Anda di halaman 1dari 21

IKATAN KIMIA A.

Susunan Elektron yang Stabil Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan atom lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah dengan belasan unsur buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga. Atom-atom bergabung menjadi senyawa yang lebih stabil dengan mengeluarkan energi. Atom-atom bergabung karena adanya gaya tarik-menarik antara dua atom. Gaya tarik-menarik antar atom inilah yang disebut ikatan kimia. Konsep ikatan kimia pertama kali dikemukakan oleh Gilbert Newton Lewis dan Langmuir dari Amerika Serikat, serta Albrecht Kossel dari Jerman pada tahun 1916. Adapun konsep tersebut sebagai berikut: a. Kenyataan bahwa gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) sukar membentuk senyawa (sekarang telah dapat dibuat senyawa dari gas mulia Kr, Xe, dan Rn), merupakan bukti bahwa gas-gas mulia memilki susunan elektron yang stabil. b. Setiap atom memiliki kecenderungan untuk mempunyai susunan elektron yang stabil seperti gas mulia, dengan cara melepaskan elektron, menerima elektron, atau menggunakan pasangan elektron secara bersama-sama. Bagaimana hal ini terjadi? Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat. Contoh:
11Na

:281

Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8. Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu elektron. Untuk memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron. Na (2 8 1) Na+ (2 8) + e Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki elektron terluar 4, 5, 6, atau 7 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat. Contoh:
9F

:27

Konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8. Konfigurasi Ne dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron. F (2 7) + e F (2 8)

Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan elektron secara bersama dalam membentuk suatu senyawa. Cara Ini merupakan peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom fluorin dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih cenderung memakai bersama elektron terluarnya. Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut memberikan elektron kepada atom lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap elektron, berarti atom itu menerima elektron dari atom lain. Jadi, susunan elektron yang stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain. Konfigurasi elektron atom gas mulia Unsur He Ne Ar Kr Xe Rn Nomor Atom 2 10 18 36 54 86 Konfigurasi Elektron 2 2 8 2 8 8 2 8 18 8 2 8 18 18 8 2 8 18 32 18 8

Dari konfigurasi elektron gas mulia tersebut, Lewis dan Kossel menarik kesimpulan bahwa konfigurasi elektron suatu atom akan stabil apabila elektron terluarnya 2 (duplet) atau 8 (oktet). Pada saat terbentuk ikatan kimia, setiap atom yang bergabung harus memenuhi aturan duplet atau oktet, dengan cara menerima atau melepaskan elektron (terjadi perpindahan elektron). Kecenderungan atom-atom untuk memiliki delapan elektron di kulit terluar disebut Kaidah Oktet. B. Ikatan Ion Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi akibat perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (James E. Brady, 1990). Ikatan ion (elektrovalen) adalah ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion), ini terjadi karena kedua ion tersebut memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menerima elektron (non logam). Atom

yang melepas elektron berubah menjadi ion positif, sedangkan atom yang menerima elektron menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini, terjadi tarik-menarik (gaya elektrostatik) yang disebut ikatan ion. Ikatan ion terjadi antara atom-atom yang punya energi ionisasi rendah dengan atom-atom yang punya afinitas elektron yang besar. Dengan catatan: a. Unsur logam b. Unsur non-logam = ionisasi rendah = afiitas elektron tinggi

Ikatan ion terjadi antara atom logam (golongan IA, kecuali H dan Golongan IIA) dengan unsur non logam (golongan VIA dan golongan VIIA). a. ION POSITIF (KATION): Terbentuk bila suatu atom KEHILANGAN ELEKTRON, sehingga atom tersebut memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia terdekat. b. ION NEGATIF (ANION): Terbentuk bila suatu atom MENDAPATKAN ELEKTRON, sehingga atom tersebut memiliki jumlah elektron yang sama dengan gas mulia terdekat. Pembentukan ikatan ion: Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron (logam) dengan atom yang menangkap elektron (bukan logam). Atom logam, setelah melepaskan elektron berubah menjadi ion positif. Sedangkan atom bukan logam, setelah menerima elektron berubah menjadi ion negatif. Antara ion-ion yang berlawanan muatan ini terjadi tarik-menarik (gaya elektrostastis) yang disebut ikatan ion (ikatan elektrovalen). Sehingga membentuk senyawa yang netral. Contoh: 1) Pada pembentukan senyawa MgCl2, satu atom Mg mengikat dua atom Cl. Konfigurasi elektron
12Mg:

2 8 2. Atom Mg akan stabil jika melepaskan dua elektron valensinya


17Cl:

membentuk Mg2+ (2 8). Konfigurasi elektron

2 8 7. Atom Cl akan stabil jika

menerima satu elektron valensi menjadi Cl (2 8 8).

Dengan demikian, dua elektron yang dilepaskan Mg akan diterima oleh dua atom Cl. Ketiga ion ini akan tarik menarik membentuk ikatan ion.

2) Pembentukan senyawa natrium klorida (NaCl) dari atom natrium dan atom klorin. Molekul NaCl 11Na : 2 8 1 17Cl : 2 8 7 Agar memenuhi kaidah oktet, maka atom Na harus melapaskan 1 elektron, & atom Cl harus menangkap 1 elektron. Jadi, atom Na memberikan 1 elektron kepada atom Cl. Na+ : 2 8 Cl- : 2 8 8 Antara Na+ dan Cl_ terjadi tarik-menarik, sehingga kedua ion itu bergabung membentuk NaCl.

Atom Natrium Na

Atom Klorin Cl

Ion Natrium Na+

Ion Klorin Cl

Pembentukan ikatan NaCl Senyawa-senyawa yang terbentuk melalui ikatan ion disebut senyawa-senyawa ionik. Sifat Senyawa Ion a. Dalam keadaan padat, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal dengan susunan tertentu dan kristalnya bersifat rapuh, sehingga hancur jika dipukul. Disebut dalam ciri Kristalnya Keras Tapi Rapuh. Contoh: kristal NaCl. b. Merupakan zat padat dengan titik leleh dan titik didih yang relatif tinggi. Sebagai contoh, NaCl meleleh pada 801 C. (Mempunyai titik Lebur dan titik didih yang tinggi) c. Dapat menghantarkan listrik. Ion positif dan ion negatif apabila bergerak dapat membawa muatan listrik, apabila dalam zat cair dapat menghatar listrik, tapi di zat padat tidak bisa menghantarkan listrik.

d. Mudah Larut Di Dalam Air Pada saat kristal senyawa ion dimasukkan ke dalam air, maka molekul-molekul air akan menyusup di antara ion positif dan ion negatif, sehingga gaya tarik-menarik elektrostatis dari ion positif dan ion negatif melemah, dan akhirnya pecah. C. Ikatan Kovalen Bila atom-atom yang memiliki keelektronegatifan sama bergabung, maka tidak akan terjadi perpindahan elektron, tetapi kedua elektron itu digunakan bersama oleh kedua atom yang berikatan. Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron bersama-sama. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam). Dua atom bukan logam saling menyumbangkan elektron agar tersedia satu atau lebih pasangan elektron yang dijadikan milik bersama. Artinya, pasangan elektron ditarik oleh inti kedua atom yang berikatan. a. Penulisan ikatan kovalen dengan rumus Lewis Rumus Lewis untuk beberapa molekul kovalen dan ion sangat penting, antara lain untuk mempelajari geometri suatu molekul. Cara penulisan rumus Lewis, yaitu setiap elektron di kulit terluar dilambangkan dengan titik atau silang kecil.

Keterangan: 1) Satu elektron dilambangkan dengan satu titik 2) Elektron yang ditampilkan hanya elektron valensi unsur. 3) Elektron dalam senyawa harus sesuai aturan oktet. Contoh:

b. Ikatan kovalen rangkap dua dan rangkap tiga Dalam mencapai konfigurasi stabil gas mulia, dua atom tidak saja dapat memiliki ikatan melalui sepasang elektron tetapi juga dapat 2 atau 3 pasang. 1) Ikatan dengan sepasang elektron milik bersama disebut ikatan tunggal. Contoh: ikatan pada beberapa senyawa diatomik (senyawa yang terdiri dari 2 atom sejenis) dari unsur golongan 7 seperti Cl2, Br2, dan F2. Berikut mekanisme pembentukan ikatan kovalen tunggal pada Cl2.

2) Ikatan dengan dua pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap dua. Di gambarkan dengan tanda dua garis ikatan. Contoh : ikatan antar atom O (non logam Ikatan ini melibatkan dua pasang elektron yang diguanakan secara bersama-sama. Contoh senyawa ikatan kovalen rangkap dua adalah O2 dan CO2.

3) Ikatan dengan tiga pasang elektron milik bersama disebut ikatan rangkap tiga. Di gambarkan dengan tanda tiga garis ikatan. Contoh: ikatan antar atom N.

c. Kepolaran ikatan kovalen Ikatan kovalen polar adalah ikatan kovalen yang mempunyai keelektronegatifan dan bentuk molekulnya tidak simetris. Contoh: H Cl (keelektronegatifan Cl = 3,0 dan H = 2,1) (Cl mempunyai daya tarik elektron yang lebih besar daripada H), atau atom Cl yang lebih negatif daripada H). perbedaan

Ikatan Ionik

Ikatan Kovalen Murni

Ikatan Kovalen Polar

Kepolaran suatu senyawa kovalen dapat ditentukan berdasarkan: 1) Perbedaan keelektronegatifan atom-atom yang membentuk senyawa 2) Bentuk molekul senyawa kovalen Ikatan Kovalen juga dibagi menjadi dua menurut kepolarannya Ikatan Kovalen Polar Ikatan kovalen polar tejadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, tertarik lebih kuat ke salah satu atom berikatan. Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda keelektronegatifan atom-atom yang berikatan semakin besar. Ikatan Kovalen Non Polar Ikatan kovalen nonpolar tejadi jika pasangan elektron yang dipakai bersama, tertarik ke semua atom berikatan. d. Ikatan kovalen koordinasi Pada ikatan kovalen biasa, pasangan elektron yang digunakan bersama dengan atom lain berasal dari masing-masing atom unsur yang berikatan. Namun apabila pasangan elektron tersebut hanya berasal dari salah satu atom yang berikatan, maka disebut ikatan kovalen koordinasi. Ikatan kovalen koordinasi adalah ikatan kovalen yang pasangan elektron milik bersamanya berasal dari satu atom. Contoh:

Dalam ion NH4 terdapat empat buah ikatan, yaitu tiga ikatan kovalen biasa dan satu ikatan kovalen koordinasi. D. Rumus Lewis Struktur Lewis adalah struktur yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinat. Struktur Lewis menunjukkan adanya pasangan elektron bebas pada atom

yaitu pasangan elektron yang tidak terlibat dalam ikatan dan muatan formal yang terjadi akibat pemakaian elektron dalam ikatan. Struktur Lewis dikembangkan oleh Gilbert N. Lewis, yang menyatakan bahwa atomatom bergabung untuk mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil. Untuk menyusun struktur Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dengan cara menuliskan simbol titik pada sekeliling atom. Setiap titik mewakili satu elektron yang terdapat pada kulit valensi atom tersebut. Elektron yang terlibat dalam ikatan ini hanya elektron-elektron yang terdapat pada kulit terluar dan jumlah total elektron yang terlibat dalam pembentukan ikatan ini tidak mengalami perubahan (merupakan jumlah total elektron valensi dari atom-atom yang berikatan). Pada umumnya, jumlah elektron pada kulit valensi sama dengan golongan dari suatu atom. Oleh karena itu, jumlah titik pada simbol Lewis sama dengan golongan dari atom tersebut. Namun untuk logam transisi, lantanida, dan aktinida yang mempunyai kulit dalam yang tidak terisi penuh, titik Lewis dari unsur-unsur tersebut tidak dapat dituliskan secara sederhana. Penggunaan Untuk Atom-Atom yang Berikatan a. Pada ikatan kovalen tunggal Ikatan kovalen pada H2: Ikatan kovalen pada F2:

b. Pada ikatan kovalen rangkap dua Pada ikatan kovalen rangkap dua, ditunjukkan oleh garis rangkap dua (=), yang artinya terdapat dua pasangan elektron ikatan, contohnya pada ikatan rangkap dua pada molekul CO2.

Pada Ikatan Ion Ikatan ion pada NaCl Atom Na memberikan 1 elektronnya pada atom Cl, sehingga Na bermuatan positif dan Cl bermuatan negatif. Keduanya telah memenuhi kaidah oktet.

Ikatan ion pada MgO Atom Mg memberikan 2 elektronnya pada atom O, sehingga Mg bermuatan positif 2 dan O bermuatan negatif 2. Keduanya telah memenuhi kaidah oktet.

Penggamabaran Struktur Lewis Menghitung valensi atom yang akan dibuat struktur Lewisnya, contoh NH3.

Membuat kerangka strukturnya, di mana atom pusatnya biasanya adalah atom pertama dalam rumus kimia molekul tersebut.

Menempatkan satu elektron pada sisi di mana terdapat atom lain. Jika terdapat sisa elektron, letakkan elektron-elektron tersebut secara berpasangan.

Menulis semua elektron valensi dari atom-atom yang terlibat dengan menggunakan lambang titik ().

Melengkapi bentuk duplet atau oktet dari ikatan atom ke atom pusat.

Bila atom pusat masih belum memenuhi kaidah oktet maka dapat digunakan ikatan rangkap agar setiap atom dapat memenuhi oktet. Jika sudah sesuai, ganti setiap pasangan elektron tersebut dengan garis tunggal (ikatan tunggal). Apabila terdapat dua pasangan elektron, maka ganti dengan garis rangkap dua (ikatan rangkap dua). Jika terdapat 3 pasangan elektron, ganti dengan garis rangkap tiga (ikatan rangkap tiga).

E. Ikatan Kovalen Koordinasi Ikatan kovalen terjadi jika pada pembentukan ikatan terdapat pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom yang berikatan, maka ikatan yang terbentuk disebut ikatan kovalen koordinasi. Contoh ikatan kovalen koordinasi : NH3,terdiri atas tiga pasangan elektron sekutu untuk tiga ikatan kovalen tunggal N-H. Namun karena atom N memiliki lima elektron valensi, maka masih tersedia sepasang elektron bukan ikatan atau sepasang elektron menyendiri (lone pair electron). Jika molekul NH3 bergabung dengan ion H+ (hidrogen tanpa elektron) membentuk ion NH4+ . Maka hanya ada satu kemungkinan pembentukan pasangan elektron sekutu yang berasal dari atom N sebagai ikatan kovalen koordinasi, yang dapat dilukiskan menurut gambar berikut.

Sehingga dalam suatu ikatan Kovalen koordinasi terdapat satu atom pemberi pasangan elektron bebas (elektron sunyi), sedangkan atom lain sebagai penerimanya. Syarat-syarat pembentukan ikatan kovalen koordinasi antara lain adalah: a. b. Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas Atom yang lainnya memiliki orbital kosong

Contoh Ikatan Kovalen Koordinasi 1. Proses pelarutan hidrogen klorida di air untuk membuat asam hidroklorida Terjadi sesuatu hal yang mirip. Ion hidrogen (H+) ditransferkan dari klor ke salah satu pasangan elektron mandiri pada atom oksigen.

Catatan bahwa sekali saja ikatan kovalen koordinasi terbentuk, semua atom hidrogen yang menempel pada oksigen semuanya sepadan. Ketika ion hidrogen diuraikan kembali, ion hidrogen dapat menjadi yang tiga.

2. Reaksi antara amonia dan hidrogen klorida Jika kedua gas tak berwarna tersebut dicampurkan, maka akan terbentuk padatan berwarna putih seperti asap amonium klorida. Ion amonium, NH4+, terbentuk melalui transfer ion hidrogen dari hidrogen klorida ke pasangan elektron mandiri pada molekul amonia.

Ketika ion amonium, NH4+ terbentuk, empat hidrogen ditarik melalui ikatan kovalen dativ, karena hanya inti hidrogen yang ditransferkan klor ke nitrogen. Elektron kepunyaan hidrogen tertinggal pada klor untuk membentuk ion klorida negatif.

Sekali saja ion amonium terbentuk hal ini menjadikannya tidak mungkin untuk membedakan antara kovalen dativ dengan ikatan kovalen biasa. Meskipun elektron ditunjukkan secara berlainan pada diagram, pada kenyataannya tidak ada perbedaan diantara keduanya.

3. Reaksi antara Amonia dan Boron Trifluorida (BF3) Boron trifluorida merupakan suatu senyawa yang tidak memiliki struktur gas mulia di sekeliling atom boronnya. Boron hanya mempunyai 3 pasangan elektron pada tingkat ikatannya, sedangkan boron sendiri memiliki ruangan untuk ditempati 4 pasang elektron. BF3 digambarkan sebagai molekul yang kekurangan elektron. Pasangan elektron mandiri pada nitrogen dari molekul amonia dapat digunakan untuk menanggulangi kekurangan ini, dan senyawa yang terbentuk melibatkan ikatan kovalen koordinasi.

Penggunaan garis untuk menunjukkan ikatan, hal ini dapat digambarkan dengan lebih sederhana sebagai:

Ujung nitrogen pada ikatan menjadi positif karena pasangan elektron bergerak menjauh dari nitrogen menuju ke arah boron, yang karena itu menjadi negatif. Ikatan Logam 1. Pengertian Ikatan Logam Adalah ikatan kimia yang terbentu akibat penggunaan bersama elektron-elektron valensi antar atom-atom logam. Ini disebabkan oleh adanya tarik menari muatan positif dari logam dan muatan negatif dari elektron yang bergerak bebas. Senyawa yang terbentuk hasil dari ikatan logam disebut logam. Contohnya, dalam tembaga, atom tembaga dikelilingi 12 atom tembaga (yang berikatan) dan alloy (jika terdapat atom-atom yang berbeda) misalnya aton logam Be dan Cu membentuk baja. * Alloy/aloi = bahan hasil kombinasi antara dua unsur atau lebih, dimana salah satu unsurnya harus logam 2. Pembentukan Ikatan Logam Logam memiliki sedikit elektron valensi dan memiliki elektronegativitas yang rendah. Semua jenis logam cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion-ion positif/atom-atom positif/kation logam. Kulit terluar unsur logam terdapat banyak tempat kosong sehingga elektron terdelokalisasi, yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tidak tetap posisinya pada suatu atom, tetapi senantiasa berpindah pindah dari satu atom ke atom lainnya. Elektron valensi logam bergerak dengan sangat cepat mengitari intinya dan berbaur dengan elektron valensi yang lain dalam ikatan logam tersebut sehingga menyerupai awan atau lautan yang membungkus ion-ion positif di dalamnya. Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau lem. Kation logam yang berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan adanya elektron bebas sebagai lemnya.

3. Ciri-ciri ikatan logam 1) Atom-atom logam dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat satu sama lain. 2) Mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. 3) Kulit terluar atom logam terdapat banyak tempat kosong sehingga elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. 4) Mobilitas elektron dalam logam sedemikian bebas, sehingga elektron valensi logam mengalami delokalisasi yaitu suatu keadaan dimana elektron valensi tersebut tidak tetap posisinya pada 1 atom, tetapi senantiasa berpindah-pindah dari 1 atom ke atom lain. 5) Elektron-elektron valensi tersebut berbaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam. Struktur logam seperti gambar di atas, dapat menjelaskan sifat-sifat khas logam yaitu : Berupa zat padat pada suhu kamar, akibat adanya gaya tarik-menarik yang cukup kuat antara elektron valensi (dalam awan elektron) dengan ion positif logam. Dapat ditempa (tidak rapuh), dapat dibengkokkan dan dapat direntangkan menjadi kawat. Hal ini akibat kuatnya ikatan logam sehingga atom-atom logam hanya bergeser sedangkan ikatannya tidak terputus. Penghantar / konduktor listrik yang baik, akibat adanya elektron valensi yang dapat bergerak bebas dan berpindah-pindah. Hal ini terjadi karena sebenarnya aliran listrik merupakan aliran elektron. 4. Klasifikasi dan Contoh Ikatan Logam. 1) Ikatan logam pada Natrium Secara rata-rata logam seperti natrium (titik leleh 97.8C) meleleh pada suhu yang sangat jauh lebih tinggi dibanding unsur (neon) yang mendahuluinya pada tabel periodik. Natrium memiliki struktur elektronik 1s2 2s2 2p6 3s1. Tiap atom Natrium tersentuh oleh delapan atom natrium yang lainnya dan terjadi pembagian (sharing) antara atom tengah dan orbital 3s di semua delapan atom yang lain. Dan tiap atom yang delapan ini disentuh oleh delapan atom natrium lainya secara terus menerus hingga diperoleh seluruh atom dalam bongkahan natrium. Semua orbital 3s dalam semua atom saling tumpang tindih untuk memberikan orbital molekul dalam jumlah yang sangat banyak yang memeperluas keseluruhan tiap bagian

logam. Terdapat jumlah orbital molekul yang sangat banyak, tentunya, karena tiap orbital hanya dapat menarik dua elektron. 2) Ikatan logam Magnesium Ikatan logam magnesium lebih kuat dan titik leleh lebih tinggi. Magnesium memiliki struktur elektronik terluar 3s2. Diantara elektron-elektronnya terjadi delokalisasi, karena itu lautan yang ada memiliki kerapatan dua kali lipat daripada yang terdapat pada natrium. Sisa ion juga memiliki muatan dua kali lipat dan tentunya akan terjadi dayatarik yang lebih banyak antara ion dan lautan. Atom-atom magnesium memiliki jari-jari yang sedikit lebih kecil dibandingkan atom-atom natrium dan karena itu elektron yang terdelokalisasi lebih dekat ke inti. Tiap atom magnesium juga memiliki 12 atom terdekat dibandingkan delapan yang dimiliki natrium. Faktor-faktor inilah yang meningkatkan kekuatan ikatan secara lebih lanjut. 3) Ikatan Logam pada Unsur Transisi Logam transisi cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi. Alasannya adalah logam transisi dapat melibatkan elektron 3d yang ada dalam kondisi delokalisasi seperti elektron pada 4s. Lebih banyak elektron yang dapat kamu libatkan, kecenderungan daya tarik yang lebih kuat. 4) Ikatan Logam pada Leburan Logam Pada leburan logam, ikatan logam tetap ada, meskipun susunan strukturnya telah rusak. Ikatan logam tidak sepernuhnya putus sampai logam mendidih. Hal ini berarti bahwa titik didih merupakan penunjuk kekuatan ikatan logam dibandingkan dengan titik leleh. Pada saat meleleh, ikatan menjadi longgar tetapi tidak putus 5. Sifat fisis logam Sifat fisis logam ditentukan oleh ikatan logamnya yang kuat, strukturnya yang rapat, dan keberadaan elektron-elektron bebas. Beberapa sifat fisis logam yang penting: Berupa padatan pada suhu ruang Bersifat keras tetapi lentur/tidak mudah patah jika ditempa Mempunyai titik leleh dan titik didih yang tinggi Menghantarkan listrik dengan baik Menghantarkan panas dengan baik Mempunyai permukaan yang mengkilap

6. Model Lautan Elektron Untuk menjelaskan ikatan pada logam, Lorentz mengusulkan sebuah model yang dikenal dengan model gas elektron atau model lautan elektron. Model ini didasarkan pada sifat logam berikut: 7. Energi ionisasi yang rendah Logam umumnya mempunyai energi ionisasi yang rendah. Secara tak langsung, pengertian ini merujuk pada elektron valensi yang tidak terikat dengan kuat oleh inti. Elektron valensi dapat bergerak dengan bebas diluar pengaruh inti. Dengan demikian, logam mempunyai elektron yang bebas bergerak. 8. Banyak orbital kosong Telah diteliti bahwa logam mempunyai banyak orbital yang kosong sebagai akibat elektron valensi logam lebih rendah daripada orbital valensi logam. Sebagai contoh, logam litium mempunyai orbital 2p yang kosong; natrium mempunyai orbital 3p dan 5d yang kosong; dan magnesium mempunyai orbital 3p dan 3d yang juga masih kosong. F. Gaya Antarmolekul Gaya antarmolekul adalah gaya aksi di antara molekul-molekul yang menimbulkan tarikan antarmolekul dengan berbagai tingkat kekuatan. Ikatan kimia merupakan gaya tarik menarik di antara atom- atom yang berikatan, sedangkan gaya antarmolekul merupakan gaya tarik menarik di antara molekul. Agar dapat memahami gaya antar molekul dengan baik. kita harus memahami terlebih dahulu tentang apa yang dimaksud dengan dipol dalam suatu molekul. 1) DIPOL Dipol adalah singkatan dari di polar, yang artinya dua kutub. Senyawa yang memiliki dipol adalah senyawa yang memiliki kutub positif (+) di satu sisi, dan kutub negatif (-) di sisi yang lain. Senyawa yang memiliki dipol biasa disebut sebagai senyawa polar. Senyawa polar terbentuk melalui ikatan kovalen polar. Perlu diperhatikan bahwa dipol berbeda dengan ion. Kekuatan listrik yang dimiliki dipol lebih lemah dibanding kekuatan listrik ion. Kita pasti ingat, bahwa ion terdapat pada senyawa ionik, dimana molekul terbagi menjadi dua , yaitu ion positif/kation (+) dan ion negatif/anion (-). Untuk memahami perbedaan antara ion dan dipol, mari kita perhatikan gambar berikut:

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa pada senyawa ion, molekul terbagi (bisa juga dikatakan terbelah) menjadi dua bagian. Jadi ion positif dan ion negatif sebenarnya terpisah. Mereka bersatu hanya karena adanya gaya tarik-menarik antar ion positif dan negatif (gaya coulomb). Pada senyawa polar, tidak terjadi pemisahan. Molekul merupakan satu kesatuan. Hanya saja pada satu sisi/tepi terdapat kutub positif (+) dan di sisi/tepi yang lain terdapat kutub negatif (-).

Untuk senyawa non polar, sama sekali tidak ada muatan listrik yang terkandung. 1. Gaya dipol-dipol Gaya dipol-dipol adalah gaya yang terjadi di antara molekul-molekul yang memiliki sebaran muatan tidak homogen, yakni molekul-molekul dipol atau molekul polar. Pada antaraksi dipol-dipol, ujung-ujung parsial positif suatu molekul mengadakan tarikan dengan ujung-ujung parsial negatif dari molekul lain yang mengakibatkan orientasi molekul-molekul sejajar. Tarikan dipol-dipol memengaruhi sifat-sifat fisik senyawa, seperti titik leleh, kalor peleburan, titik didih, kalor penguapan, dan sifat fisik lainnya. Semakin kuat gaya antaraksi antarmolekul, semakin besar energi yang diperlukan untuk memutuskannya. Dengan kata lain, semakin tinggi titik didihnya.

2. Gaya London Gaya London merupakan gaya antar dipol sesaat pada molekul non polar. Gaya London atau disebut juga gaya dispersi, yaitu gaya yang timbul akibat dari pergeseran sementara (dipol sementara) muatan elektron dalam molekul homogen. Seperti kita ketahui molekul non polar seharusnya tidak mempunyai kutub/polar (sesuai dengan namanya). Namun, karena adanya pergerakan elektron mengelilingi

atom/molekul, maka ada saat-saat tertentu dimana elektron akan "berkumpul" (terkonsentrasi) di salah satu ujung/tepi molekul, sedang di tepi yang lain elektronnya "kosong". Hal ini membuat molekul tersebut "tiba-tiba" memiliki dipol, yang disebut dipol sesaat. Munculnya dipol ini akan menginduksi dipol tetangga disebelahnya. Ketika elektron bergerak lagi, dipol ini akan hilang kembali.

Kekuatan gaya London bergantung pada beberapa faktor: a. Kerumitan Molekul Lebih banyak terdapat interaksi pada molekul kompleks dari molekul sederhana, sehingga Gaya London lebih besar dibandingkan molekul sederhana. Makin rumit molekul (Mr makin besar), maka gaya london makin kuat. b. Ukuran Molekul Molekul yang lebih besar mempunyai tarikan lebih besar dari pada molekul berukuran kecil. Sehingga mudah terjadi kutub listrik sesaat yang menimbulkan Gaya London besar. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, ukurannya bertambah besar, sehingga gaya londonnya juga semakin besar.

3. Ikatan Hidrogen Ikatan hidrogen adalah ikatan yang terjadi antara atom hidrogen pada satu molekul dengan atom nitrogen (N), oksigen (O), atau fluor (F) pada molekul yang lain. Gaya tarik dipol yang kuat terjadi antara molekul-molekul tersebut. Gaya tarik antar molekul yang terjadi memiliki kekuatan 5 sampai 10% dari ikatan kovalen.

Diperlihatkan pada garis merah putus-putus.

Meskipun tidak terlalu kuat, ikatan hidrogen tersebar diseluruh molekul. Inilah sebabnya air (H2O) memiliki titik didih yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan senyawa lain dengan berat molekul (Mr) yang hampir sama. Sebut misalnya CO2 (Mr=48) dalam suhu kamar sudah berwujud gas, sedangkan air (H2O) dengan berat molekul lebih kecil (Mr=18) pada suhu kamar (20 0C) masih berada pada fase cair. 4. Gaya Van der Waals Gaya Van der Waals merupakan gaya tarik antar dipol pada molekul polar. Molekul polar memiliki ujung-ujung yang muatannya berlawanan. Ketika dikumpulkan, maka molekul polar akan mengatur dirinya (membentuk formasi) sedemikian hingga ujung yang bermuatan positif akan berdekatan dengan ujung yang bermuatan negatif dari molekul lain. Tetapi formasinya tidak statis/tetap, karena sebenarnya molekul selalu bergerak dan bertumbukan/tabrakan. Catatan: Molekul/atom/zat akan diam tak bergerak jika energi kinetiknya = 0 (nol). Keadaan ini disebut keadaan diam mutlak, dicapai jika benda berada pada suhu 00K (-2730C).
Gaya Van der Waals diperlihatkan dengan garis merah (putus-putus). Kekuatan gaya tarik antara dipol ini biasanya lebih lemah dari kekuatan ikatan ionik atau kovalen (kekuatannya hanya 1% dari ikatan). Kekuatannya juga akan berkurang dengan cepat bila jarak antar dipol makin besar. jadi gaya Van der Waaals suatu molekul akan lebih kuat pada fase padat dibanding cair dan gas.

Lemahnya gaya Van Der Waals diakibatkan oleh dua sifat kepolaran molekul yaitu: a. Kepolaran molekul Permanen yang terjadi akibat kepolaran ikatan dalam molekulnya b. Kepolaran molekul terinduksi yang terjadi akibat terinduksi oleh partikel lain yang bermuatan sehingga molekul bersifat polar sesaat secara spontan. RINGKASAN Gaya antar molekul adalah gaya tarik antar molekul-molekul yang berdekatan. Gaya antar molekul pada umumnya merupakan gaya tarik listrik statis (elektrostatik) antara muatan positif (+) dan negatif (-). Kita mengenal empat jenis gaya antar molekul, yaitu gaya dipol-dipol, gaya london, ikatan hidrogen, dan gaya van der waals,.

Gaya dipol-dipol adalah gaya yang terjadi di antara molekul-molekul yang memiliki sebaran muatan tidak homogen. Gaya london adalah gaya tarik elektrostatis pada senyawa kovalen non polar. Ikatan hidrogen terjadi antara atom hidrogen (H) dengan atom: nitrogen (N), oksigen (O), atau Fluor (F). Gaya van der waals adalah gaya tarik elektrostatis pada senyawa ionik atau kovalen polar. G. SENYAWA POLAR 1. Pengertian Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsurunsurnya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan tersebut mempunyai nilai keelektronegatifitas yang berbeda. 2. Ciri-ciri a. Dapat larut dalam air dan pelarut lain(metanol dll) b. Memiliki kutub + dan kutub -, akibat tidak meratanya distribusi elektron c. Memiliki pasangan elektron bebas ( bila bentuk molekul diketahui ) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan. 3. Contoh: alkohol, HCl, PCl3, H2O, N2O5. H. SENYAWA NON POLAR 1. Pengertian Senyawa yang terbentuk akibat adanya suatu ikatan antar elektron pada unsur-unsur yang membentuknya. Hal ini terjadi karena unsur yang berikatan mempunyai nilai elektronegatifitas yang sama/hampir sama. 2. Ciri-ciri: tidak larut dalam air dan pelarut polar lain; tidak memiliki kutub + dan kutub , akibat meratanya distribusi elektron; tidak memiliki pasangan elektron bebas (bila bentuk molekul diketahui) atau keelektronegatifannya sama. 3. Contoh: Cl2, PCl5, H2, N2. I. PERBEDAAN SENYAWA POLAR DAN NON POLAR SENYAWA POLAR SENYAWA NON POLAR Dapat larut dalam air Tidak dapat larut dalam air Memiliki pasangan elekton bebas (bentuk Tidak memiliki pasangan elektron bebas tidak simetris) (bentuk simetris) Berakhir ganjil , kecuali BX3 dan PX5 Berakhir genap J. Teori Tolakan Pasangan Elektron (VSEPR) Konsep yang dapat menjelaskan bentuk geometri (struktur ruang) molekul dengan pendekatan yang tepat adalah Teori Tolakan Pasangan Elektron Valensi (Valence Shell Electron Pair Repulsion = VSEPR). Teori ini disebut juga sebagai Teori Domain Elektron. Teori Domain dapat menjelaskan ikatan antar atom dari PEB dan PEI yang kemudian dapat mempengaruhi bentuk molekul. Dalam teori ini dinyatakan bahwa "pasangan elektron

terikat dan pasangan elektron bebas, yang secara kovalen digunakan bersama-sama di antara atom akan saling menolak, sehingga pasangan itu akan menempatkan diri sejauh-jauhnya untuk meminimalkan tolakan". Teori VSEPR pertama kali dikembangkan oleh ahli kimia dari Kanada, R.J. Gillespie (1957). Bentuk molekul dan strukturnya dapat diramalkan dengan tepat melalui Struktur Lewis. Struktur ini dapat menggambarkan bagaimana elektron tersusun pada suatu atom yang berikatan. Sebagai contoh adalah ikatan kovalen pada molekul HCl (Gambar 1). Struktur Lewis juga dapat menggambarkan jumlah pasangan elektron bebas dan jumlah pasangan elektron ikatan yang berada di sekitar atom pusat. Gambar 1. PEI dan PEB pada ikatan kovalen molekul HCl. Teori VSEPR tidak menggunakan orbital atom dalam meramalkan bentuk molekul, tetapi menggunakan titik elektron suatu atom. Jika suatu atom bereaksi, maka elektron pada kulit terluar (elektron valensi) akan bcrhubungan langsung terlebih dahulu. Elektron valensi akan menentu-kan bagaimana suatu ikatan dapat terjadi. Teori VSEPR menjelaskan terjadinya gaya tolak-menolak antara pasangan-pasangan elektron pada kulit terluar atom pusat. K. HIBRIDISASI Dengan teori domain elektron kita dapat meramalkan bentuk molekul, misalnya CCl4 berdasarkan teori domain elektron diprediksikan berbentuk tertrahedral dan fakta percobaan juga mendukung ramalan tersebut. Akan tetapi bagaimana CCl4 dapat mempunyai bentuk tetrahedral tidak dijelaskan oleh teori domain elektron. Untuk menjelaskan mengapa suatu molekul mempunyai bentuk tertentu digunakan konsep hibridisasi. 1s2 2s2 2p2 6C :

17Cl:

1s2

2s2

2p6

3s2

3p5

Atom C berdasar diagram orbital di atas hanya mempunyai 2 elektron yang belum berpasangan di orbital 2px dan 2py sehingga hanya dapat membentuk 2 ikatan kovalen, tetapi pada kenyataan atom C dapat membentuk 4 ikatan kovalen, sehingga 1 elektron di orbital 2s akan promosi ke orbital 2pz kemudian 1 orbital s dan 3 orbital p melakukan hibridisasi membentuk 4 orbital sp3 yang identik tingkat energinya. Promosi hibridisasi:

1s2

2s2

2p

1s

sp3

Dengan 4 orbital hibridisasi sp3 yang berisi 4 elektron yang tak berpasangan dapat membentuk 4 ikatan kovalen dengan 4 atom Cl yang masing-masing mempunyai 1 elektron yang belum berpasangan dengan bentuk geometri tetrahedral. Selain menggunakan teori VSEPR, bentuk molekul juga dapat diramalkan melalui pembentukan orbital hibrida, yaitu orbital-orbital suatu atom yang diperoleh saat dua atau lebih orbital atom bersangkutan yang memiliki tingkat energi yang berbeda, bergabung membentuk orbital-orbital baru dengan tingkat energi sama (terjadi pada proses pembentukan ikatan kovalen). Hibridisasi adalah proses penggabungan orbital-orbital atom (biasanya pada atom pusat) untuk mendapatkan orbital hibrida.

Anda mungkin juga menyukai