Anda di halaman 1dari 3

Globalisasi Globalisasi produksi Globalisasi pembiayaan Globalisasi tenaga kerja Globalisasi jaringan informasi Globalisasi perdagangan Indonesia belum

sbagai semi periferi dan perfieri masih transisi Kebijakan yang merusak Globalisasi terkait dgn ekonomi dan politik Pengruh sistem dunia : mampu mmbrikan kbrhasilan pmbangunan ekonomi pda negara pnggran dan Tak ada ngra yang dapat melepaskan diri dari eknomi kapitalis yang mendunia Teori sistem dunia : ACFTA Tindak lanjut kesepakatan perdagangan bebas dengan negaraASean dengan cina Mmbri ksmptan Indonesia mmbuka pasaran d wiliayah asia tenggara serta china Indonesia belum mempunyai kemampuan Indonesia UKM mati terjadi ketimpangan dmna konsep perdagangan bebas Indonesia sbg konsumen Tanggapan Sikap positif Pnrimaan scara trbuka Antisipasi dan slektif Adaptif Tdk meninggalkan unsure-unsur budaya asli Psotif Pmrinth trbuka dan demoratis Pngruh negative : Liberal, adanya prsaingan bebas jelas trlhat ada prbdaan kaya dan miskin muncul sikap individualism

Dampak otonomi daerah sbg implementasi dari demokratisasi Demokratisasi : suatu perubahan baik itu perlahan maupun cepat ke arah demokrasi Aspek pendidikan, eknomi, pemerintahan Otonomi daerah : hak wewenang dan kwjiban daerah otonom untuk mengatur dan mngurus sndiri urusan pmrntah dan masyarakat stmpat Tujuan : optimalisasi sda, pengelolaan tepat sasaran, mendorong iklim kompetitif antar daerah, dan mengurangi kesenjangan = intrograsi bangsa Hasil LIPI : pnrapan otonomi daerah di Indonesia gagal Gagalnya reformasi birokrasi Rendahnya plyanan public Masih adanya 32.7 jta Tak adnya grand design kebijakan yang jelas (grand design : proyek2) Dampaknya : otonomi daerah di kaltim : UU 32 tahun 2004 : Prinsip otonomi seluas2nya Prov kaltim trkya no3 di Indonesia Dmpak positif Peningktan PAD, tenaga krja, innvestasi, trbukanya kwasan Dmpak negative Krusakan lgkungan hdup, konflik bagi hasil pusat dan daerah Eksploitasi SDA melebihi daya dukung lingkungan Masalah : Persepsi daerah soal kewenangan (tidak jelas kewenangan dari daerah dengan pusat) Inkonsistensi pmerintah dalam bdg hukum Kolabarasi elit dalam pengelolaan daerah (tidak smua, tingginya tingkat korupsi di daerah2, Kisruh pembagian hasil daerah

Ksmpulan : Otonomi daerah masih kental dgn nuansa birokrasi orde baru = tercipta raja-raja kecil di daerah = kemakmuran rendah dan ksnjangan tetap tinggi Otonomi daerah : jauh dari konsep desentralisasi : sentralisasi lngkup yang lebih kecil. Solusi : Kontrol, Regulasi, Kearifan lokal( partisipasi masyarakat harus dilibatkan )

Anda mungkin juga menyukai