Fismektan Resume2 Revisi - Devika

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

Nama : Devika Fahrunisa NPM : 240110110002 Tugas Fisika Mekanika Tanah

Resume Identifikasi Lapangan Lanjutan Dalam resume sebelumnya telah dijelaskan tentang topografi dan air, maka kali ini dijelaskan tentang tanah dan vegetasi. Tanah mencakup tentang: Mineralisasi/mobilisasi Kation-anion pH (potential of hydrogen), pF (potential force) makro-mikro element kelembaban Atterberg (BL, PL, LL) FC (field capacity) Tekstur Struktur (elementer, agregat, segregat)

Permukaan bumi mempunyai kerak bumi (Earth's crust) yang tebalnya sekitar 6000 km, disebabkan oleh adanya pelapukan oleh cuaca, iklim dan sebagainya sehingga menjadi batuan asli seperti mineral, illit, vermiculite dan kaolinit. Pelapukan adalah sebuah proses fragsinasi batuan dan material tanah yang disebabkan oleh faktor kimia, fisik, dan biologi. Pelapukan pada Kerak bumi adalah salah satu aktivitas yang disebabkan oleh tenaga dari luar (eksogen). Pelapukan yang terjadi yaitu pelapukan mekanik, pelapukan kimiawi dan pelapukan organik. Pelapukan mekanik adalah proses pemecahan batuan besar menjadi batuan lebih kecil tanpa ada perubahan kimia pada mineral penyusunnya. Pelapukan mekanik dapat terjadi akibat dari air, angin, dan aktivitas makhluk hidup. Pelapukan batuan secara mekanik dapat juga diakibatkan oleh aktivitas binatang seperti musang, tikus, kelinci, dan binatang-binatang lain yang lebih kecil seperti kumbang yang membuat sarangnya di daerah bebatuan. Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses kimiawi pada molekulmolekul penyusun batuan tersebut. Zat-zat yang tertanam di dalam kerak bumi (litosfer) pada dasarnya bersifat stabil, tetapi batuan di lapisan paling luar yang

bersinggungan dengan atmosfer secara kimiawi lebih tidak stabil. Atmosfer yang banyak mengandung oksigen dan lembab menyebabkan batuan lebih mudah mengalami perubahan atau pelapukan kimia. Pelapukan terjadi pada batuan yang bersifat kimiawi, misalnya air hujan yang turun ke bumi mengandung zat kimia yang dapat bereaksi dengan zat kimia yang ada di batuan sehingga terjadi pelapukan. Pelapukan organik yaitu pelapukan yang diakibatkan oleh pengaruh zat organik atau makhluk hidup. Zat-zat organik tersebut misalnya berasal dari mikroorganisme, sisa-sisa binatang dan tumbuhan yang membusuk. Jasad renik, lumut, jamur, cacing, dan siput termasuk yang dapat menyebabkan pelapukan organik.
Earths crust (pelapukan oleh cuaca, iklim dll) 6000 km Kerak bumi

Menjadi: Batuan asli mineral, illit,vermiculite,kaolinit

Sebagian besar batuan dan mineral terbentuk jauh di dalam kerak bumi, tempat yang suhu dan tekanannya sangat berbeda dengan permukaan bumi. Mineralisasi adalah proses pembentukan mineral baru pada tubuh batuan yang diakibatkan oleh proses magmatik ataupun proses yang lainnya, namun mineral yang dihasilkan bukanlah mineral yang sudah ada sebelumnya. Mobilisasi unsur hara berasal dari pelapukan batuan (semua unsur kecuali N). mineralisasi adalah alih rupa bahan organic menjadi unsur-unsur yang tersedia bagi tanaman terutama unsur N, P dan S tetapi juga unsur hara lainnya, dan melalui proses pertukaran ion yang terjerap. Unsur hara makro diperlukan tanaman dalam jumlah yang banyak sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Beberapa unsur hara yang termasuk unsur hara makro yaitu N, P, K, C, H dan O, sedangkan yang termasuk unsur hara mikro yaitu Mo, Mn, Zn, Fe, Al, Mg, Ca, dan N2. Meskipun unsur hara mikro diperlukan dalam jumlah sedikit, namun keberadaannya tidak dapat diabaikan. Misalnya Zn adalah racun, namun jika dosisnya sedikit dapat menjadi obat. Perbandingan antara kation dan anion dalam keadaan normal kira-kira 1 dengan pH sekitar 6,5 6,8.

1=

= ]

= pH = 6,5 6,8

pH = - log [

Fc (Field capacity) terbagi 2 yaitu untuk tanah dan untuk traktor. Fc untuk tanah adalah jumlah air maksimum yang ditahan oleh matriks tanah dan melawan gravitasi.
SL PL LL

FC

PF ada 4, yaitu: PF 1 = log 101 PF 2 = log 102 PF 3 = log 103 PF 4,2 = log 104,2 Higroskopis atau adsorpsi adalah kemampuan menyerap air. Tanah yang dalam keadaan kering kerontang namun masih mempunyai partikel yang memiliki kemampuan untuk menyerap air (partikel higroskopis). Dalam keadaan PF 4,2 artinya dibawah penampang 1 cm2 ada pipa air yang naik ke atas setinggi 104,2, BD (Bulk Density) sekitar 1 ton/m3 atau 1 gram/cm2. 1cm x 104,2 = 15848,93 cm = 158,4893 m 0,158 kg = 1,58 kPa (tekanannya) Didalam tanah terdapat tekanan negative yang menarik air. Negative pressure terjadi ketika daerah tertutup memiliki tekanan lebih rendah dari daerah sekitarnya. Bukan kompos yang membuat subur namun kompos mempunyai kemampuan menarik air. Sampel tanah ada dua yaitu disturb (pengambilannya memakai cangkul) dan undisturb (pengambilannya memakai ring sampel) United State Departement Of Agriculture (USDA) membagi tanah menjadi clay (liat), sand (berpasir), silty (berlumpur), long dan gravel (kerikil). Basis basah biasanya digunakan oleh orang argronomi sedangkan basis kering digunakan oleh orang engineering untuk dijadikan lahan konsumsi. Cara

menghitung basis basah dalam sampel tanah: basis kering:

x 100%, sedangkan menghitung

x 100%. SL adalah batas susut, artinya pada saat volumenya

berubah pada batas susut (batas air yang merubah volume, volume tetap air berkurang). Kelembaban Atterberg hanya berlaku pada tanah yang mengandung banyak clay, pasir tidak berlaku. Humus mengandung asam humus (humid acid) yang berwarna coklat dan hitam dan biasanya subur sekali. Tanah di Jatinangor biasanya banyak podsol, tanah alluvial dan berpasir. Kalau tanahnya humus berarti lassive, kalau tanahnya liat berarti latosol dan kalau tanahnya pasir berarti podsol. Agregat adalah ikatan partikel tanah dengan humus dan air sebagai perekat, biasanya lembab dan memiliki ikatan yang lemah. Dalam segregat terdapat ion dan kation karena terdapat clay, terjadi ikatan kimia, dalam pertanian tidak subur namun dalam engineer bagus. Contoh agregat adalah cadas pangeran sedangkan contoh segregat adalah metamorf. Segregat ada 3 yaitu pejal (tanah seolah-olah bertumpukan), silindrik, dan prismatic (bentuk tidak beraturan dan ujungnya tajam. Vegetasi mencakup tentang: Penyakit Hama Defisiensi zat hara Air Simptomae Variabilitas tanah adalah tanah mempunyai macam-macam tekstur, variabilitasnya tinggi dan kelembabannya berbeda. Wetting front adalah titik paling ujung dari aliran (karena setelah itu tanahnya masih kering). Pepohonan pada musim kemarau menggugurkan daunnya zat hara yang tersisa dalam tanah menjadi persediaan untuk daun muda (regenerasi daun, zat hara diberikan pada daun yang muda), selain itu untuk mengurangi evaporasi atau penguapan. Sungai adalah air primer, selanjutnya ada air sekunder, tertier dan seterusnya. Manometer (alat pengukur tekanan) digunakan pada musim kemarau untuk mengukur negative pressure (mengetahui jumlah air yang terdapat dalam tanah pada saat itu.

Air higroskopis tidak dapat diambil tanaman, dalam keadaan field capacity. Air yang terdapat di PF yang tinggi juga tidak dapat diambil. Defisiensi air berarti defisiensi zat hara karena dalam air terdapat zat hara. Defisiensi unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Adapula gejala defisiensi unsur hara pada tanaman, contohnya gejala kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun berubah menjadi hijau muda kemudian menjadi kuning sempurna, jaringan daun mati dan mengering berwarna merah kecoklatan. Pembentukan buah tidak sempurna, kecil-kecil, kekuningan, dan masak sebelum waktunya. Gejala kekurangan fosfor ditandai dengan warna bagian bawah daun terutama tulang daun merah keunguan, daun melengkung, dan terpelintir (distorsi). Tepi daun, cabang dan batang juga berwarna ungu. Kekurangan unsur ini menyebabkan terhambatnya sistem perakaran dan pembuahan. Gejala kekurangan kalium ditandai dengan mengerutnya daun terutama daun tua meski tidak merata, tepi dan ujung daun menguning yang kemudian menjadi bercak coklat. Bercak daun ini akhirnya gugur, sehingga daun tampak bergerigi dan akhirnya mati. Buah yang terbentuk tidak sempurna, kecil, kualitas jelek dan tidak tahan simpan. Gejala kekurangan sulfur ditandai dengan warna daun muda memudar (klorosis), berubah menjadi hijau muda, kadangkadang tampak tidak merata, menguning atau keputih-putihan. Pertumbuhan tanaman terhambat, kerdil, berbatang pendek, dan kurus. Gejala kekurangan kalsium ditandai dengan pertumbuhan kuncup yang terhenti dan mati, pertumbuhan tanaman lemah dan merana, tepi daun muda mengalami klorosis, buah muda banyak yang rontok dan masak sebelum waktunya, warna buah kurang sempurna. Gejala kekurangan magnesium ditandai dengan daun tua yang semula hijau segar berubah menjadi kekuningan dan tampak pucat. Diantara tulang-tulang daun terjadi klorosis, warna berubah menguning dan terdapat bercak-bercak berwarna kecoklatan, sedangkan tulang daun tetap berwarna hijau.

Penyakit disebabkan oleh virus, bakteri dan lain-lain sedangkan hama disebabkan oleh binatang hidup atau organisme hidup, semua yang merusak tanaman secara fisik, bahkan manusia dapat disebut hama jika merusak tanaman. Crop adalah tanaman yang ditanam manusia (hanya tiga setengah bulan) dalam index pertanian. Indeks Pertanian adalah salah satu indeks saham di Bursa Efek Indonesia yang berbasis di bagian usaha Pertanian. Usaha - usaha yang tercantum adalah usaha di bidang Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan bidang usaha lainnya yang berbasis di bagian Pertanian. Setelah musim hujan, petani akan membiarkan lahannya tidak ditanami. Jika PH turun maka elemen naik. Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman adalah Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara Essensial. Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, unsur hara dikelompokkan menjadi dua, yaitu: unsur hara makro, unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar, dan unsur hara mikro, unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil. Unsur hara makro meliputi N, P, K, Ca, Mg dan S sedangkan unsur hara mikro meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn dan Cl. Fungsi Unsur Hara Makro (n-p-k), Nitrogen (N) berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri, berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman, merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun. Phospat (P) berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman, merangsang pembungaan dan pembuahan, merangsang pertumbuhan akar, merangsang pembentukan biji, merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel. Kalium (K) berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air, meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit. Unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain Besi(Fe), Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor(Cl). Gejala kekurangan besi (Fe) ditandai dengan warna kuning pada daun-daun muda, pertumbuhan tanaman terhambat, daun berguguran dan mati pucuk, tulang daun yang berwarna hijau

berubah kekuningan kemudian memutih, pertumbuhan tanaman seolah terhenti. Gejala kekurangan boron (B) ditandai dengan tepi daun mengalami klorosis mulai dari bawah daun kemudian mengering dan akhirnya mati. Pada tanaman bercabang, ruas tanaman memendek, batang keropos, pembentukan cabang tumbuh sejajar berdampingan. Gejala kekurangan tembaga (Cu) ditandai dengan daun berwarna hijau kebiru-biruan, ujung daun secara tidak merata ditemukan layu, terkadang terjadi klorosis meski jaringannya tidak mati, pertumbuhan tanaman kerdil dan gagal membentuk bunga. Gejala kekurangan mangan (Mn) ditandai dengan pertumbuhan tanaman kerdil, daun berwarna kekuningan atau kemerahan, jaringan daun di beberapa tempat mati, serta biji yang terbentuk tidak sempurna. Gejala kekurangan seng (Zn) ditandai dengan daun tua berwarna kekuningan atau kemerahan, daun berlubang, mengering dan akhirnya mati. Gejala kekurangan molibdenum (Mo) ditandai dengan warna daun memudar, keriput dan mengering, pertumbuhan tanaman seolah terhenti dan akhirnya mati. Cara penanganan kekurangan unsur mikro adalah dengan menambahkan pupuk organik yang tinggi, pemberian pupuk organik cair untuk pemupukan susulan, serta penyemprotan pupuk daun dengan kandungan mikro lengkap.

Anda mungkin juga menyukai