Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar atau bahkan melihat ibu ibu yang sedang melakukan proses persalinan atau melahirkan, baik secara normal maupun dengan tindakan infasif. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 42 minggu ) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. ( Prawirohardjo, 2001 : 108 ) Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di indonesia adalah masalah persalinan ibu. Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang persalinan, sebagian besar hal tersebut dikarenakan penyebab obsetri langsung yaitu : perdarahan post partum, eklamsia, sepsis, dan komplikasi dari keguguran. Hal lain yang juga berpengaruh besar pada angka kematian ibu dan bayi saat persalinan yaitu rendahnya kesadaran ibu untuk melakukan persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan yang berkompeten ( perawat, bidan, dokter ) mereka cenderung lebih mempercayakan proses persalinanya itu di bantu oleh tenaga non medis dalam hal ini yaitu dukun bayi. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sebenarnya pemerintah telah melakukan terobosan dengan melakukan kemitraan dukun dan bidan. Salah satu bentu kemitraan tersebut adalah melakukan pembinaan dukun bayi yang merupakan tanggung jawab dari bidan. Akan tetapi depkes RI 2000 menyebutkan bahwa 80% pertolongan persalinan di masyarakat baik masyarakat perkotaan ataupun masyarakat perdesaas masih dilakukan oleh dukun bayi.

Banyaknya ibu yang memilih persalinannya dibantu oleh dukun bayi dan bukan oleh tenaga kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor pengetahuan. Kurangnya pengetahuan si ibu dalam penanganan kelahiran ini membuat kurangnya kesadaran ibu akan efek negatif persalinan yang dilakukan oleh tenaga yang kurang berkompeten atau bukan tenaga kesehatan. Hampir setiap desa di kecamatan tersono terdapat sedikitnya satu dukun bayi, sedangkan untuk tenaga medis sendiri masih sangat jarang dan itupun masih harus tugas dinas di rumah sakit ataupun di puskesmas, dengan demikian masih belum ada tenaga kesehatan yang dapat setiap saat membantu persalinan di setiap desa. Dukun bayi sendiri adalah orang yang dianggap terampil dan dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan melakukan perawatan kepada ibu sesuai dengan kebutuhan sang ibu ( Dep Kes RI, 2000 ). Padahal dukun bayi sendiri umumnya memiliki ketrampilan untuk membantu persalinan, hanya dari ilmu yang turun temurun dari nenek moyang mereka.

B. Rumusan Masalah Mengingat masih banyaknya ibu yang lebih mempercayakan proses persalinanya ditolong oleh dukun bayi dan bukan dari tanaga yang berkompeten ( perawat atau bidan ) yang dikarenakan oleh beberapa faktor maka sehubungan dengan hal itu peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan ibu hamil dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di desa Satriyan kec. Tersono kab. Batang

C. Tujuan a. Tujuan umum

Peneliti dapat menemukan data tentang pengaruh pendidikan terhadap pemilihan tenaga pembantu persalinan b. Tujuan khusus 1. Dapat mendiskripsikan pengaruh pendidikan terhadap pemilihan

penolong persalinan 2. Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu hamil 3. Untuk mengetahui presentase pemilihan penolong persalinan oleh tenaga medis di desa satriyan kec. Tersono

D. Manfaat Penelitian a. Bagi peneliti Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang baru bagi peneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan pemilihan tenaga penolong persalinan. b. Bagi institusi Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan referensi penelitian sebelumnya. c. Bagi keperawatan Dapat menjadi inspirasi untuk lebih meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya dibidang persalinan

Anda mungkin juga menyukai