Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bencana alam merupakan suatu bentuk dinamika wilayah yang tidak pernah terduga dan tidak dapat diramalkan bahkan diprediksi oleh kecangihan teknologi sekalipun. Salah satu bencana alam yang terjadi di Indonesia adalah Gempabumi berkekuatan 7,9 skala Richter mengguncang wilayah Sumatra Barat pada ! September "!!9. Gempa bumi tersebut telah menimbulkan dampak yang besar terhadap semua aspek kehidupan, seperti aspek #isik$lingkungan, ekonomi$keuangan, sosial$budaya serta politik$pemerintahan sehingga meninbulkan kerugian yang cukup parah di %ota &adang. &ada hakekatnya semua jenis bencana baik yang disebabkan oleh alam, ulah manusia, dan atau keduanya, seperti gempabumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan'bencana asap, wabah hama penyakit, dan bencana akibat kecelakaan industri serta kegagalan teknologi yang selalu mengancam kehidupan bangsa Indonesia. Bencana mengakibatkan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, sarana dan prasarana, serta #asilitas umum (B)%G, "!!*+ )elalui konsep penghidupan yang berkelanjutan, kita dapat memperoleh gambaran mengenai kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat untuk menjalankan kehidupannya. ,engan menggunakan kapasitas atau kemampuan yang dimiliki serta kepemilikan sumberdaya untuk mencapai tingkat kehidupan yang diharapkan. Berkaitan dengan bencana alam gempabumi, bagaimana mereka dapat pulih dan bertahan hidup pada saat masa$masa krisis, serta tindakan apa saja yang mereka lakukan untuk segera pulih dari keadaan setelah gempabumi. &erbedaan kondisi yang terjadi sudah berbeda dengan keadaan sebelumnya. Banyaknya masyarakat yang jatuh miskin dan kehilangan harta benda yang sangat berharga. &ada konteks keluarga miskin, strategi penanganan masalah ini pada dasarnya merupakan kemampuan segenap anggota keluarga dalam mengelola dan menata berbagai aset yang dimilikinya.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan makalah ini yaitu1. Bagaimana bentuk kota &adang. 2. Bagaimana bentuk perubahan sosial masyarakat pesisir pantai kota &adang

pasca gempa ! September "!!9.


3. Bagaimana bentuk penyesuaian diri masyarakat pesisir pantai kota &adang

pasca gempa ! September "!!9.

C. Tujuan Penulisan

/erkait dengan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberi penjelasan tentang1. Bentuk kota &adang 2. Bentuk perubahan sosial masyarakat pesisir pantai kota &adang pasca gempa

! September "!!9
3. Bentuk penyesuaian diri masyarakat pesisir pantai kota &adang pasca gempa

! September "!!9

D. Prosedur Pemecahan Masalah

0ntuk menjawab rumusan masalah di atas, prosedur yang dilakukan dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut -

1. &emecahan masalah yang dilakukan dengan cara kajian pustaka, yaitu dengan

mencari berbagai buku dan peraturan pemerintah serta 0ndang$0ndang yang dapat dijadikan sumber sebagai re#erensi dalam penyelesaian makalah ini.
2. &encarian in#ormasi yang berkaitan dengan permasalahan pendidikan dasar di

Indonesia melalui internet.

E. Man aat Penulisan

)elalui penulisan makalah ini diharapkan kita bisa lebih memahami bagaimana proses penyesuaian diri masayarakat pesisir pantai kota &adang pasaca gempa ! September "!!9.

BAB II PEMBAHA!AN

A. !ekilas tentang "ota Padang

%ota &adang dengan luas wilayah *91,9* %m" (&& 2o. 37 tahun 394!+ memiliki jumlah penduduk sampai tahun "!!7 sebesar 4 4.39! jiwa'km", dengan laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan cepat yaitu sebesar 3,9"5 pertahun. 6al ini akan berdampak pada aspek kehidupan yang luas dan pembangunan. /untutan kebutuhan dasar manusia seperti pangan, papan dan lahan akan semakin meningkat. %enyataan yang terjadi saat ini adalah luas lahan cenderung tetap, sementara itu pertumbuhan penduduk terus meningkat sehingga rasio manusia dibandingkan dengan luas lahan nilainya lebih besar. &erkembangan %ota &adang yang semakin pesat ditandai dengan semakin meningkatnya perkembangan dan pertumbuhan serta dinamika kegiatan sosial ekonomi yang berlangsung, seperti semakin banyaknya pusat$pusat pelayanan jasa, sector ekonomi, industri, transportasi, pendidikan, pariwisata, dan ditunjang dengan akses jalan yang semakin baik (R/R7 %ota &adang "!!1$"!3 +. 6al tersebut terkait dengan

pertambahan penduduk %ota &adang setiap tahunnya yakni dari tahun "!!3 sebanyak 7"!.78 jiwa dan meningkat sampai dengan 4 4.39! jiwa pada tahun "!!7 (B&S Saat ini %ota &adang menjadi pusat perekonomian dengan jumlah pendapatan per kapita tertinggi di Sumatera Barat. Selain itu, kota ini juga menjadi pusat pendidikan dan kesehatan di wilayah Sumatera bagian tengah, disebabkan keberadaan sejumlah perguruan tinggi (termasuk 0ni9ersitas :ndalas, kampus tertua di luar &ulau ;awa+ dan #asilitas kesehatan yang cukup lengkap. ,i kalangan masyarakat Indonesia, nama kota ini banyak dikenal sebagai sebutan lain untuk etnis )inangkabau, dan juga digunakan untuk menyebut masakan khas mereka yang umumnya dikenal sebagai masakan &adang. &ropinsi %ota &adang tahun "!!4+.

B. Ada#tasi

/entang adaptasi, 6ardesty (3977+ mengemukakan bahwa- <Adaptation is the process through which beneficial relationships are established and maintained between an organism and its environment=. Sementara itu para ahli ekologi budaya (cultural ecologists+ mende#inisikan bahwa adaptasi adalah suatu strategi penyesuaian diri yang digunakan manusia selama hidupnya untuk merespon terhadap perubahan$perubahan lingkungan dan sosial (:lland 3978, 6arris 39*4, )oran 394"+. ,alam kajian adaptabilitas manusia terhadap lingkungan, ekosistem adalah keseluruhan situasi di mana adaptabilitas berlangsung'terjadi. %arena populasi manusia tersebar di berbagai belahan bumi, konteks adaptabilitas akan sangat berbeda$beda. Suatu populasi di suatu ekosistem tertentu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungan dengan cara$cara yang spesi#ik. %etika suatu populasi'masyarakat mulai menyesuaikan diri terhadap suatu lingkungan yang baru, suatu proses perubahan akan dimulai dan (mungkin+ membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyesuaikan diri ()oran 394"+. Sahlins (39*4+ menekankan bahwa proses adaptasi sangatlah dinamis karena lingkungan dan populasi manusia berubah terus.

C. Tingkat Peru$ahan !osial 6oog9elt (397*+ menjelaskan bahwa setiap masyarakat mengalami perubahan sosial, ada yang cepat dan ada juga yang lambat. &erubahan sosial tersebut terjadi dalam struktur sosial yaitu- mengenai pola$pola perilaku dan interaksi sosial serta berbagai eksperesinya seperti norma$norma, nilai$nilai, dan #enome kultural. &erubahan sosial
4

mencakup peru$bahan$perubahan dalam kehidupan sosial dalam kehidupan materil maupun immaterial. ,alam penelitian ;hon 6ein Goni37 dijelaskan bahwa perubahan sosial mencakup aspek kehidupan manusia yaitu- pendidikan, kesehatan, pekerjaan, penghasilan, pengambilan keputusan dalam kelu$arga, keikutsertaan dalam kelompok sosial, jumlah tanggungjawab kelu$arga, interaksi sosial, partisipasi wanita dalam angkatan kerja, status sosial, perubahan dalam tingkat kematian, usia perkawinan, perubahan #ungsi keluarga, dan norma$norma keluarga. &roses terjadinya perubahan sosial dapat terjadi secara tiba$tiba atau oleh pengendalian manusia3. Suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan selalu berada dalam pengendalian agent of change tersebut, dan cara$cara mempengaruhi masyarakat melalui sistem yang teratur'direncanakan terlebih dahulu disebut rekayasa sosial (social engineering+ atau sering dinamakan pula perencanan sosial (social planning+ 6arrington dalam (>auer, Robert 6. 3977+. &erubahan sosial yang dimaksud adalah upaya perbaikan menuju kesejah$teraan masyarakat nelayan kecil, dengan asumsi bahwa keluarga nelayan kecil mau menerima inte9ensi sosial guna perbaikan kesejahteraan. :spek sosial yang dikaji meliputi- aspek tingkat pendidikan, aspek keikutsertaan dalam kelompok sosial, aspek tanggungjawab keluarga'jumlah anak, aspek ketrampilan? aspek pengambilan keputusan dalam keluarga? aspek interaksi sosial? dan aspek peman#atan kelembagaan kesehatan. 1. As#ek Pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan terindikasikan bahwa ada kecenderungan masyarakat pantai di %ota &adang khusus anak$anak pada masa usia wajib belajar mengalami putus sekolah dan tidak menamatkan Sekolah ,asar dan S>/& setelah pasca gempa ! September "!!9. 0ntuk %ecamatan %oto /angah misalnya jumlah total anak umur !$31 tahun meliputi- * orang. 0ntuk &asir nan /igo jumlah anak !$31 adalah 8493 orang. Sedangkan untuk &arupuk /abing jumlah anak !$31 tahun adalah "133 orang. 0ntuk ibu rumah tangga dan kepala keluarga masyarakat nelayan rata$rata tamat S, dan terdapat juga yang tidak tamat S, dan buta huru#. /emuan juga menunjukan bahwa #aktor penyebab anak tidak tamat S, atau putus sekolah karena kondisi ekonomi, sebagian orang tua yang tidak mendorong anaknya sekolah, termasuk sebagian ibu rumah tangga dan kepala keluarga mendapat pendidikan non #ormal. &rinsip pendidikan adalah pengembangan potensi diri subjek didik, sehingga menjadi manusia utuh belum tercapai pada masyarakat nelayan %ota &adang (amanat 00
5

2o."! tahun "!! +. 6akekat manusia sebagai makhluk mulia di muka bumi dan terwujudnya harkat dan martabat manusia sebagai sasaran pendidikan sulit untuk dicapai jika pemerintah tidak menjalankan kewajiban sebagai penyelenggara pendidikan &rayitno ("!3!+. %o9ensi 7ina 399 , dimana &emerintah Indonesia ikut merati#ikasi kon9ensi tersebut yang termuat dalam %eppres 2o.1!'"!!1, menyatakan bahwa semua sektor pembangunan (pendidikan+ mengindahkan nilai$nilai kemanusiaan (pembangunan berwawasan 6:)+. %ewajiban ini diperkuat oleh 00 2o.33'"!!8 tentang &emenuhan 6ak @kosob, dan 00 2A. "'"!!1 tentang &enyelenggaraan &emerintahan ,aerah, ,i dalam ciri negara demokratis kebijakan pelayanan publik semakin tinggi, sedangkan 2egara terbelakang dan otoriter cenderung hanya memberikan perhatian pada kebijakan #isik, militer dan ekonomi. %omponen utama pelayanan publik itu meliputi- pendidikan, kesehatan, jaminan sosial, pangan, perumahan, dan kesempatan kerja, bahkan mandate 2egara untuk pelayanan publik lebih kuat daripada beban yang diemban masyarakat dan dunia usaha dalam (:kmal, "!!9+. &osisi pemerintah terhadap 6:) adalah memiliki tanggung$jawab terhadap perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia (&s 4 00 2o. 9'99+. &emerintah wajib dan bertanggungjawab menghormati, melindungi, menegakan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam 00 (antara lain pendidikan+, peraturan perundang$undangan lain, dan hukum internasional tentang 6:) yang diterima oleh negera RI (&s 73 00 2o. 9'3999+. %ewajiban dan tang$gungjawab pemerintah meliputi lang$kah implementasi yang e#ekti# dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan serta bidang lainnya dalam pembangunan (&s 7" 00 2o. 9'3999+. Bahkan tumpuan pembangunan adalah menempatkan manusia sebagai subjek pembangunan. &emikiran itu sebagai <The Rights to Development= (hak asasi atas pembangunan+. )asyarakat nelayan berkecenderungan mendapat pendidikan non #ormal. Aleh karena itu seyogyanya pemerintah memperhatikan kebutuhan penduduk terhadap pendidikan ini. ,ari segi ketersediaan (a9ailability+, akses (accessibility+, penerimaan (acceptability+, dan kesesuaian (adaptability+, berdasarkan data B&S %ota &adang ("!!9+, terindikasi bahwa jumlah sekolah di lokasi masyarakat nelayan masih kurang, belum semua warga nelayan dapat mengakses karena kondisi ekonomi, jarak sekolah, kurikulum belum menyesuaikan dengan kondisi anak nelayan. 2. As#ek "esehatan

/ingkat pertumbuhan penduduk kecenderungannya masih tinggi pada masyarakat nelayan %ota &adang. Baktor$#aktor yang ikut sebagai penentu antara lain- jumlah jam kerja masih kurang, nikah pada usia muda, tidak ikut program %B alami dan medis, serta tidak memahami kesehatan anak yang jarak umur anak kurang satu tahun. %ondisi ini menjadi beban pangan, perumahan, kesehatan, dan pendidikan. /emuan di atas diperkuat data >&) 02& yang mengindikasikan bahwa angka putus sekolah di &adang Sarai dan Bungus /eluk %abung cukup tinggi karena ketidakmampuan orang tua membelajarkan anak mereka baik in#ormal, non #ormal atau #ormal. 0ntuk sarana kesehatan seperti &uskesmas berada pada keluruhan yang jaraknya cukup jauh dari perkampungan nelayan seperti %oto /angah, &adang, Barat, &adang Selatan, dan Bungus /eluk %abung, serta memerlukan transport lokal. Begitu juga untuk toko obat'apotik kurang tersedia di lokasi nelayan, kecuali yang agak cukup itu jumlah posyandu. Berdasarkan temuan penelitian terlihat bahwa masyarakat untuk menuju keluarga sehat rata$rata mengunakan pengobatan alternati# lain. Sedangkan ketersediaan petugas atau tenaga kesehatan praktek dan dukun bayi rata$rata juga kurang tersedia bagi masyarakat nelayan Selain itu terindikasi bahwa masyarakat nelayan kurang mendapat pengobatan yang murah dari petugas kesehatan, yang ada hanya dokter dan bidan di pusat kota dimana masyarakat nelayan miskin tidak punya uang membayar jika mereka sakit. ;ika diperhatikan regulasi yang berlaku seperti 00 2o." '399" tentang kesehatan dikatakan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan (&s 3 00 " '399"+, tetapi masyarakat masih mengunakan pengobatan tradisional yang tidak dibina oleh pemerintah dan sulit dipertanggungjawabkan pro#esinya itu. 6al ini dijelaskan lagi dalam regulasi kesehatan bahwa upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat. &embangunan kesehatan merupakan tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban. &embangunan bersi#at komprehensi#, berkesinambungan, terpadu dan terarah. 0ntuk itu pembangunan kesehatan diarahkan mencapai kesa$daran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

&enyelenggaraan pemecahaan pembangunan bidang kesehatan dipengaruhi oleh politik, ekonomi, sosial budaya, hankam dan ipteks. )aka pembangunan kesehatan menyangkut- (3+ 0paya peningkatan kesehatan (promoti#+, ("+ pencegahan penyakit (pre9enti#+, ( + penyem$buhan penyakit (kurati#+, (1+ dan pemulihan kesehatan (rehabilitati#+. 6ak dan kewajiban setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal serta wajib untuk ikut serta di dalam memeihara dan meningkatkan derajat kesehatan. /ugas dan tang$gungjawab pemrinatah pada dasarnya adalah mengatur, membina, dan mengawasai penyelenggaraan upaya kesehatan serta menggerakan peran serta masyarakat (&enjelasan 00 2o" '399"+. %elompok nelayan ("!3!+ mengungkapkan bahwa hak$hak sebagai pasien kurang diperhatikan jika mereka berobat kepada petugas kesehatan. &adahal dalam 00 dikatakan bahwa pasien mempunyai hak$hak yang tidak boleh diabaikan oleh tenaga medis. Setiap orang yang mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dapat mengadukan secara tertulis kepada %etua )ajelis %ehormatan ,isiplin %edokteran Indonesia.

3. "ondisi Tem#at Tinggal /erdapat " kelompok nelayan, yaitu- nelayan menetap dan tidak menetap. 2elayan menetap lebih banyak berada di Sungai &isang, Bungus, &asie 2an /igo, dan &adang Sarai. Sedangkan pada %eluruhan lain banyak tidak menetap dan sebagian besar berasal dari %abupaten &esisir Selatan. %ondisi tempat tinggal masyarakat nelayan rat$rata tinggal di rumah kurang layak huni. 6al ditunjukan dengan gubuk$gubuk yang berdiri di sepanjang pantai. :pabila datang bencana alam seperti ombak besar mereka harus pasrah. Sebagian mereka sudah ada yang membangun semi permanen dari hasil cicilan tangkap ikan setelah gempa ! September "!!9. Rumah mereka rata$rata ambruk termasuk yang dihantam gelombang pasang. 0ntuk buruh nelayan mereka sebagian tinggal di perumahan sewaan, sedangkan nelayan yang punya kapal mereka tinggal di rumahnya sendiri ditambah dengan sanak atau keluarga lain. Bungsi mereka tidak sebagai buruh nelayan tapi sebagai pedagang perantara atau menghitung'mencatat jumlah keran$jang ikan yang datang dari kapal (6asil 7awancara nelayan %ota &adang, "!3!+. )enurut nelayan mereka tidak mampu membiayai &,:), yang ada sumur galian apakah sehat atau bersih kami tidak tahu, sanitasi kurang, sebagian buang air besar ke tepi pantai. )asih ada di antara mereka yang
8

mengunakan lampu penerangan dari minyak tanah dan tidak bisa biayai listrik. :nak$anak mereka jika belajar tidak memilki penerangan yang sehat untuk mata. &erkakas dapur kadang tidak hijinis karena dapur berlantai tanah. )enurut )askun (399!+ ada beberapa #aktor yang mempengaruhi pengembangan masyarakat nelayan kecil, antara lain- (a+ keadaan lingkungan, mutu perumahan. penyediaan air bersih dan sehat, sistem sanitasi dan penerangan yang belum layak, serta kekurangan pangan dan giCi khususnya pada anak balita, (b+ tingkat pendidikan yang masih rendah dan banyak kasus anak$anak yang putus sekolah pada tingkat Sekolah ,asar dan kelompok penganggur yang disebabkan karena tidak memiliki keterampilan untuk mengelola potensi yang tersedia, (c+ persentase angkatan kerja yang disumbangkan dalam proses perkembangan ekonomi masyarakat desa pantai yang relati# kecil terutama angkatan kerja wanita, (d+ alat$alat produksi dalam berbagai usaha pada umumnya masih bersi#at tradisional, (e+ masyarakat nelayan kecil mempunyai orientasi sosial kebiasaan hidup, siklus penggunaan waktu, adat, dan keterampilan kerja yang masih bercorak tradisional, (#+ struktur pendapatan yang tidak seimbang karena sistem bagi hasil yang tidak proporsional antara pemilik modal, nelayan, dan buruh nelayan sehingga pendapatan yang sebenarnya cukup tinggi hanya dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat yang biasanya bukan masyarakat nelayan, (g+ masih terbatasnya baik kualitas maupun kuantitas aparat serta sarana dan #asilitas pemerintah desa'keluruhan sehingga memberikan pengaruh terhadap penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan, dan (h+ Belum terwujudnya keterpaduan antara instansi pemerintah dan masyarakat dalam perencanan dan pelaksanaan pembangunan (terutama dalam menangani pembinaan dan pengembangan desa pantai+. 6al senada juga diungkap ;ohn 6ein Goni"8 yang mengemukakana bahwa sebagian besar nelayan kecil di )inahasa tara# hidup dan tingkat pendidikan yang rendah. Begitu juga hasil penelitian @ddy )antjoro dan >eDy % Rarung yang mengungkapkan hal yang sama. Bentuk interaksi sosial yang diamati ini meliputi arisan, kegiatan &%%, pengajian, pesta, kenduri, begitu juga ketersediaan sarana peribadatan sebagai sarana peribadatan. Berdasarkan temuan bahwa ibu nelayan kecenderungan ikut dalam kegiatan arisan, kelompok &%% tidak ikut, sedangkan pengajian agama kurang sekali, walaupun juga ada sebagian kecil saja. 0ntuk kegiatan pesta dan kenduri cukup akti# mereka ikuti. 4. Interaksi !osial

)enyangkut ketersedian sarana ibadah, berdasarkan data temuan penelitian ini, masih ada kampung nelayan tidak punya rumah ibadah atau dengan jarak cukup jauh. Rata$rata nelayan kurang menjalankan ibadah agamanya seperti shalat dan puasa, tidak memahami cara beraEidah, syariat agama, dan akhlaE seperti mandi wajib, masih ada kegiatan rentenir'riba dalam pinjaman permodalan. Sebagian Ibu rumah tangga buruh nelayan yang tinggal di perumahan sewaan. )ereka juga mengikuti kegiatan sosial di komplek perumahan tersebut. %ondisi mereka hidup dibawah garis kemiskinan. :rtinya bila suaminya gagal melaut bisa jadi besok tidak makan atau anaknya tidak berangkat sekolah. ;ika diperhatikan, ketersedian /&:, /&S: dan ),: bagi anak$anak nelayan di %oto /angah dan Bungus /aluk %abung masih kurang. Bagi kampung nelayan lain ketersediaannya sudah cukup memadai, tetapi masih ada anak nelayan yang belum mengikuti kegiatan /&:. %ondisi ini jelas mengindikasikan adanya pelanggran hak pendidikan keagamaan bagi anak oleh orang tua dan pihak pemda (00 2o."!'"!! +. ,ikaji dari tingkat perceraian keluarga, ternyata masih ada sebagian masyarakat yang melakukan cerai atau talak. %ondisi ini mempengaruhi pemenuhan kebutuhan dasar (hak ekosob+ anak$anak yang orang tuanya tidak bersatu lagi. 5. Partisi#asi Dalam "elom#ok &artisipasi yang dimaksud adalah kehadiran dalam kegiatan sosial dan kesetiaan membayar iuran organisasi. Berda$sarkan temuan penelitian terlihat bahwa nelayan sudah mulai membuat kelompok$kelompok dalam jumlah tertentu dan dibina oleh petugas ,inas %eluatan dan &erikanan %ota &adang. &ara nelayan kencendrungan sudah punya kelompok seperti kelompok penangkapan dan kelompok penga$was, disamping adanya 62SI kota. &artisipasi dalam kelompok nelayan cukup membawa perubahan ke arah yang positi# seperti mulai tumbuh kesadaran menyekolahkan anak, perhatian pada kesehatan dan pangan, belajar dalam mengembangkan usaha. )enurut @l#indri masyarakat nelayan biasanya miskin ilmu tapi kaya pengalaman. %ekurangan ilmu ditutupi dengan kelompok$ kelompok belajar itu. 6. "ondisi "esejahteraan%Penda#atan Berdasarkan pengakuan ,inas &erikan dan kelautan %ota &adang ("!3!+ bahwa ribuan buruh nelayan terancam jadi penggangur, akibat menipisnya hasil tangkap ikan laut. )ereka tidak memiliki kapal sendiri dan terkena imbas menurunnya hasil tangkapan
10

ikan, serta tidak berimbangnya biaya operasional dengan produksi. Secara terbatas pemerintah daerah hanya dapat membantu mesin tempel. Sedangkan sampan para buruh nelayan juga tidak punya. Buruh nelayan hidup di bawah garis kemiskinan. Setelah semua biaya operasinal dikeluarkan dengan berhutang kemudian gagal dan tidak ada ikan yang didapat. &endapatan yang mereka peroleh tidak layak, bahkan di bawah upah menimum regional. :palagi pada saat kritis, yaitu bulan terang, ikan sulit didapat ikan cenderung berada di bawah laut. &ada saat harga ikan naikpun buruh nelayan juga tidak menikmati kenaikan itu, yang menikmati adalah para pedagang ikan. )enurut kelompok buruh nelayan bahwa buruh nelayan ada yang berasal dari daerah lain seperti %abupaten &esisir Selatan. Sedangkan yang punya kapal adalah penduduk asli. Sistem pembagian adalah bahwa- setelah semua biaya operasional dikeluarkan baru hasil ikan dibagi antara yang punya kapal dengan buruh nelayan. ;ika hasilnya sedikit maka pembagian utama diberikan ke buruh nelayan. 0ntuk gaji bagi buruh nelayan 3 keranjang dibagi sesuai jumlah buruh nelayan yang pergi dengan kapal. /ambahan pendapatan buruh nelayan adalah ikan yang dipancing sendiri tidak dengan jaring. &ara buruh nelayan berangkat jam 38.!! dan pulang jam !4.!! keesokan harinya. Berbagai kajian menunjukkan bahwa kondisi kesejahteraan nelayan kecil bertarung dalam mempertahankan untuk hidup, mereka bersama keluarga hidup dalam keadaan tidak layak. )enurut 6erman 6aeruman (399!+ masyarakat pantai termasuk yang memiliki nilai ekonomi kecil (!, 5 dari total kegiatan sumberdaya laut dan daerah pantai+. %arenanya masyarakat ini terutama pada nelayan kecil, merupakan salah satu kelompok termiskin. Sedangkan Soemitro )askun mengemukakan bahwa kebanyakan desa pantai keadaannya sangat memprihatinkan dalam segala aspek kehidupan karena adanya hambatan seperti sikap mental, tradisi yang kurang mendu$kung pembaharuan, perkembangan yang lamban dan terisolasi. )eskipun beberapa upaya telah dilakukan tetapi dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan terutama nelayan kecil tidak banyak mengalami perubahan. &ersoalan sosial ekonomi, keterbelakangan, ketidaktahuan terhadap ketrampilan tertentu tampaknya berpengaruh secara signi#ikan bagi masyarakat nelayan kecil. D. !trategi Pen&esuaian Diri Mas&arakat Pasca 'em#a 1. Potensi (ang Dimiliki Sebagian buruh nelayan ada yang punya alat penangkap ikan. Berdasarkan data temuan bahwa jumlah perahu motor dan kapal sangat tertinggal, sehingga ikan$
11

ikan besar banyak diambil nelayan asing. ;enis alat tangkap ikan sangat minim, itupun hanya dimiliki orang tertentu. &emilik kapal kebanyakan penduduk asli, biasanya satu keluarga memilki sampai 1 kapal gunanya untuk menutupi biaya operasional atau gaji buruh nelayan. Sedangkan buruh nelayan yang datang dari daerah lain hanya mengharapkan honor yang diterima. Fang memilki alat tangkap tersebut adalah para pemodal. Sedangkan yang buruh nelayan berada dalam garis kemiskinan. ;enis ikan kecil dapat menjadi jenis keterampilan bagi ibu atau nelayan lain untuk mengembangkan beberapa keterampialn makanan yang bersumber dari bahan ikan. 6al ini diakui juga oleh para nelayan di %oto /angah, &adang Selatan, &adang Barat, dan Bungus /eluk %abung. Sedangkan jenis sarana lain yang belum dimiliki seperti- bagan tancap, bagan larikan rumput laut, dan /&I. Sebaiknya hal ini menjadi perhatian &emda %ota &adang. )enururt ,irjen &erikanan " pengembangan perikanan tangkap pada masa mendatang adalah (3+ pengembangan sarana perikanan, ("+ pengembangan agroindustri, pemasaran, pemodalan dibidang perikanan, ( + pengembangan kelembagaan dan penyelenggaraan penyuluhan perikanan, dan (1+ pengembangan sistem in#ormasi manajemen perikanan.

2. )enis "eteram#ilan (ang Dikem$angkan ;enis keterampilan yang dikuasai oleh ibu buruh nelayan adalah membuat berbagai jenis kue, makanan, kerupuk, menjahit pakaian atau membuat souvenir tertentu. Skill dasar yang dimilki ini belum pernah digarap pemda atau pihak lain dalam rangka membantu nelayan. )enurut nelayan isteri mereka bisa memproduksi makanan kecil atau jenis makanan dengan bahan dasar ikan, tetapi setelah dicoba dimasukan dalam pasar lokal kurang terjual bahkan rugi, karena tidak ada kemasan, kurang memenuhi standar kesehatan, tidak ada merek. )enurut 2o#iarman ("!!4+ banyak keterampilan khusus yang dapat dikembangkan pada nelayan, tetapi perhatian terhadap nelayan belum optimal. Belum semua S%&, atau instansi ataupun pihak lain seperti pemodal dan perguruan tinggi yang menaruh perhatian terhadap hal ini. 3. Pem$erian Pengetahuan )enurut pemerintah daerah (&emko+ &adang bahwa bentuk pengetahun itu sudah dimasukkan dalam anggaran :&B, yang berbasis kenerja terutama terhadap kelompok$kelompok nelayan sebagai penambah wawasan nelayan. Sedangkan
12

menurut pihak nelayan bahwa progarm tersebut kurang menyetuh kebutuhan mereka, yang mereka harapkan adalah pengetahuan praktis dengan membuat kelas$kelas nelayan, sehingga mereka menjadi spesialis pada bidang tugas tertentu. Selanjutnya menurut nelayan bahwa secara praktis nelayan lebih memahami pengetahuan kenelayanan. 0ntuk itu metode pemberian penge$tahuan tersebut hendaknya meng$ gabungkan antara pengetahuan teoritis dengan pengalaman nelayan (6asil wawancara dengan 2elayan %oto /angah, "!3!+. 6al ini juga diungkap @l#indri ("!!"+ bahwa nelayan kita kaya pengalaman walupun miskin ilmu. 0saha yang harus dilakukan menya$tukan pengalaman dengan ilmu perikanan atau pengetahun itu dirahkan untuk memperkaya atau penyempurnaan pengalaman yang ada. 4. "eteram#ilan*keteram#ilan %eterampilan yang mungkin dikembangkan adalah bahan dasar yang ada pada nelayan dan usaha itu sedang dikembangkan nelayan (,inas &erikanan dan %elautan %ota &adang, "!3!+. 2amun para nelayan berpendapat bahwa hendaknya keterampilan itu tidak diprogarm dari atas, tetapi nelayan yang menentukan. &emda bisa masuk pada sentuhan teknologi, permodalan, dan mencari pasarnya. %eterampilan itu meliputi- membuat berbagai jenis makanan dengan bahan dasar ikan, mengenalkan pengawet alamiah yang tidak melawan hukum seperti pewarna, pengawet, penyedap yang merusak kesehatan manusia. )enurut nelayan bahwa bentuk pelatihan yang mungkin dikembangkan antara lain- mengolah makanan dengan pengawet alami, membuat sala lauk, membuat rakik di Simabur /anah ,atar. Fang kurang itu adalah bagaimana memberikan kemasan agar produk mereka bisa masuk swalayan dan bagaimana supaya mereka juga menjadi penentu harga. )elalui bantuan dinas terkait pemerintah daerah dan produk mereka hendaknya dapat dipasarkan ke daerah lain. 5. !entuhan Teknologi )enurut nelayan sarana$sarana atau prasarana yang ada perlu subdisi pemerintah seperti pengantian peralatan kapal. &emberian kemasan yang gratis untuk produk mereka, Sedangkan buruh nelayan mengatakan mereka hidup dibawah garis kemiskinan, jika sakit ada jaminan dari pemerintah. /eknologi sederhana menurut nelayan dapat diberikan pada bentuk jenis usaha yang sudah mereka geluti. )enurut pemerintah bantuan ini masih tergantung pada usulan :&B,. )enurut ,inas %elautan %ota &adang sudah ada bantuan tangkap ikan seperti jaring, pengawet ikan,
13

mesin robin (contel+. :rtinya nelayan punya perahu mesin dibantu pemda kota. 0ntuk itu pembinaan, bim$bingan, dan pengawasan diperlukan dari pemerintah dan perguruan tinggi, sehingga perubahan yang terjadi dapat disampaikan kepada masyarakat nelayan. 6. In ormasi Bagi Lem$aga "euangan% Permodalan )enurut nelayan mereka masih ada terlibat cengkeraman rentenir disaat mereka terdesak uang, anak sakit, atau saat tidak ada yang mau dimakan. )enurut nelayan lembaga keuangan yang mikro seperti yang disebut koperasi syariah belum ada. Bank kecil yang dapat membantu mereka sebagai modal awal belum ada. :risan atau julo$julo memang ada pada masyarakat nelayan, tetapi belum berkembang dengan baik. /idak semua nelayan dapat mengikuti karena keterbatasan sumberdaya. )enurut ,inas %elautan dan &erikanan bahwa sumber dana untuk nelayan sudah banyak jenisnya tetapi untuk memperolehnya harus meng$gunakan mekanisme prosedur yang ada. %ondisi ini masih perlu dirembungkan agar #ormulasinya dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan. )enurut nelayan untuk memperoleh dana itu dengan prosedur yang sulit, misalnya tidak menyewa, tetapi punya rumah, ada angunan dan sebagainya. &ersyaratan ini belum bisa dipenuhi oleh nelayan. Begitu juga bantuan gempa juga dengan syarat$syarat tertentu yang sulit dipenuhi. 7. Mengakses Pasar+ 0ntuk pasar lokal bagi nelayan tidak masalah, yang masalah adalah pasar di luar dengan meningkatkan kualitas produk mereka dan diterima pasar nasional dan regional. %elas$kelas produk mereka belum ditata dengan baik sehingga kebijakan masih sama rata untuk semua kegiatan usaha. Fang diharapkan oleh nelayan adalah bagaimana mereka bisa <naik kelas= dan tidak jadi buruh nelayan seumur hidup, tetapi meningkat sebagai pemilik kapal juga, produk makanan atau jasa (keahlian+ yang sedikit ada pada isteri mereka dalam berkembang dan masuk pasar. )enurut @l#indri ("!!4+ belum semua pihak ikut berpartisipasi akti# membantu nelayan kecil, kecuali obligationnya negara melalui pemerintah. /anggungjawab sosial ini tidak bisa dibebankan kepada swasta atau perusahaan seperti GSR nya yang masih bersi#at charity (belas kasihan+.

14

BAB III PENUTUP A. !im#ulan Berbagai kajian menunjukkan bahwa kondisi kesejahteraan nelayan kecil bertarung dalam mempertahankan untuk hidup, mereka bersama keluarga hidup dalam keadaan tidak layak. )enurut 6erman 6aeruman (399!+ masyarakat pantai termasuk yang memiliki nilai ekonomi kecil (!, merupakan salah satu kelompok termiskin. 5 dari total kegiatan sumberdaya Sedangkan Soemitro )askun laut dan daerah pantai+. %arenanya masyarakat ini terutama pada nelayan kecil, mengemukakan bahwa kebanyakan desa pantai keadaannya sangat memprihatinkan dalam segala aspek kehidupan karena adanya hambatan seperti sikap mental, tradisi yang kurang mendu$kung pembaharuan, perkembangan yang lamban dan terisolasi. )eskipun beberapa upaya telah dilakukan tetapi dampaknya terhadap peningkatan kesejahteraan terutama nelayan kecil tidak banyak mengalami perubahan. &ersoalan
15

sosial ekonomi, keterbelakangan, ketidaktahuan terhadap ketrampilan tertentu tampaknya berpengaruh secara signi#ikan bagi masyarakat nelayan kecil.

B. !aran 0ntuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat nelayan, beberapa kebijakan yang harus diperbaiki adalah bahwa pemda kota, perguruan tinggi, dan pemodal' in9estor perlu melakukan inter9ensi sosial sekaligus men#asilitasi sesuai dengan kondisi yang dialami oleh nelayan di %ota &adang seperti jenis dan bentuk pemberian pengetahuan, keterampilan$keterampilan, sentuhan teknologi sederhana untuk barang atau jasa yang mereka hasilkan, in#ormasi terhadap lembaga keuangan'per$modalan, dan bantuan mengakses pasar.

16

Anda mungkin juga menyukai