Anda di halaman 1dari 9

PERANAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI DALAM KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA PADA MAHASISWA INDONESIA

TUGAS MATA AKHIR KULIAH UMUM

DiBUAT Oleh : Nama : Mario Andrew NIM : 325130115 Jurusan : Teknik Sipil

UNIVERSITAS TARUMANAGARA 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Mahasiswa adalah subjek pelajar yang telah memasuki periode dimana pada usianya dia dapat melakukan pilihan tindakan yang bertanggung jawab, karena itulah pendidikan moral dan akademis sangatlah menunjang pribadi seorang mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Pendidikan disini adalah sumber hidup mahasiswa, karena dalam prosesnya menjadi pengelola Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu Negara. Pendidikan materi atau akademis diberikan mahasiswa untuk melaksanakan tugasnya pada jurusan tertentu agar dapat turut memajukan bangsa dalam pembangunan nasiona. Pihak Universitas berfungsi untuk menyediakan atau memfasilitasi mahasiswa menjadi seorang yang mandiri, terpelajar, bermoral, dan beretika. Universitas dan fakultas berkewajiban untuk mengatur kurikulum sedemikian rupa agar dapat memasukan kuliah pendidikan kewarganegaraan di awal masa perkuliahan mahasiswa. Karena itulah digunakan sebuah metode dimana pada awal sebelum mahasiswa menerima materi akademis, diperlukan materi kuliah umum seperti pendidikan kewarganegaraan. Hal ini penting dilakukan mengingat mahasiswa sebagai komponen vital dari gerakan reformasi merupakan aset paling potensial dan strategis bagi proses transformasi demokrasi Indonesia kini dan mendatang.

B. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu menjadi warga negara yang memiliki pandangan dan komitmen terhadap nilai-nilai demokrasi dan HAM 2. Mahasiswa mampu berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai 3. Mahasiswa memilik kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya menyelesaikan konflik di masyarakat dengan dilandasi nilai-nilai moral, agama, dan nilai-nilai universal 4. Mahasiwa mampu berpikir kritis dan objektif terhadap persoalan kenegaraan, HAM, dan demokrasi, agar mahasiswa mampu memebrikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai persoalan kebijakan public

C. Pengertian Kewarganegaran Kewarganegaraan dalam bahasa latin disebutkan Civis, selanjutnya dari kata Civis ini dalam bahasa Inggris timbul kata Civic artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan. Dari kata Civic lahir kata Civics, ilmu kewarganegaraan dan Civic Education, Pendidikan Kewarganegaraan. Pelajaran Civics mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 1790 dalam rangka mengamerikakan bangsa Amerika atau yang terkenal dengan nama Theory of Americanization. Sebab seperti diketahui, bangsa Amerika berasal dari berbagai bangsa yang datang di Amerika Serikat dan untuk menyatukan menjadi bangsa Amerika maka perlu diajarkan Civics bagi warga negara Amerika Serikat. Dalam taraf tersebut, pelajaran Civics membicarakan masalah government, hak dan kewajiban warga negara dan Civics merupakan bagian dari ilmu politik. Di Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan yang searti dengan Civic Education itu dijadikan sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi untuk program diploma/politeknik dan program Sarjana (SI), baik negeri maupun swasta. Di dalam Undang-Undang nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang dipakai sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajin memuat a) Pendidikan Pancasila, b) Pendidikan Agama, dan c) Pendidikan Kewarganegaraan yang mencakup Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Pendidikan Kewarganegaraan yang dijadikan salah satu mata kuliah inti sebagaimana tersebut di atas, dimaksudkan untuk memberi pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan nengara, serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (SK Dirjen DIKTI no.267/DIKTI/Kep/2000 Pasal 3).

Melihat begitu pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education ini bagi suatu Negara maka hampir di semua Negara di dunia memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan yang mereka selenggarakan. Bahkan Kongres Internasional Commission of Jurist yang berlangsung di Bangkok pada tahun 1965, mensyaratkan bahwa pemerintahan suatu negara baru dapat dikatakan sebagai pemerintahan yang demokratis manakala ada jaminan secara tegas terhadap hakhak asasi manusia, yang salah satu di antaranya adalah Pendidikan Kewarganegaraan atau Civic Education. Hal ini dapat dimaklumi, karena dengan dimasukkannnya ke dalam sistem pendidikan yang mereka selenggarakan, diharapkan warga negaranya akan menjadi warga negara yang cerdas dan warga negara yang baik (smart and good citizen), yang mengetahui dan menyadari sepenuhnya akan hak-haknya sebagai warga negara, sekaligus tahu dan penuh tanggung jawab akan kewajiban dirinya terhadap keselamatan bangsa dan negaranya. Dengan demikian diberikannya Pendidikan Kewarganegaraan akan melahirkan warga negara yang memiliki jiwa dan semanagt patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. D. RUMUSAN MASALAH 1. Mengapa mahasiswa perlu untuk mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan ? 2. Apakah kegunaan pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa yang telah mempelajarinya ? 3. Bagaimana penerapannya dalam kehidupan mahasiswa saat ini ?

BAB II PEMBAHASAN
A. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Sejak diimplementasikan pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan (persekolahan maupun perguruan tinggi), pendidikan kewarganegaraan menghadapi berbagai kendala dan keterbatasan yang menjadi faktor penghambat. Beberapa faktor penghambat tersebut : Masukan instrumental (instrumental input) terutama yang berkaitan dengan kualitas guru/dosen serta keterbatasan fasilitas dan sumber belajar. Masukan lingkungan (environmental input) terutama yang berkaitan dengan kondisi dan situasi kehidupan politik negara yang kurang demokratis.

Dengan demikian, pelaksanaan pendidikan kewarganegaraan tidak mengarah pada misi yang seharusnya. Beberapa indikasinya adalah : Proses pembelajaran dan penilaian dalam pendidikan kewarganegaraan lebih menekankan pada dampak instruksional (instructional effects) yang terbatas pada penguasaan materi atau dengan kata lain menekankan pada dimensi kognitifnya saja.

Pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan produktif untuk memberikan pengalaman belajar pada siswa/mahasiswa melalui perlibatannya secara proaktif dan interaktif baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas sehingga berakibat pada miskinnya pengalaman belajar yang bermakna (meaningful learning) untuk mengembangkan kehidupan dan perilaku siswa/mahasiswa. Pelaksanaan kegiatan sosio-pedagogis untuk mendapatkan hands-on experience juga belum memberikan kontribusi yang signifikan untuk menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktek pembiasaan perilaku dan ketrampilan dalam berkehidupan yang demokratis dan sadar hukum.

Selain menghadapi kendala internal sebagaimana diuraikan di atas, pendidikan kewarganegaraan juga menghadapi kendala eksternal yaitu kritikan dan tuntutan dari berbagai lapisan masyarakat berkaitan dengan semangat demokratisasi yang semakin meningkat dengan segala aksesnya. Pendidikan kewarganegaraan yang secara paradigmatik sarat dengan muatan afektif namun dilaksanakan secara kognitif telah disikapi secara keliru sebagai satu-satunya obat mujarab untuk mengatasi persoalan kehidupan para siswa khususnya yang menyangkut perilaku dan moral. Namun demikian, kritikan dan tuntutan tersebut sudah seharusnya direspons dan diakomodasikan secara proporsional karena memang pendidikan secara umum dan pendidikan kewarganegaraan secara khusus bukan tanggung jawab emerintah saja tetapi juga tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Tanggung jawab bersama untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas pada hakikatnya merupakan perwujudan dari amanat nasional. Kendala eksternal lainnya yaitu pendidikan di Indonesia dihadapkan pada berbagai persoalan dan situasi global yang berkembang cepat setiap waktu baik yang bermuatan positif maupun negatif. Ketidakmampuan bangsa Indonesia dalam merancang program pendidikan yang mengakomodasi kecenderungan dan persoalan global tersebut berarti akan menghilangkan kesempatan untuk mengejar ketertinggalan untuk secara bertahap dapat mensejajarkan dirinya dengan bangsa-bangsa yang sudah maju dalam bidang pendidikannya. B. FAKTOR PENDUKUNG Seorang mahasiswa merupakan seseorang yang telah memiliki pendidikan yang tinggi. Dengan pendidikan yang telah diperolehnya tersebut, Ia dapat dikatakan memiliki pengetahuan yang luas. Namun seperti ada pepatah Semakin tinggi pohon maka semakin kencang anginnya, semakin banyak pengetahuan yang diperoleh seorang mahasiswa, maka akan semakin banyak godaan yang didapatnya untuk menyalah gunakan ilmu yang telah ia peroleh. Misalnya, seorang mahasiswa computer yang telah memiliki kemampuan pemrograman yang baik, bukannya membuat program yang berguna bagi masyarakat, namun justru membuat virus computer yang dapat merugikan masyarakat. Hal-hal semacam ini tentu tidak boleh dibiarkan tumbuh subur di kalangan mahasiswa. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu agar penerapan ilmu yang telah didapat melalui kegiatan pendidikan dapat diamalkan dengan baik dan tidak merugikan orang lain. Di sinlah peran penting Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan memberikan pedoman-pedoman yang penting agar para mahasiswa yang nantinya akan terjun ke dunia kerja tidak tersesat baik dalam pengamalan ilmu yang tidak pada tempatnya, maupun pada tindakan-tindakan tidak terpuji dalam pengamalan ilmu, semisal menerima suap, menjual rahasia perusahaan, dan lain-lain.

C. FAKTOR PENGHAMBAT Pendidikan Kewarganegaraan diajarkan materi kewarganegaraan yang lebih luas dan tidak hanya bersumber langsung dari Pancasila. Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan bagi sebagian mahasiswa tidak ubahnya mempelajari Pancasila tahap dua, atau bahkan tidak jauh berbeda dengan Pendidikan Moral Pancasila dan Sejarah Bangsa. Beberapa materinya memang berkaitan ataupun sama. Itulah mengapa banyak yang tidak suka ataupun tidak mau mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan. Bisa jadi karena bosan ataupun dianggap tidak penting seperti Matematika, Fisika, Kimia, dan lainnya. Pada akhirnya Pendidikan Kewarganegaraan selalu saja di anak tirikan dalam setiap pembelajaran. Selanjutnya ada hal yang membuat banyak orang dan terutama mahasiswa enggan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan. Ketika zaman Orde Baru Pendidikan Kewarganegaraan yang bersumber langsung dari Pancasila dan UUD dijadikan sebuah alat untuk mengambil keuntungan bagi beberapa pihak. Bukannya sebagai warga negara yang taat dan melaksanakan Pancasila, tapi beberapa pihak tersebut malah menjadikan Pancasila, UUD, dan Pendidikan kewarganegaraan untuk melegalkan apapun keinginan mereka. Akhirnya banyak yang tidak percaya lagi dan kemudian berkembang menjadi keengganan untuk mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan tersebut.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Setelah memahami peranan pendidikan kewarganegaraan dalam berbangsa dan bernegara pada mahasiswa di Indonesia, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa pada umumnya agar mahasiswa bisa menjadi warga negara yang memiliki pandangan terhadap nilai-nilai HAM, mahasiswa juga mampu berpartisipasi dalam memecahkan semua persoalan dengan solusi tanpa menimbulkan konflik, dan berfikir kritis terhadap semua persoalan. Jadi, pentingnya pendidikan kewarganegaraan yang didapatkan sejak dijenjang sekolah hingga perguruan tinggi adalah untuk menimbulkan kesadaran warga negara terhadap tujuan nasional bangsa Indonesia agar berjiwa patriotisme dan cinta tanah air. 2. Semua faktor penghambat bisa dihindarkan dengan mengajarkan faktorfaktor pendukung sejak dini, yaitu dengan mengembalikan sosialisasi pendidikan kewarganegaraan di sekolah-sekolah. Pada pendidikan kewarganegaraan wajib ditanamkan prinsip. 3. Mahasiswa memiliki peran dalam melaksanakan perubahan untuk bangsa Indonesia, peran tersebut adalah sebagai generasi penerus yang melanjutkan dan menyampaikan nilai-nilai kebaikan pada suatu kaum, sebagai generasi pengganti yang menggantikan kaum yang sudah rusak moral dan perilakunya, dan juga sebagai generasi penerus pembaharu yang memperbaiki dan memperbaharui kerusakan dan penyimpangan negatif yang ada pada suatu kaum. Peran itu senantiasa harus terjaga dan terpartri di dalam dada mahasiswa Indonesia baik yang ada di dalam negeri maupun mahasiswa yang sedang belajar di luar negeri.

B. SARAN Maka pentingnya pendidikan kewarganegaraan bagi mahasiswa pada umumnya agar mahasiswa bisa menjadi warga negara yang memiliki pandangan terhadap nilai - nilai HAM, mahasiswa juga mampu berpartisipasi dalam memecahkan semua persoalan dengan solusi tanpa menimbulkan konflik, dan berpikir kritis terhadap semua persoalan. Jadi pentingnya pendidikan kewarganegaraan yang didapatkan sejak di jenjang sekolah hingga perguruan tinggi adalah untuk menimbulkan kesadaran warga negara terhadap tujuan nasional bangsa Indonesia agar berjiwa patriotisme dan cinta tanah air. Sesudah itu, penyusun menganjurkan buat generasi muda mahasiswa bangsa Indoneesia saat ini untuk tetap bersatu untuk mempertahankan NKRI dan mempunyai sifat patriotisme dan nasionalisme yang tinggi. Penyusun meyakini bahwa kunci tercapainya cita-cita itu ada di tangan para generasi muda. Oleh karena itu, tetaplah semangat dalam meraih apa yang telah menjadi tujuan hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai

  • Datang Ke Hadirat Tuhan
    Datang Ke Hadirat Tuhan
    Dokumen2 halaman
    Datang Ke Hadirat Tuhan
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat
  • Datang Ke Hadirat Tuhan
    Datang Ke Hadirat Tuhan
    Dokumen2 halaman
    Datang Ke Hadirat Tuhan
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat
  • Doa Rosario Peristiwa Gembira
    Doa Rosario Peristiwa Gembira
    Dokumen2 halaman
    Doa Rosario Peristiwa Gembira
    Anastasia Lilian Suryajaya
    100% (1)
  • Slogan DM
    Slogan DM
    Dokumen12 halaman
    Slogan DM
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat
  • Mini Project
    Mini Project
    Dokumen37 halaman
    Mini Project
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat
  • Poster DM
    Poster DM
    Dokumen6 halaman
    Poster DM
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat
  • Tugas DR Eva
    Tugas DR Eva
    Dokumen10 halaman
    Tugas DR Eva
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat
  • Referat Gemelli
    Referat Gemelli
    Dokumen31 halaman
    Referat Gemelli
    Anastasia Lilian Suryajaya
    50% (2)
  • Makalah KWN Untar
    Makalah KWN Untar
    Dokumen10 halaman
    Makalah KWN Untar
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat
  • Percobaan Morfin
    Percobaan Morfin
    Dokumen9 halaman
    Percobaan Morfin
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat
  • BPPV
    BPPV
    Dokumen45 halaman
    BPPV
    Anastasia Lilian Suryajaya
    100% (1)
  • Referat TB Milier
    Referat TB Milier
    Dokumen29 halaman
    Referat TB Milier
    rangganovandra
    100% (3)
  • Asuransi Kesehatan
    Asuransi Kesehatan
    Dokumen40 halaman
    Asuransi Kesehatan
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Belum ada peringkat