Anda di halaman 1dari 23

FARMASI VETERINER

HIPOCALCEMIA
HERFINA TRI. K A 0101 0019

suatu kejadian kelumpuhan yang terjadi sebelum, sewaktu atau beberapa jam sampai 72 jam setelah partus (Achjadi tidak dipublikasikan).

penyakit metabolisme pada hewan yang terjadi pada waktu atau segera setelah melahirkan yang manifestasinya ditandai dengan penderita mengalami depresi umum, tak dapat berdiri karena kelemahan bagian tubuh sebelah belakang dan tidak sadarkan diri (Hardjopranjoto 1995).

disebut juga paresis puerpuralis, milk fever, calving paralysis, parturient paralysis, parturient apoplexy

Kasus ini biasanya menyerang sapi pada masa akhir kebuntingan atau pada masa laktasi yang sudah melahirkan yang ketiga sampai ketujuh kali. Atau terjadi pada sapi dara yang berproduksi tinggi dan terjadi di tengah-tengah masa laktasi. Penyakit ini juga dapat terjadi pada induk sapi yang mengalami kelahiran yang sukar (dystokia) karena kurangnya kekuatan untuk mengeluarkan fetus.

bangsa Jersey paling sering menderita penyakit ini disusul kemudian sapi Holstain Frisian dan bangsa sapi yang lain. bersifat habitualis artinya penyakit paresis puerpuralis ini pada induk sapi dapat terulang pada partus berikutnya.

hypocalcaemia sering diikuti dengan hipofosfatemia, hipermagnesemia atau hipomagnesemia dan hiperglicemia Pada sapi perah yang pernah menderita penyakit ini dapat menurunkan anak yang juga mempunyai bakat menderita paresis puerpuralis.

PENYEBAB
1. Defisiensi hormon paratiroid 2. Stres melahirkan menyebabkan hormon tirokalsitonin yang mengatur glukosa usus dalam menyerap mineral kalsium dari pakan menurun dan mempengaruhi kadar kalsium dalam darah. 3. Penurunan nafsu makan pada induk yang sedang bunting mengakibatkan masuknya bahan pakan menurun, menyebabkan penyediaan kalsium dalam alat pencernaan yang rendah diikuti oleh penyerapan kalsium juga rendah

4. Kemampuan tulang menyediakan kalsium semakin lama semakin menurun 5. Gangguan terhadap produksi pro vitamin D dalam tubuh dapat mengurangi tersedianya vitamin D 6. Hormon estrogen dan steroid yang lain, baik yang dihasilkan oleh plasenta atau kelenjar adrenal bagian korteks dapat menurunkan penyerapan kalsium dari usus atau mobilisasi kalsium dari tulang muda.

FAKTOR PREDISPOSISI

1. Breed / bangsa Kejadian paling tinggi terjadi pada sapi jenis Jersey. Namun karena populasi sapi Holstein juga banyak sehingga yang sering terlihat adalah pada sapi Holstein.

2. Umur
Kejadian Hypocalcemia meningkat pada sapi umur empat tahun ke atas atau pada laktasi ketiga. 3. Kondisi tubuh Sapi yang mengalami obesitas akan lebih mudah terkena hypocalcemia daripada sapi yang ramping. Hal ini ada kaitannya dengan kadar lemak pada hepar.

4. Tingkat kejadian secara umum tingkat kejadiannya antara 3 - 10%. Dan perlu diketahui bahwa sapi yang pernah mengalami hypocalcemia memiliki kemungkinan mencapai 50% untuk kembali terkena hypocalcemia pada laktasi berikutnya.

5. Waktu kejadian

Hampir 90% dari kasus hypocalcemia terjadi antara hari partus sampai 72 jam postpartum. Dan 3% terjadi lebih dari tiga hari setelah melahirkan.

GEJALA

HYPOCALCEMIA SUBKLINIS

MILK FEVER KLINIS

turunnya nafsu makan yang disebabkan turunnya aktivitas / kontraksi usus, produksi susu rendah serta performa reproduksi yang suboptimal

1. stadium prodromal 2. berbaring (rekumbent) 3. stadium koma

Stadium 1 (prodromal)
Penderita jadi gelisah dengan ekspresi muka yang tampak beringas. Nafsu makan dan pengeluaran kemih serta tinja terhenti. Sapi mudah mengalami rangsangan dari luar dan bersifat hipersensitif. Otot kepala maupun kaki tampak gemetar. Waktu berdiri penderita tampak kaku, tonus otot alat-alat gerak meningkat dan bila bergerak terlihat inkoordinasi. Penderita melangkah dengan berat, hingga terlihat hati-hati dan bila dipaksa akan jatuh, bila jatuh usaha bangun dilakukan dengan susah payah dan mungkin tidak akan berhasil.

Stadium 2 (berbaring )
Sapi sudah tidak mampu berdiri, berbaring pada sternum dengan kepala mengarah ke belakang hingga dari belakang seperti huruf S. Karena dehidrasi kulit tampak kering, nampak lesu, pupil mata normal atau membesar dan tanggapan terhadap rangsangan sinar jadi lambat atau hilang sama sekali. Tanggapan terhadap rangsangan rasa sakit berkurang, otot jadi kendor, spincter ani mengalami relaksasi, sedang reflek anal jadi hilang dengan rektum yang berisi tinja kering atau setengah kering. Pada stadium ini penderita masih mau makan dan proses ruminasi meskipun berkurang intensitasnya masih dapat terlihat. Pada tingkat selanjutnya proses ruminasi hilang dan nafsu makan pun hilang dan penderita makin bertambah lesu. Gangguan sirkulasi yang mengikuti akan terlihat sebagai pulsus yang frekuen dan lemah, rabaan pada alat gerak terasa dingin dan suhu rektal yang bersifat subnormal.

Stadium 3 (koma)
Penderita tampak sangat lemah, tidak mampu bangun dan berbaring pada salah satu sisinya (lateral recumbency). kembung rumen. Gangguan sirkulasi sangat mencolok, pulsus jadi lemah (120 x/menit), dan suhu tubuh turun di bawah normal. Pupil melebar dan refleks terhadap sinar telah hilang. Stadium koma kebanyakan diakhiri dengan kematian, meskipun pengobatan konvensional telah dilakukan.

Komplikasi
1. Dekubites, kulit lecet-lecet. Luka ini disebabkan karena infeksi yang berasal dari lantai, dapat menyebabkan dekubites. 2. Perut menjadi gembung atau timpani, karena lantai yang selalu dingin mendorong terjadinya penimbunan gas dalam perut pada penderita yang selalu berbaring. 3. Pneumonia. Kerena terjadi regurgitasi pada waktu memamah biak disertai adanya paralisa dari laring dan faring. Sewaktu menelan makanan, sebagian makanan masuk ke dalam paru-paru dan dapat diikuti oleh pneumonia pada penderita.

INFAUSTA FAUSTA jika penanganan yang lambat dan pengobatan pertama yang tidak menunjukkan perubahan ke arah kondisi yang membaik.

PENANGANAN Jika kejadian hypocalcaemia cepat ditangani (95% sembuh)

Pemeriksaan
Darah diambil dari vena jugularis Dapat menggunakan metode : 1. metoda Clark&Collib yang menggunakan KmnO4 untuk titrasi 2. kolorimetri sederhana, berdasarkan intensitas warna yang kemudian dibandingkan dengan warna standar 3. ditentukan dengan Atomic absorption spectroscopy

Obat

kalsium boroglukonat yang terdiri dari kalsium boroglukonat 20% sebanyak 250-500 ml diberikan intravena atau 500 ml intravena dikombinasikan dengan 250 ml subkutan. Penyuntikan intravena dengan menggunakan jarum 16 g disuntikkan selama 10-15 menit dimaksudkan agar penyerapan lebih cepat sedang penyuntikan subkutan bila dikehendaki penyerapannya lambat dan dapat memperbaiki turgor kulit. Dalam waktu yang sangat singkat kadang-kadang sebelum penyuntikan selesai dilakukan penderita sudah sanggup berdiri

Kalsium yang diberikan :


Larutan kalsium khlorida 10% disuntikkan secara intra vena, pemberian yang terlalu banyak atau terlalu cepat dapat mengakibatkan heart block. Larutan kalsium boroglukonat 20-30% sebanyak 1:1 terhadap berat badandisuntikkan secara intra vena jugularis atau vena mammaria selama 10-15 menit. Campuran berbagai sediaan kalsium seperti Calphon Forte, Calfosal atau Calcitad-50.(Fraser, 1991).Apabila belum menampakkan hasil hewan dapat diberikan preparat yang mengandung magnesium. Hanya sedikit air susu yang boleh diperah selama 2 sampai 3 hari. Pengosongan ambing sebaiknya dihindarkan selama waktu tersebut.

Apabila setelah dilakukan penyuntikan dengan sediaan kalsium belum memberikan hasil penderita perlu dipacu agar bangun dengan jalan dicambuk atau kalau ada dengan electric coaxer. Bila disertai hipomagnesemia : disuntik dengan kombinasi kalsium boroglukonat ( 200 gram) dan magnesium boroglukonat (50 gram) dan aquades sampai 1000 ml selanjutnya dibuat larutan steril. Dosis pemberian yaitu 200-500 ml secara intravena. Bila disertai ketosis pengobatan dilakukan dengan pemberian kalsium boroglukonat ditambah dekstrose 5% sebanyak 250-500 ml secara intravena

Bila pengobatan tidak berhasil dapat dicoba pengobatan dengan menggunakan pemompaan (insufflasi) udara ke dalam keempat kwartir ambing hingga tekanan intra-mamer meningkat dan menghentikan pengeluaran air susu berikutnya yang berarti menghentikan penghentian pengurasan unsur kalsium ke dalam ambing. Pengobatan cara ini dapat diulangi setiap 6-8 jam. Pengobatan dengan cara ini terbukti telah mengurangi kematian sebesar 15%. Untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti dekubites, gembung perut atau pneumonia maka induk penderita sebaiknya selalu dibolak-balik dan diberikan jerami yang cukup tebal sebagai alas berbaring.

Kadar Ca dalam pakan tidak lebih dari 20 mg Setelah melahirkan, pemberian garam kalsium ditingkatkan. Pemberian vitamin D2 20-30 juta IU/hari 3-8 hari pre partus mampu menurunkan kejadian milk fever Vitamin D3 sebanyak 10 juta IU yang disuntikkan intravena sekali saja 28 hari sebelum melahirkan Pengobatan dengan prophylactic pada sapi yang rentan menderita milk fever setelah melahirkan penurunan pH darah sapi dengan Dietary Cation-Anion Difference (DCAD) diet tinggi kalsium setelah melahirkan

TERIMAKASIH :)

Anda mungkin juga menyukai

  • OPTIMALKAN PENCATATAN
    OPTIMALKAN PENCATATAN
    Dokumen11 halaman
    OPTIMALKAN PENCATATAN
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Form Pencatatan Obat Datang
    Form Pencatatan Obat Datang
    Dokumen2 halaman
    Form Pencatatan Obat Datang
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Telaah Staf HT
    Telaah Staf HT
    Dokumen4 halaman
    Telaah Staf HT
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • FITOFARMAKA
    FITOFARMAKA
    Dokumen22 halaman
    FITOFARMAKA
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Pharmacy Practice
    Pharmacy Practice
    Dokumen6 halaman
    Pharmacy Practice
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • NOTULENSI Tim Farmasi
    NOTULENSI Tim Farmasi
    Dokumen2 halaman
    NOTULENSI Tim Farmasi
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • FARMASI
    FARMASI
    Dokumen6 halaman
    FARMASI
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH PARKINSON
    MAKALAH PARKINSON
    Dokumen44 halaman
    MAKALAH PARKINSON
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Tugas Study Kelayakan Apotek
    Tugas Study Kelayakan Apotek
    Dokumen8 halaman
    Tugas Study Kelayakan Apotek
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • PARKINSON DIAGNOSIS
    PARKINSON DIAGNOSIS
    Dokumen35 halaman
    PARKINSON DIAGNOSIS
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Oleander
    Oleander
    Dokumen15 halaman
    Oleander
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    100% (1)
  • Tugas Sima (Sistem Informasi Manajemen Apotek)
    Tugas Sima (Sistem Informasi Manajemen Apotek)
    Dokumen12 halaman
    Tugas Sima (Sistem Informasi Manajemen Apotek)
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Limbah
    Limbah
    Dokumen43 halaman
    Limbah
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Obat Alami untuk Infeksi
    Obat Alami untuk Infeksi
    Dokumen40 halaman
    Obat Alami untuk Infeksi
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen19 halaman
    Bab 1
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Batch Ii - Vit B1
    Batch Ii - Vit B1
    Dokumen12 halaman
    Batch Ii - Vit B1
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    100% (1)
  • Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu
    Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu
    Dokumen18 halaman
    Tatalaksana Penanganan Penyakit Flu
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Farmakoterapi - Eksema Dan Gangguan Vaskuler
    Farmakoterapi - Eksema Dan Gangguan Vaskuler
    Dokumen21 halaman
    Farmakoterapi - Eksema Dan Gangguan Vaskuler
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Herfina Tri A 0101 0019 Glibenklamid
    Herfina Tri A 0101 0019 Glibenklamid
    Dokumen15 halaman
    Herfina Tri A 0101 0019 Glibenklamid
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Kosmetika Make Up
    Kosmetika Make Up
    Dokumen30 halaman
    Kosmetika Make Up
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • KASUS
    KASUS
    Dokumen23 halaman
    KASUS
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • DULSIN
    DULSIN
    Dokumen14 halaman
    DULSIN
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Vaksin Rekombinan
    Vaksin Rekombinan
    Dokumen31 halaman
    Vaksin Rekombinan
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Pengujian Untuk Penyakit Kardiovaskuler
    Pengujian Untuk Penyakit Kardiovaskuler
    Dokumen49 halaman
    Pengujian Untuk Penyakit Kardiovaskuler
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    Belum ada peringkat
  • Batch I - As. Folat
    Batch I - As. Folat
    Dokumen12 halaman
    Batch I - As. Folat
    Ursula Herfina Tri Kusumastuti
    100% (1)