Anda di halaman 1dari 4

1.

Teori Motivasi Berdasarkan hasil analisis yang disesuaikan dengan penjelasan yang diberikan bapak maka ada hal-hal yang perlu direvisi pada pembahasan motivasi kerja yaitu : 1. Pada halaman 100 paragraf ke 2, terdapat bagian epistimologi karena pada kalimat tersebut ada kata merupakan, seharusnya bagian daripada bangunan teori epistimologi ini barada setelah bangunan teori ontology. 2. Pada halaman 101 paragraf ke , terdapat bagian ontology. !eharusnya pargraf ini berada pada paragraph pertama. . Pada halaman 102 terdapat bagian epestimologi dan paragraph selanjutnya bagian ontology, seharusnya bagian ontology dulu baru epistimilogi. ". Pada halaman 10 setelah gambar bagan terdapat gabungan antara epeistomologi dan aksiologi, seharusnya paragrap ini berada setelah bagian aksiologi. #. Pada halaman 10" terdapat gabungan antara ontology dan epistimologi, seharusnya begian ini berada setelah bagian epistimologi. $. Pada halaman 10# terdapat bagian ontology, seharusnya alenia ini berada pada alenia pertama. %. Pada halaman 10$ terdapat bagian aksiologi dan setelah paragraph yang mengandung kata aksiologi diba&ahnya terdapat gabungan antara ontology dan aksiologi. !etelah paragraph ini terdapat bagian epistimologi, seharusnya bagian epistimologi tidek berada setelah bagaian aksiologi. '. Pada halaman 10% paragraf ke 2 , 10( , 110, 11" dan 122 terdapat bagian epistimologi sedangkan pada halaman 10(, 112 dan 11" setelah bagian epistimologi terdapat bangunan teori ontology seharusnya bangunan teori ontology dulu baru bangunan teori epistimologi, dan pada halaman 11$ dan 11( terdapat bangunan
1

teori aksiologi padahal setelah paragraph ini ada paragraph yang mengandung kalimat ontology, seharusnya paragraph yang mengandung teori ontology berada pada paragraph pertama.

)asil analisis yang perlu di perbaiki pada bagian motivasi kerja :


1. !eperti yang dikemukakan oleh )usaini 1, motivasi merupakan salah satu alasan agar

ba&ahan mau bekerja keras dan bekerja *erdas sesuai dengan yang diharapkan. Pengetahuan tentang pola motivasi membantu para manajer memahami sikap kerja pega&ai masing-masing. +anajer dapat memotivasi pega&ainya dengan *ara yang berbeda-beda sesuai dengan pola masing-masing yang paling menonjol. penjelasan : a. ini adalah defenisi se*ara epistemology seharusnya tidak diletakkan dia&al tapi setelah defenisi motivasi kerja se*ara ontology b. Peletakan footnote bukan pada nama pemberi pernyataan tetapi pada apa yang dinyatakan. !eharusnya footnote itu diletakkan di akhir kalimat pernyataan yang dikutip, yakni pola masing-masing yang paling menonjol.

2. +enurut +athis dan ,a*kson, motivasi -motivation. adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. /rang biasanya bertindak karena satu alasan: untuk men*apai tujuan. ,adi, motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang mun*ul dalam kekosongan.2 penjelasan : a. ini adalah defenisi se*ara ontology seharusnya tidak diletakkan setelah defenisi motivasi kerja se*ara epistemology tetapi diletakkan dia&al.
1

Prof.Dr.Husaini Usman,M.Pd.,M.T., Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), p.222 22!. 2 Mat"is and Ja#kson, op.cit., p.$$%.

b. Peletakan footnote bukan pada kesimpulan dari apa yang dikutip, tapi pada kata di akhir kutipan yang dikutip tersebut.

. )al ini didukung oleh 0inardi yang dikutip 1noraga bah&a motivasi merupakan keinginan yang terdapat pada seseorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Penjelasan : a. ini adalah defenisi motivasi kerja se*ara epistemology yang seharusnya diletakkan se*ara sistematis setelah defenisi kerja se*ara ontology. b. Peletakan footnote bukan pada nama pemberi pernyataan tetapi pada apa yang dinyatakan. !eharusnya footnote itu diletakkan di akhir kalimat pernyataan yang dikutip, yakni pola masing-masing yang paling menonjol.

". 2efenisi tidak diletakkan se*ara sistematis, tidak berurutan, sehinga ditemukan peletakan beberapa defenisi motivasi kerja yang a*ak. +isalnya, Pada bagian dia&al sudah dijelaskan defenisi se*ara ontology tetapi ditengah dijelaskan lagi. begitu juga defenisi se*ara epistemology sudah dijelaskan di tengah tapi dijelaskan juga diakhir.

#. Pengertian defenisi motivasi se*ara bahasa seharusnya dijelaskan dia&al. 3ontohnya, 4stilah motif dalam motivasi menggunakan beberapa kata yang berbeda seperti motives, drives and needs yang berarti keinginan, dorongan dan kebutuhan." +otif dimengerti sebagai ungkapan kebutuhan seseorang5 karenanya motif bersifat pribadi dan internal. 2ilain pihak, insentif berasal dari luar. 4nsentif dijadikan sebagai lingkungan kerja oleh pimpinan untuk mendorong karya&an melakukan tugasnya. # +otif *enderung menurun kekuatannya apabila sudah terpenuhi atau terhambat pemenuhannya. Pemuasan terhadap
Anora&a dan 'u(ati, op.cit., p.)* Usman +ff,ndi dan Ju"a(a '. Pra-a, Pengantar Psikologi (Bandun&: An&kasa), p.60. # .,it" Da/is and Jo"n 0. 1,2strom, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: +r3an&&a,$4)*), p. 65.
"

suatu kebutuhan mungkin terhambat dan orang itu kemudian putus asa -frustasi.. 1kan tetapi, ada pula yang ulet untuk mengatasi hambatan itu dan akhirnya berhasil.$ Pernyataan ini terdapat pada halaman (' namun dijelaskan lagi pada halaman lain. +enurut !teers, 6ngson dan +o&day, istilah motivasi berasal dari bahasa latin, dimana arti movere adalah menggerakkan. 4ni terdapat pada halaman 101 padahal sebelumnya ada defenisi se*ara epistemology. $. !intesis tidak diletakkan di akhir seperti hirarki yang seharusnya dan tidak ada kesimpulan dari hasil defenisi-defenisi yang telah dipaparkan, yang ada hanya kesimpulan dari masing-masing defenisi namun tidak ada kesimpulan dari keseluruhan defenisi.

Husaini, op.cit.,p.22!.

Anda mungkin juga menyukai