Anda di halaman 1dari 9

Bagaimana Cara Mempelajari Sel Sub Materi : 2.1 Metode Mempelajari sel 2.2 Alat-alat Mempelajari Sel A.

STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa memahami metode dan cara mempelajari sel. B. KOMPETENSI DASAR 1. Dapat mendeskripsikan metode/cara mempelajari sel 2. Dapat mendeskipsikan alat-lat yang mempelajari sel C. INDIKATOR 1. Mampu menjelaskan metode dalam mempelajari sel 2. Mampu membedakan cara mempelajari sel 3. Mampu mejelaskan alat-alat untuk mempelajari sel D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat mejelaskan metode dalam mempelajari sel 2. Mahasiswa dapat membedakan cara mempelajari sel 3. Mahasiwa mejelaskan alat-alat untuk mempelajari sel E. MATERI PEMBELAJARAN 2.1 METODE MEMPELAJARI SEL Klasifikasi cara memempelajari sel dapat dipandang dari sifat selnya, misalnya adalah cara mempelajari sel hidup dan cara mempelajari sel yang mati. Bisa juga dipandang dari teknik bagaimana sel itu dipelajari. Dalam uraian ini dipilih alternatif, yaitu mempelajari macam-macam teknik mempelajari sel. Pada prinsipnya, ada dua teknik umum mempelajari sel; yaitu:

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%22%

1.

Teknik Analisis Instrumental Dua sifat sel yang menjadi dasar pengembangan teknik analisis

instrumental pada sel, ialah ukuran sel dan sifat sel yang tembus cahaya. Sel mempunyai ukuran yang sangat kecil yang dinyatakan dalam micron (1 mikron =1/1000 mm = 1/25.400 inci). Sel hewan terkecil mencapai 4 mu (milimikron). Meskipun demikian, ada beberapa sel protozoayang mempunyai ukuran mencapai beberapa mm, misalnya spirostomum dari golongan ciliata mencapai ukuran 3 mm (Storer dan Usinger, 1957). Pada hal daya mata manusia untuk membedakan antara objek tidak mampu melebihi jara 0,1 mm (100u). Oleh karena itu, diperlukan teknik instrumental yang mampu membesarkan obyek mampu membesarkan obyek untuk mempelajari sel, berupa mikroskop, yang macam-macamnya telah disebutkan. Setiap jenis mikroskop mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Misalnya electron mikroskop mampu untuk mengenal bagian sel sampai pada tingkatan molekul, tetapi tidak dapat digunakan untuk mempelajari sel hidup karena terlalu tebal. Untuk mengatasi sifat kedua dari sel, yaitu sifatnya yang tembus cahaya, dibutuhkan alat yang dapat meningkatkan kontras. Sel memiliki sifat tembus cahaya, menurut De Reberties (1975) Karena sel mengandung banyak air, bila telah kering sifat kontrasnya meningkat. Teknik lain untuk meningkatkan kontras sel adalah dengan teknik pewarnaan. Masalahnya teknik pearnaan ini tidak dapat digunakan untuk meningkatkan kontras pada sel hidup. Karena mewarnai sel memerlukan serangkaian teknik, mulai dari fiksasi, dehidrasi embedding, dan pemotongan atau seksi serta pewarnaan. Unutk meningkatkan sifat kontras pada sel hidup dapat digunakan mikroskop fase kontras dan mikroskop interferensi (De Reberties, dkk. 1975). Terdapat beberapa macam mikroskop diantaranya yaitu : 1. Mikroskop cahaya Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang tersusun atas tiga macam lensa. Pertama adalah lensa pengumpul cahaya (lensa kondenser) dan dua macam lensa cembung (lensa pembesar) yang diletakkan di masing-masing ujung pada suatu

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%23%

tabung. Lensa pembesar yang terletak pada depan titik pandang mata disebut lensa okuler dan lensa yang terletak dekat objek (terletak pada ujung tabung proksimal) disebut lensa objektif. Mekanisme terbentuknya perbesaran gambar yaitu : Mula-mula beberapa berkas cahaya yang melewati lensa kondenser akan terfokus sebagai suatu sekumpulan cahaya yang menembus objek mikroskopis menuju kedua lensa pembesar sampai pada titik pandang mata. Preparat mikroskop dapat digeser-geser mendekati atau menjauhi lensa objektif untuk mendapatkan gambar yang memiliki fokus terbaik. Posisi lensa kondenser juga dapat digerakkan ke posisi yang tepat sehingga cahaya mengumpul pada preparat mikroskop dan menyebar kembali ke lensa objektif. Hasilnya adalah bayangan gambar objek mikroskopis akan diperbesar sesuai dengan kemampuan perbesaran masing-masing lensa pembesarnya. Nilai perbesaran ini dapat diperoleh dari kombinasi kemampuan perbesaran lensa okuler dengan lensa objektif. Dengan mikroskop cahaya maka suatu objek mikroskopis dapat diperbesar dari 10 x ke perbesaran 1000 x. Lebih dari itu, mikroskop cahaya akan mengalami kesulitan daya pisah atau resolusi. Nilai resolusi adalah kemampuan titik bayangan dapat dipisahkan di bawah mikroskop cahaya. Kemampuan pemisahan atau nilai resolusi gambar dituliskan dalam persamaan berikut : D= (0,61 ) / (n sin !) Keterangan : o D= kemampuan atau daya pisah bayangan benda terkecil yang dapat dicapai oleh mikroskop cahaya. o 0,61= besaran tetap yamg merupakan derajat titik bayangn yang tumpang tindih tetapi masih dapat dilihat terpisah oleh mata pengamat. o = panjang gelombang cahaya yang digunakan pada mikroskop cahaya. Panjang gelombang minimum cahaya yang tampak adalah 450 nm. Untuk memaksimalkan resolusi gambar cahaya ultraviolet dipilih karena memiliki panjang gelombang terkecil. o n= indeks refraksi cahaya yang merupakan besaran kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dibagi dengan bilangan kecepatan cahaya pada medium transmisi (udara). Nilai n dapat dimaksimalkan dengan pemberian minyak imersi. o !=setengah sudut kerucut cahaya yang memasuki lensa objektif. Sudut ini dapat dimaksimalkan pada 700 sehingga nilai sinus 700 = 0,91.

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%24%

Gambar. 2.1 Mikroskop Cahaya. Sumber: http://2.bp.blogspot.com

Untuk memperoleh gambar bayangan benda mikroskopis yang sesuai dengan tujuannya, mikroskop cahaya dimodifikasi menjadi beberapa macam diantaranya: a. Mikroskop cahaya dengan latar gelap. Mikroskop ini bertujuan untuk memperbaiki penglihatan mata pada daya resolusi yang terbatas. Diantara sumber cahaya dengan lensa diletakkan sebuah lempengan opak sehingga hanya cahaya pinggir saja yang masuk ke lensa objektif. Ini bertujuan untuk memperoleh gambar yang cerah dengan latar belakang yang gelap b. Mikroskop fase kontras Mikroskop ini memanfaatkan perbedaan indeks refraksi bayangan benda yang menunjukkan perbedaan tingkat kecerahan sehinnga memperbaiki daya penglihatan terhadap struktur mikroskopis yang diamati. Interferensi cahaya dapat ditingkatkan dengan menempatkan lembaran phase plate pada jalannya cahaya. Bayangan fase kontras dapat memperbaiki daya pandang tanpa pewarnaan.

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%25%

c. Mikroskop cahaya terpolarisasi. Mikroskop ini dilengkapi dengan filter polarisasi sekunder yang diletakkan pada sisi antara preparat dengan lensa objektif atau pada sisi sebelum lensa kondenser. Ini bertujuan untuk memperoleh bayangan benda dengan pola susunan molekul yang teratur terfibrasi cahaya pada satu sisi saja. d. Mikroskop floresen Mikroskop ini dirancang untuk melihat cahaya yang dipancarkan dari bendabenda mikroskopis berpendar (floresen). Benda pada preparat diberi penanda molekul yang berpendar pada struktur tertentu misalnya mikrotubul atau mikrofilamen.

2. Mikroskop elektron. Mikroskop ini menggunakan tembakan gelombang elektron sebagai sumber iluminasi untuk mendapatkan manfaat besarnya daya pisah atau daya resolusi bayangan benda yang sangat kecil dengam memperkecil panjang gelombang yang sangat pendek. Guna mendapatkan bayangan, maka gelombang elektron difokuskan tidak dengan lensa kondenser melainkan dengan magnet atau medan listrik elektrostatik. Perbesaran bayangan benda dicapai dengan mengatur lensa. Ruang di dalam mikroskop yang menjadi tempat lewatnya gelombang elektron harus tanpa udara untuk menghindari kekaburan gambar akibat penyebaran absorbsi gelombang elektron oleh molekul gas pada ruang udara. Hal lain yang penting adalah preparat mikroskopis harus disiapkan dalam keadaan kering dan bebas dari gas volatil. Keuntungan mikroskop elektron adalah memperoleh gambar bayangan yang perbesarannya sampai 10.000-300.000 x sehingga sekaligus memiliki daya pisah bayangan benda yang kecil. Beberapa macam mikroskop elektron sebagai berikut : a. Mikroskop TEM (Transmission Electron Microscope). Mikroskop elektron dimana gelombang elektron ditransmisikan melalui preparat. Mekanisme kerjanya yaitu pada puncak tabung pokok diletakkan pistol elektron yang terdiri dari filamen dan anoda. Pada saat bekerja, filamen berada pada tegangan listrik yang tinggi (50-10 ribu Volt). Elektron yang

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%26%

terlepas dari filamen tertangkap oleh anoda dengan kecepatan elektraon 0,005-0,003 nm bergantung pada perbedaan tegangan di kedua lokasi tersebut. Di bawah pistol elektron terdapat serangkaian lensa kondensor yang memfokuskan titik spot elektron yang intens pada preparat. Di bawah lensa proyektor dan layar berpendar, lembaran fotografik dapat dibuat sehinga akhirnya didapatkan ultra mikroskopis dari preparat tersebut.

Gambar. 2.2 Mikroskop TEM.


Sumber: http://2.bp.blogspot.com

b. Mikroskop SEM (Scanning Electron Microscope). Mikroskop elektron yang ditujukan untuk melihat permukaaan tiga dimensi benda yang kecil (permukaan tiga dimensi sel atau permukaan subseluler). Cara kerja mikroskop elektron yaitu sumber elektron dipancarkan dan elektron difokuskan secara intens pada permukaan preparat dengan bantuan sistem lensa magnetik yang menyerupai lensa kondenser pada TEM. Spot elektron yang terfokus bergerak bolak-balik ke preparat. Dibandingkan dengan mikroskop SEM, daya resolusi mikroskop SEM kurang tinggi.

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%27%

Gambar.2.3 Mikroskop SEM


Sumber: http://2.bp.blogspot.com

2.Teknik Analisis Sitologi dan Sitokimia Tujuan utama mempelajari sitokimia adalah untuk identifikasi dan lokalisasi komponen kimiawi sel, baik yang sifatnya kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu juga adalah untuk mempelajari dinamika perubahan dinamika organisasi sitokimianya yang terjadi atas perbedaan fungsinya. Dengan demikian, dapat diharapkan ditemukan peran perbedaan komponen selular dalam proses metabolik sel. Sitokimia modern, mengikuti tiga metode pendekatan utama, yaitu a. Metode fraksionasi

Cara ini meliputi homogenasi dan dekstruksi sel, melalui prosedur kimiawi maupun mekanik, diikuti pemisahan fraksi selular tergantung pada massa, permukaan, gravitasispesifik. b. Mikrokimia dan Ultramikrokimia

Banyak cara untuk menganalisis mikro dan ultramikrokimia, antaralain dengan mikrokolorimeter, mikrospetrometrik, dll. Cara-cara tersebut memiliki

sensitifitas tinggi sehinnga dapat digunakan untuk membedakan enzim dan koenzim.

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%28%

c. Pewarnaan Sitokimia dan Histokimia Syarat yang perlu dipenuhi untuk keperluan determinasi adalah sitokimia dan histokimia adalah : o Substansi tidak boleh bergerak dari lokasi semula o Substansi harus diidentifikasi dengan prosedur yang spesifik untuk zat itu.

Rangkuman

Teknik dalam mempelajari sel pada prinsipnya ada dua teknik umum yaitu 1) teknik analisis instrumental dan teknik analisis sitologi dan sitokimia. Mikroskop cahaya dimodifikasi menjadi beberapa macam diantaranya: a. b. c. d. e. Mikroskop cahaya dengan latar gelap. Mikroskop fase kontras Mikroskop cahaya terpolarisasi. Mikroskop floresen Mikroskop elektron. Sitokimia modern, mengikuti tiga metode pendekatan utama dalam mempelajari sel, yaitu: a. Metode fraksionasi, b. Mikrokimia dan

Ultramikrokimia. c. Pewarnaan Sitokimia dan Histokimia.

Uji Konsep . Apa beda pewarna yang digunakan dalam mikroskop cahaya dan mikroskop elektron

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%29%

Latihan Kelompok Diskusikan dengan teman saudara! Mikroskop tipe apa yang akan anda gunakan untuk mempelajari sel darah merah dan sel darah putih, struktur terperinci dari suatu sel hingga organel sel.

Latihan Mandiri 1. Tuliskan mempelajari macam-macam teknik mempelajari sel? 2. Jelaskan perbadaan pemakaian mikroskop biasa dengan mikroskop elektron ? 3. Jelaskan bagaimana cara mempelajari sel dengan cara sitologi dan sitokimia ? 4. Jelaskan perbadaan mikroskop TEM dan SEM?

!"#$%&#$!'()!*+,%-./0%

/!+1%3:%

Anda mungkin juga menyukai