Anda di halaman 1dari 6

MANAJEMEN KEPERAWATAN

METODE MANAJEMEN KASUS

Disusun oleh :
1. CANDRA ARIWIBOWO

(1203009)

2. DIAN SISTYA

(1203010)

3. FREDRIKA CORY SALEWA

(1203015)

4. IRLIANING ADE PUTRI

(1203019)

5. LUSIANA VALENTIN

(1203022)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
2012/2013

METODE MANAJEMEN KASUS

Metode manajemen kasus berkembang kira-kira pada tahun 1990, yang dipicu oleh
implementasi sistem pembiayaan yang makin tinggi . Manajemen kasus merupakan
sistem pemberian asuhan kesehatan secara multidisiplin yang bertujuan meningkatkan
pemanfaatan fungsi berbagai anggota tim kesehatan dan sumber- sumber yang ada
sehingga dapat dicapai hasil akhir asuhan kesehatan yang optimal. Penggunaan
manajemen kasus masih bervariasi dalam literatur. Namun, ANA dalam Marquis dan
Huston (2000) mengatakan manajemen kasus merupakan proses pemberian asuhan
keperawatan yang bertujuan mengurangi fragmentasi, meningkatkan kualitas hidup
klien dan efisiensi pembiayaan.

Fokus utama manajemen kasus adalah integrasi,

koordinasi, dan advokasi klien, keluarga serta masyarakat yang memerlukan layanan
yang ektensif.
Tujuan utamanya ialah untuk mencapai hasil akhir asuhan kesehatan yang sudah
ditetapkan dengan mengoptimalkan layanan yang dibutuhkan.
Menurut American Nurses Association (ANA)(1988), manajemen kasus

(case

management) adalah suatu system pemberian pelayanan kesehatan yang didesain


untuk memfasilitasi pencapaian tujuan pasien yang diharapkan dalam kurun waktu
perawatan di rumah sakit. Tujuan dari manajemen
kualitas
pelayanan

kasus

adalah

pelayanan kesehatan, menurunkan atau mengurangi

meningkatkan

pengkotaan dari

kesehatan, meningkatkan kualitas hidup pasien, efesiensi penggunaan

sumber-sumber pelayanan kesehatan, dan efesiensi biaya.


Sebagaimana dikutip oleh Togno-Armanasco et al. (1989), Zander (1988) dalam Gilies
(1994), tujuan dari metode manajemen kasus keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien adalah untuk merumuskan dan mencapai hasil yang
standar dalam perawatan untuk setiap pasien, memfasilitasi pasien yang akan pulang
baik lebih awal dari masa perawatan yang ditentukan (early patient discharge) maupun
pada waktu yang direncanakan, menggunakan sedikit mungkin sumber pelayanan
kesehatan untuk mencapai hasil yang diharapkan, meningkatkan profesionalisasi

perawat dan kepuasan kerja, dan memungkinkan terjadinya transfer of knowledge di


antara anggota.
Metode kasus adalah

metode dimana perawat bertanggung jawab terhadap pasien

tertentu yang didasarkan pada rasio satu perawat untuk satu pasien dengan pemberian
perawatan konstan untuk periode tertentu. Metode ini umumnya dilaksanakan untuk
perawat privat atau untuk perawatan khusus dalam memberikan asuhan keperawatan
khusus seperti kasus isolasi, intensive care.
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien pada saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan
bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai case
manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke rumah sakit hingga
pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case
manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan,
pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen kasus, case manager
senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari quality-cost-access dan consumersproviders-funders.
Kelebihan manajemen kasus :

Perawat lebih memahami kasus per kasus

Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih muda

Kekurangan manajemen kasus :

Belum dapatnya diidentifikasi perawat penanggung jawab

Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama

Sistem asuhan keperawatan Case Methode Nursing (Marquis & Huston,1998):

Kepala ruangan

Staf perawat

Pasien/pasien

Staf perawat

Pasien/pasien

Staf perawat

Pasien/pasien

Metode manajemen kasus meliputi beberapa elemen utama berikut :


1.

Pendekatan berfokus kepada klien.


Fokus layanan adalah adalah kebutuhan klien, bukan kebutuhan institusi atau
kebutuhan profesi.

2.

Koordinasi asuhan dan layanan antar-institusi.


Kebutuhan klien dipenuhi oleh berbagai institusi atau bagian. Peran manajer kasus
adalah untuk mengoordinasi, mengomunikasi dan mengelola hubungan antarbagian atau antar-institusi.

3.

Berorientasi pada hasil.


Fokus dari metode ini adalah bagaimana agar hasil yang sudah ditetapkan dapat
dicapai selangkah demi selangkah, selalu memantau hasil yang ditetapkan apakah
sudah tercapai, dan melakukan evaluasi secara terus-menerus. Pada metode ini
terdapat motivasi yang tinggi untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang
dialami dalam memberikan asuhan kesehatan. Upaya pencegahan dan deteksi

sangat diperhatikan karena dapat mempengaruhi hasil yang diharapkan dan


menguntungkan peningkatan status kesehatan.

4.

Efisiensi sumber.
Karena tingginya kkordinasi dan perhatian untuk mencapai hasil yang ditetapkan,
terdapat komitmen yang tinggi untuk mencegah hal yang tidak diperlukan dan hal
yang mungkin menghambat pencapaian hasil. Terdapat komitmen yang tinggi
untuk mencapai hasil dengan biaya atau sumber yang paling efisien.

5.

Kolaborasi
Kolaborasi atau adanya sikap saling menghargai keterampilan dan kemampuan
berbagai anggota profesi, merupakan faktor penting dalam metode manajemen
kasus.

Metode ini merupakan generasi kedua dari metode keperawatan primer (Zander, 1988).
Manajemen kasus ini mirip dengan keperawatan primer. Artinya seorang profesional
bertanggung jawab untuk mengoordinasikan kegiatan asuhan pada seorang klien.
Perbedaannya adalah manajer kasus mengoordinasikan asuhan pada berbagai disiplin
dan fokusnya ialah perencanaan, koordinasi serta evaluasi asuhan, sedangkan pada
keperawatn primer, PP mengoordinasikan dan melaksanakan asuhan keperawatan pada
klien dari awal hingga pulang/pindah dari suatu ruang rawat. Pada manajemen kasus,
berbagai metode pemberian asuhan keperawatan dapat digunakan, yaitu keperawatan
primer, tim, fungsional atau total (Komplin dalam Marquis & Huston, 2000). Namun,
jika keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional, sebaiknya metode pemberian
asuhan keperawatan yang digunakan diwarnai oleh the breath of keperawatan primer.

DAFTAR PUSTAKA
Arwani. 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta : EGC
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : EGC
Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai