Alhamdulillahirabbilalamiin penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta tak lupa shalawat beriring salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, yang mana pada kesempatan kali ini kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan mengacu pada pembahasan Q.S Al Kafirun [109] : 1-6 Namun dalam penulisan makalah ini kami sangat merasa banyaknya kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyajiannya, semua itu dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. Berkat bantuan, bimbingan, serta petunjuk yang tak ternilai harganya dari semua pihak baik langsung maupun tidak langsung kami dapat menganalisa kendala-kendala yang dihadapi serta dapat menemukan solusi dalam penyusunan makalah ini. Semoga segala dorongan, bimbingan, petunjuk, serta amal kebaikan yang telah diberikan kepada kami akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dengan demikian kami mengharapkan partisipasi dalam bentuk kritik dan saran dari pembaca yang nantinya dapat membantu untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Dengan menyebut Nama Allah ynag Maha Pengasih Maha Penyayang 1). Katakanlah: Hai orang-orang kafir 2). Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah 3). Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah 4). Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah 5). Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah 6). Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku
Isi kandungan Surat Al Kafirun Ayat 1 6: 1. Surat Al kafirun disebut sgb Al Muqasyqisyah atau penyembuh karena kandungan nya menyembuhkan dan menghilang kemusrikan 2. Umat islam menolak usul kaum kafir untuk penyatuan agama dalam rangka mencapai kompromi 3. Mengajak masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan tanpa bersikap saling mengganggu 4. Ajakan kaum kafir tidak logis karena setiap ajaran pokok suatu agama berserta perinciannya pasti berbeda. 5. Rasulullah saw. tidak akan menyembah Tuhan orang-orang kafir karena agama mereka bersifat menolak, ingkat, tidak dipercaya, dan mendustakan ayat-aayat dan syariat Allah swt.
Asbabun Nuzul
Pada masa penyebaran Islam di Mekkah, kaum Quraisy yang menentang Rasulullah SAW tak henti-hentinya mencari cara untuk menghentikan ancaman Islam terhadap kepercayaan nenek moyang mereka. Pada salah satu upaya tersebut mereka berusaha mengajukan proposal kompromi kepada Rasulullah SAW dimana mereka menawarkan: jika Rasulullah mau memuja Tuhan mereka, maka merekapun akan memuja Tuhan sebagaimana konsep Islam. Kemudian surat ini diturunkan untuk mejawab hal itu.
Tajwid No Kata Uraian Hukum Keterangan 1. Mad bertemu dengan huruf hamzah dalam dua kalimat. Mad jaiz munfasil Dibaca panjang 5 harokat/dua setengah alif. 2. Huruf mad ( ) jatuh sebelum huruf yang di waqafkan. Mad aridh lis sukun Dibaca panjang tiga /dua/satu alif. 3. Mim sukun bertemu dengan huruf ain. Izhar Syafawi Huruf ain dibaca jelas. 4. Huruf dal sukun bertemu dengan huruf ta. Idhgam mutaqarribain Huruf dal lebur menjadi huruf ta.
Mufradat
Kata Terjemahan Kata Terjemahan
Penutup Sebagai penutup, berikut ini poin-poin kesimpulan umum dari kandungan makna surat Al-Kaafiruun, khususnya kalimat pamungkasnya: Lakum diinukum waliya diin: 1. Secara umum Islam memberikan pengakuan terhadap realita keberadaan agama-agama lain dan penganut-penganutnya. Disamping dari kalimat "Lakum diinukum waliya diin", makna tersebut juga diambil firman Allah yang lain seperti "Laa ikraaha fid-diin", yang berarti Islam mengakui adanya kebebasan beragama bagi setiap orang, dan bukan kebebasan mengganggu, mempermainkan atau merusak agama yang ada. 2. Dan karenanya, Islam membenarkan kaum muslimin untuk berinteraksi dengan ummat- ummat non muslim itu dalam bidang-bidang kehidupan umum. 3. Namun di saat yang sama Islam memberikan ketegasan sikap ideologis berupa baraa atau penolakan total terhadap setiap bentuk kesyirikan aqidah, ritual ibadah ataupun hukum, yang terdapat di dalam agama-agama lain. 4. Maka tidak boleh ada pencampuran antara Islam dan agama-agama lain dalam bidang- bidang aqidah, ritual ibadah dan hukum. 5. Begitu pula antar ummat muslim dan ummat kafir tidak dibenarkan saling mencampuri urusan-urusan khusus agama lain. 6. Kaum muslimin dilarang keras ikut-ikutan penganut agama lain dalam keyakinan aqidah, ritual ibadah dan ketentuan hukum agama mereka. 7. Ummat Islam tidak dibenarkan melibatkan diri dan bekerja sama dengan penganut agama lain dalam bidang-bidang yang khusus terkait dengan keyakinan aqidah, ritual ibadah dan hukum agama mereka.
Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat kita ambil hikmah dari materi ini. Akhir kata kami mengucapkan Alhamdulillahirabbilalamin.