Anda di halaman 1dari 54

LISTRIK MAGNET

(diajukan guna memenuhi laporan Tugas Fisika Sekolah II)








Oleh:
Kiki Widiya Putri 110210152013
Geraldin Cintia Rosa 110210152019
Rivalia Anggraini 110210152020
Kelompok 3
Kelas X







PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
JEMBER
2013
LISTRIK STATIS

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berhubungan dengan alat-alat
yang menggunakan prinsip listrik, misalnya radio, televisi, lampu, dan lain-lain.
Pada makalah ini kita membahas elektrostatik. Sebelum belajar tentang itu , perlu
untuk memahami arti dari elektrostatik. Elektrostatik adalah listrik yang tidak
bergerak seperti arus listrik . Ini berarti bahwa itu adalah stasioner . Sebenarnya
kita sering bertemu fenomena elektrostatik, seperti sisir yang digosok-gosokkan
pada rambut yang kering atau kain wol dan dapat menarik sepotong kertas kecil.
Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh adanya muatan listrik.
Dua batang kaca yang telah digosokkan dengan kain sutera akan tolak-
menolak. Hal ini sama juga ditunjukkan oleh dua batang plastic yang telah
digosok dengan kain wol. Sedangkan batang kaca yang telah digosokkan dengan
kain sutera akan tarik-menarik dengan batang plastic yang telah digosok dengan
kain wol.
Peristiwa di atas menunjukkan adanya dua muatan listrik. Muatan positif
adalah muatan-muatan yang sejenis dengan muatan kaca yang digosok dengan
kain sutera, sedangkan muatan negative adalah muatan-muatan yang sejenis
dengan muatan plastic yang digosok dengan kain wol. Dua benda yang bermuatan
sejenis akan melakukan gaya tolak-menolak, sedangkan dua benda yang
muatannya tidak sejenis melakukan gaya tarik-menarik
Suatu benda dikatakan bermuatan listrik negative jika benda tersebut
kelebihan electron, sedangkan suatu benda dikatakan bermuatan listrik positif jika
beda tersebut kekurangan electron. Benda netral adalah benda yang jumlah
muatan positifnya sama dengan jumlah muatan negatifnya.
Pada saat batang kaca digosokkan ke kain sutera, electron-elektron dari
batang kaca berpindah ke kain utera, ehingga batang kaca menjadi kekurangan
electron dan bermuatan poitif. Sedangkan pada saat batang platik digosok dengan
kain wol, electron-elektron dari kain wol pindah langsung ke batang plastic,
sehingga batang platik menjadi kelebihan electron dan bermuatan negative.


A. GAYA COULOMB ANTARA DUA MUATAN TITIK
Kita telah mengetahui bahwa jika dua buah muatan listrik sejenis
berdekatan akan terjadi gaya interaksi elektrostatik yang tolak-menolak,
sedangkan jika dua buah muatan listrik yang tidak sejenis berdekatan akan
terjadi gaya interaksi elektrostatik yang tarik-menarik.

Pada tahun 1786, seorang ahli Fisika berkebangsaan Perancis, Charles
Augustin de Coulomb menyatakan hasil eksperimennya: Gaya interaksi
antara dua buah benda titik bermuatan listrik berbanding lurus dengan muatan
masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar kedua
benda tersebut. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Coulomb.
2
2 1
r
q q
k F = =
0
4
1
tc
2
2 1
r
q q

Dimana k adalah konstanta yang tergantung pada sistem satuan. Dalam
satuan SI nilai perkiraan adalah
k ~9 x 10
9
N.m
2
/C
2

Keterangan:
F = gaya Coulomb (N)
k = konstanta pembanding (9 x 10
9
N.m
2
/C
2
)
q1 = muatan partikel pertama (C)
q2 = muatan partikel kedua (C)
0
c = permitivitas ruang hampa (8,85 x 10
-12
C
2
/ Nm
2
)
r = jarak antara kedua muatan (m)

Catatan:
a. Hukum Coulomb hanya berlaku untuk muatan titik atau ukuran muatan
jauh lebih kecil daripada jarak kedua muatan.
b. Tetapan permitivitas akum hanya digunakan bila muatan tersebut berada
dalam ruang hampa atau udara (karena permitivitas udara hampir sama
dengan permitivitas hampa).
c. Hukum Coulomb berlaku untuk setiap pasangan muatan titik.
d. Arah gaya F pada suatu muatan ditentukan oleh jenis tandanya dan tanda
(jenis) pasangan yang melakukan gaya padanya.
e. Gaya interaksi dua muatan listrik adalah besaran vector.

B. MEDAN LISTRIK
Medan listrik adalah ruang di sekitar benda bermuatan listrik dimana
benda-benda bermuatan listrik lainnya akan mengalami gaya listrik. Arah
medan listrik pada suatu tempat tertentu didefinisikan oleh Michael Faraday
sebagai arah gaya yang dialami oleh suatu benda bermuatan positif. Medan
listrik dapat digambarkan dengan garis-garis gaya listrik yang menjauhi
(keluar dari) muatan positif dan mendekati (masuk ke) muatan negative.
Kerapatan garis-garis gaya listrik menggambarkan besarnya kuat medan
listrik.




1. Kuat Medan Listrik Akibat Sebuah Muatan Titik
Di sekitar muatan sumber q terdapat medan listrik. Efek medan
listrik suatu muatan sumber q dapat ditinjau dengan melakukan suatu
muatan uji q di sekitar medan listrik tersebut. Muatan uji adalah muatan
yang cukup kecil, sehingga tidak mempengaruhi muatan sumber. Besarnya
kuat medan listrik (E) didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya
Coulomb yang bekerja pada muatan uji dengan besarnya muatan uji
tersebut (q). Secara matematis:
atau
Keterangan:
E = kuat medan listrik akibat muatan sumber (N/C)
F = gaya Coulomb pada muatan uji oleh muatan sumber (N)
q = muatan (C)
Persamaan di atas menunjukkan bahwa untuk muatan uji positif,
vector gaya Coulomb F searah dengan vector kuat medan listrik E,
sedangkan untuk muatan uji negative, vector gaya Coulomb F berlawanan
arah dengan vector kuat medan listrik E.
Apabila q dan q adalah muatan titik dan jarak antara q dan q
adalah r, besarnya gaya Coulomb antara muatan sumber q dan muatan uji
q adalah:

Besar kuat medan listrik di suatu titik pada kedudukan muatan uji
q adalah hasil bagi antara gaya Coulomb dengan muatan uji.



Dimana:
E = kuat medan listrik akibat titik muatan sumber q (N/C)
q = titik muatan sumber (C)
r = jarak titik terhadap muatan sumber q (m)
2. Kuat Medan Listrik Akibat Dua Muatan Titik
Vektor kuat medan listrik pada titik P yang terletak di antara
muatan q1 dan q2 dapat ditentukan dengan menghitung besarnya E1 yang
disebabkan oleh muatan q1 dan E2 yang disebabkan oleh muatan q2.
Sehingga ada dua vector kuat medan listrik total di titik P merupakan
resultan dari kedua vector kuat medan listrik tersebut:
Ep = E1 + E2
3. Hukum Gauss
Hukum Gauss dinyatakan dengan jumlah gars medan (secara
kuantitatif) yang menembus suatu permukaan tertutup. Apabila terdapat
garis-garis gaya dari suatu medan listrik homogen yang menembus tegak
lurus suatu bidang seluas A, maka didefinisikan jumlah garis medan yang
menembus tegak lurus bidang tersebut sama dengan perkalian E dan A.
Jumlah garis medan per satuan luas sebanding dengan kuat medan
listrik E, sehingga jumlahgaris medan yang menembus bidang seluas A
sebanding dengan EA. Hasil kali antara kuat medan listrik E dengan luas
bidang A yang tegak lurus dengan medan listrik tersebut diamakan fluks
listrik ( ). Secara matematis:

Dimana:
= fluks listrik (NC
-1
m
2
atau weber)
= kuat medan listrik (N/C)
= luas bidang yang ditembus medan listrik (m
2
)

Apabila garis-garis gaya dari medan listrik homogeny tersebut
menembus bidang tidak secara tegak lurus, maka persamaan fluks
listriknya adalah:


Dari konsep jumlah garis medan yang kuantitatif tersebut Gauss
mengemukakan hukumnya sebagai berikut: Jumlah garis medan yang
menembus suatu permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan
listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup tersebut.

4. Kuat Medan Listrik pada Dua Pelat Konduktor Sejajar

Pada dua pelat konduktor sejajar yang luas setiap pelatnya A dan
masing-masing pelat diberi muatan yang besarnya sama tetapi berlawanan
jenis, yaitu +q dan q. Terdapat rapat muatan listrik yang didefinisikan
sebagai muatan per satuan luas. Secara matematis:

Dimana:
= rapat muatan setiap pelat (C/m
2
)
luas setiap pelat (m
2
)

Dari gambar di atas terlihat bahwa garis-garis medan listrik E tegak
lurus pada pelat di antara kedua pelat besarnya:


5. Kuat Medan Listrik pada Konduktor Bola
Konduktor mempunyai muatan bebas. Jika di dalam konduktor
terdapat kuat medan E, maka muatan bebas akan mendapat gaya dan
bergerak dalam keadaan static (tidak bergerak lagi), maka kuat medan di
dalam konduktor tentulah nol.
Apabila sebuah konduktor bola yang berjari-jari R diberi muatan
listrik, maka muatan tersebut akan tersebar merata di permukaan bola
sehingga di daam bola tidak terdapat muatan. Ini dapat kita buktikan
dengan Hukum Gauss.

a. Di dalam bola konduktor (r < R), E = 0 karena sifat konduktor (di
dalam bola tak bermuatan.
b. Di permukaan bola (r = R),
c. Di luar bola (r > R),

C. POTENSIAL DAN ENERGI POTENSIAL LISTRIK
1. Potensial Listrik
Seperti halnya dengan medan gravitasi dapat dikaitkan dengan
potensial gravitasi, medan listrik (E) dapat pula dikaitkan dengan potensial
listrik (V). Kuat medan listrik merupakan besaran scalar. Potensial listrik P
yang ditimbulkan oleh muatan q positif besarnya adalah:

Sedangkan yang ditimbulkan oleh muatan negative :


Jika potensial listrik disebabkan oleh lebih dari satu muatan listrik,
potensial disuatu titik merupakan jumlah aljabar potensial terhadap tiap-
tiap muatan listrik.


2. Energi Potensial Listrik
Sebuah muatan q1 berada di dekat muatan q2, energi potensial (Ep)
yang dimiliki oleh q1 adalah:

Usaha untuk memindahkan sebuah muatan listrik q1 dari satu titik
ke titik lainnya adalah sebagai berikut:


3. Hubungan Usaha dan Beda Potensial Listrik
atau
Dengan (V2 V1) adalah beda potensial listrik antara titik 1 dan 2.

4. Hukum Kekekalan Energi Mekanik dalam Medan Listrik
Apabila resultan gaya luar (misalnya gaya gesekkan) yang bekerja
pada partikel bermuatan sama dengan nol dan pada partikelnya hanya
terdapat resultan gaya yang berasal dari dari gaya Coulomb, maka pada
partikel tersebut berlaku hokum kekekalan energy mekanik:


Karena energy potensial listrik dan energy kinetic
, maka persamaan di atas dapat dituliskan:
















MEDAN MAGNET







A. MEDAN MAGNET
Kemagnetan Seperti halnya kelistrikan, tidak
dapat dirasakan tapi dapat dilihat pengaruhnya.
Magnet dapan menarik besi dan baja. Mirip dengan
definisi medan Listrik, Medan magnet adalah ruang
di sekitar magnet yang apabila suatu magnet lain
atau benda bersifat magnet lain ketika berada dalam
daerah tersebut akan terpengaruh gaya Magnet.
1. Medan Magnet oleh Arus Listrik
Hubungan antara kemagnetan dan Listrik
pertama kali dinyatakan oleh Hans Cristian
Oersted. Odersted menemukan bahwa ketika
kompas yang diletakkan di dekat kawat yang
dialiri arus listrik maka jarum kompas
menyimpang dari semula ketika kawat
dihuungkan dengan batrai dan arus listrik mengalir. Padahal telah kita ketahui
bersama bahwa jarum kompas akan menyimpang ketika berada pada medan
magnet. Oleh karena itu Oersted menyimpulkan bahwa arus listrik
menghasilkan medan magnet. Pada saat arus listrik yang mengalir dalam
penghantar diperbesar, ternyata kutub utara jarum kompas menyimpang lebih
jauh. Hal ini berarti semakin besar arus listrik yang digunakan, semakin besar
medan magnet magnetik yang dihasilkan. Arah medan magnetik di sekitar
kawat penghantar lurus berarus listrik dapat ditentukan dengan kaidah tangan
kanan. Jika arah ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I), maka arah keempat
jarimu yang lain menunjukkan arah medan magnetik (B). Kaidah tangan
kanan ini juga dapat digunakan untuk menentukan arah medan magnetik pada
penghantar berbentuk lingkaran yang dialiri listrik.
Untuk mengetahui letak kutub utara dan kutub selatan yang terbentuk pada
kumparan berarus listrik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.



Perhatikan arah arus listrik
yang mengalir pada kumparan.
Ujung kumparan yang pertama
ksli mendapat arus listrik
dijadikan pedoman untuk
menentukan letak kutub-kutub
magnet. Caranya, genggamlah
ujung kumparan yang pertama
kali teraliri arus listrik dengan posisi jari tangan kanan sesuai dengan letak
kawat pada inti besi. Apabila kawat itu berada di depan inti besi, letakkan
telapak tangan menghadap ke depan, kemudian genggamlah kumparan berinti
besi itu. Letak kutub utara magnet ditunjukkan oleh arah ibu jari, sedangkan
arah sebaliknya menunjukkan kutub selatan.

Untuk mengamati bentuk medan magnet di sekitar
penghantar lurus, lewatkan penghantar itu pada
sehelai karton yang disekitarnya ditaburi serbuk besi.
Apabila kertas diketuk, ternyata serbuk besi akan
membentuk pola lingkaran sepusat dengan
penghantar itu sebagai pusatnya. Hal ini
menunjukkan bahwa medan magnet disekitar
penghantar lurus berarus listrik berbentuk lingkaran
sepusat dengan penghantar itu sebagai pusatnya.
Arah medan magnet di sekitar penghantar berarus
listrik dapat dilihat pada gambar di samping.

Cara untuk menentukan arah medan magnet disekitar penghantar berarus
digunakan :
Kaidah tangan kanan, dengan ketentuan arah ibu jari menunjukkan arah arus
listrik.


2. Hukum Ampere Biot-Savart
Tiga orang ilmuwan jenius dari perancis, Andre Marie Ampere (1775-1863),
Jean Baptista Biot (1774-1862) dan Victor Savart (1803-1862) menyatakan
bahwa:
Gaya akan dihasilkan oleh arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar
yang berada diantara medan magnetik
Hal ini juga merupakan kebalikan dari hukum faraday, dimana faraday
memprediksikan bahwa tegangan induksi akan timbul pada penghantar yang
bergerak dan memotong medan magnetik. Hukum ini diaplikasikan pada mesin-
mesin listrik, dan gambar 2 akan menjelaskan mengenai fenomena tersebut.



Jean Baptista Biot (1774-1862) dan Victor Savart (1803-1862)berhasil
menemukan persamaan kuitaantitatif untuk menentukan besar induksi magnetik
oleh kawat berarus
Menentukan besar medan magnet pada kawat terbatas
.




.....................................(1)

Besar Induksi magnetik kawat lurus sangat panjang dan berarus

a
i
B
t

2
0
=
...........................................................................................(2)


Hukum Biot Savart digunakan untuk menghitung medan magnet di P







Jika kita akan menghitung medan magnet di titik p dengan kawat yang sangat
panjang maka batas terkecil adalah dan terbesar

...............................................................(3)
Contoh soal
Tentukan besar induksi magnetik pada jarak 15 cm dari pusar sebuah penghantar
lurus yang berarus listrik 45 A!
Penyelesaian :
Diketahui :
Jarak penghantar , a= 15 cm= m
2
10 15


Kuat arus listrik I =45 A
Permeabelitas vakum, 0 =
7
10 4

t Wb/Am
Ditanya : Besar induksi magnetik oleh penghantar lurus (B)...?
Pembahasan :
a
I
B
t

2
.
0
=

2 5
2
7
/ 10 6
) 10 15 )( 2 (
) 45 )( 10 4 (
m Wb

=
t
t

Sebuah kawat lurus dialiri listrik 5 A seperti gambar. [Z0 = 4 x 10 WbA m ].
Besar dan arah induksi magnet dititik P
adalah ...
Dari penurunan Hukum Biot*Savart maupun penurunan hukum Ampere, maka
kita memperoleh besar medan magnetik
di sekitar kawat lurus panjang adalah sbb. :

Untuk arah medan magnet kita pakai kaidah tangan kanan (tangan kanan dikepal
dengan ibu jari diluruskan seperti
pujian hebat dengan ibu jari tangan, maka arah ibu jari adalah arah arus dan arah
jari yang mengepal adalah arah
medan magnet).
Jadi arah medan magnet di titik P adalah keluar dari bidang kertas (menjauhi
bidang kertas acuan adalah pengamat
kita)
3. Medan Listrik oleh arus listrik pada kawat melingkar.
Tinjaulah sebuah kawat lurus berjari-jari a dialiri arus i. Dalam hal ini,
kita akan meninjau medan magnet yang dihasilkan arus, tepat disepanjang
sumbu lingkaran kawat. Titik O adalah titik pusat lingkaran di tiik P berada
pada sumbu lingkaran yang berjarak b dari titik O. Arah medan Magnet di titik
O sama dengan medan magnet dititik P. Arahnya dapat ditrntukan dengan
menggunakan kaidah tangan kanan, yaitu ibu jari mewakili arah medan magnet
dan arah melingkar jemari lainnya adalah arah arus. Di bawah ini adalah kawat
berbentuk lingkaran denan jari-jari a dan dialiri arus I




Uuntuk menentukan induksi magnetik di titik P yang berjarak x dari pusat
lingkaran, dapat dilakukan dengan menggunakan Hukum Biot-Savart. Dari
gambar terlihat bahwa r tegak lurus terhadap dl atau = 90 u sehingga sin 1 = u .
Dari persamaan Biot-savart,maka :
2
0
4
sin
r
Idl
db
t
u
=
..................................................................................................(4)

2
0
4 r
Idl
dB
t

=
....................................................................................................(5)

Karena,
2 2 2
r x a = + , maka :
) ( 4
2 2
0
x a
dl I
dB
+
=
t

.............................................................................................(6)

Dari gambar diketahui bahwa :
2
1
2 2
) (
sin
x a
x
r
x
+
= = o
.......................................................................................(7)

2
1
2 2
) (
cos
x a
a
+
= o
..............................................................................................(8)

Sehingga komponen vektor dB yang sejajar sumbu x adalah :
2 / 1 2 2 2 2
0
) ( ) ( 4
cos .
x a
a
x a
dl I
dB dB
+
-
+
= =
t

o
...................................................(9)

2 / 3 2 2
0
) ( 4 x a
dl Ia
dB
x
+
=
t

.......................................................................(10)

Sementara itu, vektor dB yang tegak lurus sumbu x adalah :
2 / 1 2 2 2 2
0
) ( ) ( 4
sin .
x a
x
x a
dl I
dB dB
+
-
+
= =
t

o
...................................................(11)

2 / 3 2 2
0
) ( 4 x a
dl Ix
dB
y
+
=
t

.....................................................................................(12)

Karena sifat simetri, maka komponen yang tegak lurus sumbu x akan saling
meniadakan, sehingga hanya komponen sejajar sumbu x yang ada. Diperoleh :
2 / 3 2 2
0
) ( 4 x a
dl Ia
dB
x
+
=
}
t

................................................................................(13)

Nilai a, I, dan x adalah suatu tetapan, karena mempunyai nilai yang sama pada
tiap elemen arus, jadi :
}
+
= dl
x a
Ia
dB
x
2 / 3 2 2
0
) (
1
4t

........................................................................(14)

Karena penghantar berupa lingkaran, maka
}
dl menyatakan keliling lingkaran,
dengan jari-jarinya adalah a, yang dinyatakan oleh :
a dl t 2 =
}

Denngan mensubstitisikan persamaan di atas pada persamaan 14 akan diperoleh:
a
x a
a I
B
x
t
t

2
) ( 4
2 2
0

+
=
..................................................................................(15)

2 / 3 2 2
2
0
) ( 2 x a
Ia
B
x
+
=

Induksi elektromagnetik akan maksimum keika x = 0 atau
titik terletak di pusat lingkaran, maka akan berlaku :
2 / 3 2 2
2
0
) 0 ( 2 +
=
a
Ia
B
x

............................................................................................(16)

2 / 3 2
2
0
) ( 2 a
Ia
B
x

=
...................................................................................................(17)

3
2
0
) ( 2 a
Ia
B
x

=
........................................................................................................(18)

a
I
B
x
2
0

=
.......................................................................................................(19)

Untuk pengantar melingkar yang terdiri atas N lilitan, maka induksi magnetik
yang terjadi di pusat lingkaran adalah :
a
N I
B
x
2
0

=

........................................................................................(20)

Dimana :
x
B = Induksi magnetik (Wb/m
2
)
I = Kuat Arus (Ampere)
N = Jumlah lilitan
a = Jari-jari lingkaran (m)
Contoh soal :
Sebuah kumparan kawat melingkar berjari-jari 10 cm memiliki 40 lilitan. Jika
arus listrik yang mengalir dalam kumparan tersebut 8A, berapakah induksi
magnetik yang terjadi di pusat kumparan?
Penyelesaian:
Diketehui :
I = 8A
r = 10 cm = 0,1 m
N = 40
Ditanya : Induksi magnetik B..?
Pembehasan :
Induksi magnetik di pusat kumparan kawat melingkar berarus ditentukan dengan
persamaan :
a
I N
B
2
. .
0

=
T
4
7
10 4 , 6
) 1 , 0 ( 2
) 8 )( 40 )( 10 4 (

= t
t


4. Medan Magnet oleh arus listrik pada Soleonida dan Toroida
Soleonida adalah kumparan kawat yang terdiri atas banyak lilitan, seperti
pada gambar di bawah





Medan magnet di dalam solenoda merupakan resultan medan
magnet yang dihasilkan oleh setiap lilitan. Besar medan magnet di tengah-
tengah solenoida memenuhi persamaan
L
iN
B
0
0

=
..................................................................................(21)

Sedangkan di ujung solenoida
0
2
1
B B
u
=
................................................................................................(22)

Dengan : B0 = medan magnet di tengah-tengah solenoida (T)
Bu = medan magnet di ujung solenoida (T),
N = jumlah lilitan solenoida (m), dan
L = Panjang solenoida.


Contoh Soal
Suatu solenoida yang panjangnya 2 m memiliki 800 lilitan dan jari-jari 2 cm. Jika
solenoida dialiri arus 0,5 A tentukan Induksi magnetik :
a. Di pusat solenoida,
b. Di ujung solenoida
Penyelesaian :
Panjang solenoida, l = 2m
Banyak lilitan N = 800
Arus listrik, I = 0,5 A
Pembahasan :
a. Nduksi magnetik di pusat solenoida
5
7
0
10 8
2
) 800 )( 5 , 0 )( 10 4 ( . .

= = t
t
I
N I
B
Pusat

b. Induksi magnetik di ujung solenoida
T B
I
N I
B
pusat Pusat
5 5 0
10 4 ) 10 8 (
2
1
2
1
2
. .

= = = = t t



Toroida adalah solenoida yang melingkar, seperti pada gambar b. Medan
magnetik dalam sumbu lilitan toroida memenuhi persamaan
a
iN
B
t

2
0
=
..............................................................................................(23)

Dengan a= jari-jari toroida (m).
Medan magnet yang dihasilkan solenoida cukup besar. Solenoida
bertindak seperti sebuah magnet. Jika ke dalam solenoida dimasukkan inti besi,
medan magnetnya akan menjadi lebih besar. Solenoida dengan inti besi di
dalamnya disebut elektromagnet. Setiap ujung elektromagnet akan menjadi
kutub utara dan selatan. Dengan menggunakan taturan tangan kanan dan
mengingat garis gaya magnet selalukeluar dari kutub utara dan masuk ke kutub
selatan, kutub-kutub magnet solenoida dapat ditentukan.
Contoh soal :
Sebuah toroida berjari-jari 20 cm dialiri arus sebesar 0,8A. Jika toroida
mempunyai 50 lilitan, tentukan induksi magnetik pada toroida!
Penyelesaian :
a = 20 cm = m
1
10 2


I = 0,8 A
N = 50
Pembahasan
Induksi magnetik pada toroida adalah :
a
N I
B
t

2
. .
0
=
1
7
10 2 . 2
) 50 ).( 8 , 0 ).( 10 4 (

=
t
t
B
1
6
10
10 4

= B
5
10 4

= B

B. GAYA MAGET
1. Gaya Magnet pada Kawat Berarus Listrik di dalam Medan Magnet
Untuk mengetahui proses terjadinya gaya magnet pada kawat
berarus listrik, perhatikan gambar berikut.
Sebuah kawat lurus diletakkan di antara dua kutub magnet. Ketika
kawat dihubungkan dengan batrai, arus listrrik akan segera mengalir pada
kawat dan ternyata kawat bergerak ke bawah, seperti ditunjuukan oleh
gambar a. Ketika arah aruspada kawat dibalik, gaya pada kawat ke atas
seperti yang ditunjukkan gambar b. Peristiwa tersebut menunjukkan
bahwa arah gaya pada kawat tidak menujuke salah satu kutub magnet,
tetapi selalu tegak lurus terhadap medan magnet dan juga tegak lurus arah
arus pada kawat. Arah gaya magnet dapat ditentukan menggunakan aturan
tangan kanan, seperti yang ditunjukkan gambar c. Ibu jari menujukkan
arah arus i, empat jari lainnya menunjukkan arah medan magnet B, dan
telapak tangan menunjukkan arah gaya magnet F.
Besarnya gaya Magnet pada kawat berarus listrik sebanding
dengan medan magnet, kuat arus listrik pada kawat, dan panjang kawat.
Besar gaya magnet juga begantung pada sudut antara arah arus dan arah
medan magnet.

Ketika arah arus tegak lurus medan magnet = 90 u ,gaya magnet
pada kawat maksimum. Ketika arah arus searah atau berlawanan arah
medan magnet = 0 u atau =180 u kawat tidak mengalami gaya. Pada
sudut lainnya, gaya magnet sebanding dengan sin u . Secara matematis,
gaya magnet di tulis
u sin Bil F =
............................................................................................(24)

Dengan : F = Gaya Magnet
: l = Panjang kawat yang berada dalam medan magnet (m),dan
:u

= sudut antara arah arus pada kawat dan medan magnet.

Contoh soal
1. Setiap kawat berarus yang diletakkan dalam medan magnet selalu
mengalami Gaya Lorentz, benarkah pernyataan ini ? jelaskan !

Jawab:
Benar, karena apabila seutas kawat menyalurkan arus dalam medan
magnet, terdapat gaya pada kawat tersebut yang sama dengan
penjumbelahan gaya magnetik pada partikel bermuatan yang geraknya
menghasilkan arus.

2. Pada peristiwa elektro magnetik digunakan kawat penghantar yang
didalam nya mengalirmuatan 18.000 coulomb selama3 menit, jika panjang
kawat 100 meter dan kuat medan magnet 5 Tesla berapa besar gaya
lorentz?

jawab:
DIK :

Q = 18000 c
t = 3 menit = 180 sekon
l = 100 m
B = 5 T

Dit : F

jawab :

F = B . I . l

I = Q / t

I = 18.000 c / 180 s

I = 100 c / s = 100 A

F = B . I . l

= 5 T x 100 A x 100 m

= 50000 T A m

= 50000 Newton

Soal Latihan
Perhatikan gambar berikut ! Seutas kawat berada diantara dua magnet yang
memiliki besar induksi magnetik 0,02 Tesla. Jika besar kuat arus yang
mengalir pada kawat adalah 5 A, tentukan :
a) Besar gaya magnetik yang bekerja pada kawat sepanjang 10 cm
b) Arah gaya magnetik dengan acuan arah mata angin pada gambar diatas
Pembahasan :
a) Besar gaya magnetik pada kawat sepanjang l meter yang berada pada
medan magnet B Tesla dan dialiri kuat arus listrik sebesar i Ampere dengan
sudut antara arah B dan i sebesar adalah :
u sin . . l I B F =
) 1 )( 1 , 0 )( 5 )( 02 , 0 ( = F
N F 01 , 0 =
b) Arah gaya ditentukan dengan kaidah tangan kanan 4 jari arah B Jempol
arah i Telapak tangan arah F Jika terdapat dua buah kutub magnet maka
arah B adalah dari kutub Utara ke kutub Selatan, sehingga arah F adalah
masuk bidang baca atau jika mengikuti petunjuk mata angin arahnya adalah
ke bawah.



2. Gaya magnet Atar kawat Berarus Listrik
Telah kita ketahui bahwa di sekitar arus listrik terdapat medan magnet,
kawat dapat mengalami gaya magnet. Dengan demikian, jika ada dua kawat
berarus listrik, antarkawat dapat terjadi gaya interaksi, seperti ditunjukkan
gambar berikut.

Gambar a menunjukkan dua buah kawat lurus sejajar, terpisah pada jarak a,
berarus
1
i dan
2
i dengan arah yang sama. Bayangkan pada awalnya hanya
ada kawat
1
i dengan medan magnet yang dihasilkannya
1
B . Sesuai aturan
tangan kanan, arah medan magnet di sebelah kanan kawat adalah masuk
bidang gambar ) ( . Selanjutnya, simpan kawat berarus listrik
2
i dalam
medan magnet
1
B . Kawat
2
i akan mendapat gaya magnet
21
F dengan arah
menuju kawat
1
i seperti pada gambar a. Besar gaya yang dialami kawat
2
i adalah
....................(25)

Hal serupa terjadi ketika kita bayangkan sebaliknya gambar b. Awalnya,
hanya ada kawat
2
i dengan medan magnet
2
B . Kawat
1
i berada dalam medan
magnet
2
B yang dihasilkan oleh kawat
2
i . Dengan aturan tangan kanan, gaya
pada kawat
1
i ) (
12
F menuju kawat
2
i . Besar gaya ini adalah


...................(26)

Gambar diatas menunjukkan bahwa antarkawat berarus listrik, dengan arah
sama, terjadi gaya tarik-menarik. Dari Persamaan 9 dan 10 diperoleh bahwa
gaya-gaya tersebut
12
F dan
21
F merupakan pasangan gaya aksi-reaksi. Jika
dinyatakan dalam N/m, gaya per satuan panjang, diperoleh

...............................(27)


Jika arah arus pada kawat berlawanan, kedua kawat akan saling menolak.
Contoh soal
1. Dua buah kawat dengan konfigurasi seperti gambar di bawah!



Tentukan besar dan arah gaya magnetik yang bekerja pada kawat II untuk
panjang kawat 0,5 meter! Pembahasan Besar gaya magnetik jika dua buah
kawat berarus didekatkan adalah :




Arah gaya: Jika kedua arus memiliki arah yang sama maka kedua kawat
akan tarik menarik Jika kedua arus memiliki arah yang berlawanan maka
kedua kawat akan saling tolak
Dengan demikian arah gaya pada kawat II adalah ke kiri (ditarik mendekat
ke kawat I)


Latihan Soal

1. Tiga buah kawat tersusun seperti gambar !




Tentukan besar dan arah gaya
magnetik pada kawat II untuk panjang
kawat 1 meter
Pembahasan
a) Kawat II dipengaruhi oleh dua kawat yang lain kawat I dan III Gaya
yang timbul pada kawat II akibat pengaruh kawat I namakan F21
sebesar :



Arah ke kiri Gaya yang timbul pada kawat II akibat pengaruh kawat III
namakan F23 sebesar :




Arah ke kiri
Resultan kedua gaya namakan F2:



Arah ke kiri

2. Kawat A dan kawat B terpisah sejauh 2 meter dengan kuat arus masing-
masing 1 A dan 2 A.


Tentukan dimana kawat C harus diletakkan
agar resultan gaya pada C sebesar nol !

Pembahasan
Agar resultan gaya magnetik pada C nol,
maka kedua gaya akibat pengaruh kawat A
dan B harus berlawanan arah. Posisi yang
memungkinkan adalah jika kawat C diletakkan di sebelah kiri A atau
disebelah kanan B (ingat lagi: Jika kedua arus memiliki arah yang sama
maka kedua kawat akan tarik menarik, Jika kedua arus memiliki arah yang
berlawanan maka kedua kawat akan saling tolak Misal ambil posisi C
disebelah kiri A dan namakan jaraknya sebagai x


Posisi kawat C adalah 2 meter di kiri kawat A atau 4 meter di kiri kawat B



3. Gaya Maget Pada Muatan bergerak dalam Medan Magnet
Gaya pada kawat berarus listrik dapat dipandang sebagai gaya total
pada setiap muatan. Pandangan ini didasari oleh definisi bahwa arus listrik
adalah laju aliran muatan-muatan listrik. Misalnya, N partikel bermuatan q
mengalir melintasi penampang kawat dengan kecepatan v. Dalam selang
waktu t, arus listriknya adalah
t
Nq
i =
..............................................(28)

dan jarak yang ditempuh muatan adalah vt l =
Dengan demikian,gaya pada N partikel adalah
( ) u u u sin sin sin NBqv vt
t
Nq
B Bil F =
|
.
|

\
|
= =
.............................................(29)



Gaya pada sebuah muatan adalah gaya total pada N muatan dibagi N, yaitu


..........................(30)

Dengan u =sudut antara kecepatan dan medan Magnet.
Arah gaya magnet pada muatan ditentukan dengan aturan tangan
kananseperti terlihat dalam gambar. Dalam hal ini, untuk muatan positif, ibu
jari mewakili kebalikan dari arah kecepatan v. Gambar di bawah menujukkan
arah gaya pada muatan akibat medan magnet. Perhatikan bahwa F selalu
tegak lurus v dan B.
Contoh Soal
1. Suatu muatan positif dari 0,2 C bergerak dengan kecepatan 2 m/s dalam
medan magnetik yang besarnya 5 Wb/m
2
. Arah kecepatan muatan itu
sejajar dengan arah medan magnetik. Gaya yang dialami muatan tersebut
adalah...
Pembahasan
Arah kecepatan muatan itu sejajar dengan arah medan magnetik sudutnya
adalah = 0, sehingga sin = 0 dan F = BQv sin juga nol
Latihan Soal
1. Sebuah elektron yang bermuatan 1,6 x 10
19
C bergerak dengan kecepatan
5 x 10
5
m/s melalui medan magnet sebesar 0,8 T seperti gambar berikut.
Tentukan :
a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet
b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron


Pembahasan
a) besar gaya magnetik saat elektron berada dalam medan magnet
Gunakan persamaan
F = BQV sin
dimana B adalah besarnya medan magnetik (Tesla), Q adalah besarnya muatan
(Coulomb), V adalah kecepatan gerak muatan (m/s) dan adalah sudut yang
dibentuk antara arah gerak muatan dengan arah medan magnet. Pada soal diatas
90 sehingga nilai sinusnya adalah 1.
F = (0,8)(1,6 x 10
19
)(5 x 10
5
)(1) = 6,4 x 10
14
Newton

b) arah gaya magnetik yang bekerja pada elektron
Untuk menentukan arah gaya magnetik gunakan kaidah tangan kanan sebagai
berikut:


4 jari = arah medan magnet
ibu jari = arah gerak muatan
telapak tangan = arah gaya magnetik jika muatan berjenis positif
punggung tangan = arah gaya magnetik jika muatan berjenis negatif
Jika diketahui dua kutub magnet maka arah medan magnet adalah dari kutub utara
(U) menuju kutub selatan (S) dan karena elektron adalah muatan negatif, maka
arah gaya yang bekerja sesuai arah punggung tangan yaitu keluar bidang baca.
Seutas kawat lurus dialiri arus sebesar 15 A dengan arah ke kanan. 8 mm dari
kawat bergerak sebuah muatan positif sebesar 0,4 C dengan arah sejajar kawat
dengan kelajuan 5 x 10
3
m/s.



Tentukan besar gaya magnetik yang bekerja pada muatan dan arahnya!

Pembahasan
Lebih dahulu cari besar medan magnet yang dihasilkan oleh kawat lurus pada
jarak 8 mm:

B =
oI
/2a

B =
(4 x 107)(15)
/(2)(8 x 10
3
)
B = (15/4) x 10
4
Tesla
F = BQV sin 90
F = ((15/4) x 10
4
)(0,4)(5 x 10
3
)(1) = 0,75 Newton
Arah gaya sesuai kaidah tangan kanan adalah ke atas (mendekati kawat).



























INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

A. HUKUM FARADAY
Fokus utama dalam pokok bahasan listrik dan magnet adalah mengenai
medan listrik yang dihasisilkan oleh muatan yang diam dan medan magnet
yang dihasilkan oleh muatan yang bergerak.
Pada bab ini akan dibahas pengaruh medan magnet yang berubah terhadap
waktu. Salah satu ekspeimen mengenai hal tersebut dilakukan oleh Michael
Faraday yang menghasilkan konsep dasar yang sangat penting dalam fisika
yaitu hukum Faraday tentang induktansi.
Untuk melihat bagaimana arus/medan listrik dapat dihasilkan oleh
perubahan medan magnet, kita dapat membuat suatu rangkaian tertutup yang
dihubungkan dengan ammeter.Seperti gambar berikut:



















Ketika sebuah magnet begerak masuk ke dalam kumparan,jarum
galvanometer bergerak menyimpang (gambar a). Dan ketika magnet tidak
digerakkan jarum galvanometer tidak bergerak (gambar b). Begitu juga ketika
magnet digerakkan keluar kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke
arah yang berlawanan dengan arah jarum galvanometer pada saat magnet
digerakkan masuk ke kumparan (gambar c).
Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa apabila sebuah magnet
digerakkan relatif tehadap kumparan menyebabkan jarum galvanometer
menyimpang. Penyimpangan jarum tersebut mengindikasikan bahwa ada arus
yang dihasilkan olehpergerakan magnet pada kumparan. Jadi, ada hubungan
antara arus listrik dan perubahan medan magnet.
Hasil ini sangat luar biasa, tanpa baterai arus dapat mengalir dalam suatu
rangkaian. Arus ini yang dinamakan dengan arus induksi. Prosesnya
dinamakan induktansi.
Percobaan lain yang dilakukan oleh Faraday seperti gambar berikut:
kumparan primer dihubungkan dengan saklar dan baterai. Kumparannya
meligkari cincin besi. Kumparan sekunder juga melingkari cicin besi dan
dihubungkan dengan ammeter. Tidak ada baterai pada rangkaian kedua. Serta
kumparan sekunder tidak dihubungkan dengan kumparan primer.Tetapi pada
saat saklar ditutup, jarum ammeter menyimpang dari keadaan semula. Hal
tersebut dikarenakan pada saat saklar ditutup, ada arus yang mengalir pada
rangkaian primer yang menghasilkan medan magnet yang menembus
rangkaian sekunder sehingga akan timbul arus pada rangkaian sekunder yang
menyebabkan jarum ammeter menyimpang.








Dari hasil pengamatan tersebut, Faraday menyimpulkan bahwa arus
listrik dalam suatu rangkaian dapat megiduksirangkaian yang lain oleh
perubahan medan magnet. Arus induksi yang ada saat ini hanya untuk
perubahan medan magnet dalam waktu yang sangat singkat. Apabila waktu
perubahan medan magnet tersebut lama, maka tidak akan muncul arus
induksi.
Sehingga, Faraday mengemukaan hukum tentang induksi sebagai
berikut: emf induction / GGL induksi sesaat berbanding terbalik dengan
waktu dari perubahan garis gaya magnet yang melewati suatu rangkaian..
Hukum faraday tentang induksi tersebut dapat dituliskan dalam bentuk:

dt
d
B
u
= c

Keterangan:
c : GGL induksi sesaat (volt)
dt
d
B
u
: laju perubahan fluks (weber/ sekon)
}
u dA B
B
. : fluks magnet yang menembus lintasan.

Tanda negatif menunjukkan bahwa fluks magnet induksi/ arus induksi
melawan perubahan fluks asalnya (hukum Lenz).
Apabila rangkaiannya terdiri dari N lilitan, maka
besarnya GGL induksi dapat dihitung degan
mejumlahkan secara seri GGL pada setiap lilitan.
Sehingga, dapat ditulis:
dt
d
N
B
u
= c .
Andaikata sebuah lilitan menembus area seluas A
pada daerah medan magnet B, seperti gambar
berikut maka fluks magnetik yang melewati luasan
A adalah u cos BA Sehingga, GGL induksinya
dinyatakan: ) cos ( u c A B
dt
d
= .
B. KODUKTOR BERGERAK LURUS, TEGAK LURUS MEDA MAGNET
Perhatikan gambar (a) berikut. Sebuah batang konduktor PQ dapat
bergerak bebas di atas atau menempel pada kawat berbentuk U yang berada
pada medan magnet yang menembus bidang kertas. Jika konduktor digerakkan
dengan kecepatan t, dalam selang waktu t A maka jarak yang ditempuhnya
adalah:
t v x A = A
Akibatnya ada perubahan luas sebesar:
t v l x l A A = A = A
Sehingga fluks magnet yag dilingkupi kawat U dan konduktor PQ berubah
sebesar:
t v l B A B A = A = Au
Sehingga, hukum Faraday pada penghantar PQ timbul GGL induksi rata-rata
(untuk N=1) sebesar :
v l B
t
t v l B
t
N =
A
A
=
A
Au
= ) 1 ( c

GGL induksi rata-rata ( c ) dapat diartikan sebagai beda potensial antara kedua
ujung koduktor PQ. Kenyataan tersebut dapat diturunkan dari definisi beda
potensial berikut:
q
W
V =
Sekarang tinjau masing-masing elektron pada konduktor PQ dengan muatan
masing-masing q . Ketika konduktor PQ digerakkan kekanan dengan
kecepatan v memotong tegak lurus medan magnet (gambar b).
Berarti q begerak dengan kecepatan dan arah yang sama. Akibatnya elektron-
elektron mendapat gaya ke bawah sebesar.
Bqv F =
Sehingga elektron-elektron akan berkumpul di Q dan meninggalkan muatan
positif di P. Usaha untuk meindahkan muatan q dari Q ke P adalah:
Bqvl Fl W = =
Sehingga, beda potensial antara titik P dan Q adalah:
Bvl
q
Bqvl
q
W
V
PQ
= = =
Ketika konduktor PQ dihubungkan dengan rangkaian luar dengan
hambatan R , arus akan mengalir sebesar
R
V
dari potesial tinggi ke potensial
rendah, dari P ke Q melalui R . Dalam hal ini konduktor PQ dapat dipandang
sebagai sumber tegangan dengan P sebagai kutub positif da Q sebagai kutub
negatif (gambar c).

C. KONDUKTOR BERPUTAR DALAM MEDAN MAGNET
Selain dengan cara menggerakkan konduktor secara tegak lurus memotong
medan magnet secara translasi, GGL induksijuga dapat terjadi dengan cara
memutar koduktor tegak lurus medan magnet, seperti diperlihatkan pada
gambar berikut:
Konduktor PQ dengan panjang l diputar dengan melalui P. Jika
kecepatan sudut putar konduktor e dalam satu periode :
e
t 2
= = A T t
Luas daerah yang disapu konduktor sama dengan luas lingkaran
2
l A t = A
Dengan demikian, perubahan fluks magnetnya adalah:
2
l B A B t = A = Au
Sehingga, GGL rata-rata yang dihasilkan adalah:
e
e
e
t
t t
c
2
2 2 2
2
1
2
2
) 1 ( Bl
Bl l B
T
l B
t
N = = = =
A
Au
=


D. HUKUM LENZ
Dari hukum Faraday kita dapat menghitung besarnya GGL induksi yang
timbul pada suatu kumparan, dimana nilai GGL tersebut bergantung pada laju
perubahan fluks magnetik. Namun hukum Faraday tidak dapat mejelaskan nilai
negatif yang muncul pada persamaan GGL induksi. Ternyata hal ini dapat
dijelaskan melalui hukum Lenz yang berbunyi Jika GGL induksi timbul pada
suatu rangkaian, maka arus yang dihasilkan mempunyai arah sedemikian rupa
sehigga menimbulkan medan magnet induksi yang menentang perubahan
medan magnet asalnya (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnet
totalnya konstan)..
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:







Mula-mula tinjau batang yang begerak menuju (mendekati) cicin seperti
yang diperlihatkan padagambar (b). Arah garis-garis gaya yang dihasilka oleh
magnet batang sepeti yang tampak pada gambar. Semula hanya beberapa garis-
garis gaya medan magnet yang masuk pada cincin. Ketika magnet mendekati
cincin, garis-garis gaya magnet semakin banyak. Perubahantersebut akan
menimbulkan arus induksi pada cincin. Arus tersebut muncul untuk melawan
perubahan garis gaya. Karena garis gaya bertambah, berarti arus induksi
muncul untuk mengurangi garis gaya tersebut. Dengan demikian, arah garis
gaya magnet
i
B oleh arus induksi belawanan dengan arah garis gaya magnet
B yang dihasilkan oleh magnet batang. Sesuai atua tangan kanan, ibu jari
menunjukkan
i
B dan arah keempat jari menunjukkan arah i .
Sekarang tinjau ketika magnet batang melewati cincin (menjauhi). Garis-
garis gaya magnet yang masuk cincin berkurang, sehingga arus induksi muncul
untuk menambah garis gaya magnet. Akibatnya,
i
B searah dengan B (seperti
gambar c). Arah arus induksi dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan
yaitu ibu jari menunjukkan arah medan magnet
i
B sedangkan keempat jari
yang lainnya menunjukkan arah arus induksi.

F. GENERATOR
Generator adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik. Fungsi generator adalah berkebalikan dengan fungsi
motor listrik. Prinsip kerja generator adalah menghasilkan arus listrik induksi
dengan cara memutar kumparan di antara kutub utara dan selatan magnet. Jadi,
generator bekerja berdasarkan hukum Faraday. Terdapat dua jenis generator,
yaitu generator arus bolak-balik (generator AC) dan generator arus searah
(generator DC).





Pada gambar di atas, loop diputar searah jarum jam di dalam medan
magnet homogen B . GGL hanya dibangkitkan oleh gaya-gaya yang bekerja
pada bagian ab dan cd. Walaupun potongan bc dan da ikut bergerak, tetapi
gaya yang bekerja pada elektron-elektron di bagian ini mengarah ke pinggir
kawat, bukan disepanjang kawat.
Bila sudut antara medan magnet B dan arah normal n (arah normal
adalah arah yang tegak lurus bidang loop) adalah u , maka fluks yang
menembus bidang abcd adalah:
u cos BA = u , dengan A = luas bidang abcd

Sudut u merupakan fungsi waktu, yaitu t e u = dimana 0 = u pada saat
0 = t . Dengan demikian persamaan fluks magetik tehadap waktu diberikan
oleh:
t BA BA e u cos cos = = u

Bila kymparan/ loop terdiri dari N lilitan, maka menurut hukum faraday
GGL induksi yang dihasilkan adalah:
( )
( )
( )
t NBA
t NBA
t
dt
d
NBA
t BA
dt
d
N
dt
d
N
e e
e e
e
e
c
sin
. sin
cos
cos
=
=
=
=
u
=

t
m
e c c sin = dengan e c NBA
m
=

Keterangan:
N : banyak lilitan kumparan
B : besar induksi magnetik (Wb/m
2
=T)
A : luas penampang/loop (m
2
)
e : kecepatan sudut (rad/s)
t : lama kumparan telah berputar (s)
c : ggl induksi sesaat (volt)
m
c : ggl induksi maksimum (volt)

Gambar berikut memperlihatkan sebuah generator arus bolak-balik
(generator AC) sederhana yang hanya terdiri atas sebuah lilitan kawat yang
dililitkan pada inti besi. Kumparan dan inti besi tersebut dinamakan armatur. Pada
generator AC ii tedapat dua buah cincin luncur yang masing-masing dihubungkan
dengan setiap ujung armatur. Polaritas dari kedua cincin tersebut selalu
bergantiansetiap kali armatur berputar setengah putaran. Dua buah sikat karbon
yang dihubungkan dengan rangkaian luar berfungsi berfungsi untuk
menghantarkan arus listrik dan menjaga kontak antara cincin luncur dengan
rangkaian luar.
Pada saat armatur berputar sesuai dengan arah putaran jarum jam, terjadi
arus listrik induksi. Sikat karbon pada cincin luncur A menghantarkan arus
listrik dari armatur menuju ke rangkaian luar. Sementara itu, sikat karbon pada
cincin luncur B menghantarkan arus dari rangkaian luar menuju ke armatur.
Jadi ketika itu, cincin luncur A berpolaritas positif dan cincin luncur B
berpolaritas negatif.
Pada saat kedudukan bidang armatur tegak lurus terhadap medan
magnetik, tidak ada arus induksi yang dihasilkan. Jika kecepatan putar armatur
sangat tinggi, kejadian ini akan berlangsung sangat cepat sehingga lampu
seolah-oleh terus menyala.
Pada setengah putaran berikutnya, cincin luncur A menjadi berpolaritas
negatif dan cincin luncur B menjadi berpolaritas positif. Sebagai akibatnya,
cincin luncur B menghantarkan arus listrik dari armatur menuju rangkaian luar,
sementara sikat karbon pada cincin luncur A menghantarkan arus listrik dari
rangkaian luar menuju ke armatur.
Berikut adalah sebuah generator arus searah (generator DC) sederhana
yang terdiri atas sebuah kumparan dengan hanya satu lilitan. Generator DC
hanya memiliki sebuah cincin cincin luncur yang terbelah di tengahnya
sehingga disebut cincin belah atau komutator. Polatitas kedua cincin tersebut
selalu bergantian setiap armatur berputar setengah putaran. Tetapi arus listik
induksi yang mengalir melalui rangkaian luar hanya memiliki satu arah saja
yaitu belahan cincin positif melalui lampu meuju belahan cincin negatif. Oleh
karena itu, arus listriknya dinamakan dengan arus searah atau arus DC.
Pada saat armatur berputar sesuai dengan arah putaran jarum jam, sikat
karbon C menghantarkan arus listrik dari armatur menuju rangkaian luar.
Semetara itu sikat karbon D menghantarkan arus listrik dari rangkaian luar
menuju ke armatur. Sebagai akibatnya terjadi arus listrik induksi dariarah C
menuju D. Jadi, ketika itu belahan cincin luncur A berpolaritas positif dan
belahan cincin luncur B berpolaritas negatif.
Pada saat kedudukan armatur tegak lurus terhadap medan magnetik, tidak
ada arus induksi yang dihasilkan. Jika kecepatan putar armatur sangat tinggi
kejadia ini akan belangsung sangat cepat sehigga lampu seakan-akan terus
menyala.
Pada setengah putaran beikutnya, belahan cincin lucur A menjadi
bepolaritas negatif dan belahan cincin luncur B menjadi berpolaritas positif.
Tetapi cincin luncur B menyentuh sikat karbon C sehingga arah arus listrik
pada rangkaian luar tetap seperti semula.












Arus listrik induksi yang dihasilkan oleh suatu generator listrik dapat
diperbesar dengan cara menambah jumlah lilitan pada kumparan,
menggunakan magnetik yang lebih kuat, melilitkan kumparan pada inti besi
lunak, memperbesar kecepatan putar kumparan dan memperluas bidang lilitan
kawat.

G. INDUKTANSI
Induktansi didefinisikan sebagai timbulnya arus dan tegangan pada suatu
konduktor karena perubahan arus pada koduktor lain terhadap waktu. Sehingga
secara umum setiap kawat berarus dan rangkaian memiliki induktansi sendiri
yang bepengaruh pada perilaku rangkaian, namun hal ini sering diabaikan.
Menurut hukum Faraday, perubahan medan magnetik akan menghasilkan
GGL menurut pesamaan:
dt
d
N
B
u
= c
Dapat dilihat bahwa GGL induksi sebanding dengan perubahan fluks.
Sedangkan, fluks dari hukum Biot Savart juga bergantung pada kuat arus
listrik. Arus ini yang kemudian dapat menghasilkan kembali medan magnet
dan akhirnya menginduksi diri sendiri. Sehingga persamaan GGL menurut
hukum Faraday dapat dituliskan sebagai berikut:
dt
dI
konstata = c
Konstanta pada persamaan tersebut dinamakan induktansi diri L . Nilai L
hanya bergantung pada geometri lilitan (bentuk lilitan) dan meterial lilitannya
serta tidak bergantung perubahan arus atau tegangan. Kecuali terdapat inti besi
di dalam kumparan. Karena dalam hal ini, induktansi dapat ditingkatkan
dengan cara memberikan material magnetik dalam kumparan.
Jika hukum Faraday dituliskan dalam arus listrik:
dt
dI
L = c , maka kita
definisikan hubugan fluks magnetik dengan arus listrik sebagai berikut:
I L N . = u
L adalah ukuran seberapa besar rangkaian/ kumparan dapat terinduksi.
Satuan dari L dalam SI adalah m
2
T/A atau disingkat dengan Henry.
Induktansi diri pada selenoida dan toroida
I
N
L
u
=
.
.
Induktansi magnetik di pusat solenoida atau toroida dapat dituliska dengan
persamaan berikut:
l
A N
I
l
A N
N
I
N
L
2
0
2
0
.

= =
u
=
Perhatikan rangkaian pada gambar disamping.
Rangkaian ini terdiri dari induktor L, resistor R dan
baterai dengan GGL c . Ketika rangkaian tidak
diberi induktor, maka arus yang mengalir nilainya
tatap yaitu
R
c
. Tetapi karena induktor dipasang
maka sebuah GGL diri muncul pada rangkaian tersebut.
Sesuai dengan hukum kirchoff II pada rangkaian ini akan diperoleh:
dt
dI
L R I
L
dt
dI
R I
R I
. .
0 . .
0 .
+ =
= + +
= E + E
c
c
c

Dengan mengalikan setiap suku dengan arus I, persamaannnya menjadi:
dt
dI
LI R I I + =
2
. c
Suku I . c merupakan daya keluaran pada baterai. R I
2
daya yang disipasikan
sebagai kalo dalam hambatan.
dt
dI
LI merupakan laju pemasukan energi ke
dalam induktornya.
JikaW merupakan energi dalam induktor, maka:
2
1
0
1
0
2
1
LI
IdI L
LIdI
W a W
dt
dI
LI
dt
dW
=
=
=
=
=
}
}
}

Jadi, energi yang tesimpan dalam induktoryang mengalirkan arus I dinyatakan
oleh:
2
2
1
LI W =


H. INDUKTANSI BERSAMA
Induktansi bersama terjadi apabila dua rangkaian saling berdekatan.
Dimana fluks pada rangkaian satu 1 (atau sebaliknya) tidak hanya dipengaruhi
oleh besarnya arus pada rangkaian 1 namun juga arus pada rangkaian tetangga
(rangkaian 2).









P
p
Pada rangkaian 1 mengalir arus listrik sebesar
1
I dan pada rangkaian 2
mengalir
2
I . Apabila kita hitung berapa fluks magnetik atau medan magnet
pada suatu titik P seperti pada gambar, maka titik P mendapat medan magnet
akibat
1
I da kontribusi dari
2
I sehingga belaku fluks magnetik bersama
sebesar:
1 21 1 1 1
I M I L
rangkaian
+ = u
1 1
I L adalah fluks magnetik akibat rangkaian 1 sendiri (
1
L adalah induktansi
diri rangkaian 1). Sedangkan,
1 21
I M akibat arus dari rangkaian kedua dengan
21
M disebut induktansi bersama. Dan begitu pula sebaliknya jika titik P pada
rangkaian 2.
Besar induktansi bersama tergantung pada posisi dari rangkaian tetangga.
Jika semakin jauh, maka komponen induktansi bersama akan semakin kecil.

I. TRANSFORMATOR
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3
komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai
input, kumparan kedua (sekunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi
yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromegnetik
(hukum Faraday). Tegangan AC yang dihubugka dengan tegangan primer (Vp)
menimbulkan fluks magnetik yang berubah-ubah pada besi. Fluks magnetik
yang timbul tersebut dapat dinyatakan dengan garis-garis gaya magnetik.
Garis-garis gaya megnetik ini memotong lilitan-lilitan kumparan sekunder dan
menghasilkan GGL induksi pada kumparan sekunder.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan
skunder transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah
lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns
> Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah
lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np
> Ns).






Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan
sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Keterangan:
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder











SOAL LATIHAN

1). Dua bola dengan masing-masing muatan +q1 = 10 C; +q2 = 20 C


+q1 +q2 q3
Agar gaya Coulomb yang bekerja pada muatan q2 = 0, maka muatan q3
adalah ?
Data : +q1 = 10C
+q2 = 20C
Ditanya : q3 agar gaya Coulomb pada q2 = 0 ?
Jawab :
a F23 F21 0,5a

+q1 +q2 q3
Agar gaya Coulomb yang bekerja pada q2 = 0, maka muatan pada q3 harus
positif.
= E
2
F 0
F21 = F23
k
2
21
1 2
R
q q
= k
2
21
1 2
R
q q

2
3
2
) 5 , 0 (
10
a
q
a
=
q3 = 2,5 C

2) Sebuah bola konduktor memiliki jari-jari 10 cm dengan muatan sebesar 314
C balls.
Determine the electric field strength :
a. Pada permukaan bola
b. Pada jarak 6 cm dari pusat bola
c. Pada jarak 20 cm dari permukaan bola
Data : R = 10 cm
q = 314 C
Ditanya : a. E pada permukaan . . . ?
b. E pada r = 6 . . .?
c. E pada r = 20 cm. . .?
Jawab :
a. E =
2
R
Q
k
= 9 x 10
9
Nm
2
/C
2
( )
( )
2
2
4
10 10
10 14 , 3
m x
C x



= 2,826 x 10
8
N/C
b. r = 6 di dalam bola konduktor E = 0
c. E =
2
r
Q
k
= 9 x 10
9
Nm
2
/C
2
( )
( )
2
2
4
10 20
10 14 , 3
m x
C x



= 7,065 x 10
7
N/C

3. Dua buah lampu dihubungkan dengan sisi yang berlawanan dari suatu loop
(kawat). Seperti gambar berikut:


Apa yang akan terjadi jika pada kedua lampu jika dirangkai seperti gambar a dan
b?
Jawab:
Ketika kawat digerakkan kearah berlawanan, walaupun tidak dihubungkan/ tidak
ada arus yang mengalir, lampu 1 mati dan lampu dua hidup. Nyala atau tidaknya
lampu tergantung pada perubahan posisi medan. Pada gambar a, karena cabang
yang mengarah ke lampu dua memiliki hambatan yang tak berhigga yang lebih
besar daripada hambatan bebasnya. Sehingga, arusnya hanya melewati loopnya
dari lampu 1 yang menyebabkan lampu 1 penyala. Pada gambar b loop yang
dialiri arus adalah yang loop yang terdiri dari lampu 2, sehingga yang menyala
hanya lampu dua saja.


4. Tentukan fluks yang msebuah bidang bujur menembus sebuah bidang bujur
sangkar yang sisinya 3 20 . Jika terdapat induksi magnetik homongen 200
wb/m
2
yang arahnya.
a. Sejajar bidang
b. Tegak lurus bidang
c. Membentuk sudut 37
0
terhadap bidang
Jawab:
a. 0 90 cos cos = = = u BA BA u
b. weber m m wb BA BA 24 1 . 12 , 0 . / 200 0 cos cos
2 2
= = = = u u
c. weber m m wb BA BA 4 , 14 6 . 0 . 12 , 0 . / 200 53 cos cos
2 2
= = = = u u


















DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto Joko. 2009. Fisika untu kelas XII. Jakarta : CV Teguh karya.
Ishaq, Mohamad. 2007. Fisika Dasar Elektisitas & Magnetisme. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Kanginan, Martin.2007. Fisika Untk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga
Saripudin, A dan Dede Rustiawan. 2009. Prakis Belajar Fisika untuk Kelas XII
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliah Program Ilmu Pengetahuan
Alam. Jakarta : departemen Pendidikan Nasional
Siswanto, Sukardi. 2009. Kompetensi Fisika untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
CV Taguh Karya.
Zaini, Mochamad. 2010. Fisika. Surabaya: Sagufindo Kinarya.

Anda mungkin juga menyukai