Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Syok merupakan suatu kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan tidak adekuatnya perfusi jaringan, yang secara klinis ditandai dengan penurunan tekanan darah sistolik (< 80 mmHg), perubahan status mental, oliguria dan akral yang dingin. Syok berdasaran etiologinya dibagi dalam A. Syok hipovolomik "aitu syok akibat menurunnya #olume intra#askuler oleh karena hilangnya darah$plasma (mis!diare, perdarahan) B. Syok cardiogenik "aitu syok akibat gangguan fungsi jantung (aritmia, gangguan fungsi katup, infark miokard akut dengan komplikasi) C. Syok Obsruktif "aitu syok akibat adanya gangguan pengisian ke #entrikel kanan (tamponade jantung, emboli paru) D. Syok distributive "aitu gangguan distribusi #olume #ascular akibat perubahan resisten an permeabilitas pembuluh darah (syok neurogenik, anafilaksis dan septic). klasifikasi yaitu !

Syok anafilaksis
Syok anafilaksis merupakan suatu reaksi alergi tipe yang fatal dan dapat menimbulkan %bencana&, yang dapat terjadi dalam beberapa detik'menit, sebagai akibat reaksi antigen antibody, pada orang'orang yang sensiti#e setelah pemberian obat'obat secara parentral, pemberian serum $ #aksin atau setelah digigitserangga. (eaksi ini diperankan oleh )g* antibody yang menyebabkan pelepasan mediator kimia dari sel mast dan sel basofil yang beredar dalam sirkulasi berupa fistamin, S(S'+, serotonin dll.

Patofisiologi
,ekanisme umum terjadinya reaksi anafilaksis dan anafilaktoid adalah berhubungan dengan degranulasi sel mast dan basophil yang kemudian mengeluarkan mediator kimia yang selanjutnya bertanggung ja-ab terhadap symptom. .egranulasi tersebut dapat terjadi melalui kompleks antigen dan )g * maupun tanpa kompleks dengan )g * yaitu melalui pelepasan histamine secara langsung. ,ekanisme lain adalah adanya gangguan metabolisme asam arachidonat yang akan menghasilkan leukotrien yang berlebihan kemudian menimbulkan keluhan yang secara klinis

tidak dapat dibedakan dengan meknisme diatas. Hal ini dapat terjadi pada penggunaan obat' obat /S+). atau pemberian gama'globulin intramuscular.

Angka Ke adian
+ngka kejadian pasti reaksi anafilaksis tidaklah diketahui secara persis, namun beberapa studi epidemilogik melaporkan di 0ntario, 1anada angka kejadian berkisar kasus $ 20 juta penduduk, sementara laporan terakhir dari munich terdapat peningkatan sekitar 3,43 kasus $ 200.000 penduduk, di )ndonesia kita tidak punya data. +danya peningkatan kasus tersebut disebabkan banyaknya penggunaan obat'obat baru atau terjadinya poliparmasi dalam pemberian obat'obat kepada pasien.

!aktor yang mempengaruhi angka ke adian


5eberapa factor yang dapat mempengaruhi kejadian adalah adanya ri-ayat atopi, cara pemberian (aoral atau parentral), konstansi pemberian antigen, -aktu pemberian terhadap reaksi terakhir dan usia serta se6.

"anifestasi Klinis
7ejala dan tanda reaksi anafilaksis termasuk timbul rasa kecemasan, urtikaria, angiodema, nyeri punggung, rasa tercekik, batuk, bronkospasme atau edema laryng. 8ada beberapa kasus, terjadi hipotensi, hilang kesadaran, dilatasi pupil, kejang hingga %sudden death&. Syok terjadi akibat sekunder dari hipoksia yang berat, #asodilatasi perifer atau adanya hipo#olemia relati#e akibat adanya ektra#asasi cairan dari pembuluh darah. /amun demikian #ascular kolaps dapat terjadi tanpa didahului gejala gangguan respirasi dan dalam hal ini kematian dapat terjadi dalam beberapa menit. 9adi gejala syok anfilaktif adalah gabungan gejala anafilaksis dengan adanya tanda'tanda syok yang secara sistimatis dapat dikelompokan dengan gejala prodromal, kardio#askuler, pulmonal, gastrointestinal dan reaksi kulit. 7ejala prodromal pada umumnya adalah perasaan tidak enak, lemah, gatal dihidung atau di palatum, bersin atau rasa tidak enak didada. 7ejala ini merupakan permulaan dari gejala lainnya. 7ejala pulmoner didahului dengan rhinitis, bersin diikuti dengan spasme bronkus dengan atau tanpa batuk lalu berlanjut dengan sesak anoksia sampai apneu. 7ejala gastrointestinal berupa mual, muntah, rasa kram diperut sampai diare. Sedangkan gejala pada kulit berupa gatal'gatal, urtikaria dan angioedema.

#anda dan $e ala%ge ala anfilaksis sesuai urutan tersering &


':rtikaria da angioedema '.yspnea, -hee;ing '.i;;ines, syncope, hipotensi '/ause, #omitus, diarea, kramp abdominal '<lush '*dema saluran nafas atas 'Sakit kepala (Headache) '(hinitis 'Substernal pain '7atal'gatal seluruh tubuh 'Sei;ure .iagnosa syok anafilaksis jelas dicurigai bila setelah memberikan suntikan (i#$im) timbul gejala'gejala diatas.

Penatalaksanaan
5ila kita mencurigai adanya reaksi anafilaksis segera bertindak dan jangan ditunggu'tunggu. Salah seorang penulis mengatakan % Do not wait until it is fully developed& artinya % segeralah bertindak&. +pakah yang harus kita lakukan bila berhadapan dengan penderita syok anafilaksis= +. Posisi! Segera penderita dibaringkan pada posisi yang nyaman $comfortable dengan posisi kaki ditinggikan (posisi trendelenberg), dengan #entilasi udara yang baik dan jangan lupa melonggarkan pakaian. 5. Air'ays ! 9aga jalan nafas dan berikan oksigen nasal$mask >'20 )$menit, dan jika penderita tak bernafas disiapkan untuk intubasi. 1. (ntravena access ! 8asang )? line dengan cairan /ac@ 0,3A $ .e6trose >A 0,>'2 liter$B0 menit

.. Drug! *pinefrin $ +drenalin adalah drug of choice pada syok anafilaksis dan diberikan sesgera mungkin jika mencurigai syok anafilaksis (C. sistolik turin < 30 ,mHg). /amun harus hati'hati dengan penderita yang dalam sehari'hari memang hipotensi. :ntuk itu perlunya dilakukan pemeriksaan C. sebelum dilakukan tindakan. .osis ! 0,B'0,> ml$cc +drenalin$*pinefrin 2 ! 2000 diberikan ), (untuk anak'anak dosis ! 0,02 ml$Dg55$.dose dengan maksimal 0, ml$dose). 5ila anafilaksis berat atau tidak respon dengan pemberian dengan cara SD$), pemberian *pinefrin$adrenalin dapat langsung melalui inta#ena atau intratekal (bila pasien sudah dilakukan intubasi melalui *CC) dengan dosis 2'> ml (*pi 2 ! 20.000, dengan cara membuatnya yaitu mengencerkan epinefrin 2 ml2! 2000 dengan 20 ml /a1l). .apat diulang dalam >'20 menit. 9ika belum ada respons diberikan adrenalin perdip dengan dosis ug$menit (cara membuat ! 2 mg *pinefrin2! 2000 dilarutkan dalam .E>A F>0 cc). Selain pemberian *pi$+drenalin pemberian antihistamin ternyata cukup efektif untuk mengontrol keluhan yang ditimbulkan pada kulit atau membantu pengobatan hipotensi yang terjadi. .apat diberikan antihistamin antagonist H2 yaitu .ipenhidram dengan dosis F>'>0 mg )? (untuk anak'anak F mg$Dg55) dan bila dikombinasikan dengan antagonis HF ternyata lebih superioar yaitu denagn (anitidin dosis 2 mg$kgbb )? atau dengan 1imetidine mg$kgbb )? pemberian dilakukan secara lambat. 8emberian golongan kortikosteroid dapat diberikan -alaupun bukan first line therapy. 0bat ini kurang mempunyai efek untuk jangka pendek, lebih berefek untuk jangka panjang. .apat diberikan Hidrokortison F>0'>00 mg )? atau metal prednisolon>0'200 mg )?. 5ila terdapat bronkospasme yang tak respon dengan adrenalin dapat diberikan aminophylin dengan dosis G mg$Dg55 dala >0 ml /a1@ 0.3A diberikan secara )# dalam B0 menit. 5ila penderita menunjukan tanda'tanda perbaikan hrus diobser#asi minimal G jam atau dirujuk ke (S bila belum menujukan respons.

Pencegahan
:ntuk mencegah terjadinya reaksi anfilaksis, sebelum tindakan perlu dilakukan ! 2.@akukanlah anamnesa adanya ri-ayat alergi terhadap obat'obatan atau adanya ri-ayat atopik lainnya ( seperti ri-ayat asma bronkiale, eksim atau ri-ayat urtikaria dll.) +danya obat'obat yang memberi reaksi silang perlu di-aspadai seperti sesorang yang alergi terhadap aspirin, maka dia juga kemungkinan alergi terhadap obat'obat yang mempunyai efek antiprostaglandin. 8sien'pasien yang tidak tahan terhadap golongan sepalosporin. F.9elaskan kepada penderita bila merasakan adanya rasa yang aneh setelah dilakukan penyuntikan agar segera memberitahu untuk dapat mengantisipasi terhadap kemungkinan adanya reaksi anafilaksis (jangan didiamkan saja)

B..iperlukan adanya emergency kit diruangan tempat dilakukan tindakan yang terdiri dari obat'obat ! adrenalin$epinefrin, dipenfidramin, ranitidine tau cimetidine, de6ametason, infuse /acl$.6>A dan infuse set. .5ila kita meragukan penderita terhadap kemungkinan terjadinya reaksi anafilaksis setelah tindakan obser#asi selama B0 menit setelah tindakan. >.9angan lupa mengukur C. sebelum tindakan untuk mengetahui baseline C. sebelum tindakan. Daftra Pustaka 2..unagan H1, (idner ,@ (editor), ,edical *mergencies in ,anual ,edical Cheraupethics, FG th *d, 2383, 8B' 8>. F.Ho ,C, Sauder 1* (editor), current *mergency .iagnosis and Creatment, B th ed, 2330, FG' 2. B.@iberman 8@, +naphyla6is, :ni#ersity of Cennessee of medicine (internet), 2'2G

Anda mungkin juga menyukai