Pengertian
Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Hutan Konservasi
KAWASAN LINDUNG
Hutan Lindung
KPS, gambut tebal, resapan air, rawan bencana, rawan geologi dll.
Review RTRW
Jangka waktu rencana tata ruang wilayah (RTRN, RTRWP, RTRWK) adalah 20 (dua puluh) tahun. Rencana tata ruang wilayah tersebut dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Review RTRW yang berimplikasi pada perubahan peruntukan atau fungsi kawasan hutan memerlukan persetujuan Menteri Kehutanan.
10
PP No. 10/2010
Pasal 2 : Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan dilakukan untuk memenuhi tuntutan dinamika pembangunan nasional serta aspirasi masyarakat dengan tetap berlandaskan pada optimalisasi distribusi fungsi, manfaat kawasan hutan secara lestari dan berkelanjutan, serta keberadaan kawasan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional. Pasal 3 : Lingkup pengaturan dalam peraturan pemerintah ini meliputi (a) perubahan peruntukan kawasan hutan; dan (b) perubahan fungsi kawasan hutan.
PP No. 10/2010
Pasal 6 : Perubahan peruntukan kawasan hutan dapat dilakukan (a) secara parsial; atau (b) untuk wilayah provinsi. Pasal 29 : Perubahan peruntukan kawasan hutan untuk wilayah provinsi dapat dilakukan pada: (a) hutan konservasi; (b) hutan lindung; atau (c) hutan produksi. Pasal 45 : Perubahan fungsi kawasan hutan untuk wilayah provinsi dapat dilakukan pada kawasan hutan dengan fungsi pokok : (a) hutan konservasi; (b) hutan lindung; dan (c) hutan produksi. Pasal 31 ayat (5) : Dalam hal hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (4), usulan perubahan peruntukan kawasan hutan berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan, wajib melaksanakan kajian lingkungan hidup strategis.
PP No. 10/2010
Terkait dengan Pasal 19 ayat 1 UU 41/1999 :
Pasal 48 ayat (1) : Perubahan peruntukan kawasan hutan yang berdampak penting dan cakupan luas serta bernilai strategis merupakan perubahan peruntukan kawasan hutan yang menimbulkan pengaruh terhadap (a) kondisi biofisik atau (b) kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Pasal 48 ayat (2) : Perubahan yang menimbulkan pengaruh terhadap kondisi biofisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan perubahan yang mengakibatkan penurunan atau peningkatan kualitas iklim atau ekosistem dan/atau tata air.
UU 32/2009
UU 32/2009 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup PP No. 10/2009 mengadopsi ketentuan dalam UU No. 32/2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup KLHS : Kajian Lingkungan Hidup Strategis KLHS : kajian pengaruh dari Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP) terhadap lingkungan hidup Dapat dilakukan sebelum, bersamaan, atau setelah KRP disusun.
Gubernur
Ranperda RTRW
Persetujuan Substansi Kehutanan
UU 41/1999
Menteri Kehutanan
Persetujuan
DPR RI
Perubahan Fungsi Analisis Tim Terpadu Perubahan Peruntukan Keputusan Menteri Kehutanan
NO
Persetujuan DPR RI
19
LANDASAN HUKUM
UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan PP No. 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan
PP No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan
PP No. 3 Tahun 2008 tentang perubahan atas PP No. 6 Tahun 2007
20
2.
3.
Pengelolaan hutan
Litbang, Diklat, Penyuluhan
4.
Pengawasan
5.
KPH : wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok Idealnya, seluruh kawasan hutan terbagi habis dalam
22
KPH ?
Kesatuan Pengelolaan Hutan terkecil yang dapat dikelola secara efisien dan lestari
Kesatuan Pengelolaan Terkecil Unit / Sistem 5 Kegiatan Luas sesuai tujuan organisasi Input/Output (Rasio Finansial : IRR dsb.), cost effectiveness Standing Stock Tegakan baik
24
Efisien
Lestari
Konservasi
Tambang
HL
HKm
Penggunaan
IUPHHK HTI
HL
HKm HKm
Pemberdayaan: - Hutan Desa - HKm - Kemitraan
HTR
Rehabilitasi
25
26
Prakondisi Pembangunan KPH (PP 44 Th 2004) 1. Pembentukan unit wilayah pengelolaan hutan (KPH) (Pasal 29, 30,dan 31) Rancang Bangun KPH
2. Pembentukan institusi/kelembagaan pengelola KPH (Pasal 32) Organisasi dan Regulasi KPH 3. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan pada KPH (Pasal 37) Penataan Areal Kerja dan Perencanaan Pengelolaan Hutan KPH
27
Pengurusan
Wilayah Pengelolaan Kabupaten
Unit Pengelolaan
Pengelolaan
1. 2. 3. 4. 5.
POAC
Institusi pengelola IUPHHK & Ijin Lain
28
Direksi BUMN yang mendapat pelimpahan membentuk organisasi KPH dan menunjuk kepala KPH.
Penyelenggaran pengelolaan hutan oleh BUMN, tidak termasuk kewenangan Publik.
29
Melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta pengendalian;
Melaksanakan pemantauan dan penilaian atas pelaksanaan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya; Membuka peluang investasi guna mendukung tercapainya tujuan pengelolaan hutan.
30
31