Anda di halaman 1dari 34

Pendahuluan Hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh banyak hal namun yang terpenting diantaranya

adalah karena infeksi virus-virus hepatitis. Virus-virus ini selain dapat memberikan peradangan hati akut, juga dapat menjadi kronik. Virus-virus hepatitis dibedakan dari virus-virus lain yang juga dapat menyebabkan peradangan pada hati oleh karena sifat hepatotropik virus-virus golongan ini. Petanda adanya kerusakan hati (hepatocellular necrosis) adalah meningkatnya transaminase dalam serum terutama peningkatan alanin aminotransferase ( !") yang umumnya berkorelasi baik dengan beratnya nekrosis pada sel-sel hati.# Hepatitis kronik dibedakan dengan hepatitis akut apabila masih terdapat tanda-tanda peradangan hati dalam jangka $aktu lebih dari % bulan. Virus-virus hepatitis penting yang dapat menyebabkan hepatitis akut adalah virus hepatitis (VH ), & (VH&), ' (VH') dan ( (VH() sedangkan virus hepatitis yang dapat menyebabkan hepatitis kronik adalah virus hepatitis & dan '.) *nfeksi virus-virus hepatitis masih menjadi masalah masyarakat di *ndonesia. Hepatitis akut $alaupun kebanyakan bersifat self-limited kecuali hepatitis ', dapat menyebabkan penurunan produktifitas dan kinerja pasien untuk jangka $aktu yang cukup panjang. Hepatitis kronik selain juga dapat menurunkan kinerja dan kualitas hidup pasien, lebih lanjut dapat menyebabkan kerusakan hati yang signifikan dalam bentuk sirosis hati dan kanker hati.) Pengelolaan yang baik pasien hepatitis akibat virus sejak a$al infeksi sangat penting untuk mencegah berlanjutnya penyakit dan komplikasi-komplikasi yang mungkin timbul. khir-akhir ini beberapa konsep pengelolaan hepatitis akut dan kronik banyak yang berubah dengan cepat sehingga perlu dicermati agar dapat memberikan pengobatan yang tepat.) Anatomi dan Histologi Hepar Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di ba$ah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. &eratnya #)++ , #%++ gram. Permukaan atas terletak bersentuhan di ba$ah diafragma, permukaan ba$ah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma. &agian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare area."erdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen.# -acam-macam ligamennya.# #. !igamentum falciformis . -enghubungkan hepar ke dinding anterior abdomen dan terletak di antara umbilicus dan diafragma. ). !igamentum teres hepatis / round ligament . -erupakan bagian ba$ah lig. falciformis 0

merupakan sisa-sisa peninggalan vena umbilicalis yg telah menetap. 1. !igamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis .-erupakan bagian dari omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum sebelah pro2imal ke hepar. 3i dalam ligamentum ini terdapat a.hepatica, v.porta dan duct.choledocus communis. !igamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari 4oramen 5islo$. 6. !igamentum 'oronaria nterior kiri,kanan dan !ig coronaria posterior kiri-kanan . -erupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar. 7. !igamentum triangularis kiri-kanan . -erupakan fusi dari ligamentum coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar. 8ecara anatomis, organ hepar terletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus kanan dpt mencapai sela iga 69 7 tepat di ba$ah aerola mammae. !ig falciformis membagi hepar secara topografis bukan secara anatomis yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri. 2.1 Hepar Secara Mikroskopis Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut :apsul ;lisson. 8impai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. -assa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan9 plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. 8inusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terediri dari sel-sel fagosit yang disebut sel kupfer. 8el kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel sel makro di andingkan kapiler-kapiler yang lain . !empengan sel-sel hepar tersebut tebalnya # sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli. 3i tengah-tengah lobuli terdapat # vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar). 3i bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis9 "<* 3 yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, ductus biliaris. 'abang dari vena porta dan .hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan 8istem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel- sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. 'analiculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis,diba$a kedalam empedu yang lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.#,)

Gambar 1.0 Anatomi Hati

Gambar 1.1 Anatomi Hati Anterior

Fisiologi Hepar Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak )+= serta menggunakan )+, )7= oksigen darah. da beberapa fungsi hati yaitu .1 i. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohirat Pembentukan, perubahan dan pemecahankarbohidrat, lemak dan protein saling berkaitan # sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi 1glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. ;likogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikogenelisis. :arena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan. -enghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan "P, dan membentuk9 biosintesis senya$a 1 karbon (1') yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs). ii. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak Hati tidak hanya membentuk9 mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. sam lemak dipecah menjadi beberapa komponen . #. ). 1. 6. Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol. 3imana serum 'holesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid. 8enya$a 6 karbon , :(">? &>3*(8 8enya$a ) karbon , '"*V( '(" "( (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol) Pembentukan cholesterol Pembentukan dan pemecahan fosfolipid iii. Fungsi hati sebagai metabolisme protein Hatimensintesisbanyakmacamproteindariasamamino.3enganprosesdeaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. 3engan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan - globulin dan organ utama bagi produksi urea. @rea merupakan end product metabolisme protein. - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang. , globulin hanya dibentuk di dalam hati. lbumin mengandung , 7A6 asam amino dengan &- %%.+++. iv. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya. membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, V**, *B, B. &enda asing menusuk kena pembuluh darah , yang beraksi adalah faktor ekstrinsik, bila ada hubungan dengan katup jantung , yang beraksi adalah faktor intrinsik. 4ibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor B***, sedangakan Vit : dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan

beberapa faktor koagulasi. v. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin 8emua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin , 3, (, : vi. Fungsi hati sebagai detoksikasi Hati adalah pusat detoksikasi tubuh. Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti Cat racun, obat over dosis. ii. Fungsi hati sebagai !agositosis dan imunitas 8el kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis. 8elain itu sel kupfer juga ikut memproduksi gama- globulin sebagai imun livers mechanism. iii. Fungsi hemodinamik Hati menerima )7= dari cardiac output, aliran darah hati yang normal #7++ cc9 menit atau #+++ #A++ cc9 menit. 3arah yang mengalir di dalam a.hepatica )7= dan di dalam v.porta D7= dari seluruh aliran darah ke hati. liran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada $aktu e2ercise, terik matahari, shock.Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah. Sirosis Hati "e!inisi *stilah 8irosis hati diberikan oleh !aence tahun #A#E, yang berasal dari kata :hirros yang berarti kuning orange (orange yello$), karena perubahan $arna pada nodul nodul yang terbentuk. Pengertian sirosis hati dapat dikatakan sebagai berikut yaitu suatu keadaan disorganisassi yang difuse dari struktur hati yang normal akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan mengalami fibrosis. 8ecara lengkap 8irosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi mikro, anatomi pembuluh darah besar dan seluruh sitem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat (fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami regenerasi.6

#lasi!ikasi

&erdasarkan morfologi 8herlock membagi 8irosis hati atas 1 jenis, yaitu . #. -ikronodular

). -akronodular

1. 'ampuran (yang memperlihatkan gambaran mikro-dan makronodular) 8ecara 4ungsional 8irosis terbagi atas . 1. Sirosis hati kompensata 8ering disebut dengan !aten 8irosis hati. Pada stadium kompensata ini belum terlihat gejalagejala yang nyata. &iasanya stadium ini ditemukan pada saat pemeriksaan screening. 2. Sirosis hati "ekompensata 3ikenal dengan ctive 8irosis hati, dan stadium ini biasanya gejala-gejala sudah jelas, misalnya 0 ascites, edema dan ikterus.1 $tiologi

#. Virus hepatitis (&,',dan 3) ). lkohol 1. :elainan metabolic . #. Hemakhomatosis (kelebihan beban besi) ). Penyakit 5ilson (kelebihan beban tembaga) 1. 3efisiensi lphal-antitripsin 6. ;likonosis type-*V 7. ;alaktosemia %. "irosinemia :olelithiasis 'holelithiasis merupakan adanya atau pembentukan batu empedu0 batu ini mungkin terdapat dalam kandung empedu (cholecystolithiasis) atau dalam ductus choledochus (choledocholithiasis).

:olelitiasis (kalkuli9kalkulus, batu empedu) merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya batu empedu di dalam kandung empedu (vesica fellea) yang memiliki ukuran,bentuk dan komposisi yang bervariasi. :olelitiasis lebih sering dijumpai pada individu berusia diatas 6+ tahun terutama pada $anita dikarenakan memiliki faktor resiko,yaitu. obesitas, usia lanjut, diet tinggi lemak dan genetik.7 ;ejala :linis . @mum. mual, muntah, keluhan dispepsia :olik. nyeri di perut atas, berlangsung antara 1+ menit hingga #) jam. 8ering di daerah epigastrium atau prekordial ?yeri. timbul bila ada radang atau kolik *kterus. timbul bila kolesistitis akut atau kolangitis (ikterus ringan), sumbatan di duktus koledukus (ikterus ringan- berat) Pruritus. timbul bila ada kolestasis Hydrops. akibat obstruksi duktus sistikus yang berlangsung lama. simptomatik atau nyeri kronik pana Fuadran kanan atas. Puasa lama dapat mengakibatkan stasis empedu yang mempermudah pembentukan batu empedu 3iagnosis #. namnesis. keluhan dyspepsia, nyeri, pruritus ). Pem. 4isik. ikterus, nyeri epigastrium (kanan atas), tanda -urphy positif 1. !aboratorium. leukositosis (infeksi), kolestasis (bilirubin direk meningkat, gamma glomerulus transferase meningkat, alkali phosphatase meningkat) 6. Penunjang @8; (<'P (@8 (endoskopik ultrasonographi) -<'P (magnetic resonance cholangio pancreatography)

:olesistitis :olesistitis adalah peradangan pada kandung empedu. Genis kolesistitis . kut. reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyer perut kanan atas, nyeri tekan dan demam :ronik. berkait dengan litiasis dan timbul perlahan

;ejala :linis ?yeri perut kanan atas. ?yeri menjalar ke bahu kanan

-ual muntah 3emam ringan- tinggi

4aktor. 8tasis cairan empedu *nfeksi kuman *skemia dinding kandung empedu Penyebab utama E+=. batu kandung empedu di duktus sitikus -H stasis cairan empedu-H hydrops cairan empedu-H penambahan volume kandung empedu-H iskemia-Hnekrosis-H perforasi.

3iagnosis kut #. namnesis. khas0 kolik abdomen kanan atas atau epigastrium, nyeri menjalar ke pundak atau skapula kanan ). Pem. 4isik. ikterus, demam menggigil, tanda -urphy I 1. !aboratorium. leukositosis 6. Penunjang. @8;, kolesistografi oral (obstruksi) :ronik #. namnesis. gejala minimal seperti dyspepsia, rasa penuh di epigastrium, mual selepas makan makanan berlemak, umumnya ada ri$ayat keluarga. ). Pem. 4isik. nyeri loka di kandung empedu, tanda -urphy I, *kterus ringan 1. Penunjang. @8;, kolesistografi oral, kolangiografi, (<'P Ge%ala #linis -anifestasi klinis dari 8irosis hati disebabkan oleh satu atau lebih hal-hal yang tersebut di

ba$ah ini .7 #. :egagalan Prekim hati ). Hipertensi portal 1. sites 6. (nsefalophati hepatitis :eluhan dari sirosis hati dapat berupa . 6 a. -erasa kemampuan jasmani menurun b. ?ausea, nafsu makan menurun dan diikuti dengan penurunan berat badan c. -ata ber$arna kuning dan buang air kecil ber$arna gelap d. Pembesaran perut dan kaki bengkak e. Perdarahan saluran cerna bagian atas f. Pada keadaan lanjut dapat dijumpai pasien tidak sadarkan diri (Hepatic (nchephalopathy

g. Perasaan gatal yang hebat 8eperti telah disebutkan diatas bah$a pada hati terjadi gangguan arsitektur hati yang mengakibatkan kegagalan sirkulasi dan kegagalan perenkym hati yang masingmasing memperlihatkan gejala klinis berupa .1 #. :egagalan sirosis hati a. edema b. ikterus c. koma d. spider nevi e. alopesia pectoralis f. ginekomastia g. kerusakan hati h. asites i. rambut pubis rontok j. eritema palmaris k. atropi testis l. kelainan darah (anemia,hematon9mudah terjadi perdaarahan) ). Hipertensi portal 3iartikan sebagai keadaan meningkatnya tahanan (resistensi) terhadap aliran darah porta, hipertensi porta memiliki sebab-sebab berikut .6 Prahepatik . "rombosis obstruksi dan penyempitan vena porta atau spenomegali masif dengan pintasan darah ke dalam sirkulasi viseral. *ntrahepatik . 8irosis, skitosomiasis, penyakit oklusi vena, perlemakan masif, penyakit granulomatosa dengan fibrosis yang difus, atau hiperplasia regeneratif nodular.6 Pascahepatik . ;agal jantung kanan yang berat, perikarditis konstriktif atau obstruksi alirankeluar vena hepatika (Sindrom Budd-Chiari).6 :onsekuensi klinis yang serius pada hipertensi porta adalah . sites, khususnya pada sirosis

Pembentukan pintasan venosa portosistemik 8penomegali kongestif (nsefalopati hepatik Asites didefinisikan sebagi keadaan bertumpuknya cairan serosa secara berlebihan di dalam rongga peritoneum. Patogenesisnya .6

Hipertensi sinusoid hepatik Perkolasi cairan limfe hepatik ke dalam kavum peritonei :ebocoran cairan intestinal ke dalam kavum peritonei <etensi natrium dan air pada ginjal Pintasan portosistemik terjadi karena tempat-tempat yang penting bagi pemintasan venosa

portal-sistemik berikut ini .6 :ardioesofageal (varises esofagogastrika). Varises di tempat ini mengalami ruptur dan perdarahan sehingga terjadi hematemesis yang masif dan kematian pada separuh pasien sirosis. <ektum (hemoroid) <etroperitoneum !igamentum falsiformis dan umbilikus (Caput medusae). Splenomegali disebabkan oleh kongesti yang berlangsung lama0 keadaan ini dapat menyebabkan kelainan hematologik karena hipersplenisme.6 Ikterus Hepatoselular Penurunan penyerapan dan konjugasi bilirubin oleh hati terjadi pada disfungsi hepatosit dan disebut ikterus hepatoselular. 3isfungsi hati dapat terjadi apabila hepatosit terinfeksi oelh virus, misalnya pada hepatitis, atau apabila sel-sel hati rusak akibat kanker atau sirosis. 8ebagaian kelainan kongenital jiga mempengaruhi kemampuan hati untuk menangani bilirubin. >bat-obat tertentu, termasuk hormon steroid, sebagian antibiotik, dan anestetik halotan juga dapat menganggu fungsi sel hati. pabila hati tidak dapat mengkonjugasikan bilirubin, maka kadar bilirubin tidak terkonjugasi akan meningkat sehingga timbul ikterus.7 Ikterus Obatruksi sumbatan terhadap aliran empedu keluar hati atau melalui duktus biliaris disebut ikterus obstruktif dianggap berasal intrahepatik apabila disebabkan oleh sumbatan aliran empedu keluar hati. *kterus tersebut dianggap ekstrahepatik apabila disebabkan oleh sumbatan aliran empedu melintasi duktus biliaris. >bstruktif intrahepatik dapat terjadi apabila duktus biliaris tersumbat oleh batu empedu atau tumor.7 Pada kedua jenis obstruktif tersebut, hati tetap mengkonjugasikan bilirubin, tetapi bilirubin tidak dapat mencapai usus halus. kibatnya adalah penurunan atau tiadanya ekskresi urobilinogen di tinja sehingga tinja ber$arna pekat. &ilirubin terkonjugasi tersebut masuk ke aliran darah dan sebagian besar diekskresikan melalui ginjal sehingga sehingga urin ber$arna sangat gelap dan berbusa. pabila obstruksi tersebut tidak diatasi, maka kanalikulus biliaris di hati akhirnya mengalami kongesti dan ruptur sehingga empedu tumpah ke limfe dan aliran darah. 7 :lasifikasi 8irosis hati menurut criteria 'hild-pugh .

8kor 9 parameter # ) 1 &ilirubin (mg=) J),+ ) - J 1 H 1,+ lbumin (gr=) H1, 7 ),A - J 1,7 J),A Prothrombin time (Kuick=) H D+ 6+ - J D+ J 6+ sites + -inimal L sedang (I) L (II) &anyak III) Hepatic enchepha !opathy "idak ada 8td # dan ** 8td *** dan *V.#-6

#omplikasi

#. Perdarahan gastrointestinal Hipertensi portal menimbulkan varises oesopagus, dimana suatu saat akan pecah sehingga timbul perdarahan yang masih. ). :oma Hepatikum. 6. @lkus Peptikum 7. :arsinoma hepatosellural :emungkinan timbul karena adanya hiperflasia noduler yang akan berubah menjadi adenomata multiple dan akhirnya menjadi karsinoma yang multiple. %. *nfeksi -isalnya . peritonisis, pnemonia, bronchopneumonia, tbc paru, glomerulonephritis kronis, pielonephritis, sistitis, peritonitis, endokarditis, srisipelas, septikema.1,6 Patogenesis 8irosis hepatis ditandai oleh fibrosis yang progesif dan re-organisasi mikroarsitektur vaskular. :alogen interstisial (tipe # dan 1) secara normal ditemukan dalam saluran portal dan disekitar vena sentralis, kadang-kadang disertai berkas-berkas kalogen di dalam ruang 3isse yang disertai retikulin yang halus (kalogen tipe 6). pada sirosis, kalogen # dan 1 mengalami penumpukan yang luas pada semua bagian hati0 pita-pita halus kalogen subendotel membagi parenkim hati, dan fibrosis saluran porta menghasilkan jembatan antar-porta yang lebar. (ndotel sinusoid kehilangan fenestrasinya. -iofibroblas yang sudah ada sebelumnya di dalam saluran porta merupakan sumber utama pembentukan jaringan fibrosis ditempat tersebut. 8umber utama kalogen sinusoid yang berlebihan adalah sel-sel stelata hati perisinusoid (Sel Ito); sel-sel stelata yang normalnya terlibat di dalam proses penyimpanan lemak dan vitamin tersebut akan mengalami transformasi menjadi

sel-sel yang menyerupai miofibroblas pada jejas hati. 8el-sel stelata dan miofibroblas porta diaktifkan oleh .7 8itokin proinflamatorik (misalnya "?4-alfa (tumor necrosis factor-alfa) dan *!# (*nterleukin8itokin yang dilepaskan oleh sel-sel endogen (8el :upffer, sel endotel, hepatosit, sel epitel

#)) karena inflamasi kronik. saluran empedu). 3isrupsi matriks ekstrasel yang normal 8timulasi toksin langsung pada sel-sel stelata atau sel-sel miofibroblas saluran porta. da dua kemungkinan patogenesis dari sirosis hati, yaitu .% #. "eori mekanisme Maitu yang menerangkan proses kelanjutan hepatitis virus menjadi sirosis hati dimana nekrosis conjuent, retikulum nodul menjadi collaps merupakan kerangka terjadinya daerah parut yang luas. Proses kolagenesis kerangka reticulum fibrosis hati disuga merupakan dasar proses sirosis. 3alam kerangka jaringan ikat ini, bagian parenkim hati yang bertahan hidup, berkembang menjadi nodul regenerasi. *stilah yang dipakai untuk sirosis hati jenis ini adalah jenis pasca nektori. *stilah ini menunjukkan bah$a nekrosis sel hati yang terjadi merupakan penyebab sirosis. ). "eori *munologis 5alaupun hepatitis akut dengan nekrosis confluent dapat berkembang menjadi sirosis hati tapi proses tersebut terus melalui timgkat hepatitis kronik. hepatitis kronik berhibungan dengan hepatitis non &.% Hepatitis Hepatitis adalah peradangan hati. Penyakit ini dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol, dan dijumpai pada kanker hati. ;ejala dan tanda masing-masing jenis hepatitis serupa. 'ara penularan, apabila penyebabnya virus dan hasil akhirnya mungin berbeda.7 Pemeriksaan Fungsi Hati Pemeriksaan atau uji fungsi hati sering dilakukan. 8ebagin pemeriksaan yang paling dilakukan adalah .7 Pengukuran bilirubin total, serta kadar bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi. Pada penyakit hati, kadar bilirubin dapat meningkat dengan berbagai kombinasi. Pengukuran enCim-enCim hati, termasuk glutamat piruvat transaminase serum (8;P"), glutamat oksaloasetat transminase serum (8;>"), fosfatase alkali. :adar enCim-enCim ini meningkat pada penyakit hati. Pengukuran konsentarasi protein plasma. :adar menurun pada penyakit hati.

Pengukuran $aktu protombin (uji koagulasi). :arena koagulasi bergantung pada keberadaan faktor-faktor pembekuan yang dibentuk oleh hati, maka pada penyakit hati $aktu protombin dapat memanjang.

@ltrasonografi, computed tomography ('"), dan magnetic resonance imaging ( !I) dapat memperlihatkan adanya defek struktural atau batu saluran atau kandung empedu. Hepatitis virus. :erusakan hepatoselular preikterik ringan dapat dideteksi dari peningkatan transaminase plasma dan dari peningkatan ekskresi urobilinogen di dalam urina. &ila penyakit ini telah jelas, terdapat ikterus moderat disertai peningkatan bilirubin dikonjugasi dan total plasma serta bilirubin di dalam urina tanpa urobilinogen dan feses yang puncat. "ransaminase plasma jelas meningkat. :onsentrasi albumin plasma mungkin sedikit menurun, alfa-globulin bervariasi, beta-globulin mungkin meningkat dan terdapat peningkatan gam-globulin. <eaksi flokulasi positif kuat, dan biasanya ada peningkatan moderat dalam fosfatase alkali plasma. 5aktu protrombin memanjang.D 8elama pemulihan dari serangan akut, bilirubin hilang dari urina dan urobilinogen timbul

kembali. Protein, nilai enCim dan reaksi flokulasi plasma kembali normal. Gika hepatitis menjadi subakut, protein plasma tetap abnormal disertai penurunan albumin yang definitif dan peningkatan alfa-globulin yang persisten0 fosfatase alkali plasma meningkat tetapi bilirubin dan trasminase mungkin hanya meningkat sedikit.D Pada hepatitis non-ikterik, perubahan ini serupa, tetapi kurang jelas, kecuali bah$a bilirubin plasma yang tetap dalam batas-batas normal. 8ebaliknya penyakit ini bisa progesif pada stadium dini menjadi nekrosis hepar akut atau pada stadium subakut menjadi hepatitis kronika. :ehati-hatian khusus harus dijalankan dalam menangani contoh darah dari pasien dengan hepatitis karena resiko infeksi staf laboratorium.D Hepatitis Akti! #ronika :eadaan ini dinyatakan oleh desdruksi sel hepar yang kontinu sehingga bagian terbesar tes memberikan nilai yang abnormal. "erdapat albumin plasma yang rendah disertai sangat meningkatnya gama-globulin (*g;) dan peningkatan bilirubin yang nyata. ?ilai yang tinggi ditemukan bagi fosfatase alkali plasma dan bagi transminase. &iasanya antibodi otot polos dan faktor antinuklear dapat dideteksi di dalam serum.D Hepatitis & :ronik ? 4*8*: Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi,

P(-(<*:8

perkusi dan auskultasi.8ebelum itu dilakukan anamnesis. Pada pemeriksaan untuk Hepatitis & pasien dimina untuk menanggalkan baju dan dilakukan pemeriksaan abdomen, pada pemeriksaan jika pasien mengalami komplikasi sirosis hati yang disebabkan oleh hepatitis & maka akan terlihat

perutnya membuncit ( scites), pembesaran parotid, spider nervi, kulit menjadi kuning dan dilihat juga adakah terdapat pergerakan atau pulsasi di bagian abdomen. 3iinspeksi juga adakah terdapat benjolan seperti pembesaran hati. :emudian dilanjutkan dengan pemeriksaan palpasi, pada pemeriksaan palpasi dirasakan adakah terdapat rigiditas, dan juga jangan lupa untuk meminta pasien untuk memberitahu jika terdapat rasa sakit apabila ditekan. Pada hepatitis & juga terdapat nyeri tekan di bagian. Hipokondrium kanan yang mungkin disebabkan oleh :olesistitis dan sakit hepar. Gika terdapat kelainan di hepar harus dilaporkan bagaimana permukaan, tepi, konsistensi, nyeri dan pembesarannya. Pada pemeriksaan perkusi, dilakukan perkusi secara acak dahulu kemudian perkusi untuk mencari ukuran pembesaran hati, untuk mengetahui adakah terdapat pembesaran hati. Hepatitis & :ronis 'arrier Penderita virus hepatitis & carier bermaksud pemba$a virus. *ni dapat ditemukan diseluruh dunia adalah sekitar 1++juta kasus. Penyebaran virus ini terjadi sama seperti Hepatitis & yang lain, yaitu melalui hubungan , seksual, penggunaan jarum suntik tidak steril(khusus pengguna narkoba, tatoo dan akupuntur), transfusi darah, ibu hamil kepada janin dalamkandungan, praktis kesehatan (dokter, pera$at, petugas lab) yang sering berkontak dengan produk darah pasien.A Hepatitis & kut Virus Hepatitis & termasuk dalam kelompok 3? hepatotropik, hepadnaviridae yang terdiri atas % genotipe ( -H), terkait dengan derajat beratnya dan respons terhadap terapi. H&V juga merupakan virus yang mempunyai satu serotipe utama dengan banyak subtipe berdasarkan keanekaragaman protein H&s g. Hati merupakan tempat utama replikasi selain tempat lainnya. pabila seseorang terinfeksi virus hepatitis & akut maka tubuh akan memberikan tanggapan kekebalan( immuneresponse). da 1 kemungkinan tanggapan kekebalan yangdiberikan oleh tubuh terhadap virus hepatitis & pasca periode akut. -:emungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan virus, pasien sembuh. -:e-), jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. - :e-1, jika tanggapan tubuh bersifat *ntermediate (antara dua hal di atas) maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis & kronis.Pada kemungkinan pertama, tubuh mampu memberikan tanggapan adekuat terhadap virus hepatitis & (VH&), akan terjadi 6 stadium siklus VH&, yaitu fase replikasi (stadium # dan)) dan fase integratif (stadium 1 dan 6). Pada fase replikasi, kadar H&s g (hepatitis & surfaceantigen), H&V 3? , H&e g (hepatitis &e antigen), 8" (aspartateaminotransferase) dan !" (alanine aminotransferase) serum akan meningkat, sedangkan

kadar anti-H&s dan anti H&emasih negatif. Pada fase integratif (khususnya stadium6) keadaan sebaliknya terjadi, H&s g,H&V 3? , H&e g dan !"9 8" menjadi negatif9normal, sedangkan antibodi terhadap antigenyaitu . anti H&s dan anti H&e menjadi positif (serokonversi). :eadaan demikian banyak ditemukan pada penderita hepatitis & yang terinfeksi pada usia de$asa di mana sekitar E7-ED=infeksi hepatitis & akut akan sembuh karena imunitas tubuh dapat memberikan tanggapan adekuat. 8ebaliknya 1-7= penderita de$asa dan E7= neonatus dengan sistem imunitas imatur serta 1+= anak usia kurang dari % tahun masuk kemungkinan ke dua dan ke tiga0 akan gagal memberikan tanggapan imun yang adekuat sehingga terjadi infeksi hepatitis & persisten, dapat bersifatcarrier inaktif atau menjadi hepatitis & kronis. -asa inkubasi bagi hepatitis & adalah#7+#A+ hari (rata-rata %+-E+ hari). Viremia berlaku dalam beberapa minggu sampai bulansetelah infeksi akut. *nfeksi persisten dihubungkan dengan hepatitis kronik, sirosis dan kanker hati. H&V dapat ditemukan dalam darah, semen sekret servikovaginal, saliva dan cairan tubuhlain. "ransmisi H&V pula adalah melalui darah, seksual, penetrasi jaringan(perkutan) atau permukosa, dan maternalneonatal, tidak termasuk fecal-oral.A (pidemiologi. -#-7= de$asa, E+= neonatus, 7+= bayi akan berkembang menjadi hepatitis kronik dan viremia persisten3istribusi di seluruh dunia. Pravelensi karier di @8 J #=, asia 7-#7=. *nactive 'arrier H&V secara sederhana manifestasi klinis hepatitis & kronik dapat dikelompokkan menjadi ) yaitu . #. Hepatitis & kronik yang masih aktif (hepatitis & kronik aktif) ).'arrier VH& inaktif (inactive H&V carrier state) *nactive carrier H&V merupakan keadaan dimana H&V tidak aktif didalam badan pasien. *nimenyebabkan tidak adanya sebarang gejala klinik yang berlaku. Perbedaan diantara hepatitis &kronik yang masih aktif dan *nactive H&V carrier adalah pada kelainan serologi dan kelainangambaran histopatologik sel hati. ; -& < ? :!*?*8. ;ambaran klinis Hepatits & kronik sangat bervariasi. Pada banyak kasus tidak didapatkan keluhan maupun gejala dan pemeriksaan tes faal hati hasilnya normal. Pada sebagian lagi didapatkan hepatomegali atau bahkan hasilnya normal. Pada sebhagian lagi didapatkan hepatomegali atau bahkan splenomegali atau tanda-tanda penyakit hati lainnya misalnya eritema palmaris atau spider nervi serta pada pemeriksaan labotorium sering didapatkan konsentrasi !" $alaupun hal itu tidak selalu didapatkan. Pada umumnya didapatkan konsentrasi bilirubin yang normal. :onsentrasi albumin serum umunya masih normal kecuali pada kasus-kasus yang parah. 8ecara sederhana manifestasi klinis hepatitis & khronik dapat dikelompokkan menjadi ) yaitu.

a). Hepatits & kronik yang masih aktif( hepatitis b khronik aktif). Hbs g positif dengan 3? VH& lebih dari #+7kopi9ml didapatkan kenaikan !" yang menetap atau intermitten. Pada pasien sering didapatkan tanda-tanda penyakit hati khronik. Pada biopsy hati didapatkan gambar peradangan yang aktif. -enurut status Hbe g pasien dikelompokkan menjadi hepatitis b kronik Hbe g positif dan hepatitis & khrinik H&e g negative. b). 'arrier VH& *naktif ( *nactive H&V 'arrier 8tate). Pada kelompok ini H&s g positif dengan titer 3? VH& yang rendah iaitu kurang dari #+ 7kopi9ml. Pasien menunjukkankonsentrasi !" normal dan tidak didaptkan keluhan. Pada pemeriksaan histopatologik terdapat terdapat kelainan jaringan yang minimal. 8ering sulit membedakan Hepatitis & kronik H&e negative negative dengan pasien carrier VH& inaktif karena pemeriksaan 3? yang cukup lama.A Pengobatan hepatitis & "ujuan pengobatan pada hepatitis kronik karena infeksi VH& adalah menekan replikasi VH& sebelum terjadi kerusakan hati yang ireversibel. 8aat ini, hanya interferon-alfa (*4?- ) dan nukleosida analog yang mempunyai bukti cukup banyak untuk keberhasilan terapi. <espon pengobatan ditandai dengan menetapnya perubahan dari H&e g positif menjadi H&e g negatif dengan atau tanpa adanya anti-H&e. Hal ini disertai dengan tidak terdeteksinya 3? -VH& (dengan metode non-amplifikasi) dan perbaikan penyakit hati (normalisasi nilai !" dan perbaikan gambaran histopatologi apabila dilakukan biopsi hati). @mumnya pengobatan hepatitis & dibedakan antara pasien dengan H&e g positif dengan pasien dengan H&e g negatif karena berbeda dalam respon terhadap terapi dan manajemen pasien. Pengobatan antivirus hanya diindikasikan pada kasus-kasus dengan peningkatan !". *nterferon mempunyai efek antivirus, antiproliferasi dan immunomodulator. 'ara kerja interferon dalam pengobatan hepatitis belum diketahui dengan pasti. Pada pasien dengan Hbe g positif, pemberian *4?- 1 juta unit, 1 kali seminggu selama %-#) bulan dapat memberi keberhasilan terapi (hilangnya H&e g yang menetap) pada 1+ , 6+ = pasien. Pasien dengan H&e g negatif, respon terapi dengan melihat perubahan H&e g tidak bisa digunakan. @ntuk pasien dalam kelompok ini, respon terapi ditandai dengan tidak terdeteksinya 3? -VH& (dengan metode nonamplifikasi) dan normalisasi !" yang menetap setelah terapi dihentikan. <espon menetap dapat dicapai pada #7 , )7= pasien. Penggunaan interferon juga dapat menghilangkan H&s g pada D.A= pada pasien dengan H&e g positif dan ) , A= pada pasien dengan H&e g negatif. Hilangnya H&s g tidak tercapai pada penggunaan lamivudin. Penggunaan pegylated-interferon alfa )a selama 6A minggu pada pasien hepatitis & kronik dengan H&e- g negatif setelah )6 minggu follo"-up 7E kuantitatif masih jarang dilakukan secara rutin. 3engan demikian perlu dilakukan periksaan !" berulang kali untuk $aktu

= pasien menunjukkan transaminase normal dan 61 = dengan 3? VH& yang rendah (J )+.+++ copy#m$) dibandingkan dengan pasien yang mendapatkan lamivudine saja (66 = dengan transaminase normal dan )E = dengan 3? VH& rendah). !amivudin lebih kurang menimbulkan efek samping dibandingkan dengan inteferon dan dapat digunakan per oral sehingga lebih praktis untuk pasien. !amivudin digunakan dengan dosis #++ mg per hari, minimal selama # tahun. :ebehasilan terapi dengan menghilangnya Hbe g dicapai #%#A= pasien. ngka keberhasilan terapi dapat lebih besar bila jangka $aktu pengobatan ditambahkan namun bersamaan dengan itu, timbulnya VH& mutan juga menjadi lebih besar yang dapat menghambat keberhasilan terapi. 8tudi jangka panjang penggunaan lamivudin menunjukkan obat ini dapat menurunkan angka kejadian komplikasi akibat hepatitis kronik berat atau sirosis. 8tudi semacam ini belum ada pada interferon $alaupun angka keberhasilan serokonversi lebih besar dari pada lamivudin. ?ukleosida analog lain seperti adefovir memberikan angka keberhasilan terapi yang lebih kurang sama dengan lamivudin tetapi kurang menimbulkan mutan sehingga dapat digunakan apabila ditakutkan akan timbulnya virus mutan atau apabila pada penggunaan lamivudin sudah timbul virus mutan. (ntecavir memberikan angka keberhasilan serokonversi yang hampir sama dengan lamivudin. Hepatitis #ronik ' Anamnesis pakalah ada tanda-tanda lesu dan lemahN) pakah terlihat adanya tanda-tanda ikterusN) pakah pernah menggunakan obat-obatan narkotikaN) pakah pernah mendapat transfuse darah dulu N) pakah ada demam dan gejala prodromal lainnya sebelum adanya ikterusN) pakah $arna urin dan tinja anda berubahN) pakah dulu sudah pernah mendapatkan vaksin hepatitisN) pakah baru saja bepergian ke tempat-tempat endemis N) pakah dalam ) bln pernah mengkonsumsi obatN) Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. 8ebelum itu dilakukan anamnesis. Pada pemeriksaan untuk Hepatitis & pasien diminta untuk menanggalkan baju dan dilakukan pemeriksaan abdomen, pada pemeriksaan jika pasien mengalami komplikasi sirosis hati yang disebabkan oleh hepatitis & maka akan terlihat perutnya membuncit ( scites), pembesaran parotid, spider nervi, kulit menjadi kuning dan dilihat juga adakah terdapat

pergerakan atau pulsasi di bahagian abdomen. 3iinspeksi juga adakah terdapat benjolan seperti pembesaran hati serta melihat sclera mata penderita apakah berubah menjadi kuning. ) :emudian dilanjutkan dengan pemeriksaan palpasi, pada pemeriksaan palpasi dirasakan adakah terdapat rigiditas, dan juga jangan lupa untuk meminta pasien untuk memberitahu jika terdapat rasa sakit apabila ditekan. Pada hepatitis & juga terdapat nyeri tekan di bagian Hipokondrium kanan yang mungkin disebabkan oleh :olesistitis dan sakit hepar. Gika terdapat kelainan di hepar harus dilaporkan bagaimana permukaan, tepi, konsistensi, nyeri dan pembesarannya. ) Pada pemeriksaan perkusi, dilakukan perkusi secara acak dahulu kemudian perkusi untuk mencari ukuran pembesaran hati. ) 8eterusnya dilakukan pemeriksaan abdomen patologis seperti berikut. sites

"es shifting dullness9perkusi pekak berpindah Pada keadaan asites, dullness berpindah kearah sisi berbaring pasien, sedang timpani akan terdengar di atasnya. !akukan perkusi dan beri tanda antara daerah timpani dan dullness, kemudian mintalah pasien berbaring kearah satu sisi dan buatlah tanda perubahan timpani dan dullness yang berubah. "es gelombang cairan (4luid $ave ) @ndulasi -intalah pasien atau asisten untuk menekan dengan tepi telapak tangan pada garis tengah abdomen, hal ini akan menghalangi transmisi gelombang melalui lemak. :emudian ketuklah dengan ujung jari anda pada sisi abdomen dan rasakan adanya gelombang yang menyentuh telapak tangan yang anda letakan di sisi lain abdomen. *dentifikasi >rgan dalam cairan ascites( &allotement) !etakkan ujung jari-jari anda pada dinding abdomen dan lakukanlah tekanan tiba-tiba di daerah organ terletak. ;erakan cepat ini akan menyebabkan berpindanya cairan sehingga organ yang dituju mudah teraba. :olesistitis -urphy sign !etakan jari tangan kanan anda tepat di ba$ah Ventral hernia 3alam posisi pasien berbaring telentang, mintalah untu mengangkat kepala dan bahu sekaligus, maka akan tampak benjolan pada garis tengah abdomen. rkus kosta kanan, mintalah pasien untuk bernafas dalam, timbulnya nyeri tajam saat itu menunjukkan kemungkinan adanya kolesistitis akut.

Pemeriksaan Penun%ang nti-H'V "est 9 (nCyme *mmunoassay ((* )

>rang-orang yang dicurigai memiliki hepatitis c harus diuji untuk anti-H'V sebagai tes skrining a$al. nti-H'V terdeteksi oleh enCyme immunoassay ((* ). "es generasi ketiga ((* -1) yang digunakan saat ini lebih sensitif dan spesifik dari yang sebelumnya. 8eperti dengan semua enCim immunoassay, ?amun, hasil positif palsu kadang-kadang masalah dengan (* -1. Pengujian tambahan atau konfirmasi sering membantu. nti-H'V test untuk mengidentifikasi hepatitis ' kronis carrier dan donor darah. "es ini tidak mengidentifikasi penyakit akut ataupun infeksi H'V pada neonatus yang ibunya positif terinfeksi H'V, juga tidak mengidentifikasikan ada atau tidaknya imunitas spesifik.#,1 danya anti-H'V tidak memberi perlindungan dari infeksi atau reinfeksi lain. 8ebuah tes antiH'V *g- yang dapat diandalkan belum tersedia. &agaimanapun juga, Hasil eksperimen menunjukkan bah$a titer berkorelasi dengan aktivitas penyakit dan hasil pengobatan yang menggunakan interferon. 3alam serum mungkin didapatkan positif H'V <? , meskipun tes antiH'V negatif. *ni menunjukkan perjalanan H'V :ronis. #,1 "iter antiH'V-*g- berkorelasi dengan tingkat keparahan hepatitis ' kronis. &ukti anti-H'V adalah petunjuk yang penting, tetapi dapat diinterpretasikan sebagai infeksi akut, infeksi kronis, status carrier, atau status kebal non-infeksi. Perlu dicatat bah$a tes negatif tidak mengecualikan viraemia. Pendekatan terbaik untuk memastikan diagnosis hepatitis ' adalah menguji H'V-<? dengan menggunakan alat tes sensitif seperti polymerase chain reaction (P'<) atau transkripsi yang diperantarai amplifikasi ("- ). :orelasi antara titer serum H'V-<? dalam serum menunjukkan infeksi aktif. #,1 Peningkatan transaminase memerlukan klarifikasi diferensial diagnostik, yang dapat mengakibatkan konfirmasi infeksi H'V positif. "ransaminase adalah sebuah tumor marker yang baik untuk kronis hepatitis '0 <asio ;P"9;>" dapat menunjukkan ke arah perkembangan sirosis. ?amun, dalam tahap hepatitis ' kronis, transaminase normal dapat ditemukan. -ereka berkorelasi dengan proliferasi sederhana dan apoptosis dapat disertai dengan fibrosis derajat ringan, khususnya selama tidak mengkonsumsi alcohol. #,1 3alam tindak lanjut jangka panjang, transaminase sering menampilkan fluktuasi besar dalam kegiatan (naik turunnya sebelum mencapai tingkat normal). :adang-kadang, ada peningkatan luar biasa dari ;;" (;amma-;lutamil "ransaminase), yang bahkan dengan peningkatan ;;" (yang disertai dengan peningkatan sering lebih tinggi daripada peningkatan ;P", a$alnya akan curiga kerusakan hati yang diinduksi oleh alcohol. Pada pasien lkali Phospatase juga), akan dengan level transaminase meskipun hanya bermakna kecil, namun ini masih menjadi controversial. :ehadiran H'V <?

mengarah ke kerusakan berat pada duktus biliaris. Penurunan !4" (!iver 4unction "est) dan peningkatan gamma globulin hanya dapat ditemukan pada perkembangan sirosis hati. 8ebagian besar kasus, akan ?ampak anikterik (non-ikterus). 8aat pemeriksaan pasien dengan H&V (-) pada hepatoma, tes (* menunjukkan positif pada A1= kasus. Penyebab sirosis hati yang tidak sembuh, didapatkan (* test %)=, contohnya sejumlah besar kasus kronik cryptogenic hepatitis dan sirosis mungkin disebabkan oleh infeksi H'V. #,1 Pada hepatitis ' akut, H'V <? biasanya memberikan hasil yang negatif dari serum setelah infeksi selesai - meskipun tes anti-H'V tetap positif untuk $aktu yang lama. &agaimanapun juga, kombinasi peningkatan dari ;P" dan test anti-H'V (I) selalu mendekati ke arah H;V yang infeksius.#,1 Pengujian untuk H'V <? ini juga membantu pada pasien yang hasil tes (* untuk anti-H'V tidak dapat diandalkan. 8ebagai contoh, terjadi pada pasien mungkin tes negatif untuk anti-H'V $alaupun memiliki infeksi H'V karena mereka mungkin tidak menghasilkan cukup antibodi untuk deteksi dengan (* . 3emikian pula, pasien dengan hepatitis akut mungkin tes negatif untuk antiH'V ketika pertama kali diuji. ntibodi terdapat pada hampir semua pasien dengan # bulan setelah onset penyakit akut0 dengan demikian, pasien dengan hepatitis akut yang a$alnya tes negatif mungkin memerlukan tindak lanjut pengujian. 3alam situasi ini, H'V <? menegaskan diagnosis. #,1 nti-H'V test juga dapat terjadi false positif yang sering ditemukan pada penderita autoimun hepatitis tipe ) atau !-: (!iver-:idney--icrosomal). 3alam kasus H'V yang tidak dapat ditetapkan serologinya, H'V-<? dapat diidentifikasi langsung sebelum memulai pemberian *nterferon. 3alam hal ini, bahaya perburukan pada pasien dengan hepatitis autoimun dapat disingkirkan. #,1 H'V-<? "est untuk mendeteksi viremia yang terbaik dengan determinan H'V-<? pada tes P'< setelah prior <everse "ranscription (<"). 'ara ini juga bekerja pada fase inkubasi pasien yang anti-H'V (-) dengan nilai transaminase normal maupun dengan serum yang anti-H'V (-) pada fase akut. #,1 mplifikasi P'< dan "dapat mendeteksi rendahnya kadar H'V <? dalam serum. biasanya muncul dan

Pengujian untuk H'V <? adalah cara yang dapat diandalkan untuk menunjukkan bah$a infeksi hepatitis ' muncul dan merupakan tes yang paling spesifik untuk infeksi. Pengujian untuk H'V<? sangat berguna ketika tingkat aminotransferase normal atau hanya sedikit lebih tinggi, ketika anti-H'V tidak hadir, atau ketika beberapa penyebab penyakit hati yang mungkin. -etode ini juga membantu mendiagnosa hepatitis ' pada orang yang imunosupresi, baru-baru ini memiliki

transplantasi organ, atau mengidap gagal ginjal kronis. 8aat ini tersedia alat tes yang paling sensitif akan mendeteksi <? H'V dalam serum turun ke batas ba$ah #+ sampai 7+ eksemplar per mililiter (m!), yang setara dengan ) sampai #+ unit internasional (*@). Hampir semua pasien dengan hepatitis ' kronis akan tes positif oleh tes. :ebanyakan laboratorium melaporkan hasil di kedua eksemplar per m! dan *@ per ml. Penggunaan *@ lebih disukai. &eberapa metode tersedia untuk mengukur konsentrasi atau tingkat virus dalam serum, yang merupakan penilaian langsung dari viral load. -etode-metode itu termasuk P'< kuantitatif dan real-time dan 3? (b3? ) tes. "ingkat serum H'V-<? bercabang biasanya cukup stabil meskipun mereka dapat bervariasi

secara spontan oleh 1-#+ kali lipat dari $aktu ke $aktu. :etika dilakukan dengan hati-hati, tes kuantitatif memberikan kontribusi penting mengenai sifat hepatitis '. 8ebagian besar pasien dengan hepatitis ' kronis memiliki kadar H'V-<? (viral load) antara #++.+++ (#+ 7) dan #+.+++.+++ (#+D) salinan per ml. 3inyatakan sebagai *@, rata-ratanya adalah 7+.+++ sampai 7 juta *@. "ingkat virus yang diukur dengan H'V-<? tidak berkorelasi dengan keparahan hepatitis atau dengan prognosis yang buruk (seperti dalam infeksi H*V), tetapi tingkat virus tidak berkorelasi dengan kemungkinan respon terhadap terapi antivirus. "ingkat respons terhadap suatu treatment peginterferon dan ribavirin akan lebih tinggi pada pasien dengan kadar H'V-<? yang rendah. da beberapa definisi dari Otingkat rendahO H'V <? , tetapi definisi yang biasa adalah 6++.+++ *@ (P # juta kopi) per ml atau kurang. #,1

8elain itu, pemantauan viral load H'V selama fase a$al pengobatan dapat memberikan informasi a$al tentang kemungkinan responnya. ?amun karena kekurangan dari tes saat ini untuk tingkat H'V-<? , tes ini tidak selalu dapat diandalkan untuk terapi. #,1 *ndikasi penggunaan tes P'<. identifikasi infeksi H'V selama fase inkubasi atau akut, mungkin setelah paparan pemastian c hepatitis akut virus dengan anti-H'V negatif mendeteksi persistensi dan infektivitas dari virus pemantauan virus load sebagai tindak lanjut, terutama sebelum dan setelah terapi interferon. pengujian bayi yang baru lahir dari ibu dengan tes anti-H'V positif pengujian pada pasien yang mengalami imunosupresi untuk infeksi H'V pembentukan reinfeksi setelah transplantasi organ

<ecombinant *mmunoblot ssay

"es imunoblot dapat digunakan untuk mengkonfirmasi reaktivitas anti-H'V, meskipun pengujian langsung untuk H'V <? telah menggantikan mereka sebagai sarana untuk mengkonfirmasi infeksi H'V. "es imunoblot juga disebut O5estern &lotO0 serum diinkubasi pada strip nitroselulosa yang empat protein virus rekombinan sudah dihapuskan. Perubahan $arna menunjukkan bah$a antibodi yang mengikat protein. *munoblot dianggap positif jika dua atau lebih protein bereaksi dan dianggap tak tentu jika hanya satu band yang positif terdeteksi. 3alam beberapa situasi klinis, uji konfirmasi dengan imunoblotting sangat membantu, seperti untuk orang dengan anti-H'V terdeteksi oleh (* yang tes negatif untuk H'V <? . (* anti-H'V reaktivitas bisa me$akili reaksi positif palsu, pemulihan dari hepatitis ', atau infeksi virus dilanjutkan dengan tingkat virus terlalu rendah untuk dideteksi (yang terakhir jarang terjadi ketika tes P'< sensitif atau "digunakan). Gika tes imunoblot anti-H'V positif, pasien memiliki kemungkinan besar pulih dari hepatitis ' dan memiliki antibodi persisten. Gika tes imunoblot adalah negatif, hasil (* mungkin positif palsu.#,1

"es imunoblot dilakukan secara rutin di bank darah ketika sampel anti-H'V positif ditemukan oleh (* . "es imunoblot sangat spesifik dan berharga dalam hal verifikasi reaktivitas anti-H'V. "es tentu memerlukan tindak lanjut lebih jauh pengujian, termasuk upaya untuk mengkonfirmasi spesifisitas dengan tes ulang untuk H'V <? . #,1

&iopsi Hati

&iopsi hati tidak diperlukan untuk diagnosis tetapi sangat membantu untuk grading keparahan penyakit dan pementasan derajat fibrosis dan kerusakan arsitektur permanen. Hemato2ylin dan eosin noda dan noda trichrome -asson yang digunakan untuk menilai jumlah nekrosis dan peradangan dan untuk tahap derajat fibrosis. ?oda imunohistokimia khusus untuk H'V belum dikembangkan untuk penggunaan rutin. &iopsi hati juga membantu dalam menyingkirkan penyebab lain dari penyakit hati, seperti cedera hati alkoholik, penyakit hati berlemak nonalkohol, atau kelebihan Cat besi. #,1

H'V menyebabkan perubahan berikut di jaringan hati.

?ekrosis dan peradangan di tepi area portal, yang disebut Osedikit demi sedikit nekrosisO atau Ohepatitis antarmukaO

?ekrosis hepatosit dan peradangan fokal dalam hati sel inflamasi parenkim di daerah portal (Operadangan portalO) 4ibrosis mungkin ada dalam tahap a$al, yang terbatas pada saluran portal, tahap peralihan yang terdiri dari perluasan saluran portal dan menjembatani antara daerah portal atau ke daerah pusat, atau tahap akhir frank sirosis ditandai oleh gangguan arsitektur hati dengan fibrosis dan regenerasi. &eberapa skala digunakan untuk menentukan stadium fibrosis. 8atu klasifikasi umum adalah skala dari + sampai 6 tahap mana + menunjukkan tidak ada fibrosis0 tahap # menunjukkan pembesaran daerah portal oleh fibrosis0 tahap ) menunjukkan fibrosis memperluas keluar dari daerah portal dengan jembatan yang langka antara daerah portal0 "ahap 1 menunjukkan jembatan banyak fibrosis yang menghubungkan daerah portal dan pusat hati, dan tahap 6 menunjukkan sirosis.

3engan menetapkan skor untuk tingkat keparahan, grading, dan pementasan hepatitis membantu dalam mengelola pasien dengan hepatitis kronis. "ingkat peradangan dan nekrosis dapat dinilai sebagai tidak ada, minimal, ringan, sedang, atau berat. "ingkat fibrosis dapat juga dinilai. 8istem penilaian sangat membantu dalam studi klinis pada hepatitis kronis.

Pemeriksaan secara mikroskopik yang terbaik untuk mendiagnosa H'V kronik yaitu dengan laparoskopi (targeted biopsy), yaitu dengan cara pengambilan )-1 spesimen biopsy mulai dari lobus kanan hepar sampai lobus kiri hepar. Percutan biopsy hanya bisa mencapai area hepar yang terbatas. 8atu specimen biopsy saja tidak cukp untuk representative total liver findings.

*ndikator &iokimia *nfeksi Virus Hepatitis '

Pada hepatitis ' kronis, alanin aminotransferase dan aspartat akan meningkat berkisar dari lanin aminotransferase ( !"9;P") biasanya meningkat lebih tinggi dibandingkan lkaline phosphatase dan gamma glutamil transpeptidase (;;") biasanya normal. Gika Gumlah platelet dan jumlah sel darah putih yang meningkat (termasuk imunoglobulin dan

#-)+ kali (tetapi biasanya kurang dari 7 kali) batas atas normal.

aspartate aminotransferase ( 8"9;>"), kecuali pada pasien yang sudah dalam tahap sirosis hati.

tinggi, mungkin menunjukkan sirosis.

faktor reumatoid) sering terjadi pada pasien dengan fibrosis parah atau sirosis, memberikan petunjuk adanya penyakit lanjut.

enCim laktat dehidrogenase dan kreatin kinase biasanya normal.

tingkat lbumin, bilirubin, dan protrombin yang normal sampai stadium akhir penyakit. &esi dan feritin mungkin sedikit meningkat.

Genotipe dan Serotipe H'

da enam genotipe dikenal dan lebih dari 7+ subtipe hepatitis '. ;enotipe ini membantu dalam mendefinisikan epidemiologi hepatitis '. !ebih penting lagi, mengetahui genotipe atau serotipe (genotipe-antibodi spesifik) H'V sangat membantu dalam membuat rekomendasi, dan konseling terapi untuk pasien. Pasien dengan genotipe ) dan 1 adalah dua sampai tiga kali lebih mungkin untuk menanggapi terapi berbasis interferon dibandingkan pasien dengan genotipe #. 8elanjutnya, bila menggunakan terapi kombinasi, dosis yang dianjurkan dan durasi pengobatan tergantung pada genotipe. @ntuk pasien dengan genotipe ), dan 1 program )6-minggu pengobatan kombinasi menggunakan peginterferon dan A++ miligram (mg) ribavirin setiap hari cukup, sedangkan untuk pasien dengan genotipe #, kursus 6A-minggu dan dosis penuh ribavirin (#.+++ untuk #.)++ mg per hari) dianjurkan. @ntuk alasan ini, pengujian untuk genotipe H'V secara klinis penting. 8etelah genotipe yang teridentifikasi, maka tidak perlu diuji lagi0 genotipe tidak berubah selama infeksi.1

"iagnosis Hepatitis ' paling mudah didiagnosis ketika aminotransferase serum meningkat dan anti-H'V dalam serum hadir. 3iagnosis pasti dapat ditegakkan dengan ditemukannya H'V-<? serum. 1 dalam

Hepatitis ' Akut

Hepatitis ' akut didiagnosis pada orang yang memiliki gejala seperti penyakit kuning, kelelahan, dan mual, bersama-sama dengan peningkatan yang ditandai dalam serum !" (biasanya lebih besar dari elevasi #+ kali lipat), dan adanya anti-H'V atau de novo perkembangan anti- H'V.
1

3iagnosa penyakit akut dapat menjadi masalah karena anti-H'V tidak selalu hadir ketika

pasien mengalami gejala dan melihat dokter. 3alam 1+ sampai 6+ persen pasien, anti-H'V yang tidak terdeteksi hingga ) sampai A minggu setelah onset gejala. 3alam situasi ini, pengujian untuk H'V <? membantu, sebagai penanda ini hadir bahkan sebelum timbulnya gejala dan berlangsung melalui penyakit akut. Pendekatan lain untuk diagnosis hepatitis ' akut untuk mengulang pengujian anti-H'V bulan setelah onset penyakit. "entu saja, ri$ayat dari akut juga membantu dalam menunjukkan diagnosis. 1

Hepatitis ' #ronik

Hepatitis ' kronis didiagnosis ketika anti-H'V hadir dan tingkat aminotransferase serum tetap meningkat selama lebih dari % bulan. Pengujian untuk H'V <? (P'<) menegaskan diagnosis dan dokumen yang viremia hadir, hampir semua pasien dengan infeksi kronis akan memiliki genom virus terdeteksi dalam serum dengan P'<. 1

3iagnosis bermasalah pada pasien yang tidak dapat menghasilkan anti-H'V karena mereka imunosupresi atau immunoincompetent. 3engan demikian, <? H'V pengujian mungkin diperlukan untuk pasien yang memiliki transplantasi organ padat, berada di dialisis, mengambil kortikosteroid, atau agammaglobulinemia. 3iagnosis juga sulit pada pasien dengan anti-H'V yang memiliki bentuk lain dari penyakit hati yang mungkin bertanggung ja$ab atas kerusakan hati, seperti alkoholisme, kelebihan Cat besi, atau autoimunitas. 3alam situasi ini, anti-H'V mungkin merupakan reaksi positif palsu, infeksi H'V sebelumnya, atau hepatitis ' ringan terjadi di atas kondisi lain hati. H'V <? pengujian dalam situasi ini membantu mengkonfirmasi bah$a hepatitis c memberikan kontribusi kepada masalah hati.1

3iagnosis secara mikroskopik yang spesifik untuk H'V kronis.

Pada 1+-A7= kasus, terdapat degenerasi lemak pada sel hati 3estruksi ductus biliaris sering terdeteksi &adan inklusi hialin pada sitoplasma (-allory bodies) juga sering terdeteksi ?ekrosis sel hialin tunggal ('ouncilman &odies) selalu munculnpada H'V kronik, ini disebabkan oleh limfosit " yang memediasi untuk sitotoksik 8el epitel granuloma dan ballooning sel hati biasanya jarang terjadi *nfiltrate sinusoid hari dan limfosit pada single file arrangement juga sering terjadi

Pengobatan Hepatitis ' Alpha (nter!eron

"erapi untuk hepatitis ' kronis telah berkembang terus sejak interferon alpha pertama kali disetujui untuk digunakan dalam penyakit ini lebih dari #7 tahun yang lalu. Pada saat ini, rejimen yang optimal tampaknya menjadi )6 - atau 6A minggu saja dari kombinasi pegylated interferon alfa dan ribavirin.#,1,D

lpha interferon adalah protein host yang dibuat sebagai respons terhadap infeksi virus dan memiliki aktivitas antivirus alami. &entuk rekombinan alfa interferon telah diproduksi, dan beberapa formulasi (alfa-)a, alfa-)b, interferon konsensus) yang tersedia sebagai terapi untuk hepatitis '. &entuk-bentuk standar interferon, bagaimanapun, sekarang digantikan oleh pegylated interferon (peginterferon). #,1,D

Peginterferon adalah alpha interferon yang telah dimodifikasi secara kimia$i dengan penambahan molekul inert besar polietilen glikol. Pegilasi perubahan penyerapan, distribusi, dan ekskresi interferon, memperpanjang $aktu paruhnya. Peginterferon dapat diberikan sekali seminggu dan menyediakan tingkat yang lebih konstan interferon dalam darah, sedangkan interferon harus diberikan beberapa kali seminggu dan memberikan tingkat intermiten dan berfluktuasi. 8elain itu, peginterferon lebih aktif daripada interferon standar dalam H'V menghambat dan hasil yang lebih tinggi tingkat tanggapan yang bertahan dengan efek samping yang serupa. :arena kemudahan administrasi dan kemanjuran yang lebih baik, peginterferon telah menggantikan interferon standar baik sebagai monoterapi dan sebagai terapi kombinasi untuk hepatitis '. 1,D

)ibavirin

<ibavirin adalah agen antivirus oral yang memiliki aktivitas terhadap berbagai virus. 3engan sendirinya, ribavirin memiliki dampak kecil pada H'V, tetapi jika dikombinasikan dengan interferon akan meningkatkan respon )-1-kali lipat. @ntuk alasan ini, terapi kombinasi sekarang direkomendasikan untuk hepatitis ', dan single us interferon hanya diterapkan jika ada alasan tertentu untuk tidak menggunakan ribavirin.

*erapi #ombinasi+,-,.

:ombinasi terapi mengarah pada cepatnya perbaikan kadar ' terjadi hanya jika H'V-<?

!" serum dan hilangnya H'V-<?

yang terdeteksi pada sampai dengan D+= pasien. ?amun, perbaikan jangka panjang pada hepatitis menghilang selama terapi dan tetap tidak terdeteksi setelah terapi negatif selama pengobatan, beberapa akan terapi kombinasi selama 6A minggu dihentikan. 3i antara pasien yang menjadi H'V-<?

kambuh ketika terapi dihentikan. "ingkat relaps lebih rendah pada pasien yang diobati dengan terapi kombinasi dibandingkan dengan terapi. Gadi, perjalanan menggunakan peginterferon dan ribavirin menghasilkan tingkat tanggapan yang bertahan sekitar 77=. 8ebuah perjalanan serupa terapi tunggal peginterferon menghasilkan tingkat tanggapan yang bertahan hanya 17=. 8ebuah respon dianggap OberkelanjutanO jika H'V-<? selama tetap % bulan atau lebih setelah menghentikan terapi. 1,D tidak terdeteksi

"osis+,-,.

3ua bentuk peginterferon telah dikembangkan dan dipelajari dalam uji klinis besar. peginterferon alfa-)a (Pegasys. Hoffman !a <oche, ?utley, ?G) dan peginterferon alfa-)b (Peg*ntron. 8cheringPlough 'orporation, :enil$orth, ?G). :edua produk yang kira-kira setara dalam keberhasilan dan keamanan, tetapi memiliki rejimen dosis yang berbeda.

peginterferon alfa-)a diberikan subkutan dengan dosis tetap #A+ mikrogram (mcg) per minggu. peginterferon alfa-)b diberikan subkutan mingguan dengan dosis berdasarkan berat badan dari #,7 mcg per kilogram (kg) per minggu (dengan demikian dalam kisaran D7 sampai #7+ mcg per minggu).

<ibavirin adalah obat oral, diberikan dua kali sehari dalam kapsul )++-mg untuk dosis total harian berdasarkan berat badan. 3osis standar ribavirin adalah #.+++ mg untuk pasien yang beratnya kurang dari D7 kg (#%7 pon) dan #.)++ mg untuk mereka yang berbobot lebih dari D7 kg. 3alam situasi tertentu, dosis A++ mg (6++ mg dua kali sehari) disarankan. #,1,#)

"urasi+,-,.

3urasi optimal pengobatan bervariasi tergantung pada apakah interferon monoterapi atau terapi kombinasi digunakan, serta dengan genotipe H'V. @ntuk pasien yang dira$at dengan monoterapi peginterferon, selama 6A-minggu dianjurkan, terlepas dari genotipe. @ntuk pasien yang dira$at dengan terapi kombinasi, durasi optimal pengobatan tergantung pada genotipe virus. Pasien dengan genotipe ) dan 1 memiliki tingkat tinggi respons terhadap pengobatan kombinasi (D+ sampai A+ persen), dan selama )6 minggu hasil terapi kombinasi hasil yang setara dengan program 6A-minggu. 8ebaliknya, pasien dengan genotipe # memiliki tingkat yang lebih rendah respon terhadap terapi kombinasi (6+-67=), dan dalam 6A minggu menghasilkan tingkat respons yang lebih baik secara signifikan akan berkelanjutan. 8ekali lagi, karena respon variabel terhadap pengobatan, pengujian untuk genotipe H'V secara klinis berguna ketika mempertimbangkan untuk memulai terapi kombinasi. #,1,D

8elain itu, dosis optimal ribavirin tampaknya bervariasi tergantung pada genotipe. @ntuk pasien dengan genotipe ), atau 1 dosis A++ mg sehari muncul memadai. @ntuk pasien dengan genotipe #, dosis penuh ribavirin (#.+++ atau #.)++ mg sehari tergantung pada berat badan) tampaknya diperlukan untuk respon yang optimal. #,1,D

da sedikit informasi pada resimen optimal peginterferon dan ribavirin untuk pasien dengan genotipe, langka 6 7, dan %. Pasien-pasien ini mungkin harus menerima rejimen peginterferon dan ribavirin yang direkomendasikan untuk genotipe #. #,1,D

&anyak upaya telah dilakukan untuk mengidentifikasi pasien yang memiliki respon yang cepat terhadap pengobatan dan yang mungkin bisa berhenti peginterferon dan ribavirin a$al dan terhindar dari biaya dan efek samping lanjut dari terapi yang berkepanjangan. Pasien yang tes <? H'V negatif dalam $aktu 6 minggu setelah mulai terapi dianggap Openanggap cepat.O 3alam beberapa penelitian, responden cepat dengan genotipe ) dan 1 telah ditemukan untuk dapat menghentikan terapi setelah #)-#% minggu dan masih mencapai tingkat tinggi respon. 3emikian pula, responden cepat dengan genotipe # mungkin dapat menghentikan terapi pada )6 minggu ()6 minggu a$al) dan mencapai tingkat respon yang sangat baik. :onsekuensi dari a$al berhenti adalah menyebabkan tingkat kekambuhan lebih tinggi dan pendekatan ini dari menyingkat terapi dengan respon cepat harus didasarkan pada toleransi individual. #,1,D

$!ek Samping Pengobatan1,-,/ (fek samping yang umum dari alfa interferon dan peginterferon (terjadi di lebih dari #+ persen pasien) termasuk

kelelahan nyeri otot sakit kepala mual dan muntah iritasi kulit di tempat injeksi demam berat badan sifat lekas marah depresi tulang ringan penekanan sumsum rambut rontok (reversibel)

<ibavirin juga menyebabkan efek samping, dan kombinasi pada umumnya kurang baik ditoleransi daripada monoterapi peginterferon. (fek samping yang paling umum ribavirin yang

anemia kelelahan dan lekas marah gatal ruam kulit hidung tersumbat, sinusitis, dan batuk

(fek samping jarang interferon alpha, peginterferon, dan terapi kombinasi (terjadi dalam $aktu kurang dari ) persen pasien) termasuk

Penyakit autoimun (terutama penyakit tiroid) parah infeksi bakteri ditandai trombositopenia

ditandai neutropenia kejang depresi dan bunuh diri atau usaha retinopati (microhemorrhages) gangguan pendengaran dan tinnitus

Hepatitis (mbas 0bat Definisi Hepatotoksisitas imbas obat atau dikenal dengan 3rug *nduced Hepatoto2icity (3*H) merupakan kerusakan hepar yang disebabkan obat dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis Cat kimia yang terlibat, dosis yang diberikan, dan lamanya paparan Cat tersebut. :erusakan hepar dapat terjadi segera atau setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan. 6 Mekanisme Hepatotositas >bat mempengaruhi protein-protein transport pada membran kanalikuli

"erjadi penumpukkan asam-asam empedu di dalam hati

"ranslokasi 4assitoplasmik ke membran plasma

-emicu kematian sel melalui apoptosis 8elain itu reaksi hepatoseluler melibatkan sistem 'MP67+ yang mengandung heme dan menghasilkan reaksi-reaksi energi tinggi yang dapat membuat ikatan kovalen dengan enCim, sehingga menghasilkan ikatan baru yang tidak punya peran. :ompleks enCim-obat ini bermigrasi ke permukaan sel di dalam vesikel-vesikel untuk berperan sebagai imunogen-imunogen sasaran serangan sitolitik sel ", merangsang respons imun multifaset yang melibatkan sel-sel " sitotoksik dan berbagai sitokin. >bat-obat tertentu menghambat fungsi mitokondria dengan efek ganda pada beta-oksidasi dan enCim-enCim rantai respirasi. -etabolit-metabolit toksik yang dikeluarkan dalam empedu juga dapat merusak epitel saluran empedu.

Contoh Obat-obatan4 Genis <eaksi Hepatoseluler Pengaruh pada 8el 'ontoh >bat

:olestasis

(fek langsung atau *soniaCid, traCodon, diklofenak, produksi oleh kompleks nefaCodon, venlafa2in, lovastatin enCim-obat yang berkibat disfungsi sel, disfungsi membran, respons sitotoksik sel " Gejas membran kanalikuli :hlorpromaCin, estrogen, dan transporter eritromisin dan turunannya

*munoalergik

:ompleks enCim obat Halotan, fenitoin, pada permukaan sel sulfametoksaCol mengnduksi respons *g(

;ranulomatous

-akrofag, mengilfiltrasi hepatik

limfosit 3iltiaCem, obat sulfa, lobul kuinidin

!emak -ikrovesikuler

8teatohepatis utoimun

<espirasi mitokondria 3idanosin, tetrasiklin, yang berubah, beta-okidasi asam asetilsalisilat, asam valproat mengakibatkan asidosis laktat dan akumulasi trigliserid -ultifaktorial miodaron, "amoksifen <espons limfosit ?itrofurantoin, metildopa, sitotoksik langsung pada lovastatin, minosiklin komponen membran hepatosit ktivasi sel stellata -etoreksat, kelebihan vitamin

4ibrosis

:olaps Vaskular

-enyebabkan iskemik sam nikotinat, kokain, atau injuri hipoksik metilendioksimetamfetamin

>nkogenesis

-endorong pertumbuhan :ontrasepsi oral, androgen tumor

'ampuran (mi2ed) Gejas sitoplasmik dan moksisilin klavulanat, karbamaCapin, kanalikuli, langsung herbal, siklosporin, metimaCol, troglitaCon merusak saluran-saluran empedu

Mekanisme Toksisitas Obat Pembagian reaksi obat terhadap kerusakan hati dibagi menjadi ), yaitu obat yang langsung merusak hati dan obat yang bereaksi melalui mediasi respon imun #. Predictable hepatotoksin (intrinsik) -erupakan obat yang dapat dipastikan selalu akan menimbulkan kerusakan sel hepar bila diberikan kepada setiap penderita dengan dosis yang cukup tinggi. 3ari golongan ini ada obat yang langsung merusak sel hati, ada pula yang merusak secara tidak langsung yaitu dengan mengacaukan metabolisme atau faal sel hati. ). @npredictable hepatotoksin (idiosinkrasi) :erusakan hati yang timbul bukan disebabkan karena toksisitas intrinsik dari obat, tetapi karena adanya reaksi idiosinkrasi yang hanya terjadi pada orang-orang tertentu. 'iri dari kelainan yang bersifat idiosinkrasi ini ialah timbulnya tidak dapat diramalkan dan biasanya hanya terjadi pada sejumlah kecil orang yang rentan. <eaksi idiosinkrasi yang timbul karena hipersensitivitas. "erjadi setelah satu sampai lima minggu di proses sensitisasi. 3ijumpai tanda-tanda sistemik. demam, ruam kulit, eosinofilia 3engan memberikan satu atau dua challenge dose, gejala-gejala di atas biasanya segera timbul lagi.

<eaksi idiosinkrasi yang timbul karena kelainan metabolisme . -empunyai masa laten yang sangat bervariasi yaitu antara satu minggu sampai lebih dari satu tahun. &iasanya tidak disertai demam, ruam kulit, eosinofilia 3engan memberikan satu atau dua challenge dose kelainan ini tidak dapat diinduksi untuk timbul lagi. @ntuk reaksi tipe ini obat perlu diberikan lagi selama beberapa hari sampai beberapa minggu. Hal ini menunjukkan bah$a diperlukan $aktu yang cukup lama agar penumpukan metabolit hepatotoksik dari obat sampai pada taraf yang memungkinkan terjadinya kerusakan hati.

Manisfestasi Klinis ?yeri perut @rin ber$arna gelap 3iare 8akit kepala *kterik -udah lelah :ehilangan nafsu makan -ual dan muntah 4eses ber$arna seperti dempul pabila jejas hepatosit lebih dominan maka konsentrasi aminotransferase dapat meningkat hingga paling tidak lima kali batas atas normal. :onsentrasi alkali fosfatase dan bilirubin menonjol pada kolestasis.

Pemeriksaan aboratorium

Diagnosis &erdasarkan *nternational 'oncensus 'riteria maka diagnosis hepatotoksisitas karena obat berdasarkan. 5aktu dari mulai minum obat dan penghentian obat sampai a$itan reaksi nyata adalah sugestif (7-E+ hari dari a$al minum obat) atau kompatibel (kurang dari lima hari atau lebih dari E+ hari sejak mulai minum obat dan tidak lebih #7 hari dari penghentian obat untuk reaksi hepatoseluler dan tidak lebih dari 1+ hari dari penghentian obat untuk reaksi kolestatik) dengan hepatotoksisitas obat. Perjalanan reaksi sesudah penghentian obat adalah sangat sugestif (penurunan enCim hati paling tidak 7+= dari konsentrasi di atas batas atas normal dalam A hari) atau sugestif (penurunan konsentrasi enCim hati paling tidak 7+= dalam 1+ hari untuk reaksi hepatoseluler dan #A+ hari untuk reaksi kolestatik) dari reaksi obat. lternatif sebab lain telah dieksklusi dengan pemeriksaan teliti, termasuk biopsi hati tiap kasus. 3ijumpai respons positif pada pemaparan ulang dengan obat yang sama paling tidak kenaikan dua kali lipat enCim hati. 3ikatakan reaksi drugs related jika semua ketiga kriteria terpenuhi atau jika dua dari tiga kriteria pertama terpenuhi dengan respons positif pada pemaparan ulang obat.

Anda mungkin juga menyukai

  • Morbus Hansen
    Morbus Hansen
    Dokumen37 halaman
    Morbus Hansen
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Depresi Pada Seseorang
    Gangguan Depresi Pada Seseorang
    Dokumen15 halaman
    Gangguan Depresi Pada Seseorang
    Levina.septembera
    Belum ada peringkat
  • HORDEOLUM
    HORDEOLUM
    Dokumen29 halaman
    HORDEOLUM
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Pene Ujian
    Pene Ujian
    Dokumen25 halaman
    Pene Ujian
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Jantung
    Penyakit Jantung
    Dokumen12 halaman
    Penyakit Jantung
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Hepatitis Penyebab dan Gejala
    Hepatitis Penyebab dan Gejala
    Dokumen34 halaman
    Hepatitis Penyebab dan Gejala
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Angina Pektoris Tidak Stabil
    Angina Pektoris Tidak Stabil
    Dokumen12 halaman
    Angina Pektoris Tidak Stabil
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Makalah 1 Blok 30 (Final)
    Makalah 1 Blok 30 (Final)
    Dokumen25 halaman
    Makalah 1 Blok 30 (Final)
    Albert Santoso
    Belum ada peringkat
  • PBL2-Modul 2-Komunikasi Dan Empati
    PBL2-Modul 2-Komunikasi Dan Empati
    Dokumen6 halaman
    PBL2-Modul 2-Komunikasi Dan Empati
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Sindrom Marfan
     Sindrom Marfan
    Dokumen4 halaman
    Sindrom Marfan
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • PBL 23 THT Levina
    PBL 23 THT Levina
    Dokumen15 halaman
    PBL 23 THT Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Praktek Farmakologi
    Praktek Farmakologi
    Dokumen4 halaman
    Praktek Farmakologi
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • PBL 29 - Levina
    PBL 29 - Levina
    Dokumen21 halaman
    PBL 29 - Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • PBL 29 - Levina
    PBL 29 - Levina
    Dokumen21 halaman
    PBL 29 - Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Levina PBL 24
    Levina PBL 24
    Dokumen15 halaman
    Levina PBL 24
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Blok 15 Levina
    Blok 15 Levina
    Dokumen3 halaman
    Blok 15 Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Dehidrasi
    Dehidrasi
    Dokumen7 halaman
    Dehidrasi
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Jantung Levina
    Jantung Levina
    Dokumen31 halaman
    Jantung Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • PBL 29 - Levina
    PBL 29 - Levina
    Dokumen21 halaman
    PBL 29 - Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Blok 15 Levina
    Blok 15 Levina
    Dokumen3 halaman
    Blok 15 Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • PBL 23 THT Levina
    PBL 23 THT Levina
    Dokumen15 halaman
    PBL 23 THT Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Makalah PBL Blok 9 (A)
    Makalah PBL Blok 9 (A)
    Dokumen21 halaman
    Makalah PBL Blok 9 (A)
    Kevin Mitnick
    Belum ada peringkat
  • PBL - Komunikasi Empati
    PBL - Komunikasi Empati
    Dokumen15 halaman
    PBL - Komunikasi Empati
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Levina PBL 24
    Levina PBL 24
    Dokumen15 halaman
    Levina PBL 24
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Dehidrasi
    Dehidrasi
    Dokumen7 halaman
    Dehidrasi
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Makalah PBL Blok 9 (A)
    Makalah PBL Blok 9 (A)
    Dokumen21 halaman
    Makalah PBL Blok 9 (A)
    Kevin Mitnick
    Belum ada peringkat
  • Blok 15 Levina
    Blok 15 Levina
    Dokumen3 halaman
    Blok 15 Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Blok 15 - Pitiriasis Alba
    Blok 15 - Pitiriasis Alba
    Dokumen8 halaman
    Blok 15 - Pitiriasis Alba
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat
  • Askariasis Levina
    Askariasis Levina
    Dokumen16 halaman
    Askariasis Levina
    Levina Septembera Chung
    Belum ada peringkat