Anda di halaman 1dari 31

Makalah problematika system pendidikan indonesia

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang, dan pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan yang berakar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokan sesuai dengan sifat dan kekhususan tujuannya dan program yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan umum, Pendidikan keturunan dan pendidikan lainnya. Serta upaya pembaharuannya meliputi landasan yuridis, Kurikulum dan perangkat penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga kependidikan Berangkat dari definisi di atas maka dapat difahami bahwa secara formal sistem pendidikan indonesia diarahkan pada tercapainya cita cita pendidikan yang ideal dalam rangka mewujudkan peradaban bangsa Indonesia yang bermartabat. !amun demikian, sesungguhnya sistem pendidikan indonesia saat ini tengah berjalan di atas rel kehidupan "sekulerisme# yaitu suatu pandangan hidup yang memisahkan peranan agama dalam pengaturan urusan urusan kehidupan secara menyeluruh, termasuk dalam penyelenggaran sistem pendidikan. $eskipun, pemerintah dalam hal ini berupaya mengaburkan realitas %sekulerisme pendidikan& yang ada sebagaimana terungkap dalam '' !o.()*())+ tentang Sisdiknas pasal , ayat - yang menyebutkan, .Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada /uhan 0ang $aha 1sa, berakhlak dan berbudi mulia, sehat, berilmu, cakap, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah air.2 Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional berjalan dengan penuh dinamika. 3al ini setidaknya dipengaruhi oleh dua hal utama yaitu political will dan dinamika sosial. Political will sebagai suatu produk dari eksekutif dan legislatif merupakan berbagai regulasi yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan diantaranya tertuang dalam Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 UUD 1945, maupun

Makalah problematika system pendidikan indonesia

dalam regulasi deri4atnya seperti UU No.2/1989 tentang Sisdi nas yang diamandemen menjadi UU No.20/2003, UU No.14/2005 tentang !"#" dan Dosen, PP No.19/2005 tentang Standa# Nasional Pendidi an, serta berbagai rancangan '' dan PP yang kini tengah di persiapkan oleh pemerintah %5'' B3P, 5PP 6uru, 5PP 7osen, 5PP 8ajib belajar, 5PP Pendidikan 7asar dan $enengah, dsb /erkait dengan kondisi pendidikan di Indonesia, 9bdul $alik :adjar %$endiknas tahun ())-& mengakui kebenaran penilaian bahwa sistem pendidikan di Indonesia adalah yang terburuk di kawasan 9sia. Ia mengingatkan, pendidikan sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial politik, termasuk persoalan stabilitas dan keamanan, sebab pelaksanaan pendidikan membutuhkan rasa aman. $enanggapi hasil sur4ei Politi$al and %$ono&i$ 'is Cons"ltan$y (P%'C) yang menyebutkan bahwa sistem pendidikan di Indonesia terburuk di kawasan 9sia, yaitu dari -( negara yang disur4ei oleh lembaga yang berkantor pusat di 3ongkong itu, Korea Selatan dinilai memiliki sistem pendidikan terbaik, disusul Singapura, Jepang dan /aiwan, India, ;ina, serta $alaysia. Indonesia menduduki urutan ke -(, setingkat di bawah <ietnam %(o&)as,5/9/2001&. Kondisi ini menunjukan adanya hubungan yang berarti antara penyelenggaraan pendidikan dengan kualitas pembangunan sumber daya manusia indonesia yang dihasilkan selama ini, meskipun masih ada faktor faktor lain yang juga mempengaruhinya.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

BAB II PERMASALAHAN

7alam memetakan masalah pendidikan maka perlu diperhatikan realitas pendidikan itu sendiri yaitu pendidikan sebagai sebuah subsistem yang sekaligus juga merupakan suatu sistem yang kompleks. 6ambaran pendidikan sebagai sebuah subsistem adalah kenyataan bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang berjalan dengan dipengaruhi oleh berbagai aspek eksternal yang saling terkait satu sama lain. 9spek politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, bahkan ideologi sangat erat pengaruhnya terhadap keberlangsungan penyelenggaraan pendidikan, begitupun sebaliknya. Sedangkan pendidikan sebagai suatu sistem yang kompleks menunjukan bahwa pendidikan di dalamnya terdiri dari berbagai perangkat yang saling mempengaruhi secara internal, sehingga dalam rangkaian input proses output pendidikan, berbagai perangkat yang mempengaruhinya tersebut perlu mendapatkan jaminan kualitas yang layak oleh berbagai stakeholder yang terkait. (.- Permasalahan Pendidikan Sebagai Suatu Sub-Sistem Sebagai salah satu sub sistem di dalam sistem negara* pemerintahan, maka keterkaitan pendidikan dengan sub sistem lainnya diantaranya ditunjukan sebagai berikut= Pertama, berlangsungnya sistem ekonomi kapitalis di tengah tengah kehidupan telah membentuk paradigma pemerintah terhadap penyelenggaraan pendidikan sebagai bentuk pelayanan negara kepada rakyatnya yang harus disertai dengan adanya sejumlah pengorbanan ekonomis %biaya& oleh rakyat kepada negara. Pendidikan dijadikan sebagai jasa komoditas, yang dapat diakses oleh masyarakat %para pemilik modal& yang memiliki dana dalam jumlah besar saja. 3al ini dapat dilihat dalam UU Sisdi nas No.20/2003 Pasal 53 tentang Badan 3ukum Pendidikan bahwa %-& Penyelenggara dan*atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. %(& Badan hukum

Makalah problematika system pendidikan indonesia

pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat %-& berfungsi memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik. %+& Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat %-& berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan. Sedangkan dalam pasal >, disebutkan pula %-& Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. %(& $asyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Berdasarkan pasal pasal di atas, terlihat bahwa tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan nasional saat ini akan dialihkan dari negara kepada masyarakat dengan mekanisme B3P %lihat 'UU *+P dan PP tentang SNP No.19/2005 & yaitu adanya mekasnisme $anajemen Berbasis Sekolah %$BS& pada tingkat S7 S$9 dan ?tonomi Pendidikan pada tingkat Perguruan /inggi. Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diin4estasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator ,S- %d"$ation Net.o# /o# 0"sti$e (%N0) , 0anti $ukhtar %'e)"1li a, 10/5/2005& menilai bahwa dengan pri4atisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. 7engan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. 9kibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin. Kenyataan yang menunjukan bahwa penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan jasa komoditas adalah data dari Balitbang 7epdiknas ())+ yang menyebutkan bahwa porsi biaya pendidikan yang ditanggung orang tua*siswa berkisar antara @+,+>A BC,C>A dari biaya pendidikan total. Sedangkan menurut riset Indonesia ;orruption 8atch %I;8& pada ())@ di -) Kabupaten*Kota se Indonesia ternyata orang tua*siswa pada le4el S7 masih menanggung beban biaya pendidikan 5p -,> Juta, yang terdiri atas biaya langsung dan tak langsung. Selain itu, beban biaya pendidikan yang ditanggung

Makalah problematika system pendidikan indonesia

oleh pemerintah dan masyarakat %selain orang tua* siswa& hanya berkisar antara -(,((A +@,@>A dari biaya pendidikan total %Koran /empo, )C*)+*())C&. $enurut laporan dari bank dunia tahun ()),, Indonesia hanya menyediakan @(,BA dari keperluan dana penyelenggaraan pendidikan nasionalnya padahal pada saat yang sama pemerintah India telah dapat menanggung pembiayaan pendidikan BDA. Bahkan jika dibandingkan dengan negara yang lebih terbelakang seperti Srilanka, persentase anggaran yang disediakan oleh pemerintah Indonesia masih merupakan yang terendah. %.....o#ld1an .$o&& Kedua, berlangsungnya kehidupan sosial yang berlandasakan sekulerisme telah menyuburkan paradigma hedonisme %hura hura&, permisi4isme %serba boleh&, materialistik %money oriented&, dan lainnya di dalam kehidupan masyarakat. $otif untuk menyelenggarakan dan mengenyam pendidikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat saat ini lebih kepada tujuan untuk mendapatkan hasil hasil materi ataupun keterampilan hidup belaka %yang tidak dikaitkan dengan tujuan membentuk kepribadian %shaksiyah& yang utuh berdasarkan pandangan syari#at islam&. 3al ini dapat dilihat dalam '' Sisdiknas !o.()*())+ pasal + yang menunjukan paradigma pendidikan nasional, dalam bab <I menjelaskan tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan yang membedakan antara pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, 4okasi, keagamaan, dan khusus. Selain itu dapat pula dilihat dalam regulasi deri4atnya seperti PP tentang S!P !o.-D*())>, 5'' 8ajib Belajar dan 5'' B3P. 7alam paradigma materialistikpun indikator keberhasilan belajar siswa setelah menempuh proses pendidikan dari suatu jenjang pendidikan saat ini adalah dengan perlakuan yang sama secara nasional pemerintah mengukurnya berdasarkan perolehan angka 'jian !asional %'!& yang dahulu disebut sebagai 14aluasi Belajar /ahap 9khir !asional %1B/9!9S&, indikator itupun hanya pada tiga mata pelajaran saja %$atematika*1konomi, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris& yang ketiganya tersebut berbasis pada aspek kognitif %pengetahuan&. Pemerintah %$endiknas& menilai bahwa '! sangat tepat untuk dijadikan sebagai alat ukur standar pendidikan, dan hasil '! sangat riil untuk dijadikan alat meningkatkan mutu pendidikan %Senin 12/2/02. ....indonesia.go.id&. 7i sisi lain, aspek pembentukan kepribadian %shaksiyah& yang utuh dalam diri siswa, tidak pernah menjadi indikator keberhasilan siswa dalam

Makalah problematika system pendidikan indonesia

menempuh suatu proses pendidikan, sekalipun dalam sekolah yang berbasis agama %lihat standar kompetensi dan kelulusan siswa dalam PP !o.-D*())>&. :enomena pergaulan bebas di kalangan remaja %pelajar& yang di antara akibatnya menjerumuskan para pelajar pada seks bebas, terlibat narkotika, perilaku sarkasme*kekerasan %tawuran, perpeloncoan&, dan berbagai tindakan kriminal lainnya %pencurian, pemerkosaan, pembunuhan& yang sering kita dapatkan beritanya dalam tayangan berita kriminal di media massa %/< dan koran khususnya&, merupakan sebuah keadaan yang menunjukan tidak rele4annya sistem pendidikan yang selama ini diselenggarakan dengan upaya membentuk manusia indonesia yang berkepribadian dan berakhlak mulia sebagaimana dicita citakan dalam tujuan pendidikan nasional sendiri %Psl.( '' !o.()*())+&, karena realitas justru memperlihatkan kontradiksinya. Siswa sebagai bagian dari masyarakat mendapatkan pendidikan di sekolah dalam rangka mempersiapkan mereka agar dapat lebih baik ketika menjalani kehidupan di tengah tengah masyarakat. !amun karena kehidupan di tengah tengah masyarakat secara umum berlangsung dengan sekuler, ditambah lagi dengan proses pendidikan dalam satuan pendidikan dalam kerangka sekulerisme juga, maka siklus ini akan semakin mengokohkan kehidupan sekulerisme yang makin meluas. Ketiga, berlangsungnya kehidupan politik yang oportunistik telah membentuk karakter politikus machia4elis %melakukan segala cara demi mendapatkan keuntungan& di kalangan eksekutif dan legislatif termasuk dalam perumusan kebijakan pendidikan indonesia. Perumusan 5ancangan 'ndang 'ndang Badan 3ukum Pendidikan %5'' B3P& yang sudah berlangsung sejak ()), dinilai oleh pengamat ekonomi /im Indonesia Bangkit %/IB& 5e4risond Bashwir sebagai agenda kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara negara donor lewat Bank 7unia. $elalui 5ancangan 'ndang 'ndang Badan 3ukum Pendidikan %5'' B3P&, Pemerintah berencana mempri4atisasi sektor pendidikan. Semua satuan pendidikan %sekolah& kelak akan menjadi badan hukum pendidikan %B3P& yang wajib mencari sumber dananya sendiri. 3al ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari S7 hingga perguruan tinggi.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

Selain itu dalam beberapa kebijakan operasional sisdiknas yang dikeluarkan pemerintah ternyata kadangkala didukung pula oleh dana yang jumlahnya tidak sedikit, meskipun dalam implementasinya banyak masyarakat yang menilai sering terjadi salah sasaran bahkan penyimpangan. Sebagai contoh kebijakan $endiknas, Bambang Sudibyo yang tetap melaksanakan '! pada tahun ajaran ())>*())@ ternyata berkaitan dengan dana yang tersedia untuk program tersebut sangat besar, padahal berbagai aliansi masyarakat telah mengajukan penolakan. 7iantaranya, Koalisi Pendidikan yang terdiri dari Eembaga 9d4okasi Pendidikan %E9P&, !ational 1ducation 8atch %!18&, 0ayasan Eembaga Konsumen Indonesia %0EKI&, /he ;enter for the Betterment Indonesia %;B1&, Kelompok Kajian Studi Kultural %KKSK&, :ederasi 6uru Independen Indonesia %:6II&, :orum 6uru 3onorer Indonesia %:63I&, :orum 9ksi 6uru Bandung %:96I Bandung&, :or Kom 6uru Kota /anggerang %:K6K/&, Eembaga Bantuan 3ukum %EB3 Jakarta&, Jakarta /eachers and 1ducation ;lub %J/1;&, dan Indonesia ;orruption 8atch %I;8&, berdasarkan kajian terhadap '' !o () /ahun ())+ tentang Sistem Pendidikan !asional dan Kepmendiknas !o. ->+*'*())+ tentang 'jian 9khir !asional, Koalisi Pendidikan menemukan beberapa kesenjangan %....to o3indonesia.$o&&. 7emikianlah uraian problematika pendidikan nasional yang ditinjau dari eksistensinya sebagai suatu sub sistem %sistem cabang& ternyata erat kaitannya dengan pengaruh dari sub sistem yang lain %ekonomi, politik, sosial budaya, ideologi, dsb&. Sistem pendidikan nasional juga merupakan bagian dari penyelenggaraan sistem kehidupan di Indonesia saat ini. ! Permasalahan Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem K"m#leks

7alam kaitan pendidikan sebagai suatu sistem, maka permasalahan pendidikan yang saat ini tengah berkembang diantaranya tergambar dengan pemetaan sebagai berikut= Sumber = 7isdik Pro4insi Jawa Barat %$akalah Seminar Pendidikan !asional 'PI 1Fpo ())@& ?leh karena itu, berdasarkan pemetaan di atas maka masalah pendidikan nasional dapat diuraikan sebagai berikut=

Makalah problematika system pendidikan indonesia ! !$ Pemerataan Pendidikan 1. Keterbatasan Aksesibilitas dan Daya Tampung

6erakan wajib belajar D tahun merupakan gerakan pendidikan nasional yang baru dicanangkan oleh pemerintahan Suharto pada tanggal ( $ei -DD, dengan target tuntas pada tahun ())>, namun kemudian karena terjadi krisis pada tahun -DDC -DDD maka program ini diperpanjang hingga ())B*())D. Sasaran program ini berdasarkan 5encana Pembangunan Jangka $enengah %5PJ$& dalam PP !o.C*())> adalah dengan target 9ngka Partisipasi Kasar %9PK& D,A %9PKG perbandingan antara jumlah siswa pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia tertentu& yaitu meningkatnya siswa SE/P dari +,@C juta orang pada tahun ()),*())> menjadi ,,), juta orang pada tahun ())D. Sedangkan target 7irektorat S$P, 7irjen $andikdasmen 7epdiknas adalah 9PK D>A pada tahun ())B yang artinya -,D juta anak harus terlayani ke S$P. /ahun ())>, 9PK S$P baru mencapai B>,((A yang menunjukan adanya selisih D,CBA dari target D>A sehingga perlu adanya pencapaian kenaikan rerata 9PK sebesar +,(@A pada setiap tahunnya. /ahun ())@ ditargetkan adanya kenaikan ,,@,A atau >(@.))) anak usia -+ -> tahun harus tertampung di jenjang SE/P* Sederajat %Panduan KK! 8ajar 7ikdas D /ahun, 'PI ())@&. Berkaitan dengan pencapaian 9PK dan 9P$, hingga tahun ())+ secara nasional ketercapaiannya ternyata masih rendah, hal ini didasarkan pada indikator= %-& anak putus sekolah tidak dapat mengikuti pendidikan %usia C ->& sekira @D+.C)) orang atau -,CA, %(& putus sekolah S7*$I ke S$P*$/s dan dari S$P*$/s ke jenjang pendidikan menengah mencapai (,C juta orang atau @,CA dari total penduduk usia C -> tahun %Pusat 7ata dan Informasi 7epdiknas,())+&. !amun, baru baru ini pemerintah menyatakan optimismenya bahwa penuntasan wajib belajar akan berjalan sukses pada ())B. Keyakinan ini didasarkan atas indikator pencapaian 9P$ S7 dan 9PK S$P pada akhir ())@ berturut turut mencapai D,,C+ persen dan BB,@B persen dari D> persen target yang dicanangkan pada ())B %B*+*())C,www.tempointeraktif.com&.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

Kondisi ini sebenarnya belum menunjukan bahwa pemerintah telah berhasil dalam menyelesaikan problematika aksesibilitas pendidikan secara tuntas, karena indikator angka angka di atas belum merepresentasikan aksesibilitas terhadap seluruh warga negara usia sekolah S7 dan S$P. Berdasarkan hasil Sur4ei Sosial 1konomi !asional %Susenas& ()),, menunjukkan bahwa angka partisipasi sekolah anak usia C -( tahun adalah D@,CC persen, usia -+ -> tahun mencapai B+,,D persen, dan anak umur -@ -B tahun >+,,B persen. 3asil riset '!7P ()),, yang kemudian dipublikasikan dalam Eaporan Indeks Pembangunan $anusia /ahun ())@, juga memperlihatkan gejala serupa. 5asio partisipasi pendidikan rata rata hanya mencapai @B,, persen. Bahkan, masih ada sekitar D,@ persen penduduk berusia -> tahun ke atas yang buta huruf. %www.republikaonline.com& 2.2.2. Kerusakan Sarana/ Prasarana Ruang Kelas Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. 7engan adanya kerusakan sarana dan prasarana ruang kelas dalam jumlah yang banyak, maka bagaimana mungkin proses pendidikan dapat berlangsung secara efektifH Sebagai contoh, problematika yang terjadi di Jawa Barat. Berdasarkan usulan yang disampaikan Kabupaten*Kota se Jawa Barat Jumlah sarana* prasarana sekolah yang mengalami kerusakan dan segera memerlukan rehabilitasi yaitu, kebutuhan rehabilitasi S7 sebanyak ,(.,D( ruang kelas, $I sebanyak @.>(+ ruang kelas, S$P sebanyak @.C@C ruang kelas, dan $/s sebanyak (.C(D ruang kelas. $enurut (adisdi 0a1a# D#. +. Dadang Dally, -.Si %P5,->*)C*())>&, berdasarkan catatan beban Pro4insi Jabar untuk setiap tahun kebutuhan biaya menambah dan merehabilitasi bangunan S7*$I saja butuh dana sebesar 5p (>- miliar, terdiri dari penambahan ruang kelas sebanyak CD( ruang senilai 5p +-,@ miliar, rehab total ruang kelas sebanyak ,.+-C ruang senilai 5p -(D,> miliar dan rehabilitasi sedang ruang kelas sebanyak @.),> sebesar 5p D),@ miliar. Kemudian kebutuhan biaya untuk mencegah dan menanggulangi 7? pada tingkat S7*$I sebesar 5p -,D,B miliar. 7engan demikian untuk

Makalah problematika system pendidikan indonesia

10

biaya pembangunan dan rehabilitasi ditambah penanggulangan drop out S7*$I saja setiap tahunnya mencapai 5p ,-) miliar. Sedangkan kemampuan anggaran pemerintah untuk pembangunan pendidikan di Jabar hanya mampu untuk mengantisipasi kedua hal tersebut. 9dapun kemampuan daerah daerah untuk pembangunan bidang pendidikan setiap tahunnya hanya antara 5p > miliar sampai 5p (> miliar, anggaran tersebut hanya akan menjangkau kebutuhan minimal. Klaim bahwa pemerintah daerah di lingkungan jawa barat memiliki kemampuan yang terbatas dalam menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diungkapkan di atas, tentu merupakan koreksi bagi pemerintah itu sendiri, yaitu mengapa selama ini alokasi untuk program yang lain alokasinya cukup besar, tetapi untuk program pendidikan jauh lebih kecil. Sebagaimana misalnya dalam 9PB7 Kota Bandung ())C alokasi anggaran untuk sebuah tim sepakbola Persib Bandung yang lebih bersifat hobi dan penghamburan ketimbang suatu program pembangunan besarannya ternyata mencapai 5p -> $ilyar, bahkan jumlah tersebut masih dianggap kurang. 2.2.3. Kekurangan Jumlah Tenaga Guru 6uru sebagai pilar penunjang terselenggarannya suatu sistem pendidikan, merupakan salah satu komponen strategis yang juga perlu mendapatkan perhatian oleh negara. $isalnya dalam hal penempatan guru, bahwa hingga sekarang ini jumlah guru dirasakan oleh masyarakat maupun pemerintah sendiri masih sangat kurang. sebagai contoh dalam lingkup Jawa Barat saja menurut 7rs. 3. Iim 8asliman, $.Pd., $.Si. %Kadisdik Jabar tahun ())(& bahwa kondisi minimnya jumlah guru dibandingkan kebutuhan yang ada sudah sering dilontarkan. Bukan hanya di tingkat daerah, tapi juga telah menjadi persoalan nasional. 7i Jawa Barat sendiri, masih dibutuhkan sekira @, ribu guru guna mengisi kekurangan di sekolah sekolah. 7engan perincian, ,) ribu guru untuk sekolah dasar %S7&, -B ribu untuk sekolah lanjutan tingkat pertama %SE/P&, @ ribu untuk sekolah menengah umum %S$'&, dan sekolah menengah kejuruan %S$K&. Kurangnya jumlah guru ini jelas merupakan persoalan serius karena guru adalah ujung tombak pendidikan. Kekurangan tersebut membuat beban guru semakin bertumpuk sehingga sangat berpotensi mengakibatkan menurunnya kualitas pendidikan.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

11

Sementara itu 7any Setiawan mengungkapkan bahwa saat ini terdapat masalah kekurangan guru sebanyak BB.>)) lebih terutama untuk jenjang pendidikan dasar di Jabar, sementara di sisi lain sebanyak ,B.))) guru bantu tengah menanti pengangkatan, dimana persoalan pengangkatan guru menjadi pegawai negeri sipil %P!S& merupakan wewenang pusat. 'ntuk sementara, melalui 9PB7 pempro4 jabar telah menganggarkan tenaga guru bantu sementara yang diberikan tunjangan sebesar 5p - juta per orang. !amun, jumlahnya yang hanya kurang lebih -.>)) tentu saja masih belum bisa menutupi kekurangan yang mencapai B) ribu lebih. !% Pengel"laan dan E&isiensi $asalah pengelolaan dan efisiensi pendidikan diantaranya dikelompokan berdasarkan tiga hal yaitu= 2. .1. Kiner!a dan Kese!ahteraan Guru "elum #ptimal Kesejahteraan guru merupakan aspek penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam menunjang terciptanya kinerja yang semakin membaik di kalangan pendidik. Berdasarkan '' !o.-,*())> tentang 6uru dan 7osen, pasal -, sampai dengan -@ menyebutkan tentang 3ak dan Kewajiban diantaranya, bahwa hak guru dalam memperoleh penghasilan adalah di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, mendapatkan promosi dan penghargaan, berbagai fasilitas untuk meningkatkan kompetensi, berbagai tunjangan seperti tunjangan profesi, fungsional, tunjangan khusus bagi guru di daerah khusus, serta berbagai maslahat tambahan kesejahteraan. 'ndang undang tersebut memang sedikit membawa angin segar bagi kesejahteraan masyarakat pendidik, namun dalam realisasinya ternyata tidak semanis redaksinya. Sebagai contoh, Kompas %@*(*())C& memberitakan bahwa sejumlah guru di Kota Bandung menyesalkan pernyataan $enteri Pendidikan !asional yang berencana memperberat penerimaan insentif rutin dan mengaitkan dengan syarat sertifikasi. Pandangan keberatan ini beberapa di antaranya dilontarkan Ketua Persatuan 6uru 5epublik Indonesia %P65I& Kota Bandung Kustiwa dan Sekretaris Jendral :orum 9ksi

Makalah problematika system pendidikan indonesia

12

6uru Independen %:96I& Kota Bandung Iwan 3ermawan. Keduanya sependapat, tunjangan fungsional tidak ada kaitan sama sekali dengan syarat sertifikasi guru. 3al ini karena keberadaan tunjangan fungsional dan profesi secara prinsip sebetulnya tidak saling terkait. /unjangan fungsional lebih dianggap sebagai kebijakan yang melekat secara otomatis pada profesi guru, terlepas sejauhmana profesionalnya bersangkutan. Jadi, jelas berbeda dengan tunjangan profesi yang pada prinsipnya bertujuan memacu profesionalitas guru. 5endahnya kesejahteraan guru mempunyai peran dalam membuat rendahnya kualitas pendidikan Indonesia. Berdasarkan sur4ei :6II %:ederasi 6uru Independen Indonesia& pada pertengahan tahun ())>, idealnya seorang guru menerima gaji bulanan serbesar 5p + juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata rata guru P!S per bulan sebesar 5p -,> juta. guru bantu 5p, ,@) ribu, dan guru honorer di sekolah swasta rata rata 5p -) ribu per jam. 7engan pendapatan seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan. 9da yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les pada sore hari, menjadi tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku*EKS, pedagang pulsa ponsel, dan sebagainya %'e)"1li a, 13 0"li, 2005&. Permasalahan kesejahteraan guru biasanya akan berimplikasi pada kinerja yang dilakukannya dalam melaksanakan proses pendidikan. 6uru sebagai tenaga kependidikan juga memiliki peran yang sentral dalam penyelenggaraan suatu sistem pendidikan. Sebagai sebuah pekerjaan, tentu dengan menjadi seorang guru juga diharapkan dapat memperoleh kompensasi yang layak untuk kebutuhan hidup. 7alam teori moti4asi, pemberian reward dan punishment yang sesuai merupakan perkara yang dapat mempengaruhi kinerja dan mutu dalam bekerja, termasuk juga perlunya jaminan kesejahteraan bagi para pendidik agar dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan yang selama ini masih terpuruk. 7alam hal tunjangan, sudah selayaknya guru mendapatkan tunjangan yang manusiawi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya mengingat peranan dari seorang guru yang begitu besar dalam upaya mencerdaskan suatu generasi.

Makalah problematika system pendidikan indonesia 2. .2 Pr$ses Pembela!aran %ang K$n&ensi$nal 7alam hal pelaksanaan proses pembelajaran, selama ini

13

sekolah sekolah

menyelenggarakan pendidikan dengan segala keterbatasan yang ada. 3al ini dipengaruhi oleh ketersediaan sarana prasarana, ketersediaan dana, serta kemampuan guru untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif. 7alam PP !o -D*())> tentang standar nasional pendidikan disebutkan dalam pasal -D sampai dengan (( tentang standar proses pendidikan, bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memoti4asi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreati4itas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 9danya keteladanan pendidik, adanya perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran. Berdasarkan standar yang ditetapkan di atas, maka proses pembelajaran yang dilakukan antara peserta didik dengan pendidik seharusnya harus meninggalkan cara cara dan model yang kon4ensional sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien Sudah selayaknya profesi sebagai seorang pendidik membutuhkan kompetensi yang terintegrasi baik secara intelektual akademik, sosial, pedagogis, dan profesionalitas yang kesemuanya berlandaskan pada sebuah kepribadian yang utuh pula, sehingga dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidik senantiasa dapat mengembangkan model model pembelajaran yang efektif, ino4atif, dan rele4an. . Jumlah dan Kualitas "uku %ang "elum 'emadai Ketersediaan buku yang berkualitas merupakan salah satu prasarana pendidikan yang sangat penting dibutuhkan dalam menunjang keberhasilan proses pendidikan. Sebagaimana dalam PP !o -D*())> tentang S!P dalam pasal ,( tentang Standar Sarana dan Prasarana disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang

Makalah problematika system pendidikan indonesia meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan %ayat -&. Secara teknis, pengadaan buku pelajaran di sekolah tidak lagi boleh dilakukan oleh

14

sekolah dengan menjual buku buku kepada siswa secara bebas, melainkan harus sesuai dengan buku sumber yag direkomendasikan oleh pemerintah. 7alam tahun ())C ini, pemerintah melalui Ketua Satker Program Kompensasi Pengurangan Subsidi %PKPS& 7ana B?S buku ())C akan dicairkan karena dana B?S buku tahun ())@ sudah terserap semuanya. $eski dalam pelaporan serapan dana B?S buku ())@ belum masuk semua ke Satker PKPS BB$ tingkat kabupaten*kota. 'nit cost untuk setiap siswa dari B?S buku ini 5p ((.))) yang diperuntukkan untuk membeli satu buah jenis buku. Jadi kalau dijumlahkan dana B?S buku, baik untuk siswa tingkat S7 maupun S$P sekitar 5p -+-,)BB miliar lebih. Selain itu, buku yang dibeli juga harus sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah melalui Peraturan $enteri Pendidikan !asional %Permendiknas& !o. -- /ahun ())>. Jumlah penerbit yang telah mendapatkan sertifikat dan sesuai menurut Permendiknas !o. -- /ahun ())> sebanyak DB penerbit dan ratusan judul buku. Ke DB penerbit tersebut jika dirinci, untuk penerbit buku matematika sebanyak +- penerbit, bahasa Indonesia sebanyak ,> penerbit, dan bahasa Inggris sebanyak (( penerbit %www. Klik galamedia.com, )B :ebruari ())C&. 2. .(. Penyelenggaraan #t$n$mi Pendidikan Pemerintah telah menetapkan kebijakan otonomi pendidikan, sebagaimana mengacu pada '' !o.()*())+ tentang Sisdiknas dalam pasal >+ tentang Badan 3ukum Pendidikan yang menyebutkan= %-& Penyelenggara dan*atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. %(& Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat %-& berfungsi memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik. %+& Badan hukum pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat %-& berprinsip nirlaba dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk memajukan satuan pendidikan. %,& Ketentuan tentang badan hukum pendidikan diatur dengan 'ndang undang tersendiri.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

15

Berdasarkan pasal di atas maka penyelenggaraan pendidikan tidak lagi menjadi tanggung jawab negara melainkan diserahkan kepada lembaga pendidikan itu sendiri. 7alam penjelasan pasal + ayat ( 5'' Badan 3ukum Pendidikan disebutkan bahwa Kemandirian dalam penyelengaraan pendidikan merupakan kondisi yang ingin dicapai melalui pendirian B3P, dengan menerapkan manajemen berbasis sekolah*madrasah pada pendidikan dasar dan menengah, serta otonomi pada pendidikan tinggi. 3anya dengan kemandirian, pendidikan dapat menumbuhkembangkan kreati4itas, ino4asi, mutu, fleksibilitas, dan mobilitasnya. 2. .) Keterbatasan Anggaran Ketersediaan anggaran yang memadai dalam penyelenggaran pendidikan sangat mempengaruhi keberlangsungan penyelenggaraan tersebut. Ketentuan anggaran pendidikan tertuang dalam '' !o.()*())+ tentang Sisdiknas dalam pasal ,D tentang Pengalokasian 7ana Pendidikan yang menyatakan bahwa 7ana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal ()A dari 9nggaran Pendapatan dan Belanja !egara %9PB!& pada sektor pendidikan dan minimal ()A dari 9nggaran Pendapatan dan Belanja 7aerah %9PB7& %ayat -&. Permasalahan lainnya yang juga penting untuk diperhatikan adalah alasan pemerintah untuk berupaya merealisasikan anggaran pendidikan ()A secara bertahap karena pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk mengalokasikan ()A secara sekaligus dari 9PB!*9PB7. Padahal kekayaan sumber daya alam baik yang berupa hayati, sumber energi, maupun barang tambang jumlahnya melimpah sangat besar. /etapi karena selama ini penanganannya secara kapitalistik maka return dari kekayaan tersebut malah dirampas ?leh para ahli pemilik modal.

Makalah problematika system pendidikan indonesia 2. .). 'utu SD' Pengel$la Pendidikan Sumber daya pengelola pendidikan bukan hanya seorang guru atau kepala sekolah, melainkan semua sumber daya yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan suatu

16

satuan pendidikan. 5endahnya mutu dari S7$ pengelola pendidikan secara praktis tentu dapat menghambat keberlangsungan proses pendidikan yang berkualitas, sehingga adaptasi dam sinkronisasi terhadap berbagai program peningkatan kualitas pendidikan juga akan berjalan lamban. 7engan memahami kerangka dasar penyelenggaraan pendidikan nasional yang berlandaskan sekulerisme, maka standar pengelolaan pendidikan secara nasionalpun akan sejalan dengan sekulerisme tersebut, semisal adanya mekanisme $BS dan ?tonomi P/ sebagaimana disebutkan di atas yang merupakan implementasi dari otonomi pendidikan. !' Rele(ansi #endidikan 2.(.1. "elum 'enghasilkan *i+e Skill %ang Sesuai 7alam kaitannya dengan life skill yang dihasilkan oleh peserta didik setelah menempuh suatu proses pendidikan, maka berdasarkan PP !o.-D*())> sebagaimana dalam pasal -+ bahwa=-& kurikulum untuk S$P*$/s* S$PEB atau bentuk lain yang sederajat, S$9*$9*S$9EB atau bentuk lain yang sederajat, S$K*$9K atau bentuk lain yang sederajat dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup. (& pendidikan kecakapan hidup yang dimaksud meliputi kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan kecakapan 4okasional. 9dapun kriteria penilaian hasil belajar dapat dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, maupun pemerintah. Penilaian hasil belajar oleh pendidik diatur dalam pasal @, antara lain penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama, akhlak mulia, pendidikan kewarganegaraan dan akhlak mulia dilakukan melalui= a. pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik, serta. b. 'langan, ujian, dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

Makalah problematika system pendidikan indonesia

17

diukur melalui ulangan, penugasan, dan atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. Berdasarkan ketentuan di atas, maka dalam menciptakan life skill yang diharapkan dimiliki oleh siswa ukuran yang digunakan adalah penilaian penilaian di atas. !amun kenyataan sebaliknya justru menunjukan bahwa korelasi antara proses pendidikan selama ini dengan pembentukan kepribadian siswa merupakan hal yang dipertanyakanH Kasus tawuran antar pelajar, seks bebas, narkoba, dan berbagai masalah sosial lainnya merupakan indikator yang rele4an untuk mempertanyakan hal ini. 2.(.2. Pendidikan %ang "elum "erbasis Pada 'asyarakat dan P$tensi Daerah Struktur kurikulum yang ditetapkan berdasarkan '' !o.()*())+ dalam Pasal +@ tentang Kurikulum menyebutkan= %-& Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. %(& Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip di4ersifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. %+& Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka !egara Kesatuan 5epublik Indonesia dengan memperhatikan= a. peningkatan iman dan takwaI b. peningkatan akhlak muliaI c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didikI d. keragaman potensi daerah dan lingkunganI e. tuntutan pembangunan daerah dan nasionalI f. tuntutan dunia kerjaI g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seniI h. agamaI i. dinamika perkembangan globalI dan j. persatuan nasional dan nilai nilai kebangsaan. %,& Ketentuan mengenai pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat %-&, ayat %(&, dan ayat %+& diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 7alam PP !o.-D*())> antara lain dalam pasal @ yang menyebutkan=-& kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan akhlak mulia, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan. @&. Kurikulum dan silabus S7*$I*S7EB*Paket 9, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis. Kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

18

$asyarakat dan lingkungan tempat tinggal merupakan bagian yang terintegrasi dengan siswa sebagai peserta didik. Proses pendidikan yang sebenarnya tentu melibatkan peranan keluarga, lingkungan masyarakat dan sekolah, sehingga jika salah satunya tidak berjalan dengan baik maka dapat mempengaruhi keberlangsungan pendidikan itu sendiri. 2.(. "elum #ptimalnya Kemitraan Dengan Dunia ,saha/ Dunia -ndustri

Berkaitan dengan peranan masyarakat dalam pendidikan dalam '' !o.()*())> Sisdiknas pasal >, tentang Peran Serta $asyarakat 7alam Pendidikan menyebutkan = %-& Peran serta masyarakat dalam pendidikan meliputi peran serta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. %(& $asyarakat dapat berperan serta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. %+& Ketentuan mengenai peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat %-& dan ayat %(& diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 3al yang justru memunculkan kerawanan saat ini adalah dengan adanya 5'' B3P maka peranan pihak swasta %pengusaha& mendapatkan akses yang lebih luas untuk mengelola pendidikan, sehingga bagaimana jadinya kalau kemitraan dengan 7'*7I tersebut ternyata menempatkan pengusaha ataupun perusahaan sebagai pihak yang berin4estasi dalam lembaga pendidikan dengan menuntut adanya return yang sepadan dari in4estasinya tersebutH Kondisi ini pada akhirnya akan memperkokoh keberlangsungan kapitalisasi pendidikan.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

19

BAB III PEME)AHAN MASALAH


.1. S$lusi 'asalah 'endasar Penyelesaian masalah mendasar tentu harus dilakukan secara fundamental. Penyelesaian itu hanya dapat diwujudkan dengan melakukan perombakan secara menyeluruh yang diawali dari perubahan paradigma pendidikan sekular menjadi paradigma Islam. 3al ini sangat penting dan utama. 9rtinya, setelah masalah mendasar diselesaikan, barulah berbagai macam masalah cabang pendidikan diselesaikan, baik itu masalah aksesibilitas pendidikan, rele4ansi pendidikan, pengelolaan dan efisiensi, hingga kualitas pendidikan Solusi masalah mendasar itu adalah dengan melakukan pendekatan sistemik yaitu secara bersamaan melakukan perubahan paradigma dalam penyelenggaraan sistem ekonomi yang kapitalistik menjadi islami, tatanan sosial yang permisif dan hedonis menjadi islami, tatanan politik yang oportunistik menjadi islami, dan ideologi kapitalisme sekuler menjadi mabda islam, sehingga perubahan sistem pendidikan yang materialistik juga dapat diubah menjadi pendidikan yang dilandasi oleh aJidah dan syariah islam sesuai dengan karakteristiknya. Perbaikan ini pun perlu dilanjutkan dalam perbaikan aspek formalitas, yaitu dengan dibuatnya regulasi tentang pendidikan yang berbasiskan pada konsep syari#ah islam. Salah satu bentuk nyata dari solusi mendasar itu adalah mengubah total '' Sistem Pendidikan yang ada dengan cara menggantinya dengan '' Sistem Pendidikan %Syari#ah& Islam. 3al paling mendasar yang wajib diubah tentunya adalah asas sistem pendidikan. Sebab asas sistem pendidikan itulah yang menentukan hal hal paling prinsipil dalam sistem pendidikan, seperti tujuan pendidikan dan struktur kurikulum. 3.2 S$lusi ,ntuk Permasalahan Deri&at Seperti diuraikan di atas, selain adanya masalah mendasar, sistem pendidikan di Indonesia juga mengalami masalah masalah cabang, antara lain = -& Keterbatasan aksesibilitas dan daya tampung,

Makalah problematika system pendidikan indonesia (& Kerusakan sarana dan prasarana, +& Kekurangan tenaga guru, ,& Kinerja dan kesejahteraan guru yang belum optimal, >& Proses pembelajaran yang kon4ensional, @& Jumlah dan kualitas buku yang belum memadai, C& ?tonomi pendidikan. Keterbatasan anggaran D& $utu S7$ Pengelola pendidikan -)& Eife skill yang dihasilkan tidak sesuai kebutuhan --& Pendidikan yang belum berbasis masyarakat dan lingkungan -(& Kemitraan dengan 7'*7I

20

'ntuk menyelasaikan masalah masalah cabang di atas, diantaranya juga tetap tidak bisa dilepaskan dari penyelesaian masalah mendasar. Sehingga dalam hal ini diantaranya secara garis besar ada dua solusi yaitu= Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan, antara lain= sistem ekonomi, sistem politik, sistem sosial, ideologi, dan lainnya. 7engan demikian, penerapan ekonomi syari#ah sebagai pengganti ekonomi kapitalis ataupun sosialis akan menyeleraskan paradigma pemerintah dan masyarakat tentang penyelenggaraan pendidikan sebagai salah satu bentuk kewajiban negara kepada rakyatnya dengan tanpa adanya pembebanan biaya yang memberatkan ataupun diskriminasi terhadap masyarakat yang tidak memiliki sumber dana %capital&. Penerapan sistem politik islam sebagai pengganti sistem politik sekuler akan memberikan paradigma dan frame politik yang dilakukan oleh penguasa dan masyarakat sebagai bentuk perjuangan untuk menjamin terlaksananya pengaturan berbagai kepentingan ummat oleh penguasa termasuk diantaranya dalam bidang pendidikan. Sehingga bukan malah sebaliknya menyengsarakan ummat dengan memaksa mereka agar melayani penguasa. Penerapan sistem sosial yang islami sebagai pengganti sistem sosial yang hedonis dan permisif akan mampu mengkondisikan masyarakat agar memiliki kesadaran yang tinggi terhadap kewajiban terikat pada hukum hukum syari#at sehingga peran mereka dalam mensinergiskan pendidikan di sekolah adalah dengan memberikan tauladan tentang aplikasi nilai nilai pendidikan yang diperoleh siswa di sekolah.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

21

Kedua, solusi teknis, yakni solusi untuk menyelesaikan berbagai permasalahan internal dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. 7iantaranya= Secara tegas, pemerintah harus mempunyai komitmen untuk mengalokasikan dana pendidikan nasional dalam jumlah yang memadai yang diperoleh dari hasil hasil eksploitasi sumber daya alam yang melimpah yang merupakan milik ummat. 7engan adanya ketersediaan dana tersebut, maka pemerintahpun dapat menyelesaikan permasalahan aksesibilitas pendidikan dengan memberikan pendidikan gratis kepada seluruh masyarakat usia sekolah dan siapapun yang belum bersekolah baik untuk tingkat pendidikan dasar %S7 S$P& maupun menengah %SE/9&, bahkan harus pula berlanjut pada jenjang perguruan tinggi. merekrut jumlah tenaga pendidik sesuai kebutuhan di lapangan disertai dengan adanya jaminan kesejahteraan dan penghargaan untuk mereka. Pembangunan sarana dan prasarana yang layak dan berkualitas untuk menunjang proses belajar mengajar. Penyusunan kurikulum yang berlandaskan pada nilai nilai syari#ah %9l Kur#an dan 9s Sunnah&. $elarang segala bentuk kapitalisasi dan komersialisasi pendidikan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta menjamin terlaksananya pendidikan yang berkualitas dengan menghasilkan lulusan yang mampu menjalani kehidupan dunia dengan segala kemajuannya %setelah menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan teknologi serta seni baik yang berasal dari islam maupun hadharah #am& dan mempersiapkan mereka untuk mendapatkan bagiannya dalam kehidupan di akhirat kelak dengan adanya penguasaan terhadap tsaJofah islam dan ilmu ilmu keislaman lainnya. %!% S"lusi dari t"k"h Pendidikan 6urunya adalah putera daerah yang kompeten, petani*peternak*pengrajin*pengusaha sukses di daerahnya. Pemerintah* Komunitas daerah hanya perlu merekrut ( orang P91796?61 dan PSIK?E?6 per Kabupaten untuk menyusun kurikulum berbasis P?/1!SI BIS!IS di daerah. Perpustakaan difokuskan kepada pengembangan potensi daerah ini.7engan begitu, pendidikan atau sekolah benar( menjadi tempat dimana B'SI!1SS dilahirkan, dihidupkan dan diimplementasikan dalam dunia nyata untuk menghidupkan Kesholehan Sosial dan Kesholehan 1konomi di 7aerah. LHarr* Sant"sa+

Makalah problematika system pendidikan indonesia

22

/ingkat pendidikan dan tingkat ekonomi dari guru*dosen yang harus ditingkatkan sebagai insentif dalam proses mengajar serta semakin banyak sekolah yang mempunyai fasilitas yang memadai tetapi masih terlalu besar )o4e#ty ga) antara sekolah di kota dan di desa.M Prioritas yang paling mendesak dilakukan pemerintah saat ini menurut Syamsul adalah perbaikan gaji, perbaikan kurikulum, perbaikan peraturan*regulasi, dan pendistribusian subsidi pemerintah yang adil dan menyeluruh. Selain itu kemampuan guru dan dosen sendiri harus ditingkatkan baik melalui intensi4e t#aining dan sel/5lea#ning seperti research, menulis di jurnal dll. Seharusnya hal hal seperti inilah yang harus ditingkatkan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu para pendidik itu sendiri. !ood ed"$ato#s &ean good ed"$ation dan diharapkan akan menghasilkan para lulusan yang bermutu dan siap kerja. %Syamsul 9rief 5akhmadani,seorang staff pengajar di I!/I ;ollege& $engutif dari ,R!H!Arie& Rahman-MPd,sebagai 1Fecuti4e ;hairman of Indonesian !ational ;ommision untuk Eembaga PBB '!1S;? ini, adalah $utu 6uru. 7i mana kesejahteraan mereka para guru harus diperhatikan dan diperbaiki, akademisnya juga harus diperbaiki, pola mengajarnya juga harus diperbaiki. Bangsa dan negara ini juga mempunyai andil dalam kesalahan besar terhadap dunia pendidikan di Indonesia. $aksud saya adalah seolah olah semua masalah besar pada pendidikan dibebankan atau ditujukan kepada Pemerintah saja, padahal itu adalah tanggung jawab seluruh rakyat Indonesia juga atau tanggung jawab kita bersama. Saya beri contoh, jika ada sesuatu yg tidak beres dalam tatanan dunia pendidikan seharusnya kita tanyakan dulu kepada diri kita sendiri tentang permasalahan itu, dan kita berusaha ikut berpartisipasi positif dan aktif di dalam memajukan sistem pendidikan di Indonesia. Jangan hanya menyalahkan pemerintah saja. 7alam hal ini pemerintah itu hanya memberikan rambu rambu pendidikan yang fleksibel yang dapat kita rembukan atau diskusikan bersama untuk hal perubahan atau penambahan di dalam rambu( tersebutM. $enurut Syamsul yang mengidolakan $r.Peter ?N7onnell salah satu senio# le$t"#e# di $onash 'ni4ersity dulu, ada dua hal yang menjadi tantangan terbesar bagi dunia pendidikan di Indonesia menghadapi era globalisasi dunia sekarang. 0ang pertama adalah /eknologi. $inimnya pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi kemampuan para edukator. Saya yakin bahwa banyak guru guru yang tidak mengetahui adanya

Makalah problematika system pendidikan indonesia

23

internet sedangkan para murid sudah te$3nology5a.a#e. 0ang kedua, masuknya sekolah plus dengan o4e#seas sylla1"s. /antangan ini bisa berdampak positif dan berdampak negatif, tergantung dari perspektif mana kita melihatnya. Sylla1"s dari luar negeri tidak sepenuhnya sempurna seperti yang dipikirkan oleh banyak orang, banyak hal hal yang tidak sesuai dengan kondisi Indonesia. /etapi di lain sisi, o4e#seas sylla1"s maupun sekolah plus akan memberikan nilai tambah tersendiri dan mungkin akan menjadikan suatu warning bahwa era globalisasi 3as t#"ly a##i4ed. 7an kita berharap pemerintah mempunyai peraturan yang mengatur sekolah plus dan sylla1"s nya

Makalah problematika system pendidikan indonesia BAB I. KESIMP/LAN ,AN SARAN '!$! Kesim#ulan

24

Kunjungan tim yang bersifat sporadis, tidak akan bisa menemukan permasalahan %pendidikan& penduduk miskin yang sesungguhnya. 7iperlukan suatu tim yang bersifat permanen yang dikenal dan padu dengan dinas instansi terkait baik di propinsi, kabupaten kota sampai ke kecamatan. /im itu harus berkemampuan untuk melakukan= -. (. Pengamatan langsung dan kajian bersama yang melibatkan0 ahli pendidikantokoh masarakat %pendidik& nagari, serta dialog dengan kaum duafa, langsung. Perumusan program Kurikulum $uatan Eokal di sekolah, dan program pendidikan luar sekolah yang benar benar berguna bagi penduduk %miskin& yang bersekolah atau berdiam di !agari Binaan. 8alaupun memang tidak semua rakyat nagari itu miskin, dan biasanya rakyat kaya memerlukan muatan lokal dan program keterampilan yang berbeda dari kebutuhan mendesak rakyat miskin. +. Inisiasi pelaksanaan pendidikan %kurikulum muatan lokal& serta diklat PES , yang bersifat teknologi terapan sederhana, yang terprogram dan terlaksana dengan rapi. '! Saran -. Agar keangg"taan tim #embinaan tidak terlalu alir, sering gonta ganti, dan setiap anggota tim yang turun ke negeri dapat memberikan masukan yang jelas kepada leading sektor pembinaan. 9kan lebih bagus bila anggota tim pembinaan nagari itu dipikirkan untuk dijadikan "tim permanen lintas sektoral# yang menguasai permasalahan %kesehatan, pendidikan dan ekonomi kerakyatan&, dengan Surat /ugas dari 6ubernur. (. 3arus ada komunikasi yang intense antara pemuka masyarakat dan pemerintahan nagari dengan tim. 7iperlukan pula forum pendiskusian berbagai alternatif kegiatan, yang ditawarkan, untuk mengatasi berbagai masalah.

Makalah problematika system pendidikan indonesia +.

25

'saha serius untuk menggalakkan siswa menjadi pembaca harus segera dimulai, baik di sekolah sekolah maupun melalui PES. Sehingga pembinaan terhadap semua lapisan masarakat dapat dilakukan dengan mudah.

Makalah problematika system pendidikan indonesia

26

Makalah problematika system pendidikan indonesia

27

Makalah problematika system pendidikan indonesia

28

Makalah problematika system pendidikan indonesia

29

Makalah problematika system pendidikan indonesia

30

,A1TAR P/STAKA

'' !o.()*())+ /entang Sistem Pendidikan !asional PP !o. -D*())> /entang Standar !asional Pendidikan Permendiknas !o. ,>*())@ /entang '! /ahun 9jaran ())@*())C. $edia ;etak = Kompas,>*D*())-I Pikiran 5akyat, )@*-)*())(I 5epublika, -)*>*())>I 5epublika, -+*C*())>I Pikiran 5akyat,->*)C*())>I Kompas, @*(*())CI Koran /empo, )C*)+*())C. 8ebsite = www.suara pembaruan.com*-@ juli ()),I www.undp.org*hdr()), I www.worldbank.comI www.republikaonline.comI www.indonesia.go.id %Senin -(*(*)C&I http=**www.perbendaharaan.go.id*() )( ())CI www.Pikiran 5akyat.com %)+*()),&I www. Klik galamedia.com, %)B :ebruari ())C&I %www.tempointeraktif.com&I www.bapeda jabar.go.id*())@. www.tempointeraktif.com %B*+*())C& 9l Baghdadi, 9bdurrahman. -DD@. Sistem Pendidikan di $asa Khilafah Islam. Bangil Jatim= 9l IOOah $uhamad ShidiJ 9l Jawi. Pendidikan 7i Indonesia, $asalah dan Solusinya. 9rtikel. www.khilafah-D(,.org Panduan KK! 8ajar 7ikdas D /ahun, 'PI ())@. Bulletin 1pitech ())@, 7isdik Pro4.Jabar. Blog= http=**blog.appidi.or.id*HpG,+)I makalah pendidikan tahun ())C Blog= http=**dOarmono.wordpress.com*())C*)@*--*makalah pendidikan tahun ())B Blog= www.tyasmmB,.blogspot.com*())B*)-*profesi teknologi pendidikan.html 3arian surat Kabar ?nline= http=**www.sergaponline.com*berita 3arian Bisnis indonesia= www.bisnis.com 3arian Kompas ?nline= www.kompas.com 3arian Pikiran 5akyat ?nline= http=**www.pikiranrakyat.com

Makalah problematika system pendidikan indonesia

31

Anda mungkin juga menyukai