Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 4

NAMA ANGGOTA : 1. Yudhistira 2. Refka otaviani 3. Lili purnama sari 4. AstRI wulan dari

Hibah berasal dari bahasa Arab yang berarti melewatkan atau menyalurkan, dengan demikian berarti telah disalurkan dari tangan orang yang memberi kepada tangan orang yang diberi. Sayyid Sabiq mendefinisikan hibah adalah akad yang pokok persoalannya pemberian harta milik seseorang kepada orang lain di waktu dia hidup, tanpa adanya imbalan.

RUKUN DAN SYARAT SAHNYA HIBAH


Rukun hibah adalah sebagai berikut : 1. Penghibah , yaitu orang yang memberi hibah 2. Penerima hibah yaitu orang yang menerima pemberian 3. Ijab dan kabul. 4. Benda yang dihibahkan.

a. Barang yang dihibahkan adalah milik si penghibah; dengan demikian tidaklah sah menghibahkan barang milik orang lain. b. Penghibah bukan orang yang dibatasi haknya disebabkan oleh sesuatu alasan c. Penghibah adalah orang yang cakap bertindak menurut hukum (dewasa dan tidak kurang akal). d. Penghibah tidak dipaksa untuk memnerikan hibah.

a. Benda tersebut benar-benar ada; b. Benda tersebut mempunyai nilai; c. Benda tersebut dapat dimiliki zatnya, diterima peredarannya dan pemilikannya dapat dialihkan; d. Benda yang dihibahkan itu dapat dipisahkan dan diserahkan kepada penerima hibah.

1. Penghibahan dilaksanakan semasa hidup, demikian juga penyerahan barang yang dihibahkan. 2. Beralihnya hak atas barang yang dihibahkan pada saat penghibahan dilakukan. 3. Dalam melaksanakan penghibahan haruslah ada pernyataan, terutama sekali oleh si pemberi hibah. 4. Penghibahan hendaknya dilaksanakan di hadapan beberapa orang saksi (hukumnya sunat), hal ini dimaksudkan untuk menghindari silang sengketa dibelakang hari.

Penarikan kembali atas hibah adalah merupakan perbuatan yang diharamkan meskipun hibah itu terjadi antara dua orang yang bersaudara atau suami isteri. Adapun hibah yang boleh ditarik hanyalah hibah yang dilakukan atau diberikan orang tua kepada anakanaknya.

1. melunakkan hati sesama manusia 2. menghilangkan rasa segan dan malu sesama jiran, kawan, kenalan dan ahli masyarakat 3. menghilangkan rasa dengki dan dendam sesama anggota masyarakat 4. Menimbulkan rasa hormat, kasih sayang, mesra dan tolak ansur sesama ahli setempat. 5. meningkatkan citarasa kecaknaan dan saling membantu dalam kehidupan 6. memudahkan aktiviti saling menasihati dan pesan-memesan dengan kebenaran dan kesabaran 7. menumbuhkan rasa penghargaan dan baik sangka sesama manusia 8. mengelak perasaan khianat yang mungkin wujud sebelumnya 9. meningkatkan semangat bersatu padu dan bekerjasama 10. dapat membina jejambat perhubungan dengan pihak yang menerima hibah.

Wakaf adalah suatu kata yang berasal dari bahasa arab yaitu Waqf yang berarti menahan, menghentikan atau mengekang. Sedangkan menurut istilah ialah menghentikan perpindahan milik suatu harta yang bermanfaat dan tahan lama, sehingga manfaat harta itu dapat digunakan untuk mencari keridhaan allah SWT. ( Asymuni A.Rahman, Dkk: 1986 )

Ada empat rukun atau unsur-unsur wakaf, yaitu Wakif ( orang yang berwakaf ), pemilik harta yang mewakafkan hartanya dengan syarat kehendak sendiri bukan karena dipaksa. Mauquf (harta yang diwakafkan ), pada permulaan wakaf diisyaratkan pada zaman rasulullah maka sifat-sifat harta yang diwakafkan haruslah yang tahan lama dan bermanfaat seperti tanah dan kebun. Tetapi kemudian para ulama berpendapaty bahwa harta selain tanah dan kebunpun dapat diwakafkan asal bermanfaat dan tahan lama, seperti binatang ternak, alat-alat pertanian, kitab-kitab ilmu pengetahuan dan bangunan. Akan tetapi dalam hal ini banyak para ulama yang berbeda pendapat adapun kesimpulan dari berbagai pendapat tersebut pada asasnya semua harta yang bermanfaat dapat diwakafkan, hanya saja harta yang tahan lama lebih lama pula mengalir pahalanya diterima oleh waqif dibanding dengan harta yang tidak tahan lama. Mauquufalaih ( tujuan wakaf ), antara lain untuk mencari keridhaan Allah Swt dan untuk kepentingan masyarakat. Shighat wakaf, ialah kata-kata atau pernyataan yang diucapkan atau dinyatakan oleh orang yang berwakaf. ( Asymuni A.Rahman, Dkk: 1986 )

agar amalan wakaf itu sah diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: Untuk selama-lamanya, merupakan syarat sahnya amalan wakaf tidak sah bila dibatasi dengan waktu tertentu. Tidak boleh dicabut, bila dalam melakukan wakaf telah sah maka pernyataan itu tidak boleh dicabut. Pemilikan wakaf tidak boleh dipindah tangankan, dengan terjadinya wakaf maka sejak itu harta wakaf telah menjadi milik Allah SWT dan tidak boleh dipindah tangankan kepada siapapun dan wajib dilindungi. Setiap wakaf harus sesuai dengan tujuan wakaf pada umumnya, tidak sah wakaf bila tujuannya tidak sesuai atau bertentangan dengan ajaran agama islam. ( Asymuni A.Rahman, Dkk: 1986)

ada dua macam wakaf yang terkenal dikalangan kaum muslimin, yaitu: Wakaf ahli, atau wakaf keluarga yang diperuntukan hanya khusus kepada orang-orang tertentu, seorang atau lebih, keliarga waqif atau bukan. Wakaf Khairi, ialah wakaf yang sejak semula manfaatnya diperuntukan untuk kepentingan umum tidak dikhususnya untuk orang-orang tertentu seperti mewakafkan tanah untuk mendirikan masjid dan lain sebagainya. (Asymuni A.Rahman, Dkk: 1986 )

Adapun manfaat wakaf bagi yang menerima wakaf atau masyarakat antara lain: Dapat menghilangkan kebodohan Dapat menghilangkan ( mengurangi ) kemiskinan Dapat menghilangkan ( mengurangi ) kesenjangan sosial Dapat memajukan serta menyejahterakan umat. (Syamsuri, 2006:151 )

Anda mungkin juga menyukai