Anda di halaman 1dari 15

STUDI KASUS EVALUASI KEBIJAKAN DAN PROGRAM

Ratih Novi::Dian Pratiwi::Ragil Yokebet::Rika Amalia::Siti Nuriska::Inggita Ken::Tia Pradipta:: Harimas Catur::Jeffry Eka

Evaluasi Kebijakan mengenai Badan Layanan Umum Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat

Analisis Kebijakan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Kesimpulan

Evaluasi Kesimpulan

Evaluasi Kebijakan mengenai Badan Layanan Umum

Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (PP No 23 Tahun 2005)

Fokus pembahasan dari BLU adalah tentang pengelolaan keuangannya.

Terdapat 6 indikator yang digunakan untuk mengukur kriteria evaluasi kebijakan yaitu efektivitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan, responsivitas dan ketepatan. (William Dunn, 1994)
1.

Efektivitas

: tingkat capaian hasil yang diinginkan

2.

Efisiensi

: tingkat usaha yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan

3.

Kecukupan : tingkat capaian hasil dapat memecahkan persoalan. Pemerataan : tingkat pemerataan distribusi biaya dan manfaat pada kelompok masyarakat yang berbeda Responsivitas : tingkat capaian hasil kebijakan dapat memuaskan preferensi/nilai kelompok Ketepatan : tingkat capaian hasil bermanfaat

4.

5.

6.

Dalam kajian ini indikator yang digunakan hanya 5 bukan 6, yaitu tanpa indikator efisiensi

Nama Rumah Sakit No. 1 Indikator Efektifitas RSCM Jakarta Masih kurang melakukan sosialisasi masalah program KB khususnya di Bidang Jampersal. RS. Fatmawati Jakarta RSUP Fatmawati, efektivitas sudah terpenuhi terbukti telah mendapatkan predikat sebagai manajemen BLU terbaik. RSU dr. Karyadi Semarang Efektivitas RS. Dr. Karyadi tergolong cukup sehingga masih perlu peningkatan pembinaaan dan pendidikan bagi seluruh komponen yang ada di Rumah sakit. RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar Efektivitas RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo masih tergolong cukup, namun terdapat upaya dalam membangun efektifitas pelayanan sebagai BLU, salah satunya adalah dari penyelenggaraan workshop. Kecukupan pelayanan RS. Dr. WS masih kurang diperhatikan, terutama dalam hal pelayanan pemberiaan makanan yang harus memenuhi syarat kebutuhan gizi dan harus dapat dikonsumsi habis oleh pasien. Tidak tersedia data untuk indikator pemerataan di RS. dr. WS.

Kecukupan

Kecukupan pelayanan RSCM tergolong baik karena telah didukung dengan sistem komunikasi interaktif dengan menggunakan media internet. Hal ini sangat membantu kecukupan pelayanan, dan memuaskan customer.

Tingkat kecukupan RSUP Fatmawati tergolong baik karena telah berhasil menjadi RS Unggulan Spesifik Bidang Orthopedi.

Kecukupan RS. dr. Karyadi masih tergolong rendah dalam hal kecukupan referensi karena pelayanan terhadap penderita HIV menggunakan terapi ARV guna meningkatkan akses care masih terkendala.

Pemerataan

Pemerataan pelayanan RSCM tergolong kurang karena tingginya angka pembiayaan yang disebabkan keterbatasan anggaran yang dimiliki, sehingga pelayanan yang diberikan masih belum merata. Masih terdapat pasien yang tidak terlayani karena

RSUP Fatmawati merupakan rumah sakit pemerintah yang ditetapkan sebagai BLU dan menerapkan standar akuntansi rumah sakit sesuai dengan standar akuntansi dari Ikatan Akuntan Indonesia. Selain itu, setelah RS. Fatmawati mengikuti PPK BLU (Pola Pengelolaan Keuangan

Dr Kariadi menerima Sertifikat Akreditasi 16 Pelayanan. Dalam bidang pengembangan pelayanan telah dilakukan kegiatan sosial baik kepada pasien secara rutin dan juga kepada masyarakat di lingkungan RS Dr. Kariadi. Pemerataan pelayanan yang dilakukan membawa citra baik dan menjadikan RS.

Nama Rumah Sakit No.


4

Indikator
Responsivitas

RSCM Jakarta
Responsivitas RSCM terhadap pasien masih belum dilakukan dengan baik terbukti dari adanya kasus belum optimalnya penanganan pasien yang menjadi kolega sesama dokter sehingga pasien merasa ditelantarkan

RS. Fatmawati Jakarta


Responsivitas kinerja keuangan BLU RSUP Fatmawati meningkat, dilihat dari sisi efisiensi keuangan untuk pelayanannya karena dalam penilaian kinerja keuangan tidak hanya dilihat secara bottom line yang bertujuan mencari laba, tetapi juga melihat rasiorasio yang berkaitan dengan tingkat efisiensi manajemen dalam pengelolaan aktivitas terkait peningkatan operasional kualitas dan kuantitas pelayanan.

RSU dr. Karyadi Semarang


Responsivitas RSU dr. Karyadi telah dapat dipenuhi dengan baik dalam hal standar layanan respect and caring yang diberikan serta timeliness terkait ketepatan waktu pelayanan yang diberikan.

RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Ketepatan

Aspek ketepatan RSCM masih memerlukan peran kontrol dari berbagai pihak yang terkait agar dapat melakukan ketepatan dalam hal pelayanan.

Sistem ketepatan pelayanan RSUP Fatmawati telah disempurnakan sehingga dapat digunakan untuk menilai efisiensi dan produktivitas dari aspek keuangan dan perhitungan cost recovery serta unit cost melalui analisa biaya

RS Karyadi telah mempunyai ketepatan sasaran yang baik karena mampu memberikan pelayanannya yang terbaik tanpa mempersoalkan halhal administrative dan memberikan penanganan medis secara tepat dengan ketelitian dianogsa yang akurat.

Responsibiltas RS. dr. WS dalam pelaksanaan BLU masih kurang baik karena organisasi / SDM di Unit Pelayanan Gawat Darurat masih belum mempunyai komitmen serta motivasi kerja, sarana dan prasarana kurang memadai, terdapat dualisme antara budaya FK UNHAS dan budaya RSWS, dan rendahnya emotional intelligence pemimpin di RSWS. Tidak tersedia data tentang ketepatan di RS. dr. WS.

Kriteria Penilaian Rumah Sakit berdasarkan 5 Indikator Analisis Kebijakan

No. 1

Nama Rumah Sakit RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Indikator Efektifitas Kecukupan Pemerataan Responsivitas Ketepatan Efektifitas Kecukupan Pemerataan Responsivitas Ketepatan Efektifitas Kecukupan Pemerataan Responsivitas Ketepatan Efektifitas Kecukupan Pemerataan Responsivitas Ketepatan

Baik

Kriteria Cukup

Kurang

RSU Fatmawati Jakarta

RSUP Dr. Karyadi Semarang

RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar

Nama Rumah Sakit No. 1 Indikator Efektifitas Universitas Mulawarman Samarinda Univ. Mulawarman tergolong cukup efektif karena PK BLU yang ada telah memunculkan ide untuk memberikan pinjaman dana bergulir bagi UKM. Universitas Padjajaran Bandung Efektivitas Univ. Padjajaran sudah berjalan dengan baik karena telah memiliki bisnis Perhotelan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan bagi masyarakat luas dan statusnya sebagai badan layanan umum (BLU). Universitas Sebelas Maret Surakarta Keefektifan PK BLU yang diterapkan belum bisa dikatakan Efektif dan Efisiensi karena masih terdapatnya masalah yang harus diselesaikan dalam pengimplementasia an BLU. Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara IAIN Sumut cukup efektif dalam pengelolaan keuangan melalui praktekpraktek bisnis yang sehat dan transparan, serta upaya dalam memberikan dan mewujudkan layanan pendidikan yang berkualitas, efektif dan efisien.

Kecukupan

Univ. Mulawarman tergolong memiliki kecukupan yang cukup dalam hal pengelolaan keuangan secara penuh sehingga dapat memberikan pinjaman pada UKMUKM yang memerlukan bantuan modal.
Univ. Mulawarman tergolong memiliki kemerataan yang cukup karena pemerataan pemberian bantuan dana bergulir dari Univ. Mulawarman kepada UKM sudah dilakukan secara merata namun untuk pengucuran dananya masih menunggu dari Pemkab Berau.

UNPAD tergolong memiliki kecukupan yang cukup dalam hal anggaran belanjanya sebagai anggaran fleksibel berdasarkan kesetaraan antara volume kegiatan pelayanan dengan jumlah pengeluaran.

UNS Solo tergolong memiliki kecukupan yang cukup karena pelayanann yang diberikan sudah cukup mengena pada sasaran terkait dengan PK BLU.

IAIN Sumut tergolong memiliki kecukupan yang cukup karena kecukupan dan kecocokan tenaga dosen dengan pengembangan program studi baru menuju perubahan menjadi universitas dirasa sudah cukup.
IAIN Sumut tergolong memiliki kemerataan yang baik karena telah dilakukan pemerataan pengembangan pada SDM sesuai kualifikasi akademik agar sesuai dengan tuntutan perubahan IAIN Sumut menjadi UIN dalam lima tahun kedepan tercapai.

Pemerataan

UNPAD tergolong memiliki kemerataan yang baik karena penggunaan anggaran sudah dilakukan secara merata hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan BLU yang sudah sesuai dengan tujuan yang akan dituju dalam pelaksanaan BLU sebelumnya.

UNS tergolong memiliki kemerataan yang kurang karena kebijakan PK BLU di UNS masih sulit dilakukan secara merata yang disebabkan oleh adanya faktor implementor (pelaksana) yang tidak siap menghadapi perubahan

Nama Rumah Sakit No. Indikator Universitas Mulawarman Samarinda Universitas Padjajaran Bandung Universitas Sebelas Maret Surakarta Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara

Responsivitas

Univ. Mulawarman tergolong memiliki responsivitas yang sudah baik karena pencairan dana UKM telah diperkuat dengan peraturan daerah (Perda) tentang penyertaan modal, untuk UKM.

Ketepatan

Univ. Mulawarman tergolong memiliki ketepatan yang sudah baik karena sudah tepat sesuai dengan sasaran yaitu untuk kepentingan masyarakat/kalang an pengusaha kecil dan menengah yang membutuhkan penguatan modal.

UNPAD tergolong memiliki responsivitas yang sudah baik karena daya tanggap atau responsivitasnya sudah berjalan dengan baik karena hasil kerjasama dengan pihak lain dapat dilaksanakan berdasarkan ketentuan pengadaan barang/jasa yang ditetapkan pimpinan UNPAD dengan mengikuti prinsip-prinsip transparansi, adil/tidak diskriminatif, akuntabilitas, dan praktek bisnis yang sehat. UNPAD tergolong memiliki ketepatan yang sudah baik karena PK BLU sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pengadaan barang/jasa yang sumber dananya berasal dari pendapatan operasional, hibah tidak terikat, hasil kerjasama dengan pihak lainnya dapat dilaksanakan berdasarkan ketentuan pengadaan barang/jasa yang ditetapkan pimpinan.

Responsivitas UNS Solo telah dilakukan dengan baik karena telah terjadi peningkatan kemampuan di segala bidang serta membentuk tim pendamping di unit kerja.

IAIN Sumut tergolong memiliki responsivitas yang sudah baik karena memiliki respon yang sangat memuaskan terhadap pelaksanaan BLU.

UNS tergolong memiliki ketepatan yang sudah baik karena PK BLU sudah tepat pada sasaran, hal ini ditujukkan di dalam memberikan BLU pada masyarakat.

Universitas Islam negri Sumatra Utara tergolong memiliki ketepatan yang sudah baik, hal ini dapat dilihat dari aspek perhitungan yang sudah tepat sasaran untuk penerapan BLU dalam dunia pendidikan.

Tabel Kriteria Penilaian Perguruan Tinggi berdasarkan 5 Indikator Analisis Kebijakan

No. 1

Nama Rumah Sakit Universitas Mulawarman Samarinda

Indikator Efektifitas Kecukupan Pemerataan Responsivit as Ketepatan Efektifitas Kecukupan Pemerataan Responsivit as Ketepatan Efektifitas Kecukupan Pemerataan Responsivit as Ketepatan Efektifitas Kecukupan Pemerataan Responsivit as Ketepatan

Baik

Kriteria Cukup

Kurang

Universitas Padjajaran Bandung

Universitas Sebelas Maret Solo

IAIN Sumatera Utara

Kesimpulan Evaluasi Kebijakan mengenai Badan Layanan Umum


N Aspek o. Kriteria 1 Efektivitas Pertanyaan Apakah hasil yang diinginkan telah tercapai? Hasil Pembahasan Berdasarkan kebijakan tentang Pengelolaan Keuangan BLU maka tingkat capaian efektivitas kebijakan sudah baik dan relatif sesuai dengan tujuan dibentuknya BLU, meskipun masih ada juga beberapa BLU yang belum dapat mencapainya. Untuk aspek kecukupan mayoritas BLU telah dapat memecahkan persoalan pengelolaan keuangan di dalam lembaga/organisasinya meskipun baru sampai pada kriteria cukup. Artinya masih perlu peningkatan pemahaman lebih mendalam tentang kebijakan yang terkait dengan PK BLU. Dalam aspek pemerataan, pencapaian baru sampai kriteria cukup karena dengan penerapan PK BLU ini belum seluruh RS maupun PTN BLU dapat memberikan pelayanan secara merata keseluruh komponen masyarakat yang berbeda. Hasil kebijakan yang terkait dengan PK BLU ini secara umum sudah direspon dengan baik oleh masyarakat yang menjadi kelompok sasaran dari BLU, meskipun tingkat responsivitasnya masih berbeda-beda. Dalam hal ketepatan memang belum semua BLU sudah dapat menerapkan PK BLU secara tepat karena masih ada beberapa komponen yang belum merasakan manfaat dari kebijakan ini.

Kecukupan

Seberapa jauh hasil yang telah tercapai dapat memecahkan persoalan Apakah biaya dan manfaat didistribusikan merata kepada kelompok masyarakat yang berbeda? Apakah hasil kebijakan memuat preferensi/nilai kelompok dan dapat memuaskan masyarakat? Apakah hasil yang dicapai bermanfaat?

Pemerataan

Responsivitas

Ketepatan

Evaluasi Program Pemberdayaan Masyarakat

Wahana Visi Indonesia merupakan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang bergerak dibidang sosial kemanusiaan. LSM ini memiliki program ADP (Area Development Program) Program ADP dilaksanakan dengan metode pelatihan, pemberian bantuan dan pembangunan infrastruktur.

Input Program

Aktivitas program
Peserta yang menjadi sasaran program

Anggaran program
Pendampingan

Output Program

Kesimpulan

Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi warga adalah hubungan baik yang terjalin antara warga dengan pendamping program, kemampuan dan kemauan warga yang mendorong untuk berpartisipasi, penyuluhan yang intens dari pendamping kepada warga, monitoring dari pengurus organisasi dan pendamping kepada warga, dan keterlibatan semua stakeholderbaik tokoh agama, aparatur pemerintah maupun pengurus organisasi. Input program ADP tersedia dengan baik seperti aktifitas program, jumlah peserta yang terlibat, anggaran biaya dan pendamping program. Efek yang diterima oleh warga Kelurahan Tengah adalah:

Meningkatnya akses warga ke pelayanan kesehatan melalui program mobile clinic.


Meningkatnya sanitasi lingkungan yang baik dengan dibangunnya saluran air dan beroperasinya 18 unit gerobak sampah. Meningkatnya kemudahan warga untuk mengakses pelayanan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. Meningkatnya pendapatan kelompok usaha selama setahun terakhir.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai