Untuk mengetahui dan membedakan/memisahkan apakah suatu benih yang tidak dapat berkecambah adalah dorman atau mati, maka dormansi perlu dipecahkan. Masalah utama yang dihadapi pada saat pengujian daya tumbuh/kecambah benih yang dormansi adalah bagaimana cara mengetahui dormansi, sehingga diperlukan cara-cara agar dormansi dapat dipersingkat. Ada beberapa cara yang telah diketahui adalah : O engan perlakuan mekanis. iantaranya yaitu dengan SkariIikasi. SkariIikasi mencakup cara-cara seperti mengkikir/menggosok kulit biji dengan kertas amplas, melubangi kulit biji dengan pisau, memecah kulit biji maupun dengan perlakuan goncangan untuk benih-benih yang memiliki sumbat gabus. Tujuan dari perlakuan mekanis ini adalah untuk melemahkan kulit biji yang keras sehingga lebih permeabel terhadap air atau gas. O engan perlakuan kimia. Tujuan dari perlakuan kimia adalah menjadikan agar kulit biji lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Larutan asam kuat seperti asam sulIat, asam nitrat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji menjadi lebih lunak sehingga dapat dilalui oleh air dengan mudah. Sebagai contoh perendaman benih ubi jalar dalam asam sulIat pekat selama 20 menit sebelum tanam. !erendaman benih padi dalam HNO3 pekat selama 30 menit. !emberian Gibberelin pada benih terong dengan dosis 100 - 200 !!M. Bahan kimia lain yang sering digunakan adalah potassium hidroxide, asam hidrochlorit, potassium nitrat dan Thiourea. Selain itu dapat juga digunakan hormon tumbuh antara lain: Cytokinin, Gibberelin dan iuxil (IAA). O !erlakuan perendaman dengan air. !erlakuan perendaman di dalam air panas dengan tujuan memudahkan penyerapan air oleh benih. Caranya yaitu : dengan memasukkan benih ke dalam air panas pada suhu 60 - 70 0C dan dibiarkan sampai air menjadi dingin, selama beberapa waktu. Untuk benih apel, direndam dalam air yang sedang mendidih, dibiarkan selama 2 menit lalu diangkat keluar untuk dikecambahkan. O !erlakuan dengan suhu. Cara yang sering dipakai adalah dengan memberi temperatur rendah pada keadaan lembab (StratiIikasi). Selama stratiIikasi terjadi sejumlah perubahan dalam benih yang berakibat menghilangkan bahan-bahan penghambat perkecambahan atau terjadi pembentukan bahan-bahan yang merangsang pertumbuhan. Kebutuhan stratiIikasi berbeda untuk setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas dalam satu Iamili. O !erlakuan dengan cahaya. Cahaya berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan benih dan laju perkecambahan. !engaruh cahaya pada benih bukan saja dalam jumlah cahaya yang diterima tetapi juga intensitas cahaya dan panjang hari. hLLp//ldwlklpedlaorg/wlkl/uormansl
Saga ormansi benih saga dapat dipecahkan dengan perlakuan skariIikasi (pengikisan kulit benih). engan perlakuan tersebut, daya berkecambah benih dapat mencapai 97 dibandingkan kontrol yang hanya 6. !engecambahan dilakukan dengan menggunakan media kertas merang (Hasanah 09 ,. (1993). Z!T yang berbahan aktiI senyawa auksin dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, khususnya yang diperbanyak dengan setek, seperti kumis kucing dan cabai jawa.
Hasanah, Maharani dan evi Rusmin. Teknologi !engelolaan Benih Beberapa Tanaman Obat i Indonesia. Balai !enelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Jalan Tentara !elajar. Bogor Cara kerja pada perlakuan khemis pada biji berkulit keras adalah 40 biji saga diambil, kemudian direndam dalam H2SO4 selama 1 menit, 3 menit, 6 menit, dan dalam air sebagai kontrol masing-masing 10 biji. Biji yang telah direndam H2SO4 dicuci dengan air sampai bersih, lalu dikecambahkan pada petridish yang telah dialasi kertas Iilter basah. Setiap hari selama 10 hari diamati, yang berkecambah dihitung lalu dibuang, yang berjamur juga dibuang, jika media berjamur diganti. !erhitungan GB dan IV, graIik GB dan IV vs hari pengamataan dibuat. Cara kerja pada perlakuan mekanis pada biji berkulit keras adalah 10 biji saga diambil, bagian tepinya diamplas. Biji-biji tersebut dikecambahkan pada petridish yang telah dialasi sehelai kertas Iilter basah.