Anda di halaman 1dari 40

PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT (PWS) KIA DAN PWS IMUNISASI RT 04 DUKUH KLISAT KELURAHAN SRIHARDONO PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Laporan Kelompok Praktek Lapangan (PKL)

Di Susun Oleh: Kelompok Mahasiswa PKL Dusun Klisat Kelas V E Rina Rina kartika Romiyati Rosalina septi p Rr Nindya m. Salmi Sariyanti Sasmiati Sheva arlinda Sri Marlia 201310105138 201310105139 201310105140 201310105141 201310105142 201310105143 201310105144 201310105145 201310105146 201310105147 Sri tanjung w.n Suhada h Sunarti Susar farasty Titi winarsih Titin asrotin Umi fahati k Wahyu Annisa m 201310105148 201310105149 201310105150 201310105151 201310105152 201310105154 201310105156 201310105157

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2013

LEMBAR PENGESAHAN

PEMANTAWAN WILAYAH SETEMPAT (PWS) KIA DAN IMUNISASI PEDUKUHAN KLISAT KELURAHAN SRIHARDONO PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

Laporan Kelompok RT Praktek Kerja Lapangan (PKL) Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Tanggal . Menyetujui dan Mengesahkan

Koordinator PKL (Nurbita Fajarini, S.ST)

Pembimbing PKL (Rusminingsih, S.ST.,M.Kes)

Mengetahui, Ketua Prodi Ilmu Kebidanan STIKES AISYIYAH Yogyakarta

(Ismarwati, S.KM.,S.ST.,MPH)

KATA PENGANTAR

Assalamuaalaikum. Wr. Wb. Alahamdulillahirabbil alamin, puji syukur kepada allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan kerja praktik lapangan pemantauan wilayah Pedukuhan Klisat Kelurahan Srihardono Kecamatan Pundong Bantul pada tanggal 9 Oktober sampai 7 November 2013. Penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan dan tugas mata kuliah Kebidanan Komunitas. Laporan ini merupakan bukti pertanggungjawaban kami dalam membina melakukan pemantauan wilayah setempat (PWS) kesehatan ibu dan anak (KIA) dan PWS imunisasi. Pada kesempatan ini kami mengucapakan banyak terima kasih dan rasa hormat kami kepada : 1. Prof.. Warsiti, S.Kp, M. Kep Sp.Mat selaku Ketua STIKES Aisyiyah Yogyakarta 2. Ismarwati, S, SiT, SKM, MPH selaku Ketua Program Studi Ilmu Kebidanan Stikes Aisyiyah Yogyakarta. 3. Nurbita fajarini, S.ST selaku ketua pelaksana Praktik Kerja Lapangan (PKL), yang telah memberikan motivasi dan bimbingan selama Praktik Kerja Lapangan. 4. Kepala Puskesmas Pundong, Kepala Wilayah Kecamatan, Kepala Wilayah kelurahan, Kepala Dusun, dan warga Pedukuhan Klisat. 5. Sri Sumarni, selaku pembimbing PWS KIA dan Imunisasi 6. Rekan rekan mahasiswa Stikes Aisyiyah Yogyakarta Program Studi Ilmu kebidanan serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Yang telah membantu terlaksananya Praktik Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas dan terselesaikannya laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak.

Wassalamu alaikum. Wr. Wb .

Yogyakarta,

November 2013

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

i ii iii iv 1 2

B. Tujuan .3 C. Manfaat ..4 D. Metode .5 BAB II. TINJAWAN PUSTAKA .6 A. Batasan PWS KIA Imunisasi ..7 B. Indikator PWS KIA dan Imunisasi .....8 C. Tujuan PWS KIA dan Imunisasi .....9 D. Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi ..10 E. Cara Melaksanakan PWS KIA dan Imunisasi ...11 F. Penilaian PWS KIA dan Imunisasi 12 G. Rencana Tindak Lanjut ..13 BAB III. LAPORAN HASIL PWS KIA DAN PWS IMUNISASI RT 04 DUSUN KLISAT KELURAHAN SRIHARDONO PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA A. Gambaran RT04 Dukuh Klisat Kelurahan Srihardono Pundong Bantul Yogyakarta..14 B. Penghitungan Pengelolahan Data ....15 C. Grafik PWS KIA 16 BAB IV. PEMBAHASAN KASUS .17

A. Data Sasaran .18 B. Analisis Grafik PWS KIA 19 C. Analisis Grafik PWS Imunisasi ....20 D. Analisis Grafik PWS KIA Imunisasi ...21 E. Tindak Lanjut ...22 BAB V. PENUTUP ....23 A. Kesimpulan ..24 B. Saran 25 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN GRAFIK PWS KIA dan Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Angka kesejahteraan ibu dan bayi di dunia, di Indonesia maupun di tingkat daerah khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih rendah. Salah satu indikator kesejahteraan ibu dan bayi yang masih memperhatikan adalah angka kematian bayi mencapai 3,3 juta setiap tahun ( World Health Organizion, 2002) . Sedangkan, AKI di Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 35/100.000 kelahiran hidup ( Survey Demografi kesehatan Indonesia, 2003). Pada tingkat daerah khususnya DIY yang merupakan daerah dengan AKI dan AKB terendah se-Indonesia, AKI masih mencapai 15/1000 kelahiran hidup (Poedji, dkk,2003). Berdasarakan kenyataan tersebut, maka pemerintah Indonesia membuat berbagai kebijakan, salah satu kebijakan Pemerintah Indonesia dalam rencana strategik nasional Making Pregnancy Safe (MPS) di Indonesia 2010 disebutkan bahwa dalam konteks rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2012, visi MPS adalah

kehamilan dan persalinan di Indonesia berlangsung aman, serta bayi yang dilahirkan hidup sehat. Salah satu sasaran yang ditetapkan adalah menurunkan angka kematian maternal menjadi 125/100.000 kelahiran hidup dari 307/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatal menjadi 16/1000 kelahiran hidup dari 20/1000 kelahiran hidup (www.depkes.go.id,2004). Namun untuk melaksanakan kebijakan rencana strategi nasional MPS perlu diadakan pemantauan secara berkala mengenai indikator penentu kesejahteraan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Depkes RI telah menyusun strategi Pemantauan Wilaya Setempat (PWS) KIA yang juga sebagai indikator program KIA, sehingga pengelolahan program KIA dapat lebih terarah dan menjangkau semua ibu serta mampu menangani mereka yang ditemukan berisiko tinggi, secara memadai. Untuk itu, perlu di pantau secara terus menerus cakupan pelayanan KIA diseluruh wilaya agar diperoleh suatu gambaran yang jelas mengenai kelompok mana dalam wilayah tersebut yang paling

rawan sehingga wilayah tersebut dapat lebih diperhatikan dan dicarikan pemecahan masalahnya. Pedukuhan Klisat dengan komposisi penduduk yang heterogen tentulah memiliki permasalah KIA yang heterogen pula. Untuk itulah penulis melakukan penilaian PWS KIA di Dusun Klisat untuk dapat mengetahui sejauh mana mutu dan jangkawan

pelayanan KIA yang dilakukan oleh Puskesmas serta peran serta masyarakat dalam penderita resiko tinggi ibu hamil di Pedukuhan Klisat Kelurahan Srihardono Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul Yogyakarta.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam praktik pelaksanakan PWS KIA dan imunisasi sehingga dapat menganalisa, memprioritaskan, dan menunjukan pemecahan masalah PWS KIA dan imunisasi, pedukuhan Klisat, kecamatan Pundong , Kabupaten Bantul, Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Dapat memantau cakupan pelayanan KIA yang dipilih sebagai indikator PWS KIA b. Dapat memantau cakupan pelayanan imunisasi yang dipilih sebagai indikator PWS imunisasi. c. Dapat memanatau kesenjangan antara target dan pencapaian. d. Dapat menentukan prioritas masalah e. Dapat menentukan tindak lanjut f. Dapat meningkatkan peran serta masyarakat. C. Manfaat 1. Bagi Profesi Bidan Hasil PWS KIA / Imunisasi dapat digunakan dalam peningkatan kualitas pelayanan pada masyarakat, khususnya dalam bidang kebidanan. Selain itu, bidan dapat lebih mudah memprioritaskan masalah pada wilayah binaannya. 2. Bagi Program KIA

Untuk menilai keberhasilan program dan menentukan tindak lanjut bila cakupan tidak memenuhi target. 3. Bagi Masyarakat Dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan yang optimal karena masyarakat mengetahui secara jelas dan detail gambaran kesehatan masyarakat khususnya bidang kebidanan di wilayahnya. D. Metode Metode dalam pelaksanan program PWS KIA yaitu metode observsional, dengan cara mengumpulkan data primer dan skunder. Data perimer diambil dari Dusun Klisat Desa Srihardono diantaranya jumlah penduduk, jumlah bayi, jumlah ibu hamil, jumlah ibu bersalin, serta deteksi resiko tinggi oleh masyarakat. Sedangkan data sekunder diambil dari Kartu Menuju Sehat (KMS) dan buku KIA.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

A. BATASAN PWS KIA DAN IMUNISASI Pengertian pemantauan wilayah setempat KIA (PWS KIA) adalah alat manejemen program KIA untuk memantau cakupan pelayanan disuatu wilayah kerja (Puskesmas atau Kecamatan) secara terus menurus, agar dapat dilakukan rencana tindak lanjut yang cepat dan tepat terhadap wilayah kerjanya yang cakupan pelayanan KIA-nya masih rendah. Penyajian PWS-KIA juga dapat dipakai sebagai alat motivasi dan komunikasih kepada sektor terkait, khususnya petugas setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran agar mendapatakan pelayanan KIA, maupun dalam membantu memecahkan masalah non teknis rujukan kasus risiko tinggi. 1. BATASAN PWS KIA meliputi : a. Pelayanan Anternatal Pedoman pelayanan kebidanan dasar adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan setandar pelayanan anternatal seperti yang ditetapkan. Walapun pelayanan anternatal selengkapnya mencangkup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan ), pemeriksaan laboratorium atas indikasi, serta intervestasi dasar dan khusus (sesua resiko yang ada termasuk penyuluhan dan konseling, tetapi dalam penerapan operrasionalnya dikenal standar minimal 7T, yaitu : 1. Timbangan berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukuran tekanan darah 3. Ukuran TFU 4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) lengkap 5. Pemberian Tabelit Fe (Tablet penambah darah) minimal tabelit selama kehamilan. 6. Melakukan Temu Wicara 7. Melakukan Test PMS b. Penjaringan (deteksi dini) Kehamilan berisiko

Kegiatan ini bertujuan untuk menemukan ibu hamil bersiko yang dapat yang dapat dilakukan oleh, kader, dukun bayi, dan tenaga kesehatan. c. Kunjungan Ibu Hamil Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan anternatal sesuai dengan standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini adalah tidak mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi setiap ibu hamil tersebut kontak dengan tenaga kesehatan baik di posyandu, kunjumgan rumah dengan ibu hamil dengan memberikan pelayanan kunjungan ibu hamil. d. Kunjungan Baru Ibu Hamil (K1) Adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali dilakukan pada masa kehamilan pada tenaga kesehatan untuk mendapat pelayanan anternatal. e. Kunjungan Ulang Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke 2 dan seterusnya untuk mendapatkan pelayanan anternatal sesuai dengan standar selama 1 periode kehamilan berlangsung. f. K4 Adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang ke 4 atau lebih untuk mendapatkan pelayanan anternatal sesuai dengan standar yang ditetapkan dengan syarat : 1. Minimal 1 kali kontak pada trimester I 2. Minimal 1 kali kontak pada trimester II 3. Minimal 2 kali kontak pada trimester III g. Kunjungan Neonatal (KN) Adalah kunjungan kontak neonatal dengan tenaga kesehatan minimal 2 kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan neonatal, baik di puskesmas maupun di luar puskesmas maupun diluar puskesmas (termasuk bidan di desa, polinds, dan kunjungan rumah). KN 1 : Kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 0-7 hari KN 2 : kontak neonatal dengan tenaga profesional pada umur 8-28 hari h. Cakupan Akses

Adalah persentase ibu hamil disuatu wilaya dalam kurun waktu tertentu, yang mendapatkan pelayanan anternatal sesuai standar paling sedikit 1 kali selama masa kehamilan. Cara menghitungnya adalah sebagai berikut: (Jumlah kunjungan baru ibu hamil (KI) dibagi dengan jumlah sasran ibu hamil yang ada di suatu wilayah kerja dalam waktu 1 tahun) dikali 100 %. i. Cakupan Ibu Hamil (Cakupan K4) Adalah presntase ibu hamil diwilayah dalam kurun waktu tertentu yang mendapatkan pelayanan anternatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal 1 kali pada trimester 1,1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester 1,1 kali pada trimester II dan 2 kali pada trimester III cara penghitungannya adalah sebagai berikut : (Jumlah ibu hamil yang telah meberima K4 dibagi jumlah sasaran ibu hamil dalam kuru waktu 1 tahun) dikali 95%. j. Sasaran Ibu Hamil Adalah jumlah semua ibu hamil disuatu wilayah dalam waktu 1 tahun. Angka ini diperolah dengan berbagai cara : 1) Angka sebenarnya yang diperoleh bedasarkan cacah jiwa 2) Angka perkiraan, yaitu memakai rumus : a. Angka kelahiran kasa (CBR) x 1,1 x jumlah penduduk setempat, dengan pengambilan angka CBR dari propinsi atau bila ada dari kabupaten setempat atau b. 3 % jumlah penduduk setempat k. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga kesehatan. Adalah persentase ibu bersalin disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu, yang ditolong persalinannya oleh tenaga kesehatan. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut : (Jumlah persalian yang ditolong oleh tenaga kesehatan tidak tergantung pada tempat pelayanan dibagi dengan jumlah seluruh persalinan yang ada di suatu wilayah dalam kurun waktu satu tahun) dikali 90%. Jumlah seluruh persalinan disuatu wilayah dalam kuru waktu satu tahun dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

1) Angka kelahiran kasar (CBR) x 1,05 x jumlah penduduk setempat, dengan CBR mengambil dari angka propinsi atau bila ada dari angka kabupaten setempat atau 2) 2,8% jumlah penduduk setempat l. Cakupan Penjaringan Ibu Hamil Beresiko Oleh Masyarakat Adalah persentase ibu hamil beresiko yang ditemukan oleh kader dan dukun bayi kemudian dirujuk di puskesmas /tenaga kesehatan, dalam kurun waktu tertentu . Cara penghitungan adalah sebagai berikut : (Jumlah ibu hamil beresiko yang dirujuk oleh dukun bayi dan kader dibagi jumlah sasran ibu hamil yang ada diwilayah dalam kurun waktu satu tahun ) dikali 100% Diperkirakan persentase ibu hamil beresiko mencapai 15- 20% dari seluruh ibu hamil. m. Cakupan penjaringan ibu hamil beresiko tinggi oleh tenaga kesehatan Adalah persentase ibu hamil beresiko yang ditemukan baik oleh tenaga kesehatan maupun kader/ dukun bayi yang telah dipastikan oleh tenaga kesehatan, yang kemudian ditindak lanjuti (dipantau secarau instensif dan ditangani sesuai kewenangan, dan atau dirujuk ke tingkat pelayanan yang lebih tinggi ), dan dalam kurun waktu tertentu . n. Ibu Hamil Beresiko Adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan risiko tinggi kecuali ibu hamil normal. 0. Cakupan Kunjungan Neonatal (KN ) Adalah persentase neonatal (bayi umur kurang dari 1 bulan ) yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenaga kesehatan, 1 kali pada umur 0-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari. Cara penghitungannya adalah sebagai berikut : (Jumlah kunjungan neonatal yang mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan minimal 2 kali dibagi dengan seluruh jumlah sasaran bayi yang ada disuatu wilayah dalam kurun waktu 1 tahun) dikali 100%. 2. Batasan PWS Imunisasi Dalam menetapkan PWS Imuniasi batasan dalam menentukan jumlah sasaran. a. Bayi 1. Nasional

CBR Nasional (%) x Jumlah Penduduk nasional

2. Propinsi

CBR Nasional (%) x Jumlah Penduduk Propinsi

3. Kabupaten

Julmlah Penduduk Kabupaten tahun lalu Jumlah Propinsi tahun lalu

x jumlah Bayi Propinsi

4. Kecamatan

Jumlah Penduduk Puskesmas tahun lalu Jumlah Penduduk Kabupaten tahun lalu

x Jumlah Bayi kabupaten tahun ini

5. Desa

Jumlah Penduduk Desa tahun lalu

x Jumlah Bayi Kecamatan tahun ini

Jumlah Penduduk Kecamatan tahun lalu

Atau

CBR Propinsi (%) x Jumlah Penduduk Desa

b. Ibu Hamil

1,1 x Jumlah Bayi c. Anak SD kelas 1 Sasaran imunisasi DT adalah semua anak SD Kelas 1, jumlah berdasarkan data dari Diknas setempat. d. Anak SD Kelas VI wanita Sasaran imunisasi TT adalah murid Kelas VI SD yang wanita, jumlah sasaran berdasar dari data Diskusi setempat e. Calon pengantin wanita Sasaran imunisasi TT adalah calon pengantin wanita. Bagi yang beragama islam data diperoleh dikantor urusan Agama dan yang Non Islam dikantor pencatatan sipil. B. Indikator PWS KIA dan Imunisasi Indikator pemantauan program KIA dan Imunisasi yang dipakai untuk PWS KIA meliputi indikator yang dapat menggambarkan keadaan kegiatan pokok dalam program KIA dan Imunisasi. 1. Indikator PWS KIA Indikator pemantauan program KIA yang ditetapkan yaitu : a. Akses pelayanan anternatal (cakupan K1) Indikator akses ini digunakan untuk mengetahui jangkauan pelayanan anternatal serta kemampuan program dalam menggerakkan masyarakat. Rumus yang dipakai untuk penghitungannya adalah :

Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K1) Jumlah Sasaran Ibu Hamil dalam 1 tahun

x 100%

1. Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun dihitung dengan rumus : CBR Propinsi x 1,1 x jumlah penduduk setempat

2. Bila Propinsi tidak mempunyai data CBR, dapat dapat digunakan angka nasional, sehingga rumus permasalahannya sebagai berikut : 3% jumlah penduduk setempat b. Cakupan ibu hamil ( Cakupan K4) Dengan indikator ini dapat diketahui cakupan pelayanan anternatal Secara lengkap (memenuhi standar pelayanan dan menempati waktu yang ditetapkan). Yang menggambarkan tingkat perlindungan tingkat ibu hamil disuatu wilayah, disamping menggambarakan kemampuan manajemen ataupun

kelangsungan program KIA. Rumusnya :

Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K4) Jumlah sasaran Ibu Hamil dalam 1 tahun

x 100 %

c. Cakupan persalinan dengan tenaga kesehatan Dengan indikator ini dapat diperkirakan proprsi persalinan yang ditangani tenaga kesehatan, dan ini menggambarakan kemampuan manajemen program KIA dalam pertolongan secara profesional. Rumusan adalah sebagai berikut :

Jumlah Persalinan oleh Nakes (K4) Jumlah Sasaran Persalinan 1 Tahun

X 100%

Jumlah seluruh sasaran persalinan dalam 1 tahun diperkirakan melalui penghitugan : 1. CBR Propinsi x 1,05 x Jumlah pebduduk setempat Bilah propinsi tidak mempunyai data CBR, dapat digunakan angka nasional sehingga rumusnya sebagai berikut : 2.2,8 x Jumlah penduduk setempat. d. Penjaringan (deteksi ) ibu hamil oleh masyarakat

dengan indikator

ini dapat diukur

tingkat kemampuan dan peran serta

masyarakat dalam melakukan deteksi ibu hamil berisiko disuatu wilayah. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah Ibu Hamil Berisiko di Rujuk Nakes Jumlah seluruh sasaran ibu hamil dalam 1 tahun

x 100 %

e. Penjaringan (deteksi ) ibu hamil berisiko oleh tenaga kesehatan . Dengan indikator ini dapat dapat diperkirakan besarnya masalah yang dihadapi oleh program KIA dan harus ditindak lanjuti dengan intervensi secara intesif. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Jumlah Ibu Hamil Berisiko ditemukan oleh Nakes Jumlah sasaran ibu hamil dalam 1 tahun

x 100%

f. Cakupan pelayanan neonatal oleh nakes

Jumlah Kunjungan Neonatal (KN) dan Nakes Minimal 2 kali Jumlah Sasaran Bayi dalam 1 Tahun

x 100%

Jumlah sasaran bayi diperkirakan melalui perhitungan : 1. CBR Propinsi x jumlah penduduk 2. Bila propinsi tidak mempunyai data CBR, dapat digunakan angka nasional dengan penghitungan : g. Cakupan pelayanan nifas nakes Dengan indikator ini dapat diketahui jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu nifas.

Rumus :

Jumlah pelayanan ibu nifas oleh nankes minimal 3 kali Jumlah Sasaran ibu bersalin dalam 1 tahun

x 100%

h. Penanganan Komplikasi Obstetri Indikator ini menunjukkan kemampuan sarana pelayanan kesehatan menangani pada ibu bersalin, yang kemudian

kasus-kasus kegawatdaruratan obstetri

ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangannya atau dapat dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi. Rumus :

Jumlah Kasus Kegawatdaruratan obstetri yang ditangani 20% Jumlah Sasaran Ibu Hamil dalam 1 Tahun

x 100%

i. Penanganan Komplikasi Neonatal Indikator ini menunjukan kemampuan sarana pelayanan kesehatan dalam menangani kasus - kasus kegawatdaruratan neonatal, yang kemudian ditindak lanjuti sesuai dengan kewenangannya atau dapat dirujuk ketingkat pelayanan yang lebih tinggi. Rumus :

Jumlah Kasus Kegawatdaruratan Neonatal yang ditangani 20% Jumlah Sasaran Bayi dalam 1 Tahun

x 100%

Kesembilan indikator pemantauan program KIA tersebut merupakan indikator yang digunakan oleh para pengelola program KIA, sehingga disesuaikan dengan kebutuhan program. Dalam upaya melibatkan lintas sektoral terkait, khususnya para pamong setempat, dipilih dua indikator yang mudah dipahami yaitu : a. Cakupan K1, yang menggambarkan pemerataan KIA b. Cakupan K4, (cakupan ibu hamil) yang menggambarkan efektifitas pelayanan KIA Kedua indikator yang merupakan bagian dari kesembilan indikator pemantauan teknis ini disebut indicator pemantauan non tekhnis.

Penyajian kedua indicator tersebut pada lintas sector ditunjukan untuk alat motivasi dan komunikasi dalam penyampaian kemajuan kemampuan permasalahan operasional program KIA, sehingga para pamong wilayah dapat memahami program KIA dan memberikan bantuan dengan kebutuhan. Indicator pemantauan nontekhnis ini dapat dipergunakan dalam berbagai pertemuan lintas sektoral disemua tingkat administrasi pemerintahan. Kedua indicator nontekhnis tersebut di atas cara berkala disajikan setiap bulan, menurut desa untuk menunjukkan desa yang telah maju dan masih tertinggal. Pemantauan secara linsektoral diharapkan dapat diikuti tindak lanjut yang jelas dari pamong wilayah dalam hal peningkatan pergerakan peran serta masyarakat serta pengalian sumber daya setempat yang diperlukan.

2.

INDIKATOR PWS IMUNISASI

Indicator pemantauan program imunisasi yang dipakai untuk PWS imunisasi meliputi: a. DPT 1 Indicator ini digunakan untk mengetahui jangkauan atau aseksibilitas pelayanan.

Jumlah Imuniasi DPT 1

x 100%

Jumlah Bayi Lahir dalam 1 Tahun

b. CAMPAK Indikator ini digunakan untuk efektifitas program (tingkat perlindungan)

Jumlah Imunisasi CAMPAK Jumlah Bayi Lahir dalam 1 Tahun

x 100%

c. TT Ibu Hamil Indikator ini digunakan untuk mengetahui jangkauan atau aksesibilitas pelayanan. Target 90% per tahun

Jumlah Bumil yang mendapat Imunisasi TT 1 + Ulang Jumlah seluruh sasaran bumil dalam 1 Tahun

x 100%

d. TT II Ibu Hamil Indikator ini digunakan untuk mengetahui tingkat perlindungan program . Target 90% per tahun Jumlah Bumil yang mendapat Imunisasi TT II Ulang x 100% Jumlah seluruh sasaran Bumil dalam 1 tahun

e. Drop Out TT I- TT II Indikator ini digunakan untuk manajemen program atau efisiensi.

Jumlah Bumil yang mendapat Imunisasi TT I - TT II Jumlah Bumil yang Mendapatkan TT I

x 100%

f. Drop Out DPT I Campak Indikator ini digunakan untuk menilai efesiensi program/ menejemen. Jumlah Imunisasi DPT I Campak DPT I

x 100%

C. TUJUAN PWS KIA DAN IMUNISASI 1. Tujuan Umum Meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA dan Imunisasi di wilayah kerja Puskesmas melalui pemantauan cakupan pelayanan KIA dan Imunisasi di tiap dusun secara terus-menerus. 2. Tujuan Khusus a. Memantau cakupan pelayanan KIA dan Imunisasi yang dipilih sebagai indikator secara teratur (bulanan) dan terus-menerus ditiap dusun. b. Menilai kesenjangan antar target yang ditetapakan dan pencapaian sebenarnya ditiap dusun. c. Menentukan urutan dusun prioritas yang akan ditangani secara intensif berdasarkan besarnya kesenjangan antara target dan pencapaian. d. Merencanakan tindak lanjut dengan menggunakan sumber daya yang tersedia dan dapat digali. e. Membangkitkan peran pamong setempat dalam pergerakkan sasaran dan moblisasi sumber daya. D. Jenis dan Jadwal Pemberian Imunisasi Umur 0-7 hari 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 9 Bulan Jenis Imunisasi Hepatitis B BCG Hepatitis B 2, DPT 1, Polio 1 Hepatitis B 3, DPT 2, Polio 2 DPT 3, Polio 3 Campak

E. CARA PELAKSANAAN PWS KIA DAN IMUNISASI PWS KIA disajikan dalam bentuk grafik dari setiap indicator yang dipakai, juga menggambarkan pencapaian tiap desa dalam setiap bulan. Dengan demikian setiap bulannya dibuat 6 grafik yaitu: a. Grafik cakupan K1 b. Grafik cakupan K4 c. Grafik cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan

d. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh masyarakat e. Grafik penjaringan ibu hamil beresiko oleh tenaga kesehatan f. Grafik cakupan neonatal oleh tenaga kesehatan g. Grafik cakupan nifas h. Grafik penanganan komplikasi obstetric i. Grafik penanganan komplikasi neonatal Semua itu dipakai untuk alat pemantauan program KIA, sedangakan grafik cakupan K1 dan grafik cakupan K4 dapat digunakan juga untuk alat motivasi dan komunikasi lintas sector. Namun, daerah Bantul sekarang menggunakan cakupan K7 yaitu kunjungan satu kali pada trimester I, dua kali pada trimester II dan empat kali pada trimester III. Dibawah ini dijabarkan cara membuat grafik PWS KIA untuk tingkat puskesmas yang dilakukan tiap bulan untuk desa. Langkah-langkah pokok dalam pembuatan grafik PWS KIA adalah: a. Pengumpulan data Data yang diperlukan untuk menghitung tiap indicator diperoleh dari catatan hamil perdesa register kegiatan harian, register kohort ibu, dan bayi, kegiatan pemantauan ibu hamil perdesa, catatan posyandu. b. Pengolahan dan perhitungan data Dalam pengolahan data, maka yang diperlukan adalah: 1) Cakupan kumulatif 2) Cakupan bulan ini 3) Cakupan bulan lalu Dibawah ini terdapat contoh perhitungan data untuk cakupan K1 dan K4: 1) Perhitungan untuk cakupan K1 a. Pencapaian kumulatif di Pedukuhan Klisat adalah:
Pencapaian cakupan kumulatif ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama 2013 X 100% Jumlah ibu hamil pedukuhan Klisat selama satu tahun

ppp

Pencapaian cakupan ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama bulan oktober 2013 X 100% Sasaran ibu hamil Pedukuhan Klisat selama satu tahun

b. Pencapaian bulan lalu


Pencapaian cakupan ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama September 2013 X 100% Jumlah ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama satu tahun

2) Perhitungan untuk cakupan K7 a. Perhitungan untuk cakupan K7


Jumlah kunjungan ibu hamil (K7) X 100% Jumlah sasaran ibu hamil selama satu tahun

b. Pencapaian bulan ini


Jumlah kunjungan ibu hamil di Pedukuhan Klisat Bulan Oktober 2013 X 100 % Jumlah sasaran ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama satu tahun

c. pencapaian bulan lalu


Jumlah d. kunjungan ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama bulan September 2013

X 100 % Jumlah sasaran ibu hamil di Pedukuhan Klisat selama satu tahun

C. Penggambaran grafik PWS KIA Langkah- langkah yang dilakukan dalam membuat grafik PWS KIA (dengan

menggunakan indikator cakupan KI ) adalah sebagai berikut :

1. Menentukan target cakupan ibu hamil baru (cakupan KI) dalam satu tahun ditentukan 100% (garis a), maka rata- rata tiap bulan adalah :

100% = 8,33% 12 bulan Dengan demikian, maka sasaran kumulatif sampai dengan bulan oktober adalah (11 x 8,33 x 100%) (garis b). 2. Hasil penghitungan pencapaian kumulatif cakupan KI sampai dengan bulan oktober dimasukkan ke dalam jalur % kumulatif secara berurutan sesuai dengan peringkat pencapaian tertinggi di sebelah kanan, sedangkan pencapaian untuk Puskesmas dimasukan ke dalam kolom terakhir (lihat contoh). 3. Nama RT dituliskan pada lanjur RT 4. Hasil pencapaian bulan lalu dan bulan ini dimasukkan kedalam lajur masingmasing. 5. Gambar anak panah ( ) digunakan untuk mengisi lajur trend pada PWS KIA dan gambar segitiga ( ) digunakan untuk mengisi lajur trend pada PWS Imunisasi. Bila pencapaian bulan ini lebih besar dari bulan lalu maka di gambar anak panah/ segitiga yang mengarah keatas. Sebaliknya apa bila cakupan bulan ini lebih rendah dari bulan lalu digambarkan anak panah/ segitiga yang menuju ke bawah. Untuk cakupan yang tetap / sama digambarkan dengan tanda (-).

F. PENILAIAN PWS KIA DAN IMUNISASI Grafik PWS KIA perlu dianalisis, agar dapat diketahui dusun mana yang paling

memerlukan perhatian dan tidak lanjut yang perlu dilakukan. Analisis grafik cakupan ibu hamil baru (akses) pada pemantauan bulan Oktober 2013 dapat digambarkan dalam matrik sebagai berikut.

Dusun A B C D E

Cakupan Target Diatas + + + + +

Cakupan bulan Lalu Turun Tetap

Dibawah Naik +

Status Dusun Baik

+ + + +

Baik Kurang Cukup Jelek

Dari matrik diatas dapat disimpulkan adanya 4 macam status cakupan dusun, yaitu : a. Status Baik Adalah dusun dengan cakupan diatas target yang ditetapkan bulan Oktober 2013 dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat atau tetap jika dibandingkan dengan cakupan bulan lalu. Dusun-dusun ini adalah dusun A dan dusun B jika keadaan tersebut berlanjut, maka dusun - dusun tersebut akan mencapai atau melebihi target tahunan yang ditentukan. b. Status Kurang Adalah dusun dengan cakupan diatas target bulan Oktober mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang menurun jika dibandingkan dengan bulan lalu. Dusun dalam katagori ini adalah dusun C, yang perlu mendapatakan perhatian karena cakupan bulan ini hanya 5,4% (lebih kecil dari cakupan bulan minimal 6, 86%). Jika terus menerus, maka dusun itu tidak mencapai target tahunan yang ditentukan. c. Status Cukup Adalah dusun dengan cakupan dibawah target bulan oktober, dan mempunyai kecenderungan cakupan bulanan yang meningkat jika dibandingkan cakupan bulan lalu. Dusun dalam kategori ini adalah dusun D, yang perlu didorong agar cakupan bulan selanjutnya tidak lebih kecil daripada cakupan bulan minimal 53,3%. Jika keadaan tersebut terlaksana, maka dusun ini kemungkinan besar mencapai target yang telah ditentukan. d. Status jelek Adalah dusun dengan cakupan dibawah bulan oktober 2013, dan mempunyai

kecenderungan cakupan yang menurun dibandingkan dengan bulan lalu. Dusun dalam

kategori ini adalah dusun E, yang perlu diprioritaskan untuk membina agar cakupan bulanan minimal mengejar kekurangan target sampai bulan oktober 2013 sehingga dapat pula mencapai target tahunan yang ditentukan.

G. Rencana Tindak Lanjut Bagi kepentingan program, analisis PWS KIA ditujukan unuk menghasilkan suatu keputusan tindak lanjut tekhnis dan non tekhnis bagi puskesmas. Keputusan tersebut dijabarkan dalam bentuk rencana operasional jangka pendek untuk dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi sesuai dengan spesifikasi daerah mengikuti skema seperti dibawah ini: a. Bagi dusun yang berstatus baik atau cukup, pola penyelenggaraan pelayanan KIA perlu dilanjutkan, dengan beberapa penyesuaian tertentu sesuai dengan kebutuhan. b. Dusun yang berstatus kurang terutama yang berstatus jelek perlu diprioritaskan untuk pembinaan selanjutnya. Perlu dilakukan analisis mendalam serta mencari penyebab rendahnya atau turunnya cakupan bulanan, sehingga dapat diupayakan cara penanganan masalah secara spesifik. c. Intervensi dan kegiatan yang bersifat teknis (termasuk segi penyediaan logistik) harus dibicarakan dalam mini lokakarya Puskesmas dan rapat Dinas Kesehatan. d. Intervensi dan kegiatan yang bersifat non teknis (untuk motivasi, pergerakan sasaran dan mobilitas sumber daya di masyarakat) harus dibicarakan dalam rapat koordinasi di Kecamatan.

BAB III LAPORAN HASIL PWS KIA DAN PWS IMUNISASI DUSUN KLISAT DESA SRIHARDONO, KECAMATAN PUNDONG, KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

A. GAMBARAN DUSUN KLISAT DESA SRIHARDONO PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA 1. Batas Wilayah a) Utara b) Timur c) Selatan d) Barat : Sawah : Sungai Buntung : Dusun Nangsri : Sungai Opak

2. Kependudukan a) Jumlah penduduk : 539 jiwa, terdiri dari laki-laki 250 jiwa, perempuan 289 jiwa, tidak terkaji 31, dan yang meninggal 3 jiwa. b) Data Sasaran Sasaran Bayi Data Riil 2 Data Proyeksi = CBR x Penduduk = 0, 027 x 539 = 14,55 14 bayi

Ibu Hamil

= 1,1 x sasaran bayi = 1,1 x 14,55 = 16,00 16 bumil

Ibu Bersalin

= 1,05 x sasaran bayi = 1,05 x 14,55 = 15,28 15 bulin

c) Target Sasaran 1. Cakupan K1 (100%) 2. Cakupan K4 (95%) 3. Cakupan persalinan oleh Tenaga Kesehatan (90%) 4. Cakupan kunjungan Neonatal oleh Tenaga Kesehatan (90%) Target pencapaian PWS KIA Dusun Klisat Desa Srihardono Pundong Bantul Yogyakarta dari Bulan Januari sampai Oktober 2013 adalah : Indikator Target Target Target Bulan Oktobe r (Bantul ) K1 90 % 100 % 91,67 % K4 80 % 95 % 87,08 % Deteksi Risti Oleh Nakes PN 80 % 90 % 73,33 % KN 80 % 90 % 73,33 % Kunjunga n Nifas 80 % 90 % 73,33 % 43,75 % 13,74% 56,25 % (-) % (-) % (-) % 29,58 59,59 17,08 80 % 100 % 73,33 % 0% (-) 73,33 % 31,25 % (-) 55,83 % 81,25 % (-) 10,24 % Pencapaian s/d Kesenjanga Oktober (Klisat,Pundon g, Bantul) n

Nasiona Kabupate l n Bantul

3. Pelayanan Kesehatan Kader kesehatan di Dusun Klisat terdiri dari Kader Posyandu Balita dan Lansia. Dengan melihat jumlah kader yangada, dapat dikatakan bahwa mayarakat di lingkungan Dusun Klisat ikut berperan serta dalam terselenggaranya pelayanan kesehatan di wilayah tempat tinggalnya.

B. PERHITUNGAN PENGOLAHAN DATA Perhitungan pengolahan data menggunakan data riil yaitu : Sasaran bayi Sasaran ibu hamil Sasaran ibu bersalin 1. Cakupan K1 a. Kumulatif (Januari - Oktober) b. Bulan ini (Oktober) c. Bulan lalu (September) 2. Cakupan K4 a. Kumulatif (Januari - Oktober) b. Bulan ini (Oktober) c. Bulan lalu (September) = 10/16 X 100 % = 62,25 % = 1/16 X 100 % = 6,25 % = 0/16 X 100 % = 0 % = 15/16 X 100 % = 93,75 % = 1/16 X 100 % = 6,25 % = 0/16 X 100 % = 0 % = 14 jiwa = 16 jiwa = 15 jiwa

3. Cakupan Deteksi Ibu Hamil Risiko Tinggi Oleh Tenaga Kesehatan a. Kumulatif (Januari - Oktober) b. Bulan ini (Oktober) c. Bulan lalu (September) = 4/16 X 100 % = 25 % = 1/16 X 100 % = 6,25 % = 0/16 X 100 % = 0 %

4. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan a. Kumulatif (Januari - Oktober) b. Bulan ini (Oktober) c. Bulan lalu (September) 5. Cakupan Nifas a. Kumulatif (Januari - Oktober) = 12/15 X 100 % = 80 % = 12/15 X 100 % = 80 % = 0/15 X 100 % = 0 % = 1/15 X 100 % = 6,66 %

b. Bulan ini (Oktober) c. Bulan lalu (September)

= 0/15 X 100 % = 0 % = 1/15 X 100 % = 6,66 %

6. Cakupan Kunjungan Neonatal Oleh Tenaga Kesehatan a. Kumulatif (Januari - Oktober) b. Bulan ini (Oktober) c. Bulan lalu (September) 7. Cakupan Komplikasi Obstetri Kumulatif (Januari - Oktober) Bulan ini (Oktober) Bulan lalu (September) 8. Cakupan Imunisasi BCG Target BCG selama 1 tahun Target BCG perbulan Sasaran BCG bulan Oktober a. BCG Kumulatif b. BCG bulan ini c. BCG bulan lalu 9. Cakupan Imunisasi DPT 1 a. Kumulatif (Januari - Oktober) = 90 % = 90/12 = 7,5 % =0% = 12/14 X 100 % = 85,71 % = 0/14 X 100 % = 0 % = 1/14 X 100 % = 7,14 % = 4/14 X 100 % = 28,57 % = 1/14 X 100 % = 7,14 % = 0/14 X 100 % = 0 % = 12/14 X 100 % = 85,7 % = 0/14 X 100 % = 0 % = 1/14 X 100 % = 7,14 %

= 7,14 % b. Bulan ini (Oktober)

c. Bulan lalu (September) = 0/14 x 100% = 0% 10. Cakupan Imunisasi Polio 3 a. Kumulatif (Januari - November)

b. Bulan ini (Oktober)

=0/14 X 100% = 0%

c. Bulan lalu (September)

= 2/14 x 100% = 14,28 %

11. Cakupan imunisasi Campak a. Kumulatif (Januari - Oktober)

= 3/14 X 100 % = 21,42 % b. Bulan ini (Oktober) = 0/14 x 100% =0% c. Bulan lalu (September) = 1/14 X 100% =7,14 % 12. Cakupan imunisasi TT1 Target TT 1 selama 1 tahun Target TT1 perbulan Sasaran TT sampai bulan Oktober a. TT kumulatif (Januari - Oktober) = 90 % = 90 % / 12 = 7,5 % =

12,5 % b. Bulan ini (Oktober) = 12,5 % c. Bulan lalu (September) =0/16 X 100 % =0% 13. Cakupan imunisasi TT 2 Target TT 2 selama 1 tahun Target TT 2 perbulan Sasaran TT sampai bulan Oktober a. TT kumulatif (Januari - Oktober) = 90% =90% / 12 = 7,5% = = 2/16 X 100 %

% b. Bulan ini (Oktober) = 2/16 X 100 % = 12,5 % c. Bulan lalu (September) =0/16 X 100% = 0% 14. Drop Out (DO) DO selama 1 tahun Target DO maksimal selama 1 tahun = 10 % Target DO maksimal perbulan =10%/12 = 0,8 %

Sasaran pencapaian DO sampai bulan Oktober = a. DO kumulatif = 1-3/1 X 100%

b. DO bulan ini

= 1/1 X 100 % = 100%

c. DO bulan lalu

=100%

C. GRAFIK PWS KIA DAN IMUNISASI (Terlampir

BAB IV PEMBAHASAN KASUS

A. DATA SASARAN Data yang diperlukan untuk memenuhi PWS KIA dan Imunisasi diperoleh dari hasil pengkajian pada masyarakat Padukuhan Klisat, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong,Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang dilakukan pada bulan Oktober 2013. 1. Jumlah penduduk di Padukuhan Klisat sebanyak 539 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 250 orang, perempuan 289, tidak terkaji 31 orang dan yang meninggal 3 orang. 2. Jumlah sasaran proyeksi a) Sasaran bayi = 14,55 = 14 b) Sasaran ibu hamil = 16,00 = 16 c) Sasaran ibu bersalin = 15,28 = 15 B. ANALISIS GRAFIK PWS KIA Grafik analisa PWS KIA.. dapat menentukan status Pedukuhan Klisat, Srihardono, Pundong, Bantul, Yogya karta. No Cakupan Cakupan terhadap target Cakupan bulan lalu terhadap Status Dusun

Diatas Dibawah Naik Turun Tetap 1 2 3 4 K1 Persalinan PN KN + + + + + + + + Kurang Kurang Kurang Kurang

C. ANALISIS GRAFIK IMUNISASI No Cakupan Cakupan Terhadap Target Cakupan Bulan Lalu Terhadap Status Dusun

Diatas Dibawah Naik Turun Tetap 1 2 3 4 BCG DPT 1 TT 1 TT 2 + + + + + + + + Kurang Kurang Kurang Kurang

D. ANALISIS PWS KIA DAN IMUNISASI Untuk Pedukuhan Klisat, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta cakupan bulan Oktober 2013 dengan grafik yang dibuatmaka dapat penulis analisa sebagai berikut : 1. PWS KIA 1. Cakupan K 1 a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 100 % b. Cakupan yang dicapai adalah 93,75 % c. Pencapaian kurang dari target dengan selisih 6,25 % Cakupan yang kurang dari target yaitu dengan selisih 6,25 %, hal ini dikarenakan ada 16 ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama kehamilan pada tahun 2013. Trend yang tetap yaitu pada bulan lalu (September) 0 % dan bulan ini 6,25 % Disertai pencapaian yang

kurang dari target, maka status cakupan K1 Pedukuhan Klisat jelek karena pada bulan ini semua ibu hamil sudah masuk trimester III. 2. Cakupan K4 a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 95 % b. Cakupan yang dicapai adalah 62,25 % c. Pencapaian kurang dari target dengan selisih 32,75 % Cakupan yang kurang dari target yaitu dengan selisih 32,75 %, hal ini dikarenakan jumlah ibu hamil pada bulan ini sudah mencapai trimester III dan sudah melakukan kunjungan ke tenaga kesehatan sejumlah 7 kali atau lebih. Trend tetap yaitu pada bulan lalu (September) 0 % dan bulan ini 6,25 % hal ini dikarenakan 6 ibu hamil sudah melahirkan. 3. Cakupan PN a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 90 % b. Cakupan yang dicapai adalah 80 % c. Pencapaian kurang dari target dengan selisih 10 % Trend turun yaitu pada bulan lalu 66,6 % dan bulan ini hanya 0 % karena pada bulan ini tidak ada persalinan. 4. CAKUPAN KN a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 90 % b. Cakupan yang dicapai adalah 80 % c. Pencapaian kurang dari target dengan selisih 10 % Trend turun yaitu pada bulan lalu 6,66 % dan bulan ini hanya 0 % karena pada bulan ini ada 1 persalinan, sehingga ada sasaran kunjungan neonatal. 2. PWS IMUNISASI Dari pemantauan PWS Imunisasi di Pedukuhan Klisat adalah : a) Cakupan BCG a. Target yang harus dicapai pada bulan oktober 2013 adalah 90 % b. Cakupan yang dicapai adalah 85,71 % c. Pencapaian kurang dari target dengan selisih 14,29 %

Trend turun dengan cakupan pada bulan lalu 7,14 % dan bulan ini 0 % karena balita mendapatkan imunisasi BCG pada bulan lalu. b) Cakupan DPT 1 a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 90 % b. Cakupan yang dicapai adalah 7,14 % c. Pencapaian kurang dari target dengan selisih 92,86 % Trend kurang dengan cakupan pada bulan lalu dan bulan ini juga 0 % karena tidak ada balita yang mendapatkan imunisasi DPT 1 pada bulan ini dan bulan lalu. c) Cakupan Polio 3 a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 90 % b. Cakupan yang dicapai adalah 14,28 % c. Pencapaian kurang dari target dengan selisih 85,72 % Selisih tajam antara target yang seharusnya dicapai dengan cakupan yang ada yaitu selisih 85,72 % bukan berarti cakupan imunisasi Polio 3 sangat rendah karena balita yang ada belum saatnya mendapatkan imunisasi Polio 3. d) Cakupan Campak a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 90 % b. Cakupan yang dicapai adalah 21,42 % c. Pencapaian kurang dari target dengan selisih 78,58 % Selisih tajam antara target yang seharusnya dicapai dengan cakupan yang ada yaitu selisih 78,58 % bukan berarti cakupan imunisasi campak sangat rendah karena balita yang ada belum saatnya mendapatkan imunisasi campak. e) Cakupan TT a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 90 % b. Cakupan yang dicapai pada bulan Oktober adalah 12,5 % Trend yang turun yaitu bulan lalu 0 % dan bulan ini juga bukan berarti cakupan imunisasi TT1 sangat rendah karena ibu hamil yang ada telah mendapatkan imunisasi TT1 sebelum bulan September dan ada 16 ibu

hamil yang telah mendapatkan imunisasi TT 5 dengan kekebalan seumur hidup. f) Cakupan TT 2 a. Target yang harus dicapai pada bulan Oktober 2013 adalah 90 % b. Cakupan yang dicapai pada bulan Oktober adalah 12,5 % Trend yang turun yaitu bulan lalu 0 % dan bulan ini juga bukan berarti cakupan imunisasi TT 2 sangat rendah karena ibu hamil yang ada telah mendapatkan imunisasi TT 2 sebelum bulan September dan ada 16 ibu hamil yang telah mendapatkan imunisasi TT 5 dengan kekebalan seumur hidup. g) Drop Out (DO) selama 1 tahun Target DO maksimalselama1 tahun = Target DO maksimal perbulan = =

Sasaran pencapaian DO sampai bulan Oktober a. DO kumulatif

b. DO bulan ini

c. DO bulan lalu = DO kumulatif yang tinggi bukan berarti banyak bayi yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap, tetapi karena bayi yang ada belum waktunya mendapatkan imunisasi campak. E. TINDAK LANJUT Tindak lanjut kegiatan PWS KIA dan Imunisasi adalah : 1. Melakukan kunjungan intesif pada ibu hamil Pada kunjungan intensif dilakukan anamneses, pemeriksaan fisik dan konseling.

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil kegiatan PWS KIA dan imunisasi di Pedukuhan Klisat dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. KIA a. Akses ibu hamil K1 93,75 % dari target 100 % b. Cakupan ibu hamil K4 62,25 % dari target 95 % c. Cakupan persalinan oleh Nakes 80 % dari target 90 % d. Cakupan Kunjungan Neonatal 85,7 % dari target 90 % 2. Imunisasi a. DPT 1 b. Campak c. TT 1 d. TT 2 Dari : 85,71 % dari target 90 % : 21,42 % dari target 90 % : 12,5 % dari target 90 % : 12,5 % dari target 90 % hasil kegiatan PWS KIA dan PWS Imunisasi tersebut dapat

dikatakan bahwa pada umumnya pencapaian target dari 4 indikator PWS KIA PWS Imunisasi masih kurang, sedangkan cakupan ibu hamil K 4 telah memenuhi target tetapi keadaan tersebut kondisional seperti dalam pembahasan. B. SARAN Dengan hasil yang telah dicapai dalamPWS KIA pada bulan Oktober 2013 di Pedukuhan Klisat, Desa Srihardono, Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta maka saran atau rencana yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Petugas a. Peningkatan Frekuensi penyuluhan masyarakat b. Peningkatan kerja sama petugas kesehatan dan tokoh massyarakat lintas program dan sektoral. c. Pendataan dan pembuatan peta ibu hamil 2. Pendataan ini dilakukan dengan mengunjungi ibu hamil dari rumah kerumah untuk mendapatkan data nyata ibu hamil di wilayah Pedukuhan Klisat setelah itu dilakukan pembuatan peta wilayah ibu hamil sehingga memudahkan etugas dan kader untuk melakukan kunjungan ibu hamil. Apabila terdapat ibu hamil yang beresiko akan terdeteksi lebih dini. 3. Puskesmas menindak lanjuti atau mengaktifkan posyandu plus. a. Penentuan pelayanan yang ada di posyandu plus b. Pelatihan kader secara rutin c. Pemantauan pelaksanaan posyandu plus termasuk dalam hal pelaporan kegiatan. Oleh karena itu melalui posyandu plus ini dapat dilakukan pelayanan dasra sebagai deteksi dini adanya resiko tinggi pada ibu hamil, penyakit potensial pada balita, dan lain sebagainya. 4. Bagi Warga Pedukuhan Klisat a. Tetap meningkatkan keadaan yang sudah tercapai dan berusaha mengatasi masalah yang masih ada. b. Tingkatkan derajad kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat 5. Bagi Kader Untuk lebih meningkatkan peran dan partisipasinya dalam membina masyarakat khususnya bagi ibu dan anak melalui Posyandu, bekerja sama dengan perangkat desa atau pamong setempat maupun tenaga kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2003. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak. Depkes RI : Jakarta. Depkes RI, 10 Mei 2004. Setiap Jam 2 Orang Ibu Bersalin Meninggal Dunia.www.depkes.go.id.,28 Oktober 2013 Sarwono, 2002.Pelayanan Kesehatan Maternal danNeonatal.Yayasan Bina Pustaka: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai