Polimorf Gene
Polimorf Gene
Farmakogenetika: keanekaragaman respons obat akibat faktor genetik Polimorfisme genetik: Sebuah sifat genetik dikendalikan oleh lebih dari satu alel pada satu locus didalam satu-satu populasi, masingmasing yang memiliki frekuensi 1% atau lebih besar.
ANAMNESA
Identitas pasien Keluhan utama Keluhan penyerta Riwayat penyakit Riwayat pengobatan Riwayat sosial
Mengarah ke kesemutan:
Kapan gejala timbul? Progresif? Berakibat fungsional?
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi: pengecilan otot? Postur? Periksa tonus Periksa refleks Periksa sensasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab darah:
HbA1c, kolesterol, LDL, HDL, kadar Vit B6.
Lab urin:
Glukosa, protein, keton
EMG - Electromyogram
Menilai kekuatan otot melalui aktivitas listrik otot.
Pemeriksaan lain
CT-Scan MRI Biopsi saraf
Mielinisasi Ujung serabut saraf
DIAGNOSIS
Ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik serta penunjang. Diagnosis: Neuropati perifer et causa efek samping INH
Cacat
Oksidasi Oksidasi Oksidasi
Klinis
Eksaserbasi beta blokade, nausea Hipotensi ortostatik Panas di wajah, gejalagejala kardiovaskular
N-asetilasi
N-asetilasi
Hidralazin (antihipertensi)
Isoniazid (anti tuberkulosis)
Oksidasi
Oksidasi Hidrolisa eter Oksidasi
Toksisitas overdosis
Gejala oksitosik Apneu yang lama Kardiotoksisitas
Differential diagnosis
Mengacu ke arah jenis-jenis neuropati perifer
Polineuritis
Penyebab terbesar neuropati perifer Dapat berupada radang pada saraf tunggal @ pada serangkaian Disebabkan oleh asidosis kronis, juga dapat disebabkan oleh kekurangan nutrisi, dan gangguan metabolik seperti; metabolisme kalsium dan vitamin B12, B6, B1 Dapat juga akibat trauma fisik serta pada infeksi dan toksisitas
ETIOLOGI
Pada kasus ini, neuropati perifer disebabkan oleh kekurangan pyridoxine akibat reaksi asetilasi yang dikatalisi oleh enzim Nasetiltransferase hepar yang memperlihatkan polimorfisme genetik.
PATOFISIOLOGI
Metabolisme obat:
Fase 1:
Fase reduksi, oksidasi dan hidrolisi Dilakukan enzim sitokrom p450 dan mempunyai banyak macam isoenzim
Fase 2:
Fase konjugasi Reaksi glukuronidase (enzim UDPglukuroniltransferase) Reaksi asetilasi (enzim N-asetiltransferase)
POLIMORFISME GENETIK
NAT2
EXTENSIVE METABOLIZER
POOR METABOLIZER
FAST ACETYLATOR
SLOW ACETYLATOR
Pada asetilator lambat, akan terjadi penumpukan isoniazid sehingga ke tahap toksisitas kumulatif Isoniazid akan menghambat uptake pyridoxine oleh sel dan berikatan untuk membentuk sejenis hydrazone seterusnya disekresi melalui urin Pyridoxine berperan dalam mengawal kesimbangan potensial aksi serta membentuk neurotransmitter.
EPIDEMIOLOGI
MANIFESTASI KLINIK
Neuropati perifer
Kesemutan/baal
PENATALAKSANAAN
Vitamin B6/piridoksin
Karena kasus ini timbul akibat kurangnya piridoksin dalam badan, maka diperlukan suplemen tambahan vitamin B6. Dapat juga diberikan sebagai pencegahan yaitu diberi dosis sediaan INH bersamaan dengan pyridoxine
KOMPLIKASI
Asetilator lambat
Neuropati perifer Anemia sideroblastik (defisiensi B6) Kanker kandung kemih (amine-amine tidak detox secara efisien)
Asetilator cepat
Asetilhidrazin bersifat toksik dan menyebabkan hepatitis
PENCEGAHAN
Diet bagi mencegah hiperglikemi Supplemen kalsium, niacin serta vitamin D Pemberian B6 bersamaan dengan INH Dosis biasa 5mg/kgBB dosis maksimal 300mg/hari + piridoksin 10mg/hari Tuberculosis berat 10mg/kgBB dosis maksimal 600mg/hari+ piridoksin 10mg/hari Dosis intermitten isoniazid 15mg/kg sehari maksimal 300mg peroral 2- 3 kali seminggu maksimum 900mg + piridoksin 10mg/24 jam
PROGNOSIS
Prognosis bagi polimorfisme genetik Isoniazid tergantung kepada upaya pencegahan dan terapi yang dilakukan
KESIMPULAN
Diperlukan management yang baik bagi menangani masalah polimorfisme genetik ini dikarenakan ditemukan banyak kasus polimorfisme genetik pada jalur metabolisme obat.