Anda di halaman 1dari 4

NAMA NIM JURUSAN

: MEGA CHINTIA GUNADI : 1101112408 : HUBUNGAN INTERNASIONAL

MATA KUL. : POLITIK INTERNASIONAL (B) Identitas Buku Judul Penerbit Pengarang Halaman : Internasional Politics on The World Stage : : JT. Rouke : 82hlm (bab 3-5)

Berdasarkan dari buku InternasionalPolitics on The Worls Stagepenulis mengajak pembaca untuk memahami tentang level analisis sistem, negara analisis sistem, individu analisis sistem. Penulis menjelaskan level analisis sistem merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk mempelajari politik dunia yang berpendapat faktor eksternal pada sebuah negara dan lingkungan dunia politik itu bersatu untuk menentukan sikap/pola berinteraksinya sebuah negara dan aktor transnasional lainnya. Banyak faktor yang menentukan sifat pada sebuah sistem. Ada empat dasar sistem politik berjalan yaitu: karakteristik struktural, hubungan kekuasaan, pola ekonomi, dan norma-norma perilaku Karakteristik struktural mencakup tiga hal, yaitu: 1) Otoritas Struktur otoritas pada sebuah sistem berfungsi untuk membuat dan menegakkan peraturan, dalam mengalokasikan aset dan untuk melakukan tugas otoritatif dari hirarki menjadi anarkis. Sebuah sistem merupakan hirarki yang memiliki struktur otoritas vertikal di mana unit bawahan menjawab level otoritas yang lebih tinggi. Sistem vertikal memiliki otoritas sentral yang bertanggung jawab untuk membuat, menegakkan, dan mengadili aturan yang menahan aktor bawah. Sebuah sistem memiliki struktur otoritas horizontal yang terfregmentasi. Pada sistem internasional salah satu sistemnya harus memiliki struktur otoritas horizontal. Karena itu merupakan dasar kedaulatan sebuah negara. Jadi karakteristik struktural yang pertama merupakan bagaimana sebuah otoritas
1

itu diatur. Sistem internasional itu horizontal berdasarkan kedaulatan negara dan disebabkan oleh itu cenderung bersikap anarkis. Tetapi dengan adanya paksaan sentralisasi maka merubah sistem tersebut kearah yang lebih vertikal. 2) Aktor dalam sistem internasional yaitu negara, organisasi Internasional, Organisasi Transnasional. Karekteristik yang kedua ditentukan oleh siapa aktor utama dalam sebuah sistem. Sekarang negara berkuasa, akan tetapi aktor antarpemerintah dan aktor transnasional menjadi berekembang dan penting. Negara sering kali terpaksa untuk mengambil keputusan berdasarkan realita dunia. 3) Karakteristik struktural yang ketiga adalah ruang lingkup sebuah sistem dan tingkat interaksinya. Sistem yang ada saat ini semakin saling ketergantungan dengan meningkatnya jumlah interaksi maka memperluas jangkauan persoalan. Saling ketergantungan dibidang ekonomi sangat signifikan. Seperti contohnya yang terjadi pada tahun antara 1990 dan 2000 peningkatan jumlah wisatawan melonjak drastis ke Amerika. Perlu diketahui yang jarak dan intensitas interaksi itu sangat penting dalam implementasi politik. Kejadian di atas tidak terlepas dari permasalahan politik. Dasar sistem politik selanjutnya ialah hubungan kekuasaan dengan dunia internasional, yang pertama merupakan faktor penting adalah acuan angka dalam sebuah sistem. Bipolar sistem sebagai contoh dapat beroperasi secara berbeda dan menjadi lebih stabil atau kurang stabil dari pada sistem multipolar. Yang kedua konsentrasi pada kekuasaan berdasarkan kekuatan stabilitas sistem ketika dua kutub atau lebih berada dalam pergeseran, kondisi kekuatan relatif setara atau tidaksetara. Yang ketiga kekuasaan juga dapat berubah pada sebuah sistem ketika adanya pergeseran dalam sumber daya atau ketika aktor utama merusak aset kekuasaan mereka. Pola ekonomi pada sistem politik. Pola ekonomi mempengaruhi operasinya sistem politik. Contohnya distribusi harta pada negara-negara di dunia telah menciptakan ketegangan di sepanjang poros utara-selatan. Serta perubahan kekuasaan juga merupakan penyebab perubahan yang spesifik pada sistem politik, contoh perkembangan senjata nuklir menyebabkan Amerika serikat jeuh dari sikap isolasionisnya. Perubahan kekuasaan juga terkait dengan ketidakstabilan sistem. Dasar beroperasinya sistem politik yang terakhir adalah norma berperilaku pada sistem internasional sangat berpengaruh. Norma adalah nilai-nilai yang membantu menentukan pola perilaku dan menciptakan beberapa tingkat prediktabilitas dalam sistem. Norma-norma dari
2

sistem dapat berubah. misalnya, banyak negara baru yang menantang beberapa norma pada sistem, saat yang sebagian besar mengarah pada budaya Barat. jelas bahwa ada perubahan signifikan yang terjadi di semua elemen menentukan (karakteristik struktural, hubungan kekuasaan, pola ekonomi, dan norma-norma perilaku) dari sistem internasional. Apa yang tidak jelas adalah apa sistem baru akan mengambil seperti dan bagaimana hal itu akan beroperasi. Sarjana menggunakan istilah seperti uni multipolar, Modefied multipolar, dan postinternational untuk menggambarkan sistem yang saat ini berkembang Berdasarkan pada pandangan dari buku ini daat disimpulakan bahwa sistem-tingkat analisis adalah pendekatan yang valid untuk mempelajari politik dunia. Ini harus, bagaimanapun, dapat digunakan bersama dengan pendekatan lain untuk memahami dunia politik penuh. Penulis juga menjelaskan level analisis negara dimana negara merupakan aktor politik yang paling penting karena negara merupakan organisasi politik yang memiliki derajat kedaulatan. Setiap negara memiliki kebijakan luar negeri, dan kebijakan tersebut tidak dirumuskan dengan proses pengambilan keputusan tunggal. Sebaliknya, sifat yang tepat dari proses yang berubah menurut sejumlah variabel, termasuk jenis sistem politik, jenis situasi, jenis masalah, dan faktor-faktor internal yang terlibat. Jadi kebijakan luar negeri diambil dari kesepakatan dan berbagai pertimbangan. Salah satu tipe pemerintahan adalah demokrasi, demokrasi dipercaya termasuk dalam aktor subnasional pada arena kebijakan luar negeri yang memiliki dampak pada kebijakan. Itu juga merupakan kasus itu demokrasi saat ini yang menjadi lebih demokratis. Misalnya, memastikan partisipasi yang lebih dari wanita,hal ini juga akan mempengaruhi kebijakan sebuah negara. Negara adalah organisasi yang kompleks pada internal/domestik, dinamika internal sebuah negara akan mempengaruhi tindakan internasionalnya. Pusat faktor internal sebuah negara ada pada budaya politik, yang merupakan dasar keyakinan dipegang teguh atau dipertahankan. Contoh, Cina dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana sikap budaya politik tehadap pengaruh inti nasional apa yang dianggap sebagai sebuah tatanan dunia yang menguntungkan, dan tentang sejauh mana bangsa harus memproyeksikan nilai-nilainya. Pusat faktor internal adalah membuat kebijakan, mengenai dampak mambuat kebijakan berbagai aktor subnasional. Ini termasuk para pemimpin politik, organisasi birokrasi, legislatif, partai politik dan oposisi, kelompok-kelompok kepentingan dan masyarakat. Masing-masing mempengaruhi kebijakan luar negeri, namun pengaruh mereka bervariasi sesuai dengan jenis
3

pemerintah, situasi, dan kebijakan di masalah. Secara keseluruhan, para pemimpin politik dan organisasi birokrasi secara konsisten (meskipun tidak selalu) aktor subnasional terkuat. Selanjutnya penuulis menyebutkan level analisis individu yang mempelajari tentang politik internasional dengan menguji peran manusia sebagai aktor di panggung dunia. Level analisis individu merupakan pendekatan dari tiga perspektif yang berbeda, yang pertama ialah untuk menguji sifat alami manusia, yang kedua untuk mempelajari bagaimana manusia bertindak dalam organisasi, dan yang ketiga ialah untuk menguji motivasi dna tindakan dari aktor secara spesifik. Pendekatan sifat manusia ialah menguji karakteristik dasar manusia. Baik secara kognitif, psikologi, dan faktor biologi. Yang mempengaruhi faktor kognitif manusia ialah pengambilan keputusan, impian, menggunakan alat heuristik. Frustasi adalah faktor psikologis utama yang dipertimbangkan, disamping faktor biologi seperti etologi dan gender. Pendekatan perilaku organisasi mempelajari faktor-faktor peran, yang mana manusia berinteraksi sebagai pribadi profesional. Pendekatan ini berkaitan juga dengan bagaimana kelompok berperilaku dan bagaimana interaksi tersebut dapat mempengaruhi keputusan. Kelompok pemikir adalah satu hasil yang hasil dari perilaku organisasi yang dalam benyak kasusu mengarah kepada keputusan yang buruk dan mengabaikan perkembangan informasi yang sumbang, dan pilihan kebijakan semua disebabkan oleh kelompok pemikir, lainnya adalah keengganan bawahan untuk menawarkan pendapat sumbang level analisis individu antara efek dari kelompok pemikir ialah pilihan kebijakan yang terbatas, kebijakan dominator, dan kebijakan yang lemah. Pendekatan perilaku istimewa mengekslorasi faktor-faktor yang menuntukan persepsi, keputusan dan tindakan spesifik para pemimpin, fisik dan mental yang sehat, ego dan ambisi, pemahaman sejarah, pangalaman pribadi dan persepsi dari semua faktor. Persepsi sangat penting untuk memehami bagaimana pemimpin berinteraksi dengan dunia. Persepsi dapat menjelaskan dengan menjelajahi realitas operasional. Bagaimana sebuah kelompok individu merasaka situasi, individu lain atau negara lain sering melakukan distorsi realitas. Persepsi tersdistorsi perintis kerena pemimpin bertindak berdasarkan apa yang mereka anggap bernar dan dari pada apa yang objektif benar. Setelah membaca tiga bab dari buku Politics on The Worls Stage ini telah memberikan penjelasan dan ilmu, kekurangannya menurut saya ada bahasa/istilah yang sulit dipahami. Terlepas dari itu semua buku ini memberikan gambaran tetang level analisis dengan jelas.

Anda mungkin juga menyukai