Anda di halaman 1dari 5

MATERI 17 (MENYAMPAIKAN KEBENARAN DALAM KELUARGA) Apa keinginan Allah dengan keluarga?

Banyak yang tidak mencocokkan antara keinginan Allah dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Bisa jadi berperilaku tidak sesuai aturan-aturan Allah. Minta sama Allah ingin keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Keinginan Allah saat manusia menikah: [30:21] Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. Allah menciptakan pasangan hidup dalam keluarga supaya tenteram. Kalau belum tenteram, berarti ada yang belum sesuai dengan aturan Allah. Berpasang-pasangan laki perempuan supaya sakinah (tenteram), tetapi tenteram itu harus dicari sendiri. Apa yang harus dilakukan supaya dapat ketenteraman? Dijadikan rasa kasih sayang harus ada usaha manusia sehingga suami istri dijadikan rasa kasih sayang. Caranya? Bukan tiba-tiba Allah memberi rasa kasih sayang. Ciri-ciri orang yang dapat rahmat dalam sebuah keluarga: BERIMAN dan BERAMAL SOLEH, sehingga turun kasih sayang dari Allah. Ujian dalam sebuah keluarga: Anak, pasangan hidup Kebaikan dan keburukan Perbedaan sifat, pendapat Kalau jenis ujiannya tidak tau jadinya stress. Allah ingin tau manusia beriman atau tidak, sabar atau tidak, makanya dikasih ujian. Ujian merupakan KEBAIKAN dari Allah, tapi biasanya manusia mengeluh ketika mendapat ujian. Tujuan Allah dengan ujian: [29:2] Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? [29:3] Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. Sebuah keluarga mau jadi sakinah, mawaddah, warahmah pasti diuji, tidak mungkin tidak. Ujiannya bisa macam-macam. Tujuan ujian: supaya tau mana yang benar, mana yang dusta; mana yang sungguh-sungguh; mana yang beriman, mana yang tidak. Sebesar apapun ujian, cobaan, pasti KEBAIKAN. Allah memberikan ujian sesuai kesanggupan, tidak mungkin melebihi kapasitas manusia. [16:30] Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab: (Allah telah menurunkan) kebaikan. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, Segala jenis cobaan bagi orang bertakwa adalah KEBAIKAN. Allah berkasih sayang, tidak pernah menzalimi manusia tapi manusia yang menzalimi diri sendiri. Allah ingin tau sejauh mana kualitas manusia, makanya diberi ujian, termasuk ujian rumah tangga. [3:142] Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orangorang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. Ketika minta digolongkan untuk masuk surge, minta keluarga yang sakinah mawaddah warahmah, Allah mau lihat mana yang sabar, mana yang berjihad (sungguh-sungguh), makanya diuji.

[3:186] Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguhsungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. Sungguh-sungguh akan diuji, artinya PASTI. Diri kita adalah ujian. Saat sakit diuji, harus sabar. Sakit menjadi penggugur dosa , tapi syaratnya harus SABAR, IKHLAS. Kalau saat sakit tidak sabar, tidak ikhlas, terus-menerus mengeluh, jadinya menambah dosa bukan menggugurkan dosa. Harus SABAR dan BERTAKWA saat diuji atas harta dan dirimu. Ujian bisa dari rumah, bisa dari kantor, bisa dari manamana. Bisa jadinya di rumahnya tidak bermasalah, tapi di kantor bermasalah, dan sebaliknya. Mengapa Allah satukan laki dan perempuan dalam rumah tangga? Keturunan Melengkapi Harus ada pemersatunya. Kalau suami pintar istri pintar, bisa jadi dua-duanya egois, saat beda pendapatan bisa jadi berselisih, pemersatunya adalah Kitab. Kalau tidak paham Kitab, akan terus berselisih. Ketika berbeda pendapat, kembalilah pada Kitab, jadi harus paham Kitabnya. Kalau tidak paham bisa bercerai-berai. Teknik menyampaikan. Tugas pokok manusia: IBADAH, diwujudkan dengan 5M (MEMBACA, MEMPELAJARI, MEMAHAMI, MENGAMALKAN, MENSYIARKAN Al Quran). Ritual apapun dimulai dengan 5M ini. Untuk melakukan shalat, puasa, haji, umroh, dll. harus tau dulu ilmunya dengan 5M. Perilaku dalam menyampaikan syiar: 1. Berperilaku Lemah Lembut [41:34] Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Ketika ditolak saat menyampaikan, kita harus bersikap LEMAH LEMBUT [23:96] Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dalam menyampaikan, siap-siap apa yang kita sampaikan ditolak. Kalau ditolak kitanya jadi marah, berarti kita ingin kata-kata kita diutamakan oleh orang lain. Menasehati, orang lain harus ikut apa kata saya, padahal bisa jadi orang itu belum mau menerima petunjuk. Oleh Allah dikembalikan kepada manusia. Kita hanya sebagai pemberi peringatan, Allah-lah yang member petunjuk. Misalnya saat orang tua menasihati anak. 2. Tidak Memaksakan Kehendak Saat mengatakan Harus nurut!, Harus ikut! memaksa. Walaupun yang kita ingatkan adalah kebaikan, tetap tidak boleh memaksa kalau tidak dituruti. [10:99] Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orangorang yang beriman semuanya? Bagi Allah mudah membuat semua manusia beriman, tapi manusia diberi akal, dikembalikan kepada manusia, diberikan kebebasan kepada manusia, mau atau tidak menerima petunjuk. Allah ingin manusia pakai akal. Kalau tidak dipakai akalnya untuk memilih yang benar, Allah menimpakan kemurkaan. Namun, tidak semua manusia memakai akalnya.

50:45] Kami lebih mengetahui tentang apa yang mereka katakan, dan kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa terhadap mereka. Maka beri peringatanlah dengan Al Quran orang yang takut [kepada ancaman-Ku. Jangan jadi pemaksa. 3. Hanya Sekedar Menyampaikan Para Rasul bertugas menyampaikan, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk, yang membolakbalik hati manusia, atas usaha manusia sendiri. Kalau berkata Saya belum mendapat hidayah untuk mengaji, rasanya malas terus: sebenarnya hidayah/petunjuk itu sudah ada, hanya ada yang mengambil pelajaran, ada yang tidak mengambil pelajaran. Kepada orang yang berpikir, yang mengambil pelajaran, pakai akal. Kalau tidak pakai akal, Allah murka, diazab. Contohnya, belajar Al Quran sendiri tidak paham. Ketika ada yang menjelaskan, tidak serius ikut petunjuk, bisa jadi sudah hilang. Petunjuk pernah dating tapi tidak dimanfaatkan petunjuknya. Suatu hari saat kita butuh petunjuk tersebut bertanya-tanya dimana petunjuknya walau sudah ada dalam Al Quran. Bisa jadi petunjuk hanya datang 1x. Ada yang memanfaatkan, ada yang lalai. Pemberi peringatan sudah datang tapi petunjuknya diabaikan. Allah hanya sebagai eksekutor, dalam artian ketika kamu mau menerima petunjuk, aku beri petunjuknya. Ketika kamu tidak mau menerima petunjuk, ya sudah, aku ambil petunjuknya. [5:99] Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan, begitu juga kita. Allah yang berkuasa atas diri manusia. Yang Tahajjud sedikit, iblis menggoda. Kalau mengantuk boleh tidur dulu, boleh minta bangunkan. Kalau kebablasan bangun jam 7 pagi tetap saja kerjakan shalat Subuh, kan tidak setiap hari seperti ini, tapi jangan juga jadi tiap hari shalatnya jam 7 terus Proses me-manage waktu. Diatur, apakah shalatnya diatur ke dekat waktu shalat Subuh. 4. Tidak Meminta Upah Upah tidak selalu berupa uang. Misalnya, Pah, ade kan sudah kerja tapi papah tetep bantuin ade ya.. secara tidak langsung meminta upah. Kalau berbuat sesuatu mencari ridho Allah janganlah meminta upah/balasan banyak yang tidak terasa. Yang dilakukan para Nabi: [10:72] Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah Sedikit pun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya). Misal, saat mengingatkan tapi anak-anaknya tidak mau nurut, orang tuanya bilang, Sudah dikasih, ga mau nurut!. Jangan mengharapkan orang lain untuk melakukan apa yang kita katakan. Ketika anak tidak ikut ya sudah, siap-siap saja karena akan bertanggung jawab atas diri masing-masing. Ikhlaskan..ketika diingatkan tidak mau, ya sudah. Tapi karena sayang, ujungujungnya jadi emosi. Sampaikan berulang-ulang, tapi ketika tidak diikuti jangan marah, jangan memaksakan kehendak, doakan. Ketika anak diingatkan dan anaknya selalu nurut , kekhawatirannya ketika anak ini berubah seolah itu jasa orang tua, padahal karena Allah. Allah sayang, suruh sabar, tahan dulu deh kalo anak belum nurut. Perubahan itu karena Allah, bukan karena orang tua. Orang tua merasa lebih berpengalaman, jadi keras mencegah ke anak . Kebaikan pasti diiringi godaan setan. Bapak ga bisa nolong anak dan kebalikannya. [31:33] Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikit pun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (setan) memperdayakan kamu dalam (menaati) Allah.

Di hadapan Allah sendiri-sendiri. Cara Allah member petunjuk misalnya dari Ustad (dari orang tua nggak mau) . Pengennya berubahnya dari orang tua , rasa-rasanya jadi tuhan, Kalau ga ada saya anak ini ga akan begini Allah-nya sebelah mana?. Ujung-ujungnya musyrik kalau orang tuanya merasa orang tualah yang mengubah anaknya. [6:94] Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami kurniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah). Doa anak soleh kepada orang tua yang telah tiada. Datang sendiri, mempertanggungjawabkan. Anak soleh yang membantu pertanggungjawaban bapaknya sebagai pemimpin. Ditanya ke bapaknya punya anak diapain, Alhamdulillah dia sudah belajar untuk mengenalmu Ya Allah. Bukan berarti dengan doa anak soleh langsung masuk surge karena diminta pertanggungjawaban dulu. Ayah sebagai pemimpin ditanya kepemimpinannya ke anak-anak, diperkenalkan ke Allah gak anak-anak?. Bapak-anak harus takwa. Anak soleh = bentuk pertanggungjawaban bapak sebagai ortunya mendidik anaknya jadi anak soleh. Boleh ga menghukum anak? Ujung-ujungnya maksa. Kalau member reward kepada anak boleh saja sebagi stimulustapi jangan sampe minta upah. Jangan sampe udah ngasih ke anak, anak ga ikutin kita Kamu! Sama mamah dulu udah dikasih! bisikan setannya kuat. Reward dan pusnishment di Allah juga ada, dibolehkan. . Contohnya bersedekah dikasih reward, kalu tidak bersedekah dipunish. Ada tujuannya , pakai akal. Kalau tidak paham Al Quran dilupakan Allah, beserta setan, supaya mereka berpikir. Berbuat baik, berbuat jahat untuk manusia senditi. Hasilnya untuk diri senditri. Misal dapat ujian hilang uang , ada maksud Allah (bisa nanti ditunjukkan). Selama ini kita minta terus, coba munajat sama Allah (dialog, Tanya): Ya Allah, apa maksud-Mu dengan ujian yang syaa terima) tiap ada kejadian. Alhamdulillah dapat jawaban dari Allah, Oh, ini ya maksudnya beberapa hari kemudia dijawab . Jadi sering-seringlah munajat, insya Allah dijawab. [6:59] Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lohmahfuz). Segala sesuatu permasalahan, daun gugur pun Allah tau, ada maksudnya, kadang-kadang ga mikir dengan adanya masalah Ya sudahlah emang begini dari Allah. Allah gak mungkin iseng. Ada maksudnya Cuma kadang kita malas untuk menggunakan akal. Dengan ikut pengajian, buka Al Quran-pun pakai akal, diulang-ulang, Tanya jawab supaya akalnya diapaki. Ujian dari Allah sudah ada jawabannya dari Allah. Munajat: Ya Allah, apa maksud-Mu?. Ketika berangkat ke suatu tempat mau ke A taunya ke B: A adalah keinginan kita, tapi B adalah keinginan Allah. Kalau ke A macet, karena Aku sayang padamu, Aku belokin ke tempat B. Makanya sebelum berangkat, munajat, Tanya sama Allah, Ya Allah mudahkanlah aku. Rasanya kita aja yang berangkat padahal badan ini hanya casing, yang menggerakkan tangan kaki adalah Allah. [10:72] Jika kamu berpaling (dari peringatanku), aku tidak meminta upah Sedikit pun dari padamu. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah belaka, dan aku disuruh supaya aku termasuk golongan orang-orang yang berserah diri (kepada-Nya). Imbalanku hanya dari Allah. Kebaikan kita jangan diceritakan, jangan dikeluarkan. Kamu ini dilahirin sama mamah, disuruh ginin aja susah minta upah. Bisa juga dari segi bahasa, Bapak

Cuma minta 1 aja, shalat!, seolah-olah minta upah padahal maksudnya Ini perintah Allah, yuk shalat beda tipis. Harus siap terima perbedaan dalam menyampaikan . Suami istri beda pendapat adalah sunatullah. Kalau sampai berselisih kembalikan ke Al Quran. [51:8] sesungguhnya kamu benar-benar dalam keadaan berbeda-beda pendapat, Pasti beda pendapat tapi tidak harus berselisih.. Banyak yang belum siap, suami istri beda latar, beda pendapat, penengahnya Al Quran dan As-Sunnah. [4:59] Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Cari jodoh jangan yang jauh-jauh biar ga beda pendapat , ga selisih kata orang tua dulu. Kembalikan ke Al Quran. Kalau tidak, jadinya berselisih, merasa diri benar, pintar. 5. Tidak Sakit Hati Kalau Ditolak [18:54] Dalam Islam adanya give & give tidak ada take & give (adanya di Yahudi)

Anda mungkin juga menyukai