Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. PENDAHULUAN
Ditemukannya logam pertama kali dirasakan sebagai suatu kemajuan teknologi yang
sungguh luar biasa tetapi pada pihak lain perkembangan baru ini akan menimbulkan suatu
permasalahan baru yaitu bagaimana proses penyambungan dari logam logam tersebut.
Proses penyambungan logam terdiri dari sambungan baut,
sambungan keling,
sambungan lipat, sambungan tempa, patri, solder dan sambungan las (pengelasan ).Dalam
fabrikasi, konstruksi dan industri proses sambungan las merupakan salah satu cara yang
paling dominan / baik apabila dibandingkan dengan cara pengerjaan pemesinan yang
lainnya dikarenakan proses ini sangat praktis, murah dan cepat .
Penggunaan las dalam pengerjaan konstruksi semakin lus sehingga kecelakaan
yang diakibatkan oleh proses pengerjaan tersebut juga sering banyak terjadi. Pekerjaan
pengelasan merupakan salah satu proses pemesinan yang penuh resiko karena selalu
berhubungan dengan api dan bahan bahan yang mudah terbakar dan meledak terutama
sekali pada las gas yaitu gas oksigen dan Asetilin . Kecelakaan yang terjadi sebenarnya
dapat dikurangi atau dihindari apabila kita sebagai operator dalam mengoperasikan alat
pengelasan dan alat keselamatan kerja dipergunakan dengan baik dan benar, memiliki
penguasaan cara cara pencegahan bahaya akibat proses las .
2. GAS DALAM ASAP LAS
Menurut (Harsono, 1996)sewaktu proses pengelasan berlangsung terdapat gas
gas yang berbahaya yang perlu diperhatikan , yaitu :
a. Gas karbon monoksida ( CO )
Gas ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap haemoglobin ( Hb ) yang akan
menurunkan daya penyerapannya terhadap oksigen .
b. Karbon dioksida (CO2)
gas ini sendiri sebenarnya tidak berbahaya terhadap tubuh tetapi bila konsentrasi CO2
terlalu tinggi dapat membahayakan operator terutama bila ruangan tempat
pengelasan tertutup seperti di Lab. Proses Produksi FTI UAJY.
c. Gas Nitrogen monoksida (NO)
Gas NO yang masuk ke dalam pernafasan tidak merangsang, tetapi akan bereaksi
dengan haemoglobin (Hb)seperti halnya gas CO. Tetapi ikatan antara NO dan Hb
228
jauh lebih kuat daripada CO dan Hb maka gas NO tidak mudah lepas dari
haemoglobin, bahkan mengikat oksigen yang dibawa oleh haemoglobin. Hal ini
menyebabkab kekurangan oksigen yang dapat membahayakan sistem syaraf.
d. Gas nitrogen dioksida ( NO2)
Gas ini akan memberikan rangsangan yang kuat terhadap mata dan lapisan
pernafasan, bereaksi dengan haemoglobine ( Hb ) yang dapat menyebabkan sakit
mata dan batukbatuk pada operator . Keracunan gas ini apabila dipakai untuk
jangka waktu yang lama akan berakibat operator menderita penyakit TBC atau
paruparu .
e. Gas-gas beracun yang terbentuk karena penguraian dari bahan pembersih dan
pelindung terhadap karat .
3. PENCEGAHAN BAHAYA
Pada proses pengelasan operator harus benar benar mengetahui dan
memahami bahaya bahaya yang muncul selama proses pengelasan ini berlangsung.
Menurut Harsono, 1996,beberapa macam bahaya pengelasan yang mungkin saja timbul
sewaktu proses berlangsung , meliputi :
3.1. Bahaya Ledakan.
Bahaya ledakan yang sering terjadi pada proses pengelasan produk yang berbentuk
tangki atau bejana bekas tempat penyimpanan bahan bahan yang mudah menyala atau
terbakar . Pada proses pengelasan / pemotongan ini diperlukan beberapa hal persiapan
pendahuluan untuk menghindari bahaya ledakan , seperti :
a. Pembersihan bejana atau tangki
Sebelum proses pengelasan berlangsung maka
bejana atau tangki perlu
dibersihakan dengan :
Air untuk bahan yang mudah larut.
Uap untuk bahan yang ,mudah menguap.
Soda kostik untuk membersihkan minyak , gemuk atau pelumas.
b. Pengisian bejana atau tangki
Setelah proses pembersihan selesai isilah tangki atau bejana dengan air sedikit di
bawah bagian yang akan dilas/dipotong.
c. Kondisi tangki sewaktu proses pengelasan
Selama proses pengelasan berlangsung kondisi tangki atau bejana harus dalam
keadaan terbuka agar gas yang menguap karena pada proses pemanasan gas dapat
keluar.
d. Penggunaan gas lain
Apabila dalam proses pengisian tangki atau bejana dengan air mengalami kesulitan
maka sebagai gantinya dapat digunakan gas CO2 atau gas N2 dengan konsentrasi
minimum 50 % dalam udara .
229
230
Las gas
2,5
Untuk cahaya
rendah
Untuk cahaya
rendah
Untuk cahaya
rendah
Untuk cahaya
sedang
Untuk cahaya
sedang
Untuk cahaya
kuat
Untuk cahaya
kuat
231
232
233
Untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka perlu adanya perhatian yang
khusus dari pihak institusi dalam hal ini Fakultas Teknologi Industri khususnya dan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta umumnya . Disini penulis mencoba memberikan
masukan yang mungkin dapat membantu supaya kegiatan praktikum pengelasan di Lab.
Proses Produksi bisa berlangsung lancar dan aman sehingga bahaya bahaya yang
diakibatkan oleh praktikum pengelasan dapat dihindari , misalnya :
a. Penambahan ruang praktikum.
b. Penambahan blower.
c. Mempertinggi atap ruang praktikum.
d.
Penyediaan makanan atau minuman suplemen misalnya susu untuk menetralisir
terjadinya sesak napas setelah kegiatan praktikum pengelasan selesai.
6. KESIMPULAN
1. Kecelakaan pada saat proses mengelas pada umumnya disebabkan oleh kelalaian
operator pada saat pengerjaan las,pemakaian pelindung yang kurang tepat.
2. Usaha menghindari kecelakaan khususnya di Lab Proses Produksi FTI-UAJY dengan
meningkatkan rasa tanggung jawab pada saat pengerjaan las, pemakaian pelindung
yang tepat, pengaturan lingkungan, menambah makanan/minuman suplemen,
menambah blower.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang, P., 1992, Teknologi Mekanik, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Harsono, Toshie, 1996, Teknologi Pengelasan Logam,. Pradnya Paramita, Jakarta.
Robert, W.,K., 1993, Dasar-dasar Pengelasan, Erlangga.
Sumakmur, P.,K., 1995, Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung
Agung, Jakarta.
Tan, H., L., 1992, Welding Gas, ATMI Solo Press.
234