Anda di halaman 1dari 19

BAB III TEORI DASAR

3.1. Production Logging Test Production Logging Test merupakan salah satu dari berbagai macam metode logging yang dilakukan pada sumur-sumur minyak untuk mengetahui kondisi suatu reservoir, evaluasi dari proses stimulasi dan mendeteksi permasalahan yang terjadi pada suatu sumur. Parameter-parameter yang diperoleh dari proses Production Logging Test, diantaranya adalah : 1. Flo !ontribution dari tiap-tiap lapisan produkti" pada reservoir multy-layers. #. $ulk %and & 'ater ('ater !ut) dari tiap-tiap lapisan produkti" pada reservoir multy-layers. *. Productivity +ndeks dan +njenctivity +ndeks. ,. Tekanan dan Temperatur. -. Letak kebocoran yang terjadi pada casing. 3.1.1. Peralatan Production Logging Test Peralatan yang digunakan dalam proses Production Logging Test merupakan kombinasi dari berbagai macam jenis peralatan logging. .alam penggunaannya, kombinasi dari peralatan-peralatan Production Logging Test disesuaikan dengan data-data yang dinginkan. /ombinasi Production Logging Test dapat dilihat pada 0ambar *.1. dari peralatan

0ambar *.1. Peralatan Production Logging Test (%chlumberger, 1111) Peralatan yang digunakan pada Production Logging Test dibagi menjadi , (empat) peralatan utama, yaitu : 1. Spinner Flow eter Logging. %pinner Flo meter Logging Tool digunakan untuk mengetahui "lo contribution (kontribusi) dari lapisan yang diuji. Prinsip kerja dari peralatan ini adalah berdasarkan jumlah putaran tiap detiknya (2P%), yang disebabkan adanya aliran "luida dari "ormasi ke dalam sumur. 3enis-jenis alat yang digunakan pada %pinner Flo meter Logging adalah : a. .ual Flo meter +nter"ace. b. !ontinuous Flo meter. c. Full$ore Flo meter. d. Petal $asket Flo meter.

!. Te perature Logging. Peralatan ini ber"ungsi untuk menentukan adanya aliran "luida. 4liran "ormasi yang terdeteksi merupakan aliran "luida dari "ormasi masuk kedalam sumur (menentukan adanya "luida produksi) ataupun aliran yang terjadi dari dalam sumur menuju ke "ormasi (penentuan titik injeksi). Prinsip kerja dari temperature logging tool adalah aliran "luida "ormasi yang masuk kedalam sumur akan diketahui apabila pada 5ona tersebut mempunyai temperatur yang rendah. %edangkan aliran "luida dari dalam sumur menuju ke "ormasi biasanya menunjukkan temperatur yang tinggi. 3enis-jenis peralatan yang digunakan pada Temperatur Logging adalah : a. Pressure Temperature 0radiomanometer. b. Po er +nter"ace !artridge. c. 6anometer Temperature. d. 0radiometer. 3. Radioacti"e Logging. .ata hasil dari 2adioactive Logging diantaranya untuk menentukan letak kedalaman dari per"orasi, kondisi dari kualitas semen, kebocoran yang terjadi pada casing, dan jenis material yang masuk ke dalam anulus. 3enis-jenis peralatan yang digunakan pada 2adioactive Logging adalah : a. Telemetry 0amma-2ay. b. !aliper. c. 7uclear Fluid .ensity.

3.1.1.#. $oise Logging 7oise Logging digunakan untuk menentukan adanya aliran dari per"orasi, kebocoran casing dan aliran yang masuk kedalam "ormasi. Prinsip kerja dari noise logging berdasarkan pada gelombang suara yang terekam oleh hydrophone. .ikarenakan gelombang suara yang terekam tersebut berasal dari turbulensi "luida, maka adanya aliran "luida akan terdeteksi dengan tingginya amplitudo dari gelombang suara tersebut. /egunaan utama dari 7oise Logging adalah untuk menentukan adanya lubang atau aliran "luida dibelakang pipa dan biasanya data hasil dari 7oise Logging akan dibandingkan dengan data hasil dari Temperature Logging. 4nalisa dengan menggunakan noise logging dilakukan berdasarkan perbedaan tinggi-rendahnya "rekuensi suara yang dihasilkan. Pada aliran satu "asa akan menghasilkan "rekuensi suara sekitar 1888 cycles9sec (1888 :5), dan untuk aliran dua "asa akan menghasilkan "rekuensi yang lebih rendah. ;ntuk "rekuensi diba ah 188 cycles9sec (188 :5) tidak diperhatikan, karena suara pada "rekuensi ini adalah suara yang dihasilkan oleh pompa, motor ataupun suara-suara yang berasal dari permukaan. 3.1.!. Interpretasi Data Production Logging Test .ari log data hasil proses Production Logging Test dapat digunakan untuk menginterpretasikan besarnya prosentase "lo contributions dan basic sediment & ater ( ater cut) untuk 5ona-5ona yang diinginkan atau 5ona produkti". Prosentase dari "lo contributions dihitung dari data spinner "lo meter

logging (0ambar *.#.), dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. .ari kurva spinner "lo meter, tentukan besarnya de"leksi maksimum dari kurva "lo meter (jarak <4= pada 0ambar *.#.). #. Tentukan besarnya de"leksi kurva "lo meter untuk tiap-tiap 5one yang akan dihitung (jarak <$=, <!=, dan <.= pada 0ambar *.#.). *. Prosentase Flo !ontributions dapat dihitung persamaan sebagai berikut :
FC = defleksi kurva zona produktif 100 % defleksi kurva maksimum

............................

(*.1)

0ambar *.#. /urva %pinner Flo meter Logging (%chlumberger, 1111)

$erdasarkan interpretasi dari kurva "luid density, harga

ater cut dapat

diperoleh dari penurunan persamaan densitas "luida, sebagi berikut :


= m v

WC =

vw vo + v w

:asil dari penurunan persamaan tersebut adalah :


WC = mix o w o

..........................................

(*.#)

3.!. Pera alan Prila%u Reser"oir %ecara umum akti"itas management dari suatu reservoir adalah : 6emperkirakan cadangan a al hidrokarbon. 4nalisa ulah alir reservoir pada saat ini dan pada masa lampau. 6emperkirakan sisa cadangan dan laju produksi minyak. 6emperbaharui hal-hal yang terdahulu sebagai upaya untuk perbaikan atau peningkatan produksi minyak. .ari beberapa metode yang dapat digunakan untuk mentukan peramalan kondisi (per"ormance) dari suatu reservoir, diantaranya adalah metode .ecline !urve dan metode 33. 4rps. Parameter-parameter yang dihasilkan dari metode-metode peramalan kondisi reservoir tersebut adalah : 1. $atas aktu akhir produksi (>conomic Limit). #. Produksi kumulati" minyak pada titik batas ekonomis (;ltimate 2ecovery).

*. %isa cadangan yang dapat diproduksikan (2emaining 2eserve). 3.!.1. &adangan 'ula('ula dala Reser"oir

6etoda perhitungan untuk penentuan cadangan minyak mula-mula dalam reservoir, yang umum digunakan adalah metode volumetris dan material balance. 3.!.1.1. 'etoda )olu etris %ebagai dasar untuk menghitung jumlah cadangan dengan menggunakan metode volumeteris adalah data peta isopach (0ambar *.,.), data log, analisa core dan data "luida reservoir. Perhitungan volume batuan reservoir dengan menggunakan peta isopach dibedakan menjadi dua persamaan, yaitu persamaan pyramidal dan trape5oidal. Persamaan Pyramidal digunakan apabila harga 4n?194n 8,-, dengan bentuk persamaan sebagi berikut :
Vb = h A n + A n+1 + A n A n+1 3

..........................................

(*.*)

Persamaan Trape5oidal digunakan apabila harga 4n?194n 8,-, dengan bentuk persamaan sebagi berikut :
Vb = h ( A n + A n+1 ) 2

..........................................

(*.,)

keterangan, @b 4n : volume batuan, acre-"t. : luas yang dibatasi oleh garis kontur isopach terendah, acre.

4n?1 : luas yang dibatasi oleh garis kontur isopach diatasnya, acre. h : interval antara garis kontur isopach,"t.

. 0ambar *.,. Peta +sopach 2eservoir (!ra"t, $.!., 1111) .ari data volume batuan tersebut, maka cadangan minyak mula-mula dapat dihitung dengan menggunakan persamaan, sebagai berikut :
(= $'$%& Vb #1 "w ! oi

..........................................

(*.-)

ketarangan, 7 : original oil in place, %T$.

@b : jumlah volume batuan yang mengandung hidrokarbon, cu"t. % : porositas batuan, "raksi. : saturasi air mula-mula, "raksi.

$oi : "aktor volume "ormasi minyak mula-mula, bbl9%T$. 3.!.1.!. 'etode 'aterial Balance Penentuan cadangan minyak mula-mula dengan metode material balance didasarkan pada prinsip kesetimbangan volume atau dikatakan bah a volume suatu reservoir adalah tetap. %ehingga jumlah dari perubahan volume minyak, gas bebas dan air dalam reservoir harus sama dengan 8 (nol). 6inyak dalam reservoir berkurang karena diproduksi, maka jumlah pengurangan tersebut harus diimbangi dengan kenaikan volume air dan9atau gas dalam jumlah yang sama. Persamaan umum meterial balance adalah :
(= (p( t + #*p *si! )) ( We Wp w ) ti t ti + m # ) )i! oi

..............................

(*.A)

keterangan, 7 7p $t $ti $o : Brigunal Bil in Place. %T$ : kumulati" produksi : "aktor @olume "ormasi total. : "aktor volume "ormasi total pada tekanan a al. : "aktor volume "ormasi minyak.

$oi : "aktor volume "ormasi minyak pada tekanan a al. $g : "aktor volume "ormasi gas.

$gi : "aktor volume "ormasi gas pada tekanan a al. 2p 2si : gas oil ratio, %!F9%T$ : kelarutan gas dalam minyak pada tekanan a al, %!F9%T$

'e : ater in"luC

'p$

: produksi air

Persamaan (*.,) akan berubah tergantung dari jenis mekanisme pendorong dari reservoirnya, yaitu: %olution 0as .rive reservoir, m D 8, 'p D 8, 'e D 8. 'ater .rive reservoir, m D 8. 0as !ap .rive reservoir, 'e D 8. !ombination .rive reservoir berlaku persamaan umum.

3.!.!. Produ%ti*itas Lapisan +erdasar%an Production Logging Test Peramalan kondisi pada reservoir berlapis (comingle completion), perlu dilakukan pengelompokan dari laju produksi untuk tiap-tiap lapisan produkti". %alah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui laju produksi dari tiap-tiap lapisan adalah metode Production Logging Test. Penentuan besarnya produkti"itas tiap-tiap lapisan pada reservoir berlapis, berdasarkan metode Production Logging Test dilakukan dengan menggunakan harga "lo contributions dan basic sediment & ater ($%&'), sebagai dasar

untuk proses analisa. %ecara metematis penentuan produkti"itas tiap lapisan berdasarkan data Production Logging Test dapat dijelaskan dalam langkah-langkah sebagi berikut : 1. $uat tabulasi data alokasi produksi seperti ditunjukkan pada Tabel *.1. Tabel *.1. Tabulasi .ata 4lokasi Produksi
Date .a Data Prod. Qo Qf .bbl/d .bbl/d .b .c FC % .d BS&W plt % .e Qf .bbl/d .f Lapisan prod. 1 Qo BS&W .bbl/d % .g . Np .stb .i

/eterangan : Data Produksi a. 'aktu produksi. b. Laju produksi minyak per hari c. Laju produksi "luida. Analisa tiap-tiap Lapisan Produktif d. Flo !ontribution berdasarkan data PLT e. $asic %ediment & 'ater berdasarkan data PLT ". Laju produksi "luida pada lapisan prod tersebut :
+f#lapisan ! = F,C, +f

..........................................

(*.E)

g. Laju produksi minyak pada lapisan prod berdasarkan PLT


+o = #1 " - W ! +f

..........................................

(*.F)

h. $asic %ediment & 'ater actual pada lapisan


"- W = +f#lapisan! +o #lapisan! +f #lapisan !

......................................

(*.1)

i. /umulati" minyak pada lapisan. #. 4pabila terdapat lapisan yang dibuka atau ditutup, maka harga "lo contribusi dan $%&' akan berubah. Perhitungan untuk menentukan harga "lo contributions dan ater cut digunakan persamaan umum sebagai berikut :

FC " - W# sebelum isolasi! = FC " - W# form,diisolasi ! + FC " - W# setelah,isolasi!

FC " - W# sebelum,dibuka ! = FC " - W# form,dibuka ! + FC " - W# setelah,dibuka !

.......................................... (*.18) /eterangan : F!(baru) diperoleh berdasarkan asumsi. $%&' diperhitungkan dengan persamaan :

#FC "- W =

FC " - W#lama ! " - W#lama ! !

.otal # " - W#baru! !

.......... (*.11)

FC #lama !

:arga F! dan $%&' yang baru harus memenuhi persamaan *.18. *. $uat tabulasi total laju produksi (minyak, air dan "luida) untuk tiap-tiap lapisan, seperti ditunjukkan pada Tabel *.#. Tabel *.#. Tabulasi Produksi untuk Tiap Lapisan
Date .a Np .b S!"!r prod.#1$n% Qf Qo .c .d Npt .e Qft .f &otal Qot .g Q't . BS&Wt .i

/eterangan : a. 'aktu produksi b. /umulati" minyak untuk tiap-tiap sumur produksi. c. Laju produksi "luida untuk tiap-tiap sumur produksi. d. Laju produksi minyak untuk tiap-tiap sumur produksi. e. Produksi kumulati" total untuk semua sumur produksi (1Gn). ". Laju produksi total "luida untuk semua sumur produksi (1Gn). g. Laju produksi minyak total untuk semua sumur produksi (1Gn).

h. Laju produksi air total untuk semua sumur produksi (1Gn). i. $asic sediment & ater ( ater cut) total untuk semua sumur produksi. ,. $uat gra"ik perbandingan laju produksi minyak vs produksi minyak vs kumulati" produksi (H vs 7p) dan aktu (log H vs t), laju ater cut vs kumulati"

produksi ($%&' vs 7p) untuk penentuan per"ormance tiap-tiap lapisan. -. .ari perhitungan pada Tabel *.#. akan dapat diketahui perkiraan cadangan terambil >stimate ;ltimate 2ecoverable 2eserve (>;22) dan 2ecovery Factor (2F), 2emaining 2eserves (22), dan 'aktu (t) lapisan mencapai economic limit (abandonment time) dengan menggunakan analisa regresi atau perhitungan dengan menggunakan metode decline curve. 3.!.3. Penentuan ,lti ate Reco"erPenentuan ;ltimate 2ecovery dapat dilakukan dengan menggunakan metode decline curve dan dengan menggu nakan persamaan 33. 4rps. ;ntuk menentukan recovery "aktor. 3.!.3.1. 'etode Decline &ur"e Laju produksi sumur secara umum akan mengalami penurunan sejalan dengan aktu. .ari berbagai macam persamaan empiris, terkadang harus dapat

ditentukan yang cocok dengan kondisi yang ada. %ehingga persamaan tersebut dapat digunakan dalam proses untuk memperkirakan per"ormance masa datang. $eberapa prediksi dapat dibuat dalam penentuan peramalan dapat dibuat secara gra"is, dengan mengekstrapolasi data-data produksi secara sederhana

sehingga terbentuk plot garis lurus. %elain dari metode gra"is, perkiraan per"ormance suatu reservoir dapat dihitung secara matematis. /urva penurunan yang digunakan dalam metode .ecline !urve adalah /urva loH laju produksi vs aktu (0ambar *.-.), laju produksi vs produksi

kumulati" (0ambar *.A.), dan log ater cut vs produksi kumulati" (gambar *.E.).

0ambar *.-. Log Laju Produksi versus 'aktu (Fetkovich, 111,)

0ambar *.A. Laju Produksi versus Produksi /umulati" (Fetkovich, 111,)

0ambar *.E. Log 'ater !ut versus Produksi /umulati" (Fetkovich, 111,) 4nalisa secara matematis dengan menggunakan metode decline curve pada dasarnya adalah mengidenti"ikasi type kurva decline berdasarkan data produksi, dan menghitung batas aktu ekonomis dan besarnya cadangan yang dapat

diproduksikan. %ehingga akan diketahui kondisi dari suatu reservoir yang dianalisa. ;ntuk mengidenti"ikasikan type decline curve digunakan harga loss ratio. Loss 2atio dide"inisikan sebagai laju produksi tiap satuan aktu dibagi dengan

turunan pertama dari kurva laju produksi vs aktu, dirumuskan :


n= 0 d0 / dt

.......................................... (*.1#)

keterangan, n t H : loss ratio : aktu : laju produksi aktu dan

!ara perhitungan loss ratio adalah dengan membuat tabulasi dari data laju produksi minyak sebagai berikut :

Tabel *.*. Tabulasi Perhitunggan Loss 2atio & .t1 .t) .t* .t+ .dst ( .(1 .() .(* .(+ .dst .d( , .(),(1 .(*,() .(+,(* .dst (/d( , .()/#(),(1%-a .(*/#(*,()%-b .(+/#(+,(*%-c .dst d#(/d(% , , .b,a .c,b .dst &otal

.ari tabel tersebut akan didapatkan harga n (loss ratio), dengan cara :
2oss ratio #n! =

ban1akn1a data

d#0 / d0!

.......................................

(*.1*) Tipe-type decline curve berdasarkan harga loss ratio adalah : 1. Type eksponential decline, nilai loss ratio samadengan 8 (n D 8). #. Type hiperbolic decline, nilai loss ratio antara 8 sampai dengan 1 (8 I n I 1). *. Type harmonic decline, nilai loss ratio sama dengan 1 (n D 1). 3.!.3.1.1. E%sponential Decline &ur"e >ksponential decline curve atau !onstant percentage decline ditandai dengan penurunan turun laju produksi tiap satuan aktu sebanding dengan rate

produksinya atau nilai loss ratio (n) sama dengan 8 (nol). Persamaan-persamaan yang digunakan adalah :
(p = #0i 0 el ! a

.......................................... (*.1,) .......................................... (*.1-) .......................................... (*.1A)

t=

ln # 0i / 0o ! a

0ot = 0i e at o

dimana,
d= # 0i 0 8 ! x 188% 0i

a = ln #1 d!

keterangan, Ho Hi t 7p a d : laju produksi periode a al. : laju produksi periode akhir. : interval aktu antara Hi dan Ho. : produksi kumulati" selama interval aktu t. : nominal decline curve. : e""ective decline curve.

3.!.3.1.!. .-per+olic Decline Pada hyperbolic decline, kurva penurunan akan berbentuk cekung dan merupakan interpretasi dari suatu deret hitung. Loss ratio (n) mempunyai nilai antara 8 hingga 1 (8 I n I 1). Persamaan yang digunakan dalam hyperbolic decline adalah :
#1n ! 1n ! 0n 0#el i 0i (p = #1 n! a

.......................................... (*.1E) .......................................... (*.1F) .......................................... (*.11)

t=

# 0i / 0 t !n 1 n a

0 ot = 0i #1 + n a t o ! 1 / n

dimana,
d= 0i 0 t 0i

a=

# 0i / 0 t !n 1 n t

3.!.3.1.3. .ar onic Decline /urva penurunan harmonic decline ini merupakan bentuk khusus dari type hyperbolic decline. Pada harmonic decline, harga loss ratio sama dengan 1 (n D 1). %edangkan bentuk persamaan untuk harmonic decline adalah :
(p = 0i 0i ln a 0o

.......................................... (*.#8) .......................................... (*.#1) .......................................... (*.##)

t=

# 0i / 0 o ! 1 a
0i 1+at

0ot =

dimana,
d= 0i 0 t 0i 0i 0 o 0i t

a=

3.!.3.!. 'etode //. Arps 6etode 33. 4rps adalah metode yang digunakan untuk mencari harga recovery "aktor, dan dibedakan menjadi # (dua) berdasarkan dari jenis mekanisme pendorong yang bekerja pada reservoir. Persamaan yang dikembangkan oleh 33 4rps, untuk reservoir dengan mekanisme pendorong berikut :
#1 "w ! *F = -,'F1F oi
8'8,##

ater drive adalah sebagai

k wi oi

8'8EE8

"w

8'118*

3i 3a

8'#1-1

. . (*.#*)

%edangkan reservoir dengan mekanisme pendorong solution gas drive, dalam kondisi di ba ah tekanan gelembung, adalah :
#1 "w ! *F = ,1'F1- ob
8'1A11

k ob

8'81E1

3b "w 8'*E## 3a

8'1E,,

......... (*.#,)

keterangan, % : Porositas, "raksi : %aturasi air, "raksi

$oi : Faktor volume "ormasi minyak mula-mula, bbl9%T$ $ob : Faktor volume "ormasi minyak diba ah tekanan gelembung, bbl9%T$ / o Pi Pa Pb : Permeabilitas, .arcy : @iscositas minyak, cp : @iscositas air "ormasi, cp : Tekanan reservoir mula-mula, psia : Tekanan abondon, psia : Tekanan gelembung, psia

Anda mungkin juga menyukai