Definisi Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih #. Anatomi $isiologi %usunan saluran pencernaan terdiri dari & 'ris (mulut", faring (tekak", esofagus (kerongkongan", (entrikulus (lambung", intestinum minor (usus halus", intestinum mayor (usus besar ", rektum dan anus. )ada kasus demam tifoid, salmonella typi berkembang biak di usus halus (intestinum minor". *ntestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum, panjangnya + cm, merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi hasil pencernaan yang terdiri dari & lapisan usus halus, lapisan mukosa (sebelah dalam", lapisan otot melingkar (, sirkuler", lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal" dan lapisan serosa (sebelah luar". -sus halus terdiri dari duodenum (usus 1# jari", yeyenum dan ileum. Duodenum disebut juga usus dua belas jari, panjangnya #. cm, berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dari bagian kanan duodenum ini terdapat selapu t lendir yang membukit yang disebut papila (ateri. )ada papila (ateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledikus" dan saluran pankreas (duktus /irsung0duktus pankreatikus". Dinding duodenum ini mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjar brunner yang berfungsi untuk memproduksi getah intestinum. 1eyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar + meter. Dua perlima bagian atas adalah yeyenum dengan panjang #2 meter dari ileum dengan panjang 3 4 . m. 5ekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas dikenal sebagai mesenterium. Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang6 cabang arteri dan (ena mesenterika superior, pembuluh limfe dan saraf ke ruang antara # lapisan peritonium yang membentuk mesenterium. %ambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas. -jung diba/ah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang yang bernama orifisium ileoseikalis. 'rifisium ini diperlukan oleh disertai gangguan pada saluran !" pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Rampengan,1
spinter ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat katup (al(ula seikalis atau (al(ula baukhim yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam asendens tidak masuk kembali ke dalam ileum. ,ukosa usus halus. )ermukaan epitel yang sangata luas melalui lipatan mukosa dan mikro(ili memudahkan pencernaan dan absorbsi. 5ipatan ini dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang dapat memperbesar permukaan usus. )ada penampang melintang (ili dilapisi oleh epitel dan kripta yag menghasilkan bermacam6macam hormon jaringan dan en7im yang memegang peranan aktif dalam pencernaan. Didalam dinding mukosa terdapat berbagai ragam sel, termasuk banyak leukosit. Disana6sini terdapat beberapa nodula jaringan limfe, yang disebut kelenjar soliter. Di dalam ilium terdapat kelompok6kelompok nodula itu. ,ereka membentuk tumpukan kelenjar peyer dan dapat berisis #! sampai 2! kelenjar soliter yang panjangnya satu sentimeter sampai beberapa sentimeter. Kelenjar6kelenjar ini mempunyai fungsi melindungi dan merupakan tempat peradangan pada demam usus (tifoid". %el6sel )eyer8s adalah sel6sel dari jaringan limfe dalam membran mukosa. %el tersebut lebih umum terdapat pada ileum daripada yeyenum. ( 9(elyn :. )earce, #!!!" Absorbsi. Absorbsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya berlangsung dalam usus halus melalui dua saluran, yaitu pembuluh kapiler dalam darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan (ili usus. %ebuah (ili berisis lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot yang diikat bersama jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran dasar dan ditutupi oleh epitelium. Karena (ili keluar dari dinding usus maka bersentuhan dengan makanan cair dan lemak yang di absorbsi ke dalam lakteal kemudian berjalan melalui pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler darah di (ili dan oleh (ena porta diba/a ke hati untuk mengalami beberapa perubahan. $ungsi usus halus a. ,enerima 7at67at makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler6kapiler darah dan saluran 4 saluran limfe. b. ,enyerap protein dalam bentuk asam amino. c. Karbohidrat diserap dalam betuk monosakarida. Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan makanan. a. 9nterokinase, mengaktifkan en7im proteolitik. b. 9ripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
1. 5aktase mengubah laktase menjadi monosakarida. #. ,altosa mengubah maltosa menjadi monosakarida 2. %ukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida 2. )atofisiologi Kuman %almonella Typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar. %ebagian kuman dimusnakan oleh asam lambung. %ebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid pla;ue peyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman %almonella Typi kemudian menembud ke lamina propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga mengalami hipertrofi. %etelah mele/ati kelenjar6kelenjar limfe ini salmonella typi masuk ke aliran darah melalui duktus thoracicus. Kuman salmonella typi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. %almonella typi bersarang di pla;ue peyeri, limpa, hati dan bagian6bagian lain sistem retikuloendotelial. %emula disangka demam dan gejala6gejala toksemia pada demam tifoid disebabkan oleh endotoksemia. Tapi kemudian berdasarkan penelitian ekperimental disimpulkan bah/a endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam dan gejala6gejala toksemia pada demam tifoid. 9ndotoksin salmonella typi berperan pada patogenesis demam tifoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat salmonella typi berkembang biak. Demam pada tifoid disebabkan karena salmonella typi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan penglepasan 7at pirogen oleh 7at leukosit pada jaringan yang meradang. ,asa tunas demam tifoid berlangsung 1!613 hari. <ejala6gejala yang timbul amat ber(ariasi. )erbedaaan ini tidak saja antara berbagai bagian dunia, tetapi juga di daerah yang sama dari /aktu ke /aktu. %elain itu gambaran penyakit ber(ariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian hal ini menyebabkan bah/a seorang ahli yang sudah sangat berpengalamanpun dapat mengalami kesulitan membuat diagnosis klinis demam tifoid. Dalam minggu pertama penyakit keluhan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya , yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk dan epistaksis. )ada pemeriksaan fisis hanya didapatkan suhu badan meningkat . dalam minggu kedua gejala6gejala menjadi lebih jelas dengan demam, bradikardia relatif, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi daan ujung
merah dan tremor", hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis, roseolae jarang ditemukan pada orang *ndonesia. 3. Dampak ,asalah a. )ada pasien 1" )ola persepsi dan metabolisme =afsu makan klien meurun yang disertai dengan mual dan muntah. #" )ola eliminasi Klien tyfoid biasanya mengalami konstipasi bahkan diare. 2" )ola akti(itas dan latihan Klien demam tyfoid haruslah tirah baring total untuk mencegah terjadinya komplikasi yang berakibat akti(itas klien terganggu. %emua keperluan klien dibantu dengan tujuan mengurangi kegiatan atau akti(itas klien. Tirah baring totalnya yang dapat menyebabkan terjadinya dekubitus dan kontraktur sendi. 3" )ola tidur dan istirahat Terganngu karena klien biasanya gelisah akibat peningkatan suhu tubuh. %elain itu juga klien belum terbiasa dira/at di rumah sakit. ." )ola penanggulangan stress )ada pola ini terjadi gangguan dalam menyelesaikan permasalahan dari dalam diri klien sehubungan penyakit yang dideritanya. b. )ada keluarga 1" Adanya beban mental sebagai akiabt dari salah satu anggota keluarganya dira/at di rumah sakit karena sakit yang di deritanya sehingga menimbulkan kecemasan. #" >iaya merupakan masalah yang dapat menimbulkan beban keluarga. >ila pera/atan yang diperlukan memerlukan pera/atan yang konser(atif yang lama di rumah sakit, akan memerlukan biaya yang cukup banyak, sehingga dapat menimbulkan beban keluarga. 2" Akibat klien di ra/at di rumah sakit maka akan menambah kesibukan keluarga yang harus menunggu anggota keluarga yang sakit. >. Asuhan Kepera/atan )roses kepera/atan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan kepera/atan yang mempunyai empat tahapan yaitu pengkajian, perencanaan, palaksanaan dan e(aluasi. )roses kepera/atan ini merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistimatik dalam memberikan pelayanan kepera/atan serta dapat menghasilkan
rencana kepera/atan yang menerangkan kebutuhan setiap klien seperti yang tersebut diatas yaitu melalui empat tahapan kepera/atan. ()roses kepera/atan & ? 1#" 1. )engkajian a. )engumpulan data 1" *dentitas klien ,eliputi nama,, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku0bangsa, agama, status perka/inan, tanggal masuk rumah sakit, nomor register dan diagnosa medik. #" Keluhan utama Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang tidak turun6turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta penurunan kesadaran. 2" Ri/ayat penyakit sekarang )eningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella typhi ke dalam tubuh. 3" Ri/ayat penyakit dahulu Apakah sebelumnya pernah sakit demam tifoid. ." Ri/ayat penyakit keluarga Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, diabetes melitus. +" Ri/ayat psikososial dan spiritual >iasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan. <angguan dalam beribadat karena klien tirah baring total dan lemah. @" )ola6pola fungsi kesehatan a" )ola nutrisi dan metabolisme Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali. b" )ola eliminasi 9liminasi al(i. Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lama. %edangkan eliminasi urine tidak mengalami gangguan, hanya /arna urine menjadi kuning kecoklatan. Klien dengan demam tifoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh. c" )ola akti(itas dan latihan
Akti(itas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu. d" )ola tidur dan istirahat )ola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh. e" )ola persepsi dan konsep diri >iasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan merupakan dampak psikologi klien. f" )ola sensori dan kognitif )ada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan penglihatan umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak terdapat suatu /aham pad klien. g" )ola hubungan dan peran Aubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di ra/at di rumah sakit dan klien harus bed rest total. h" )ola reproduksi dan seksual <angguan pola ini terjadi pada klien yang sudah menikah karena harus dira/at di rumah sakit sedangkan yang belum menikah tidak mengalami gangguan. i" )ola penanggulangan stress >iasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena keadaan sakitnya. j" )ola tatanilai dan kepercayaan Dalam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest total dan tidak boleh melakukan akti(itas karena penyakit yang dideritanya saat ini. B" )emeriksaan fisik a" Keadaan umum Didapatkan klien b" Tingkat kesadaran Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis". c" %istem respirasi )ernafasan rata6rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam dengan gambaran seperti bronchitis. d" %istem kardio(askuler Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin tampak lemah, suhu tubuh meningkat 2B 4 31! :, muka kemerahan.
rendah. e" %istem integumen Kulit kering, turgor kullit menurun, muka tampak pucat, rambut agak kusam f" %istem gastrointestinal >ibir kering pecah6pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas", mual, muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat. g" %istem muskuloskeletal Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan. h" %istem abdomen %aat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi lunak serta nyeri tekan pada abdomen. )ada perkusi didapatkan perut kembung serta pada auskultasi peristaltik usus meningkat. " )emeriksaan penunjang a" )emeriksaan darah tepi Didapatkan adanya anemi oleh karena intake makanan yang terbatas, terjadi gangguan absorbsi, hambatan pembentukan darah dalam sumsum dan penghancuran sel darah merah dalam peredaran darah. 5eukopenia dengan jumlah lekosit antara 2!!! 4 3!!! 0mm2 ditemukan pada fase demam. Aal ini diakibatkan oleh penghancuran lekosit oleh endotoksin. Aneosinofilia yaitu hilangnya eosinofil dari darah tepi. Trombositopenia terjadi pada stadium panas yaitu pada minggu pertama. 5imfositosis umumnya jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin. 5aju endap darah meningkat. b" )emeriksaan urine Didaparkan proteinuria ringan ( C # gr0liter" juga didapatkan peningkatan lekosit dalam urine. c" )emeriksaan tinja Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya perdarahan usus dan perforasi. d" )emeriksaan bakteriologis Diagnosa pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman salmonella dan biakan darah tinja, urine, cairan empedu atau sumsum tulang. e" )emeriksaan serologis
1aitu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin ". Adapun antibodi yang dihasilkan tubuh akibat infeksi kuman Apabila titer antibodi ' salmonella adalah antobodi ' dan A.
adalah 1 & #! atau lebih pada minggu pertama atau terjadi peningkatan titer antibodi yang progresif (lebih dari 3 kali". )ada pemeriksaan ulangan 1 atau # minggu kemudian menunjukkan diagnosa positif dari infeksi %almonella typhi. f" )emeriksaan radiologi )emeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau komplikasi akibat demam tifoid. b. Analisa data Data yang sudah terkumpul dikelompokkan dan dianalisis untuk menentukan masalah klien. -ntuk mengelompokkan data ini dilihat dari jenis data yang meliputi data subyek dan dan data obyek. Data subyek adalah data yang diambil dari ungkapan klien atau keluarga klien sedangkan data obyek adalah data yang didapat dari suatu pengamatan atau pendapat yang digunakan untuk menentukan diagnosis kepera/atan. Data tersebut juga bisa diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standart kriteria yang sudah ada. -ntuk pera/at harus jeli dan memahami tentang standart kepera/atan sebagai bahan perbandingan apakah keadaan kesehatan klien sesuai tidak dengan standart yang sudah ada. (5ismidar, 1 c. Diagnosa kepera/atan Diagnosa kepera/atan merupakan suatu pernyataan yang jelas tentang masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan kepera/atan. Diagnosa kepera/atan ditetapkan berdasarkan analisa dan interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian data. masalah kesehatan yang nyata !" atau Demam menggambarkan tentang potensial dan pemecahannya !"
membutuhkan tindakan kepera/atan sebagai masalah klien yang dapat ditanggulangi. (5ismidar, 1 Dari analisa data yang diperoleh maka diagnosa kepera/atan yang muncul pada kasus demam tifoid dengan masalah peningkatan suhu tubuh adalah sebagai berikut. 1" )eningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi kuman %almonella typhi #" <angguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan" sehubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan. 2" <angguan rasa nyaman (kebutuhan tidur dan istirahat" sehubungan
dengan peningkatan suhu tubuh. 3" Kecemasan sehubungan dengan penyakitnya. ." )otensial terjadinya gangguan intregitas kulit sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh. +" )otensial terjadinya infeksi sehubungan dengan pemasangan infus. #. )erencanaan )ada tahap perencanaan ini meliputi penentuan prioritas diagnosa kepera/atan, menetapkan tujuan dan kriteria hasil, merumuskan rencana tindakan dan mengemukakan rasional dari rencana tindakan. rencana tindakan. ( 5ismidar, 1 ! & 23?33" %etelah itu dilakukan pendokumentasian diagnosa aktual atau potensial, kriteria hasil dan Rencana kepera/atan yang digunakan untuk memberikan asuhan kepera/atan klien pada dasarnya sesuai dengan masalah yang ditemukan pada klien dengan demam tifoid dan hal ini sesuai dengan diagnosa kepera/atan yang telah ada. )erencanaan berisi suatu tujuan pelayanan kepera/atan dan rencana tindakan yang akan digunakan itu untuk mencapai tujuan, kriteria hasil dan rasionalisai berdasarkan susunan diagnosa kepera/atan diatas, maka perencanaan yang dibuat sebagai berikut & a. Diagnosa kepera/atan * )eningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi 1" Tujuan & suhu tubuh turun sampai batas normal #" Kriteria hasil & a" %uhu tubuh dalam batas normal 2+ 4 2@ ! : b" Klien bebas demam 2" Rencana tindakan a" >ina hubungan baik dengan klien dan keluarga b" >erikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es atau handuk pada tubu, khususnya pada aksila atau lipatan paha. c" )eningkatan kalori dan beri banyak minuman (cairan" d" Anjurkan memakai baju tipis yang menyerap keringat. e" 'bser(asi tanda6tanda (ital terutama suhu dan denyut nadi f" Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat6obatan terutama anti piretik. 3" Rasional a" Dengan hubungan yang baik dapat meningkatkan kerjasama dengan klien sehingga pengobatan dan pera/atan mudah kurangnya pengetahuan tentang
dilaksanakan. b" )emberian kompres dingin merangsang penurunan suhu tubuh. c" Air merupakan pangatur suhu tubuh. %etiap ada kenaikan suhu melebihi normal, kebutuhan metabolisme air juga meningkat dari kebutuhan setiap ada kenaikan suhu tubuh. d" >aju yang tipis akan mudah untuk menyerap keringat yang keluar. e" 'bser(asi tanda6tanda (ital tindakan f" )emberian obat6obatan terutama antibiotik akan membunuh kuman %almonella typhi sehingga mempercepat proses penyembuhan sedangkan antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh. b. Diagnosa kepera/atan ** <angguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan" sehubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan. 1" Tujuan & kekurangan & #" Kriteria hasil merupakan deteksi dini untuk mengetahui komplikasi yang terjadi sehingga cepat mengambil
a" ,ukosa mulut dan bibir tetap basah, turgor kulit normal. b" Tanda6tanda (ital ( suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan" dalam batas normal. 2" Rencana tindakan a" ,onitor intake atau output tiap + jam b" >eri cairan (minum banyak # 4 2 liter perhari" dan elektrolit setiap hari. c" ,asukan cairan diregulasi pertama kali karena adanya rasa haus. d" Aindarkan sebagian besar gula alkohol, kafein. e" Timbang berat badan secara efektif. f" Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan secara intra(ena. 3" Rasional & a" )emenuhan cairan (input" dan koreksi terhadap kekurangan cairan yang keluar serta deteksi dini terhadap keseimbangan cairan. b" :airan yang terpenuhi dapat membantu metabolisme dalam keseimbangan suhu tubuh. c" Aaluaran cairan di regulasi oleh kemampuan ginjal untuk memekatkan urine. d" <ula, alkohol dan kafein mengandung diuretik meningkatkan
produksi urine dan menyebabkan dehidrasi. e" Kehilangan berat badan #6. D menunjukkan dehidrasi ringan, .6 D menunjukkan dehidrasi sedang. f" %ebagai pera/at melakukan fungsinya (independen" sebaik6 baiknya. c. Diagnosa kepera/atan *** <angguan rasa nyaman (kebutuhan istirahat dan tidur" sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh. 1" Tujuan & kebutuhan rasa nyaman (istirahat dan tidur" terpenuhi & #" Kriteria hasil dan tidur. b" Kebutuhan istirahat dan tidur tidak terganggu. 2" Rencana tindakan a" )ertahankan tempat tidur yang hangat dan bersih dan nyaman. b" Kebersihan diri (cuci mulut, gosok gig, mandi sebagian" c" ,engkaji rutinitas istirahat dan tidur klien sebelum dan sesudah masuk rumah sakit. d" Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan atau kebisingan. e" >atasi pengunjung selama peroide istirahat dan tidur. f" Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi (antipiretik". 3" Rasional & a" Tempat tidur yang nyaman dapat memberi kenyamanan dalam masa istirahat klien. b" Kebersihan diri juga dapat memberikan rasa nyaman dan dapat membantu kenyamanan klien dalam istirahat dan tidur. c" Dapat memantau gangguan pola tidur dan istirahat yang dirasakan. d" 5ingkungan yang tidak tenang, bagi klien akan cepat menambah beban atau penderitaannya. e" )engunjung yang banyak akan mengganggu istirahat dan tidur klien. f" Antipiretik dapat menurunkan suhu yang tinggi sehingga kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi atau gangguan yang selama ini dialami akan berkurang. d. Diagnosa kepera/atan *E :emas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakitnya.
1" Tujuan
&
a" Klien mengerti tentang penyakitnya, kecemasan hilang atau b" Klien menerima akan keadaan penyakit yang dideritanya. 2" Rencana tindakan a" >eri penjelasan pada klien tentang penyakitnya b" Kaji tingkat kecemasan klien c" Dampingi klien terutama saat6saat cemas. d" Tempatkan pada ruangan yang tenang, kurangi kontak dengan orang lain, klien lain dan keluarga yang menimbulkan cemas. 3" Rasional & a" Klien mengerti dan merespon dari penjelasan secara kooperatif. b" Dapat memberi gambaran yang jelas apa yang menjadi alternatif tindakan yang direncanakan. c" Klien merasa diperhatikan dan dapat menurunkan tingkat kecemasan. d" Dengan ruangan yang tenang dapat mengurangi kecemasannya e. Diagnosa kepera/atan E )otensial terjadinya infeksi sehubungan dengan pemasangan infus. 1" Tujuan & tidak terjadi infeksi pada daerah pemasangan infus. & #" Kriteria hasil
a" Tidak terdapat tanda6tanda infeksi b" *nfeksi tidak terjadi. 2" Rencana tindakan a" >eri penjelasan pada klien dan keluarga tentang tanda6tanda infeksi. b" ,engganti atau mera/at daerah pemasangan infus. c" 5akukan pemasangan infus secara steril dan jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah pemasangan. d" :abut infus bila terdapat pembengkakan atau plebitis. e" 'bser(asi tanda6tanda (ital dan tand6tanda infeksi di daerah pemasangan infus. 3" Rasional & a" Klien dapat mengetahui tanda6tanda infeksi dn melaporkan segera bila terasa sakit di daerah pemasangan infus. b" ,encegah terjadinya infeksi karena pemasangan infus yang lama.
c" Dengan
cara
steril
adalah
tindakan
pre(entif
terhadap
kemungkinan terjadinya infeksi. d" ,encegah atau menghindari kondisi yang lebih buruk lagi akibat infeksi. e" Dengan obser(asi yang dilakukan akan dapat mengetahui secara dini gejala atau tanda6tanda infeksi dan keadaan umum klien. f. Diagnosa kepera/atan E* )otensial 1" Tujuan terjadi & gangguan integritas kulit sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh tidak terjadi gangguan intregitas kulit. & #" Kriteria hasil lecet". b" Tidak terjadi luka lecet. 2" Rencana tindakan a" Tingkatkan latihan rentang gerak dan mengangkat berat badan jika mungkin. b" -bah posisi tubuh tiap # jam sekali. c" Anjurkan menjaga kulit tetap bersih dan kering. d" Faga suhu dan kelembaban lingkungan yang berlebihan. 3" Rasional & penekanan yang a" ,emperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi berlebihan . b" ,erubah posisi tidur dapat memperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi penekanan yang berlebihan di daerah yang menonjol. c" ,enjaga kulit tetap bersih dan kering dapat mengurangi masuknya penyakit yang menyebabkan infeksi. d" )anas tubuh 0 demam dengan kelembaban lingkungan yang baik akan turun sesuai keadaan lingkungannya serta dapat mencegah terjadinya infeksi. 2. )elaksanaan )elaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada pera/at untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan meliputi peningkatan kesehatan atau pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dari fasilitas yang dimiliki.
)erencanaan tindakan kepera/atan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisiasi dalam pelaksanaan tindakan kepera/atan. %elama pera/atan atau pelaksanaan pera/at terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan pera/atan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. dan meprioritaskannya. %emua tindakan kepera/atan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan institusi. 3. 9(aluasi 9(aluasi merupakan langkah terakhir proses kepere/atan untuk melengkapi proses kepera/atan, rencana tindakan dan pelaksanaan telah berhasil dicapai, melalui e(aluasi memungkinkan pera/atan untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa perencanaan dan pelaksanaan tindakan. ,eskipun tahap e(aluasi diletakkan pada akhir proses kepera/atan , tetapi e(aluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses kepera/atan. Diagnosa juga perlu die(aluasi untuk menentukan apakah realistik dapat dicapai dan efektif.