PENYUSUNAN
DETAIL ENGINEERING DESIGN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Maksud dan Tujuan I.3 Lingkup Kegiatan I.4 Keluaran SYARAT DAN KETENTUAN II.1 Syarat Penentuan Lokasi dan Perencanaan RTH II.2 Ketentuan RTH II.3 RTH TEMA KHUSUS PROSES DAN TAHAPAN KEGIATAN III.1 Pengumpulan Data III.2 Analisis III.3 Perencanaan III.4 Penyusunan Dokumen Konstruksi dan Pelelangan III.5 Komponen Rencana Anggaran Biaya III.6 Jadwal Pekerjaan IV.01 IV.02 IV.03 IV.03 IV.03 IV.05 IV.06 IV.07 IV.08 IV.11 IV.12 IV.13 IV.14 IV.15 IV.16 IV.17
BAB II
BAB III
BAB IV
PELAKSANA KEGIATAN IV.1 Tenaga Ahli IV.2 Mekanisme Kerja LAMPIRAN : CONTOH DED (TAMAN KOTA SIPIROK - KABUPATEN TAPANULI SELATAN) V.1 Daftar Gambar V.2 Site Plan V.3 Gambar Tampak Potongan V.4 Gambar Detail Teknis V.5 Gambar Detail Konstruksi V.6 Gambar Detail Penanaman V.7 Gambar Simulasi3D
BAB V
BAB I PENDAHULUAN
IV.01
IV.02
02
d. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar). e. Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk rancangan detail untuk dokumen pelelangan. 3) Kegiatan Pekerjaan Dokumen Lelang : a. Petunjuk Pelelangan. b. Persyaratan teknis. c. Gambar rancangan detail arsitektur landscape. d. Rencana Kerja dan Syarat. e. Rincian Volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi (Engineering Estimate)
I.4 KELUARAN
1. Dokumen DED yang meliputi : a.Laporan perencanaan arsitektur lansekap lengkap dengan perhitungan-perhitungan yang bisa dipertanggungjawabkan. b.Gambar-Gambar Rancangan Teknis, yang terdiri dari : Rencana Lansekap (Site Plan), Rencana Tata Hijau (Planting Plan), Detail Rancangan Lansekap Lainnya c.Gambar DED terutama untuk menjelaskan softscape dan hardscape (skala 1:200, 1:100, 1:50) d.Gambar rancang teknis softscape dan hardscape lengkap dalam ukuran kertas A3 dan A1 2. Dokumen Lelang : a. Rencana anggaran biaya (RAB/EE), b. Rician volume pekerjaan (BQ), c. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) 3. Dokumen pengadaan jasa pemborongan implementasi pengembangan RTH.
IV.03
IV.04
IV.05
Syarat Penentuan Lokasi Penambahan RTH : - Status lahan milik PEMDA - Kemudahan aksesibilitas - Kedekatan dengan pusat kegiatan masyarakat kota, serta bisa digunakan untuk publik
Syarat Perencanaan RTH : - 1 (satu) lokasi dengan luasan minimal 5000m2 atau bisa pada (maksimal) 2 (dua) lokasi yang dihubungkan dengan koridor penghubung 'hijau' misalkan: 2 lokasi, dengan luas 2000m2/lokasi dengan koridor penghubung 1000m2 berupa jalur pejalan kaki, jalur sepeda, jalur vegetasi, atau bentuk lain) - Komposisi Ruang Hijau (Softcape) : Perkerasan (Hardscape) = Softcape min. 70% : Hardcape max.30% berupa material ramah lingkungan (bisa dimungkinkan untuk menyerap air)
IV.06
IV.07
IV.08
IV.09
04 IV.10
IV.11
START
ASISTENSI KE OWNER
TIDAK DISETUJUI
ASISTENSI KE OWNER
BLOK PLAN
ASISTENSI KE OWNER
FINAL DESIGN
ASISTENSI KE OWNER
TIDAK DISETUJUI
BIDDING PROCESS
PENGAWASAN BERKALA
SELESAI
IV.12
CONSTRUCTION
L AP. AKHIR
LAP. ANTARA
III.2. ANALISIS
Kegiatan analisis yang dilakukan dimaksudkan untuk mendapatkan bentuk-bentuk penanganan yang bisa dilakukan berdasarkan potensi dan masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya, seperti tanah, slope, vegetasi, klimatologi, dan lainnya. Adapun elemen analisis perancangan lansekap ini adalah: 1. Zonasi tapak Pembagian zonasi tapak dari taman yang akan direncanakan sebagai RTH publik. 2. Sirkulasi kendaraan Perencanaan pola sirkulasi kendaraan yang berada didalam tapak dikontekskan dengan sirkulasi sekitar. 3. Sirkulasi pedestrian Perencanaan pola sirkulasi pejalan kaki yang berada di dalam tapak. 4. Tata Hijau Pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan fungsi dan zonasi tapak. 5. Site Furniture Perencanaan berbagai site furniture yang dapat mendukung aktifitas sosial di RTH. 6. Parkir Ta t a l e t a k d a n j u m l a h p a r k i r y a n g dapat menampung kendaraan pengguna RTH. 7. Sosial Budaya Identifikasi aspek non fisik sosial budaya yang berada di lingkungan sekitar RTH.
Ilustrasi : www.livingcolourlandscapes.com.au
IV.13
III.3. PERENCANAAN
Setelah dilakukan analisis dan berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, selanjutnya disusun bentukbentuk penanganan dalam kegiatan pembangunan atau penataan RTH. Selanjutnya dilakukan pengembangan potensi dan pemecahan masalah dengan cara merumuskan konsep pembamgunan atau penataan RTH yang dituangkan dalam bentuk perencanaan teknis. Adapun keluaran atau produk penyusunan DED adalah: 1. Gambar Rencana Teknis (Gambar Rancangan, Detail Rancangan dan Gambar Konstruksi) 2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis (Spesifikasi Teknis) 3. Estimate Enginer (EE) atau Rencana Anggaran Biaya (RAB). Semua produk hasil perencanaan tersebut selanjutnya dijadikan acuan pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan pekerjaan fisik (Pemerintah Pusat /Ditjen Penataan Ruang, Pemerintah kota dan Kabupaten, Kontraktor, dan juga masyarakat secara umum).
Ilustrasi : www.livingcolourlandscapes.com.au
IV.14
IV.15
IV.16
IV.17
IV.18
IV.19
IV.20
IV.21
B. Laporan Bulanan
Setiap bulan, Konsultan harus menyajikan laporan singkat yang akurat dan tidak bias mengenai status pekerjaan yang dilaksanakan dan dikelola. Laporan tersebut harus tersedia dalam kurun waktu 2 (dua) hari kerja setelah tenggat waktu setiap bulannya. Tenggat waktu adalah tanggal 25 pada setiap bulan. Laporan tersebut akan digunakan Tim Teknis Pemerintah Daerah sebagai dasar untuk melaporkan status proyek kepada masyarakat. Konsultan harus mendapatkan persetujuan Tim Teknis untuk format pelaporan awal dan revisi-revisi berikutnya sebelum persiapan pembuatan laporan. Laporan pada dasarnya akan termasuk informasi yang berikut ini: Jadwal pencapaian Ringkasan Jadwal Pekerjaan Laporan Pencapaian Kualitas Daftar Kendali Perubahan Laporan pendukung yang terperinci akan dikeluarkan secara terpisah sesuai permintaan Tim Teknis Pemerintah Daerah untuk melengkapi penerbitan Laporan Kemajuan Kerja Bulanan
IV.22
IV.23
IV.24
04
BAB V LAMPIRAN
CONTOH DED (TAMAN KOTA SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN)
IV.25
IV.26
IV.27
IV.28
IV.29
IV.30
IV.31