. Adanya komponen sistem (selain tujuan): Jika suatu sistem itu ialah sebuah mesin, maka setiap bagian (onderdil) ialah komponen dari mesin (sistemnya); demikian pula halnya dengan pengajaran di sekolah sebagai sistem, maka semua unsur yang tercakup di dalamnya (baik manusia maupun non manusia) dan kegiatan-kegiatan lain yang terj adi di dalamnya ialah merupakan komponen sistem. Jadi setiap sistem pasti memiliki komponen-komponen sistem. 3. Adanya fungsi yang menjamin dinamika (gerak) dan kesatuan kerja sistem: Tubuh badan kita merupakan suatu sistem, setiap organ (bagian) dalam tubuh tersebut mengemban fungsi tertentu, yang keseluruhannya (semua fungsi komponen sistem) dikoordinasikan secara kompak, agar diri kita dan kehidupan kita sebagai manusia berjalan secara sihat dan semestinya. 4. Adanya interaksi antar komponen: Antar sub-sistem atau komponen dalam suatu sistem terdapat saling hubungan, saling mempengaruhi, dan saling ketergantungan
Masalah merupakan suatu kondisi yang memiliki potensi untuk menimbulkan kerugian atau keuntungan luar biasa. Pemecahan Masalah berarti tindakan memberi respon terhadap masalah untuk mengatasi akibat buruknya atau memanfaatkan peluang keuntungan. Pentingnya pemecahan masalah didasarkan pada konsekuensinya bukan jumlah waktu. Keputusan adalah pemilihan suatu strategi atau tindakan.
Pengambilan Keputusan adalah tindakan memilih strategi/ aksi yang manajer yakini akan memberikan solusi tebaik atas masalah
3. Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin akan dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih. 4. Implementation Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini diperlukan untuk menyusun serangkian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan.
Metode B/C Ratio Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui besarankeuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis inimemperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Analisis ini mempunyai banyak bidang penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umummenggunakan rasio ini adalah dalam bidang investasi. Sesuai dengan dengan maknatekstualnya yaitu benefit cost (manfaatbiaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalamperhitungan tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana denganmempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai. Penerapananalisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya mengembangkan bisnisnya.
Metode AHP AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya yang kemudian diatur menjadi suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis. AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena alasan-alasan sebagai berikut : 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuesi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. 2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan.