Anda di halaman 1dari 18

KONSEP-KONSEP DASAR DALAM ANALISIS WACANA Ike Revita

1. Pendahuluan In the world of human beings, you wont find a language by it selfthe Dutch language strolling the canals, or the English language having a nice cup of tea, or the German language racing madly along the autobahn. You only find discourse. Robert de Beaugrande (1997:36) Membayangkan dunia tanpa wacana ibaratnya seperti membayangkan dunia tanpa bahasa yang berarti membayangkan sesuatu yang tidak manusia se#a#u membahasakan dan terbayangkan! "a#am kehidupannya

mewacanakan sesuatu yang me#ibatkan bunyi dan bentuk #ingua# dan dimaknai berdasarkan penga#aman serta situasi tempat bunyi dan bentuk #ingua# itu dipergunakan! Membahasakan dan mewacanakan mengacu pada bahasa untuk $ungsi komunikasi! Bahasa yang direa#isasikan berupa bunyi dan tu#isan dimaknai o#eh manusia da#am peristiwa komunikasi! "engan demikian wacana digunakan untuk memahami dunia orang #ain dan diri sendiri! %rti dan makna akan ada bi#a ada yang menggunakan dan memaknai! &ebuah kata misa#nya akan bermakna bi#a ada yang mengungkapkan dan menginterpretasikannya1! 'acana itu sendiri diartikan sebagai unit bahasa yang #ebih besar dari ka#imat(! %na#isis wacana berarti mengana#isis unit bahasa yang #ebih tinggi dari ka#imat))wacana! *nit itu dapat berupa paragara$ yang terdiri atas beberapa
+

&ta$ ,enga-ar .aku#tas &astra *ni/ersitas %nda#as ,adang Mahasiswa ,rogram "oktor 0inguistik *ni/ersitas 1ad-ah Mada 1 "ikatakan o#eh &tephanus "-awanai da#am catatan perku#iahan %na#isis 'acana yang diberikan pada tahun (223! ( &oeseno 4artomihard-o! 5%na#isis 'acana dengan ,enerapannya pada Beberapa 'acana6! "a#am Bambang 4aswanti ,urwo! ellba !! 7akarta:0embaga *nika %tma-aya!1993! 8a#! (1

ka#imat atau hanya satu ka#imat sa-a! Misa#nya ketika seorang ibu menasehati anaknya yang me#akukan kesa#ahan dapat mengutarakannya da#am suatu wacana #isan yang pan-ang dan mungkin sa-a diu#ang)u#ang terus da#am hari itu bahkan da#am beberapa hari berturut)turut! 9amun si ayah yang tidak banyak bicara hanya mengatakan (1) Jan diulang mancoreng kaniang ayah jo arang baliak! 7angan diu#ang mencoreng kening %yah dengan arang #agi: 57angan mengu#angi kesa#ahan yang mema#ukan %yah itu #agi!6 4onteks: "ituturkan o#eh seorang bapak yang meminta anaknya untuk tidakmengu#angi perbuatan yang sama! diiringi pandangan mata yang penuh arti dan intonasi yang tegas sehingga anaknya menyadari kesa#ahan yang te#ah di#akukan! 7adi sebuah wacana bisa terdiri atas satu ka#imat sa-a tidak harus terdiri atas beberapa ka#imat karena memaknai sebuah wacana tidak ter#epas dari konteks dan $aktor)$aktor di #uar kebahasaan yang mempengaruhi makna sebagaimana ha#nya contoh (1)! ,andangan ini se-a#an dengan pendapat Brown dan ;u#e 3 dan 8atch< yang mengatakan mengana#isis wacana berarti mengana#isis penggunaan bahasa sesuai $ungsinya! "a#am mengana#isis wacana deskripsi #ingua# sebuah bahasa tidak dapat dipisahkan dengan tu-uan dan $ungsi bentuk #ingua# tersebut yang memang dirancang sedemikian rupa untuk dipergunakan o#eh manusia da#am berkomunikasi! &eperti pada contoh (1) u-arannya dimaknai si anak sesuai dengan keinginan si ayah! 4esesuaian makna ini membutuhkan proses interaksi yang cukup #ama yang diakumu#asikan sehingga men-adi pengertian bersama! ,engertian bersama ini diwu-udkan da#am simbo#)simbo# kebahasaan yang dapat berbentuk kata atau $rasa ka#imat tidak #engkap nada suara atau intonasi bahkan isyarat non /erba# yang $ami#iar dan=atau tidak $ami#iar dengan masyarakat pada umumnya! >#eh karena itu u-aran (1) yang disampaikan
3

1i##ian Brown and 1eorge ;u#e! Discourse "nalysis. ?ambridge:?ambridge *ni/ersity ,ress! 19@3! 8a#!1 < 0ihat &hameem Ra$ik)1a#ea! (223! 5"isourse %wareness and Assues in B&C Materia# "esign6! "a#am &oetino &ugiharto! Indonesian #E$%! Do#!1! 9o!1! 7akarta:*nika %tma-aya!(223! 8a# 93

dengan intonasi dan ekpresi non/erba# tertentu tidak ka#ah menda#amnya dibandingkan dengan wacana yang pan-ang dan berte#e)te#e seperti yang disampaikan o#eh si ibu! 8a# ini pu#a#ah yang membuat wacana berbeda dengan teks! "-awanai 3 mengatakan teks dan wacana merupakan dua ha# yang berbeda karena yang pertama mengacu kepada hasi#))dipandang sebagai produk yang mengenyampingkan pertimbangan teks itu dibangun)) sedangkan yang kedua mengacu kepada proses yaitu proses pemi#ihan dan peman$aatan bunyi (hierarki $ono#ogis) pemi#ihan kata (hierarki re$erensia#) sampai kepada satuan kabahasaan yang besar dan proses gramatik=sintaktik semantik dan pragmatik (hierarki gramatika#) sebagai upaya pengungkapan makna!6 %gar dapat memahami dan mengana#isis sebuah wacana diper#ukan pemahaman terhadap konsep)konsep dasar ana#isis wacana tersebut! >#eh sebab itu tu#isan singkat ini akan membicarakan beberapa konsep tentang ana#isis wacana yaitu asumsi presupposisi in erensi impli!a"ur# dan !on"e!s! 4onsep)konsep dasar ini akan di-e#askan sedemikian rupa serta ap#ikasinya pada sebuah bahasa daerah yaitu Bahasa Minangkabau! $. Konsep Dasar Analisis Wa%ana dan Apli!asin&a a. Asumsi &eorang peserta tutur baik sebagai sebagai penutur maupun mitra tutur menyimpan segudang asumsi da#am pikiran mereka! %sumsi mengenai dunia tempat tingga#nya asumsi mengenai ke#ompok sosia# tertentu asumsi mengenai dirinya sendiri atau asumsi mengenai penga#aman hidupnya! %sumsi ini akan se#a#u beker-a da#am setiap gerak hidupnya! Catka#a seseorang bertemu dengan orang #ain asumsinya akan #angsung beker-a apakah
3

&tephanus "-awanai! 5%na#isis 'acana: "ari Ceks ke 'acana6! &ahasa. Bdisi ,ertama Maret ! &o#o:*ni/ersitas 9egeri &o#o! (222! 8a#! <1 6 0ihat -uga 4enneth 0! ,ike 1971 da#am &tephanus "-awanai! 5Beberapa ?atatan Mengenai Ceori Cagmemik'. "a#am &oen-ono "ard-owod-o-o! $inguisti'(%eori dan %erapan! ,rosiding dari &imposium 0inguistik 19@3! 0ustrum D *nika %tma-aya! 7akarta:%rcan! 19@7! 8a#! @2 dan 1i##ian Brown dan 1eorge ;u#e! >p!cit! 8a#!<

<

dia pernah bertemu atau be#um dengan orang ini ka#au be#um pernah dia akan meni#ai penampi#an orang itu dari mana asa#nya dari ke#as sosia# apa umurnya kira)kira berapa dan #ainnya! 7ucker7 dan Muhad-ir
@

berpendapat asumsi merupakan dugaan yang

berdasarkan pada #ingkungan kogniti$! %sumsi muncu# sebagai usaha untuk mengena#i sesuatu me#a#ui penga#aman pribadi (kognisi)! 7adi da#am asumsi terdapat proposisi uni/ersa# yang self evident benar dan tidak memer#ukan pembuktian! %sumsi akan per#u dibuktikan -ika kebenaran sedang dicari! &ete#ah di#akukan pembuktian asumsi akan berubah men-adi postu#at (pernyataan tentang se-um#ah sesuatu yang memi#iki hubungan) ber#an-ut kepada tesis (pernyataan yang te#ah diu-i kebenarannya #ewat e/idensi atau secara empiris) dan terakhir menu-u sebuah teori (konstruksi pernyataan integrati$ terkandung asumsi postu#at dan se-um#ah tesis) "a#am kaitannya dengan peristiwa tutur #ingkungan kogniti$ yang dibawa o#eh peserta tutur akan terus berkembang se#ama peristiwa komunikasi ber#angsung dan terkait dengan apa yang disebut o#eh &ear#e 9 sebagai #atar be#akang dan -aringan! 0atar be#akang (bac'ground) terdiri atas keyakinan dan asumsi yang mendasar untuk di-adikan sebagai interpretasi sebuah tuturan sedangkan -aringan (networ') terdiri atas keyakinan proposisi yang diper#ukan untuk memahami sebuah tuturan! "a#am praktiknya kedua isti#ah ini tidak pernah dipisahkan -ustru se#a#u digunakan diberikan &ear#e (() George &ush intends to run for president dikatakan penutur berasumsi bahwa mitra tutur -uga memi#iki keyakinan ka#au %merika merupakan negara yang berbentuk repub#ik dan se#a#u me#aksanakan pemi#ihan presiden seka#i empat tahun! ,enga#aman penutur yang sering me#akukan diskusi po#itik dengan mitra tutur membuatnya yakin akan asumsi
7

yang di da#amnya

bersamaan! "ari contoh yang

%ndreas 8 7ucker! 5?on/ersation:&tructure or ,rocessE6! "a#am 7ohn R &ear#e et a#! )*n+ ,earle on -onversation! %mstredam=,hi#ade#phia: 7ohn Ben-amins ,ub#ishing ?ompany! 1991! 8a#! @( @ 9oeng Muhad-ir! .etodologi enelitian /ualitatif! ;ogyakarta:Rake &arasin!(222! 8a#! 7 9 0ihat %ndreas 8!7ucker! >p!cit! 8a#! @(

tersebut! "engan demikian dapat dikatakan asumsi merupakan dugaan yang men-adi dasar da#am penarikan kesimpu#an! "a#am kehidupan masyarakat Minangkabau ada sebuah pepatah yang mengatakan manggari' laua' dalam lubua' lah 0aleh 0antan 0o batinonyo 6bergerak ikan da#am ko#am sudah diketahui -antan atau betina6! %rtinya seorang Minangkabau akan cepat menangkap sesuatu yang tersirat dari sebuah u-aran! 4etika penu#is menyampaikan ha# ini kepada seorang non)Minangkabau dia #angsung berasumsi bahwa orang Minang ada#ah orang yang berpikiran negati$ (negative thin'ing)! %sumsi ini be#um bisa dikatakan benar atau sa#ah sebe#um di#akukan pembuktian yang empirik! &aat berasumsi orang ini menarik kesimpu#an bedasarkan penga#aman pribadi dan pembuktian dari dirinya sendiri! %sumsi ini akan berbeda dari meraka yang memi#iki penga#aman berbeda pu#a! Cerbukti ketika penu#is menyampaikan ha# yang sama kepada beberapa teman non)Minangkabau #ain asumsi mereka ada#ah orang Minangkabau se#a#u bersikap bi-aksana karena segera dapat memahami maksud yang secara #itera# tidak terucap! (. Presuposisi ,resuposisi atau praanggapan digambarkan o#eh beberapa ah#i sebagai berikut: a! ,resuposisi merupakan pengetahuan bersama (common ground) antara penutur dan mitra tutur sehingga tuturan tidak per#u diutarakan! &umber presuposisi ada#ah pembicara karena pembicara berpresuposisi bahwa pendengar memahami apa yang dipresuposisikan12! b! &ebuah ka#imat dikatakan mempresuposisikan ka#imat yang #ain -ika ketidakbenaran ka#imat yang kedua (yang dipresuposisi) mengakibatkan ka#imat yang pertama (yang mempresuposisi) tidak dapat dikatakan benar atau sa#ah11!

12 11

0ihat &ta#naker da#am 1i##isn Brown dan 1eorge ;u#e! >p!cit! 8a#! (9 0ihat A "ewa ,utu 'i-ana!Dasar1dasar aragmati'. ;ogyakarta: %ndi! 1996! 8a#!37 dan 4eenan da#am 1i##ian Brown dan 1eorge ;u#e! >p!cit! ha#! (9

"ari kedua pandangan di atas dapat disimpu#kan bahwa da#am presuposisi terdapat truth condition=semantics tradition karena sebuah u-aran dipresuposiskan tergantung kepada struktur ka#imat yang digunakan! >#eh karena itu semakin erat hubungan peserta tutur semakin banyak pu#a tuturan yang tidak diutarakan secara /erba# karena mitra tutur sudah bisa mempresuposisikan tuturan tersebut dengan benar sesuai dengan apa yang ada da#am pikiran penutur! 0ebih -e#asnya presuposisi dapat di#ihat pada contoh berikut ini: (3) %: Tia, buekkan Uda kopi, ciek! Cia bikinkan *da kopi satu: 5Cia to#ong buatkan &aya sege#as kopi:6 B: Yo, Da? ;a "aE 5Aya "aE6 4onteks: &eorang suami meminta istrinya untuk membuatkan sege#as kopi! *-aran (3) disampaikan o#eh seorang suami kepada istrinya! &i suami biasa meminum kopi yang tidak ter#a#u manis tidak ter#a#u kenta# dan porsinya pun tidak banyak! Biasanya akti/itas minum kopi di#akukan di diteras be#akang runag sembari membaca buku! ,resuposisi % tentang takaran kopi yang biasa diminum dan tempat pe#aksanakan minum kopi ternyata benar! %pabi#a tidak B tidak akan segera men-awab dengan Iya! Barangka#i akan ada beberapa pertanyaan seperti Manis atau pahit? atau Satu cangkir besar atau

cangkir kecil?, atau Dimana diletakkan? 7ustru karena sudah mengetahui


kebiasaan suaminya itu#ah si istri segera membuatkan kopi dan membawanya ke teras be#akang tersebut! %. In erensi 5Inference2process which the reader )hearer+ must go through to get from the literal meaning of what is

written )or said+ to what the writer )spea'er+ intended to convey34. An$erensi merupakan sebuah kesimpu#an yang sering harus dibuat seorang mitra tutur karena dia tidak mengetahui apa makna sebenarnya yang dimaksudkan o#eh penutur! 7a#an pikiran penutur bisa sa-a berbeda dengan -a#an pikiranmitra tutur bisa sa-a in$erensi yang dibuat mitra tutur me#eset atau sa#ah! >#eh karena itu mitra tutur per#u membuat in$erensi)in$erensi #agi agar apa yang dimaksud penutur dapat ditangkap secara -e#as o#eh mitra tutur! %gar sebuah in$erensi dipero#eh dengan benar diper#ukan in$erensi yang bersi$at pragmatik bukan #ogis sa-a disamping in$erensi yang berdasarkan pengetahuan sosioku#tura#! An$erensi akan sangat berman$aat saat digunakan untuk men-embatani dua u-aran yang terkait tetapi kurang -e#as keterkaitannya! Misa#nya (<) %: A ak pai !alan"!alan minggu muko, mah# 4ita pergi -a#an)-a#an minggu depan mah! 54ita pergi berdarmawisata minggu depan!6 B: Saik randangnyo gadangan setek, yo! ,otong rendangnya dibesarkan sedikit ya: 5"aging rendangnya dipotong agak besar!6 4onteks: &eorang gadis memberitahukan temannya tentang rencana organisasi mereka untuk berdarmawisata! An$erensi yang mungkin men-embatani dua u-aran tersebut ada#ah ?: Mereka pergi berdarma isata dan memba a nasi bungkus berlaukkan rendang# An$erensi seperti (?) mudah dibuat karena B sudah mengetahui kebiasaan organisasi mereka yang se#a#u membawa beka# nasi bungkus pakai rendang setiap berdarmawisata! An$erensi ini akan #ebih mudah #agi diambi# o#eh orang yang berasa# dari Minangkabau karena rendang ada#ah makanan khas daerah itu seperti ha#nya gudeg di ;ogya atau ketoprak di 7akarta! Atu#ah sebabnya

1(

1i##ian Brown and 1eorge ;u#e!>p!cit! 8a# (36

pengetahuan sosioku#tura# yang berhubungan dengan keterkaitan kedua u-aran di atas sangat diper#ukan! Menurut 8a/i#and dan ?#ark13 menetapkan suatu asumsi penghubung (bridging assumption) seperti (<?) cukup su#it dan memakan waktu! &e#an-utnya asumsi penghubung dikatakan bisa men-adi mata rantai yang hi#ang (misssing lin') yang diper#ukan untuk membuat u-aran (<%) dan (<B) men-adi -e#as! ?ontoh #ainnya dapat di#ihat pada data berikut! (3) %: $aiklah! 9aik#ah: 5Masuk#ah ke da#am rumah:6 B: %ara buah !an!angnyo ko, Tek? Berapa buah tangganya ini CekE 5%da berapa tangga yang dimi#iki rumah ini CekE6 4onteks: "ituturkan o#eh seorang bibi yang meminta keponakannya untuk mampir! .issing lin' dari kedua u-aran di atas ada#ah ?: &umah itu memiliki tangga# .issing lin' bisa ter-adi secara otomatis dan non)otomatis! >tomatis dan tidak otomatisnya sebuah missing lin' didasari o#eh struktur u-aran! *ntuk #ebih -e#asnya dapat di#ihat da#am pen-e#asan berikut ini! A. In erensi se(a)ai *u(un)an &an) Non-O"oma"is &ebuah teks bisa sa-a dihubungkan o#eh missing lin' yang $orma# namun seorang mitra tutur sering harus membuat sendiri in$erensi tersebut! ?ontoh (3) merupakan missing lin' karena ada hubungan otomatis yang ter-adi antara kedua u-aran! Berbeda dengan data (<) yang bukan missing lin' karena mitra tutur harus mencari sendiri hubungan yang si$atnya non)otomatis! 8ubungan yamg si$atnya non)otomatis seperti pada (<?) dikatakan benar)benar merupakan in$erensi karena dibutuhkan usaha interpretati$ di pihak mitra tutur!
13

8a/i#and and ?#arkda#am 1i##ian Brown dan 1eorge ;u#e!op!cit! 8a#! (37

+. In erensi se(a)ai Pen)isi Kesen,an)an a"au Ke"iadaan Kon"inui"as dalam In"erpre"asi. An$erensi merupakan hubungan yang diciptakan o#eh penutur dan mitra tutur untuk memahami dan menginterpretasikan wacana yang kurang #engkap! &emakin kurang #engkap sebuah wacana semakin banyak usaha mitra tutur untuk membuat in$erensi! "a#am ha# ini konteks sangat berperan penting! 4onteks itu ada da#am pikiran penutur dan mitra tutur! 'aren et a# 1< mengatakan untuk sampai pada in$erensi sebagai pengisi kesen-angan yang terdapat da#am peristiwa tutur seorang mitra tutur harus menggunakan pertanyaan siapa apa dimana dan kapan! Misa#nya (6) a! Urang lah eboh mandanga kaba 'adang ka dapek Tsunami ! >rang sudah ribut mendengar kabar ,adang akan dapat Csunami! 5Masayarakat ribut mendengar berita ,adang akan di#anda Cusnami!6 b! Urang A ak nan barado di parantauan lah manalepon ka 'adang maminta dunsanaknyo untuak maninggaan kota 'adang# >rang %wak yang berada di perantauan te#ah mene#pon ke ,adang meminta saudara mereka untuk meningga#kan kota ,adang! Masyarakat Minangkabau di perantauan meminta ke#uarga mereka untuk segera meningga#kan kota ,adang! c! (alan ka %ukittinggi, 'adang 'an!ang, !o ka Solok macet# 7a#an ke Bukittinggi ,adang ,an-ang dan ke &o#ok macet! 57a#an menu-u Bukittinggi ,adang ,an-ang dan &o#ok macet!6 d! Tiket pesa at pun sarik# Ciket pesawat pun susah! 5&usah untuk mendapatkan tiket pesawat!6 Cuturan (a))(d) merupakan cerita yang disampaikan o#eh seorang masyarakat Minang kepada temannya yang menetap di 7akarta! Bagi mitra tutur yang mengetahui adanya isu Csunami yang akan me#anda kota ,adang tidak#ah sukar memahami cerita di atas! "engan pengetahuannya mengenai siapa apa dimana dan kapan peristiwa itu ter-adi mitra tutur dapat mengin$erensikan
1<

0ihat 'aren et!a# (1972) da#am 1i##ian Brown and 1eorge ;u#e !op!cit! 8a#! (66)(67

12

bahwa siapa mengacu kepada masyarakat Minang yang berdomisi#i baik di ,adang maupun di #uar ,adang yang ke#uarganya menetap di ,adang# apa &an) "er,adi diin$erensikan dengan isu Csunami masyarakat ribut dan kacau karena semuanya ingin segera meningga#kan kota ,adang ke tempat yang #ebih tinggi yaitu Bukittinggi ,adang ,an-ang dan &o#ok! +a)aimananya diin$erensikan dengan menggunakan kendaraan pribadi dan menggunakan pesawat terbang bagi mereka yang menu-u pu#au 7awa!

d! Impli!a"ur 1rice
13

memandang imp#ikatur sebagai sebuah tuturan yang dapat

mengimp#ikasikan proposisi yang bukan merupakan bagian dari tuturan tersebut16! &ebuah imp#ikatur dengan tuturan yang mengimp#ikasikannya bukan#ah merupakan konsekuensi mut#ak (absolute conse5uence)! Misa#nya (7) %: Da, ado telepon# "a ada te#epeon! 5"a ada te#epon!6 B: Sadang di kamar mandi# &edang di kamar mandi! 5&aya sedang berada di kamar mandi!6 4onteks: &eorang istri memberitahu suaminya bahwa ada seseorang yang ingin berbicara dengan si suami me#a#ui pesawat te#epon! &ecara eksp#isit tuturan (7%) tidak sinkron dengan respon yang diberikan da#am (7B)! % mengin$ormasikan B bahwa ada seseorang yang sedang menunggu di u-ung te#epon untuk berbicara dengan B tetapi B men-awabnya dengan mengatakan ka#au dia sedang berada di kamar mandi! *-aran (B) mengimp#ikasikan sesuatu yaitu dia tidak dapat men-awab te#epon! &i istri yang sudah mengetahui kebiasaan suaminya segera memberi tahu pene#epon untuk mene#epon kemba#i karena saat itu suaminya sedang berada di kamar mandi dan
13

8!,! 1rice! 50ogic and ?on/ersation6! "a#am ,!?o#e and 7!0! Morgan! ,ynta6 and ,emantics 7! 9ew ;ork: %cademic ,ress! 1973! 8a#! <1)3@ 16 0ihat -uga 1era#d 1aFdar! ragmatics, Implicature, resupposition,and $ogical 8orm! 9ew ;ork: %cademic ,ress! 1979! 8a#! 3@ dan A "ewa ,utu 'i-ana!op!cit! 8a#! 37

11

be#um bisa dihubungi! Amp#ikatur u-aran (7B) dengan mudah ditangkap o#eh % karena kesamaan pemahaman dan pengetahuan terhadap u-aran! A#ustrasi imp#ikatur yang #ain dapat di#ihat berikut ini! (@) %: )ah masak aia, Ma? &udah masak air MaE 5&udah masak air MaE6 B: *a babuekkan uda kopi lai? %kan dibuatkan *da kopi #agiE 5*da mau dibikinkan kopiE6 4onteks: "ituturkan o#eh seorang kakak yang meminta adiknya untuk membuatkan sege#as kopi! Mengetahui kebiasaan kakaknya yang se#a#u minum kopi sebe#um berangkat ke kantor si adik memahami imp#ikatur yang dimaksudkan kakaknya! "engan menggunakan prinsip kooperati$ seperti yang diungkapkan 1rice dengan maksim ker-asamanya ditambah dengan penga#aman)penga#aman sebe#umnya B segera ke dapur untuk membuatkan kopi yang didahu#ui o#eh pertanyaan penegas apakah kopi akan segera dibuatkan! "engan demikian dapat dikatakan imp#ikatur akan mudah dipahami bi#a peserta tutur te#ah sa#ing berbagi pengetahuan dan penga#aman! e. Kon"e!s 4onteks merupakan konsep yang dinamis bukan statis! >#eh karena itu konteks dimaknai Mey17 sebagai the surroundings2that enable the participants in the communication process to interact, and that ma'e the linguistic e6pressions of their interaction intelligible!

17

7acob 0! Mey! ragmatics! >G$ord:B#ackwe## ,ub#ishers!199<! 8a#! 37

1(

4onteks ada#ah #ingkungan disekitar tuturan yang memungkinkan peserta tutur untuk berinteraksi da#am peristiwa komunikasi dan membuat bentuk #ingua# kebahasaaan yang digunakan da#am interaksi itu dapat dimengerti! Asti#ah konteks pertamaka#i dikemukakan o#eh seorang %ntropo#og Ma#inowski1@ yang sedang me#akukan pene#itian Bahasa 4iriwinia di 4epu#auan Crobriand di gugusan pu#au ,asi$ik &e#atan! "i sini#ah Ma#inowski mengemukakan isti#ah konteks situasi ,emikiran Ma#inowski ini kemudian menghubungkan ide)ide yaitu #ingkungan di sekitar teks! di#an-utkan o#eh .irth19 yang %da empat pokok

ini untuk tu-uan kebahasaan!

pandangan .irth mengenai konteks: a! ,eserta tutur (participants) da#am situasi: orang)orang yang ter#ibat da#am peristiwa komunikasi! b! Cindakan peserta tutur: akti/itas yang di#akukan baik berupa tindakan tutur (verbal action) maupun tindakan yang bukan tutur (non1verbal action)! c! ?iri)ciri situasi #ainnya yang re#e/an: benda)benda dan ke-adian)ke-adian sekitar sepan-ang ha# itu memi#iki sangkut paut tertentu dengan ha# yang sedang ber#angsung! d! "ampak)dampak tindakan tutur: bentuk)bentuk perubahan yang ditimbu#kan o#eh ha#)ha# yang dituturkan o#eh peserta tutur da#am peristiwa komunikasi! "a#am pene#itian di bidang etnogra$i komunikasi 8ymes(2 menga-ukan seperangkat konsep yang berkaitan dengan konteks ini da#am sebuah akronim &,B%4A91!

1@

0ihat da#am M!%!4! 8a##iday)RuHaiya 8asan! 0anguage ?onteGt and CeGt: %spects o$ 0anguage in a &ocia#)semiotic ,erspecti/e! %ustra#ia: "eakin *ni/ersity! 19@3! 8a#!7 19 M!%!4! 8##iday)RuHaiya 8asan!#oc!cit (2 "e## 8ymes! 5Mode#s o$ Anteraction o$ 0anguage and &ocia# 0i$e6! "a#am 7ohn 7! 1umperF and "e## 8ymes! Directions in ,ociolinguistics. *&%: 8o#t Rinehart and 'inston Anc! 197(!8a#! 39

13

,etting atau

,cene berkaitan dengan tempat dan waktu diutarakannya

u-aran! %pakah u-aran itu diutarakan da#am situasi $orma# atau non)$orma#I apakah di ruang rapat atau di pasarI dan sebagainya! articipants bersangkutan dengan peserta tindak tutur yakni penutur dan mitra tutur penyapa dan tersapa pengirim dan penerima! Ends berhubungan dengan tu-uan atau hasi# yang hendak dicapai o#eh orang)orang yang ter#ibat da#am peristiwa tutur! "a#am sidang pengadi#an misa#nya hakim -aksa dan pembe#a memi#iki tu-uan yang berbeda da#am percakapan! "ct of ,e5uence menun-ukkan bentuk dan isi sesuatu yang dibicarakan kata)kata yang diucapkan dan bagaimana hubungannya dengan topik yang dibicarakan! Misa#nya ku#iah pidato kenegaraan dan percakapan sehari)hari ada#ah bentuk wacana yang berbeda karena dikomunikasikan -uga berbeda! /ey berhubungan dengan nada suara keadaan si pembicara dan $aktor) $aktor emosiona# yang mempengaruhi tuturan apakah serius #ucu atau marah! &ituasi emosi tutur sering ditandai dengan tingkah #aku gerak)gerik dan sebagainya! Instrumentalities berkaitan dengan sa#uran (channel) atau media yang digunakan untuk menyampaikan pesan apakah me#a#ui te#e/isi te#epon atau surat kabar! 9orms of Interaction (norma interaksi) mengacu kepada norma)norma kebahasaan yang dianut o#eh peserta tutur! 9orma)norma ini berbeda antara satu bahasa dengan bahasa #ainnya! 9orma)norma ini akhirnya dapat mempengaruhi a#ternati$ pi#ihan yang dituturkan penutur! Misa#nya da#am bahasa Minangkabau terdapat suatu aturan agar anggota masyarakatnya se#a#u bertutur dengan men-aga raso dan pareso! :aso dan pareso merupakan sikap yang se#a#u men-aga rasa dan perasaan mitra tutur agar tidak tersinggung o#eh tuturan yang diu-arkan(1! >#eh karenanya di Minangkabau dikena# isti#ah /ato 9an "mpe'
(1

-enis bahasa dan ha# yang

0ihat Ake Re/ita! 5?yberspace dan .i#sa$at bertutur Masyarakat Minangkabau6! "a#am &imposium Anternasiona# "ies 9ata#is .aku#tas A#mu Budaya *ni/ersitas 1ad-ah Mada! 16)17 Maret (226!

1<

yang ber$ungsi sebagai tuntunan untuk bertutur agar raso dan pareso ini se#a#u dapat di-aga da#am peristiwa komunikasi! /ato 9an "mpe' itu terdiri atas /ato .anda'i 54ata Mendaki6 yaitu tuturan yang disampaikan kepada mitra tutur yang usia atau status sosia#nya #ebih tinggi dari mitra tuturI /ato .anurun 54ata Menurun6 yaitu tuturan yang disampaikan kepada mitra tutur yang usia dan status sosia#nya #ebih rendah dari penuturI /ato .andata 54ata Mendatar6 yaitu u-aran yang disampaikan kepada mitra tutar yang sebaya atau sedera-at status sosia#nyaI dan /ato .alereang 54ata Me#ereng6 yaitu u-aran yang disampaikan kepada mitra tutur yang dihormati atau disegani! Anti dari /ato 9an "mpe' ini ada#ah siapa yang men-adi mitra tutur dan da#am situasi yang bagaimana tuturan itu diu-arkan! &ingkatnya /ato 9an %mpek -uga dapat men-adi konteks yang mengatur norma tutur masyarakat Minangkabau! Genre berhubungan dengan tipe wacana yang digunakan untuk berkomunikasi misa#nya wacana surat dinas perundang)undangan percakapan dengan te#epon dan sebagainya! 4ede#apan konsep 8ymes ini dikembangkan o#eh ,oed-osoedarmo(( dengan tiga be#as komponen tuturnya yaitu (1) ,ribadi si penutur (>1) (() %nggapan penutur terhadap kdudukan sosia# dan re#aisnya dengan orang yang dia-ak bicara (>() (3) 4ehadiran orang ketiga (>3) (<) maksud atau kehendak si penutur (3) warna emosi si penutur (6) 9ada suasana bicara (7) ,okok pembicaraan (@) *rutan bicara (9) Bentuk wacana (12) &arana Cutur (11) %degan Cutur (1() 0ingkungan Cutur dan (13) 9orma kebahasaan #ainnya! &tudi pragmatik sebagai studi penggunaan bahasa da#am komunikasi me#ihat konteks sebagai semua #atar be#akang pengetahuan (bac' 'nowledge) yang dipahami bersama o#eh penutur dan mitra tutur (3! "engan adanya pemahaman bersama terhadap sebuah u-aran maksud yang ingin disampaikan seorang penutur dengan -e#as dapat ditangkap mitra tutur! "a#am bahasa Minangkabau sebagaimana yang disampaikan di atas untuk men-aga budaya tutur yang dikena# dengan norma men-aga raso 0o pareso seorang penutur harus#ah hati)hati memi#ih bentuk tuturan sehingga mitra tutur
(( (3

&oepomo ,oed-osoedarmo!#oc!cit! 8a#! 13 0ihat 1eo$$rey 9! 0eech! riciples of ragmatics. *&%: 0ongman! 19@3! 8a#! 13

13

tidak ma#u dan kehi#angan muka! Bentuk tersebut akan disesuaikan dengan konteks peristiwa tutur yang disebut dengan 'ato nan ampe'! ?ontohnya (9) %: $dak baa diansua"ansua mambasuah tangan lai, Sutan# Cidak apa)apa diangsur)angsur mencuci tangan #agi &utan!6 5&i#ahkan dicuci tangannya &utan:6 4onteks: "ituturkan o#eh seorang bapak yang meminta menantunya untuk memu#ai mencuci tangan!

Cuturan (9) disampaikan o#eh seorang bapak kepada menantunya! "a#am konsep /ato 9an "mpe' peristiwa tutur di atas ter-adi da#am konteks 'ato malereang yaitu ter-adi antara penutur mertua dengan mitra tutur menantu! 4edua peserta tutur ini sa#ing menyegani karena da#am masyarakat Minangkabau menantu ada#ah urang sumando yang posisinya sangat riskan! Riskan artinya sebagai orang yang datang (da#am budaya Minangkabau yang bersi$at matri#inia# seorang #aki)#aki akan tingga# di tempat perempuan sete#ah menikah! 'a#aupun pasangan ini te#ah memi#iki rumah sendiri dan tingga# di rumahnya tersebut menantu #aki)#aki tetap dikatakan sebagai orang yang datang bi#a berada di rumah orang tua si istri) posisi menantu #aki)#aki diibaratkan sebagai tunggua di ateh tung'u6 debu sisa pembakaran yang menggunakan tungku6 yang bi#a terkena angin sedikit kencang akan segera terbang! "engan demikian orang itu baru sa-a men-adi menantunya begitu -uga seba#iknya! "a#am u-aran (9) penutur menggunakan bentuk permintaan yang ha#us! 'a#aupun modus ka#imat yang digunakan ada#ah imperati$ permintaan di atas tidak dini#ai kurang sopan karena ada piranti kebahasaan #ainnya yang memperha#us u-aran tersebut seperti sapaan Sutan yang merupakan ge#ar adat da#am masyarakat Minangkabau! ,enggunaan sapaan berupa ge#ar adat mengindikasi bahwa penutur memang menghormati mitra tutur! Berbeda dengan sapaan yang hanya menyebut nama atau dengan panggi#an seperti oi atau ang (sapaan untuk orang #aki)#aki yang #ebih muda dari penutur tetapi bersi$at agak kasar dan bisanya sering dipakai o#eh penutur yang tingkat pendidikannya rendah)! "isamping itu secara kese#uruhan u-aran (9) yang berarti si#ahkan seorang mertua akan sangat hati)hati tatka#a berkomunikasi dengan menantunya apa#agi bi#a

16

mencuci tangan tidak#ah bermakna #itera#! "a#am konteks u-aran peserta tutur makan dengan menggunakan sendok! 7adi yang dimaksudkan penutur ada#ah a-akan untuk memu#ai makan bukan sekedar mencuci tangan! *-aran)u-aran seperti (9) bagi mitra tutur non)Minangkabau agak susah dimaknai! Bahkan da#am pengamatan penu#is masyarakat Minangkabau khususnya generasi muda -uga sering sa#ah da#am menangkap maksud u-aran) u-aran yang tersirat (penu#is cenderung menyebutnya dengan u-aran bersayap karena maksud yang terkandung da#am u-aran berbeda dengan apa yang terucap secara #itera# )! ?ontoh (12) %: Yo, rancak tu, anak gadih pagi"pagi memang main dulu ndaknyo# ;a bagus itu anak gadis pagi)pagi memang main du#u hendaknya!6 5Memang seperti itu#ah seharusnya anak perempuan main du#u di pagi hari!6 B: Iyo, %uk# *ami kalau pagi"pagi ko olahraga dulu# %ia badan sehat# Aya Buk! 4ami ka#au pagi)pagi ini o#ahraga du#u! Biar badan sehat!6 5Aya Buk! &etiap pagi kami memang se#a#u bero#ahraga supaya badan sehat!6 4onteks: &eorang ibu mengomentari sikap mahasiswa 449 di sebuah desa yang te#ah bermain bu#utangkis di pagi hari bukannya membersihkan rumah! "a#am tuturan (12) penutur memu-i tindakan mitra tutur yang sudah main (main yang dimaksud o#eh penutur ada#ah bero#ahraga bu#utangkis) di pagi hari! 9amun berdasarkan konteks apa yang dimaksud penutur tidak#ah seperti apa yang diu-arkannya! 4onteksnya ada#ah da#am budaya masyarakat Minangkabau seorang anak perempuan hendak#ah ter#ebih du#u menger-akan peker-aan rumah seperti mencuci piring atau membersihkan rumah bukannya bermain! >#eh karena itu pu-ian di atas bermakna sebagai sebuah sindiran! &ayangnya mitra tutur tidak menangkap maksud tersebut! Ani ter#ihat dari respon yang diberikan bahwa sudah men-adi kebiasaan mereka untuk se#a#u bero#ahraga setiap pagi! "engan demikian dapat dikatakan peristiwa komunikasi gaga# di#akukan! 4egaga#an peristiwa komunikasi ini dikarenakan o#eh ketidakmampuan mitra tutur da#am memahami konteks(<! &eandainya mitra tutur menyadari bahwa
(<

Ake Re/ita et a#! 5Cindak Cutur da#am Bahasa Minangkabau (&ebuah 4a-ian dari %spek &osia# Budaya)6! 0aporan ,ene#itian! ,adang:*ni/ersitas %nda#as! (223! 8a#! 16

17

peristiwa tutur itu ter-adi di pedesaan yang masih kenta# dengan adat dan budayanya dan disampaikan o#eh seorang ibu yang -uga ada#ah orang yang beradat (orang yang mengerti dengan adat istiadat dengan baik)! Mereka ini kebanyakan berasa# dari ke#ompok yang masih memi#iki turunan darah bangsawan) respon yang diberikan tidak#ah seperti (9)B barangka#i mereka akan menghentikan permainan itu dan segera me#akukan apa yang seharusnya di#akukan! ,eserta tutur seperti (9)B dikategorikan sebagai orang yang 9da' tau di nan ampe' 5 Cidak tahu dengan 4ata 9an Bmpat6! 7ika seseorang te#ah disebut demikian mereka dianggap sebagai orang yang tidak beradat dan dapat dikuci#kan da#am kehidupan bermasyarakat! -. Kesimpulan ,emahaman akan konsep)konsep dasar da#am ana#isis wacana dapat men-adi starting point untuk memahami dan mengana#isis wacana! 4onsep) konsep ini berimp#ementasi pada konteks! 4onteks harus dipahami secara mutua#! %rtinya baik penutur maupun mitra tutur memi#iki sharing 'nowledge terhadap konteks! >#eh karena itu dapat dikatakan bahwa konteks memegang peranan penting bahkan men-adi 5-uru kunci6 da#am peristiwa komunikasi! Canpa konteks komunikasi berpotensi untuk gaga#!

.. Da "ar Kepus"a!aan Brown 1i##ian dan 1eorge ;u#e! ?ambridge:?ambridge *ni/ersity ,ress 19@3! Discourse "nalysis.

"-awanai &tephanus! 19@7! 5Beberapa ?atatan Mengenai Ceori Cagmemik '. "a#am &oen-ono "ard-owod-o-o! $inguisti'(%eori dan %erapan! ,rosiding dari &imposium 0inguistik 19@3! 0ustrum D *nika %tma-aya! 7akarta:%rcan "-awanai &tephanus! (222! 5%na#isis 'acana: "ari Ceks ke 'acana6! &ahasa. Bdisi ,ertama Maret ! &o#o:*ni/ersitas 9egeri &o#o! 1rice 8!,! 1973! 50ogic and ?on/ersation6! "a#am ,!?o#e and 7!0! Morgan! ,ynta6 and ,emantics 7! 9ew ;ork: %cademic ,ress!

1@

1aFdar 1era#d! 1979! ragmatics, Implicature, resupposition,and $ogical 8orm! 9ew ;ork: %cademic ,ress! 8a##iday M!%!4 dan RuHaiya 8asan! 19@3! $anguage, -onte6t, and %e6t("spect of $anguage in " ,ocial1,emiotic erspective ! %ustra#ia:"eakin *ni/ersity 8e %gnes 'eiyun! (221! 5"iscourse %na#ysis6! "a#am Mark %rano$$ dan Mi##er 7anie Ress! %he ;andboo' of $inguistics. *&%:B#ackwe## ,ub#ishers 8ymes "e##! 197(! 5Mode#s o$ Anteraction o$ 0anguage and &ocia# 0i$e6! "a#am 7ohn 7! 1umperF dan "e## 8ymes! Directions in ,ociolinguistics. *&%: 8o#t Rinehart and 'inston Anc! 7ucker %ndreas 8! 1991! 5?on/ersation:&tructure or ,rocessE6! "a#am 7ohn R &ear#e et a#! )*n+ ,earle on -onversation! %mstredam=,hi#ade#phia: 7ohn Ben-amins ,ub#ishing ?ompany! 4artomihard-o &oeseno! 1993! 5%na#isis 'acana dengan ,enerapannya pada Beberapa 'acana6! "a#am Bambang 4aswanti ,urwo! ellba !! 7akarta:0embaga *nika %tma-aya 0eech 1eo$$rey 9! 19@3! rinciples of ragmatics! *&%: 0ongman

Mey 7acob 0! 199<! ragmatics! >G$ord:B#ackwe## ,ub#ishers Muhad-ir 9oeng! (222! .etodologi &arasin enelitian /ualitatif! ;ogyakarta:Rake

,oed-osoedarmo &oepomo! 19@3! 54omponen Cutur6! "a#am &oen-ono "ard-owid-o-o! er'embangan $inguisti' Indonesia. 7akarta:%rcan Ra$ik)1a#ea &hameem! (223! 5"isourse %wareness and Assues in B&C Materia# "esign6! "a#am &oetino &ugiharto! Indonesian #E$%! Do#!1! 9o!1! 7akarta:*nika %tma-aya Re/ita Ake! (226! 5?yberspace dan .i#sa$at bertutur Masyarakat Minangkabau6! "a#am &imposium Anternasiona# "ies 9ata#is ke) 62 .aku#tas A#mu Budaya *ni/ersitas 1ad-ah Mada! 16)17 Maret (226! Re/ita Ake 8ana$i >kta/ianus! (223! 5Cindak Cutur da#am Bahasa Minangkabau (&ebuah 4a-ian dari %spek &osia# Budaya)J! Cidak dipub#ikasi! ,adang:*ni/ersitas %nda#as 'i-ana A "ewa ,utu! 1996! Dasar1dasar ragmati'. ;ogyakarta:%ndi

Anda mungkin juga menyukai