Anda di halaman 1dari 1

PEMELIHARAAN CUBICLE OUTGOING PT PLN (PERSERO) APD SEMARANG

RETROFIT PMT DI JATENG & DIY


MENGAPA BERPERAN BESAR MENYUMBANG GANGGUAN INCOMING DAN TRAFO TRIP??
Retrofit PMT harus dilakukan dengan teliti dan memenuhi Standar Kelayakan Operasional. Selain memperhitungkan perubahan-perubahan konfigurasi yang ada di dalamnya, pemilihan kualitas material berdasarkan fungsi dan reliability wajib dipenuhi. Tapi apa itu sudah cukup? Sudahkah hal-hal tersebut memberikan jaminan bahwa PMT Retrofit tidak bermasalah dan tidak akan menimbulkan masalah lain? Terdapat 4 macam pola Sistem Pentanahan Distribusi, yaitu Sistem Pentanahan dengan Tahanan Tinggi (High Resistance), Sistem Pentanahan dengan Tahanan Rendah (Low Resistance), Sistem Pentanahan Langsung (Solid Grounding) dan juga Sistem Pentanahan Mengambang/Tidak Ditanahkan (Floating). Distribusi Jawa Tengah dan DIY menganut Sistem Pentanahan Langsung (Solid Grounding). Sistem ini mengutamakan faktor ekonomi, sehingga dengan saluran udara elektrifikasi dapat dilaksanakan di luar kota sampai ke daerah yang terpencil. Sistem Solid Groundid merupakan sistem tiga phasa empat kawat dengan pentanahan Netral secara langsung. Kawat Netral ditanahkan di setiap tiang sepanjang JTM dan JTR dengan menggunakan netral bersama (Common Neutral). Karena tahanannya sangat kecil maka arus gangguannya besar, sehingga diperlukan rele proteksi yang dapat bekerja dengan cepat dan mempunyai sensitivitas yang tinggi. Durability (ketahanan) dan reliability (keandalan) sebuah PMT tergantung dari beberapa hal, diantaranya adalah frekuensi PMT bekerja (switching dan interrupting) serta besar arus gangguan yang diterima. Semakin sering PMT bekerja maka usia operasional pun berkurang. Namun pengaruh yang paling mendasar adalah saat interrupting. Semakin besar arus gangguan yang diterima maka semakin berkurang daya tahan dan keandalan sebuah PMT. Dengan pola Sistem Pentanahan Langsung yang mempunyai konsekuensi arus gangguan yang besar, maka durability dan reliability sebuah PMT Retrofit diragukan. Dengan demikian desain Retrofit yang tidak memenuhi standar kelayakan operasional dapat mengakibatkan gangguan Incoming dan Trafo yang terjadi saat kegagalan Interrupting arus gangguan yang besar. Kondisi ini juga diperparah dengan besarnya frekuensi gangguan yang dialami dikarenakan kondisi Jaringan di Jawa Tengah yang didominasi oleh pepohonan dan hutan. Dari kondisi inilah dapat diambil kesimpulan akhir bahwa Retrofit PMT tidak kompatibel diterapkan di Distribusi Jawa Tengah DIY yang menganut Sistem Pentanahan Solid Groundid Common Neutral.

THOMAS AMBONO 8406022K

Anda mungkin juga menyukai