Anda di halaman 1dari 5

Alat dan Bahan : 1. Alat a.

Autoklaf Merupakan alat yang dipergunakan untuk sterilisasi berbagai macam alat dan media kultur dalam proses kultur jaringan.

Gambar 1. Autoklaf Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Autoklaf

b. Beaker glass 250 ml Beaker glass adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan. Beaker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran atau biasa disebut gelas kimia, dalam laboratorium dapat digunakan sebagai wadah untuk memanaskan bahan terutama larutan atau dapat juga digunakan untuk wadah untuk membuat larutan.

Gambar 2. Beaker Glass 250 ml Sumber : http://www.labtechindia.net/product/Beaker/Borosilicate-glass.jpg

c. Static incubator Dipergunakan untuk kultivasi mikroba. Tugas inkubator ini adalah mengontrol suhu dan agitasi.

Gambar 3. Static Incubator Sumber : http://www.srmgenetics.info/2012/05/incubatorshaker-static-orbitek-s.html

d. Cawan petri Sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.

Gambar 4. Cawan petri Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Cawan_Petri

e. Tusuk gigi steril

f. Stirred fermentor Terdiri dari : Katup yang mencegah tekanan berlebih (over pressure safety valve) Probe pH/suhu Probe PO2 (sensor untuk O2 terlarut) Kemostat

g. Spektrofotometer Spektrofotometri adalah sebuah metode analisis untuk mengukur konsentrasi suatu senyawa berdasarkan kemampuan senyawa tersebut mengabsorbsi berkas sinar atau cahaya. Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, sementara fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorpsi (Riyadi 2008). Ketika cahaya melewati suatu larutan biomolekul, terjadi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah cahaya ditangkap dan kemungkinan kedua adalah cahaya discattering. Bila energi dari cahaya (foton) harus sesuai dengan perbedaan energi dasar dan energi eksitasi dari molekul tersebut. Proses inilah yang menjadi dasar pengukuran absorbansi dalam spektrofotometer (Aisyah 2009).

Cara kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar pembaca (Hadi 2009). Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah menyerap energi cahaya yang diberikan. Secara kuantitatif, besarnya energi yang diserap oleh zat akan identik dengan jumlah zat di dalam larutan tersebut. Secara kualitatif, panjang gelombang dimana energi dapat diserap akan menunjukkan jenis zatnya (Cahyanto 2008).

Gambar 7. Spektrofotometer Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Spektrofotometer

2. Bahan a. Bacillus subtilis Merupakan bakteri gram positif dari genus Bacillus (berbentuk batang) yang memiliki kemampuan untuk membentuk endospora yang kuat sehingga mampu bertahan di lingkungan yang ekstrim sekalipun.

Gambar 8. Koloni Bakteri Bacillus Subtilis dalam Media Padat Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/ff/Bacillus_subtilis_colonies.jpg/200pxBacillus_subtilis_colonies.jpg

b. Medium LB (Luria Bertani) agar Luria Bertani merupakan subtipe dari media agar yang umum dipakai untuk penelitian mikrobiologi dan dapat digunakan untuk kultivasi mikroorganisme secara umum. Komposisinya dapat terdiri dari 1% tripton, 0.5% ekstrak ragi, 1.5% agar, dan 1% NaCl dengan pH netral.

Gambar 9. Media Luria Bertani Agar Sumber : http://www.bio-world.com/site/accounts/masterfiles/IMAGES/PI-30627001.jpg

Anda mungkin juga menyukai