Anda di halaman 1dari 11

KILAS BALIK TERWUJUDNYA KABUPATEN ACEH SINGKIL

Bermula pada tahun 1956 di Jakarta, seorang anggota DPR. R.I. putra Meukek Aceh Selatan yang bernama Alm. Almelz abang kandung Amran Zamzami menyampaikan kepada mantan Wedana pertama Wilayah Singkil yaitu Bapak A. Mufti AS dan tokoh masyarakat Wilayah Singkil yaitu Bapak Anhar Muhammad Hosen, bahwa dilihat dari segi Historis, Geografis, Ekonomi, Kebudayaan dan Politis, serta aset yang dimiliki Kewedanaan Singkil sudah sepantasnya statusnya ditingkatkan menjadi Kabupaten. Syaratnya hendaklah rakyat Singkil mencetuskan resolusi untuk itu. Diilhami pendapat Saudara Almelz tersebut, maka pada tahun 1957, Partai-partai Politik, Organisasi-Organisasi Kemasyarakatan, para alim ulama dan cerdik pandai se Kewedanaan Singkil memutuskan dalam pertemuannya tanggal 21 Maret 1957 sepakat membentuk Panitia Aksi Penuntut Kabupaten Otonomi Singkil yang disingkat dengan PAPKOS, dengan Susunan Kepanitiaan yaitu : Ketua I Ketua II Sekretaris I Sekretaris II Bendahara/Keuangan : Tengku M. Bakri : Lukman Hakim : Kamaluddin : Z. A. Fachry : Munthe

Dengan dibantu oleh beberapa Seksi PAPKOS terus bekerja dengan tujuan untuk memperjuangkan Daerah Kewedanaan Singkil ditingkatkan statusnya menjadi Kabupaten Otonomi Tingkat II dalam Lingkungan Propinsi Otonomi Aceh. Berbagai strategi disusun dan delegasi demi delegasi diutus ke Tapaktuan, Banda Aceh dan Jakarta. Sangat disayangkan baru beberapa waktu panitia bergerak, timbul gejolak politik yaitu dengan terjadinya pemberontakan di daerah-daerah di Indonesia, panitia tidak bisa bekerja secara maksimal sehingga usaha ke arah peningkatan status Singkil ini tersendat-sendat. Pada tahun 1964 digelar musyawarah masyarakat Wilayah Singkil I di Balai Syekh Abdurrauf Singkil, pesertanya adalah tokoh-tokoh masyarakat Wilayah Singkil baik yang berada di
Aceh Singkil Dalam Angka 2012

lv

Wilayah Singkil sendiri, maupun dari luar daerah, seperti : Jakarta, Medan, Banda Aceh, Tapaktuan, Sibolga dan lain-lain. Musyawarah berhasil sukses dengan menetapkan beberapa keputusan yaitu : 1. 2. 3. Perjuangan PAPKOS tahun 1957 agar dilanjutkan Membentuk dan mengutus delegasi untuk menghadap kembali Pemerintah Propinsi Otonomi Aceh dan Permerintah Kabupaten Aceh Selatan Personil Panitia tahun 1957 yang sudah tidak ada lagi supaya diganti dengan yang lain, sehingga disepakati Susunan Kepanitiaan PAPKOS yang baru yaitu : Ketua Sekretaris Bendahara : Alibasyah : Kamaluddin : Djalaluddin Duane

Panitia dengan dilengkapi beberapa seksi terus aktif bekerja, dengan menghimpun berbagai masukan dan saran dari berbagai lapisan masyarakat Singkil, sementara itu delegasi demi delegasi silih berganti diutus ke Tapaktuan dan Banda Aceh. Pada saat panitia sedang giatgiatnya berusaha, pada tahun 1965 terjadi pula Gerakan G.30 S/PKI, sehingga kerja panitia tidak dapat berjalan sebagaimana diharapkan. Semangat rakyat Singkil tetap menggelora untuk memperjuangkan Wilayah Singkil menjadi Kabupaten Otonom. Pada tahun 1967 digelar lagi Musyawarah Masyarakat Wilayah Singkil II yang digelarkan di Rimo Simpang Kanan. Peserta musyawarah ini terdiri dari TokohTokoh Masyarakat Perwakilan Kecamatan Singkil, Kecamatan Simpang Kanan, Kecamatan Simpang Kiri, Kecamatan Pulau Banyak, juga dari luar Wilayah Singkil seperti peserta pada Musyawarah I, disamping itu turut pula dihadiri oleh Bupati dan Muspida Tk. II Kabupaten Aceh Selatan dan unsur-unsur Pemerintahan Kewedanaan Singkil. Bupati KASIM TAGOK pada waktu itu adalah putra asli Wilayah Singkil. Keputusan dari musyawarah adalah : 1. Panitia Aksi Penuntut Kabupaten Otonomi Singkil (PAPKOS) diganti dengan nama Panitia Persiapan Kabupaten Otonomi Singkil yang disingkat PAPKOS juga 2. Melanjutkan tuntutan Panitia tahun 1957 dan tahun 1964 tentang peningkatan status Kewedanaan Singkil menjadi Kabupaten
lvi

Aceh Singkil In Figures 2012

3. Sesuai dengan kebijakan Pusat, dimana status Kewedanaan akan dihapus, maka Panitia ditugaskan sementara untuk memperjuangkan Wilayah Kewedanaan Singkil menjadi Perwakilan Kabupaten, seperti halnya Kabupaten Aceh Tenggara 4. Ditetapkan pula Susunan Kepanitiaan yang baru lengkap dengan seksi-seksinya, yaitu : Ketua Umum Sekretaris Umum Bendahara : Ainal Basri : Mustafa Syukur : Anhar Muhammad Hosen

Panitia mulai bekerja dengan mengumpulkan masukan-masukan, data-data dan bahanbahan yang berkaitan dengan tuntutan terus disiapkan. Pada tahun 1968 delegasi diutus ke Banda Aceh yang terdiri dari Ketua Umum dan Sekretaris Umum serta Kasim Tagok dari Tapaktuan. Utusan itu juga dilengkapi dengan putra Singkil yang ada di Banda Aceh terdiri dari : Adlin Imigrasi, Siti Asra, Abu Sulaiman, Zulkarnain Has dan Nuin T. Delegasi berusaha keras dengan menjumpai tokoh-tokoh partai yang ada di DPRD-GR Kabupaten Aceh Sekatan dan DPRD-GR Provinsi Daerah Istimewa Aceh, menyampaikan hasrat masyarakat Wilayah Singkil dan potensi yang dipunyai serta tinjauan dari segala bidang. Delegasi juga hadir dalam sidang komisi D DPRD-GR Provinsi Daerah Istimewa Aceh dan komisi ini menampung penyampaian setiap anggota delegasi yang menjelaskan faktor-faktor pendukung dari perjuangan peningkatan status Wilayah Singkil ini. Akhirnya delegasi menjumpai Gubernur Muzakir Walad diruang kerjanya yang didampingi Wakil Gubernur Marzuki Nyakman . Atas usaha yang gigih ini Pemerintah menyetujui peningkatan status daerah ini dari Kedewanan ke Perwakilan Kabupaten, yaitu dengan dikeluarkannya : 1. 2. Surat Keputusan DPRD-GR Kabupaten Aceh Selatan No. 003/DPRD-GR/1968. Surat Keputusan DPRD-GR Provinsi Daerah Istimewa Aceh No. 20/DPRD-GR/ 1968 tanggal 6 Juni 1968.

Aceh Singkil Dalam Angka 2012

lvii

3.

Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh No. 04/DESES/1969 tanggal 1 Mei 1969.

Dan sebagai Kepala Perwakilan Pertama adalah : Bapak Ibrahim Abduh Mantan Bupati yang pada waktu itu berpangkat Residen. Selanjutnya perjuangan untuk menjadi Kabupaten penuh terus diusahakan, namun terkendala dengan kebijakan bupati Aceh Selatan Drs. Sukardi Is yang berkuasa selama 11(sebelas) tahun yang tidak mentolerir perjuangan Rakyat Wilayah Singkil ini, bahkan mengancam Pegawai Negeri yang Terlibat dengan PAPKOS akan dipecat. Dan ditegaskannya lagi Pegawai Negeri yang ada hubungannya dengan PAPKOS harus membuat pernyataaan keluar dari Kepanitiaan PAPKOS. Kebetulan sebagian besar Panitia adalah Pegawai Nageri. Walaupun peringatan Bupati Sukardi Is kurang diindahkan, namun perjuangan PAPKOS tidak berjalan mulus sebagaimana diharapkan. Bupati Aceh Selatan silih berganti dari Drs. Sukardi Is ke Drs. Ridwansyah, terus Drs. Sayed Mudhahar Ahmad, lanjut ke Drs. Sari Subqi, kesemuanya kurang mendukung dan bahkan tak jauh berbeda dengan kebijakan yang dijalankan oleh Sukardi Is. Melihat ketimpangan yang terus menerus dalam pembangunan yang tidak merata atau tidak adil terhadap Wilayah Singkil, kami berpendapat perjuangan peningkatan status Wilayah Singkil ini masih terus di perjuangkan namun tidak bisa dari bawah harus dari atas. Maka pada tahun 1990 oleh Saudara Muslim Dahri (Pembantu Bupati dikala itu) menulis surat kepada Bapak A.Mufti AS, Ir. Kotan Pasaman, Rustam Rasyid, SH. Dijakarta, DR. Faruq di Surabaya dan Kasim Tagok, Anhar Muhammad Hosen di Medan dan lain lain yang isinya Membangkit batang terendam agar mendesak pimpinan di atas/penentu kebijakan supaya status bekas Kewedanaan Singkil di tingkatkan menjadi Kabupaten. Atas dasar surat Saudara Muslim Dahri diatas dan status bekas Kewedanaan Singkil sudah waktunya harus diperjuangkan untuk di tingkatkan, maka berkumpullah tokoh-tokoh masyarakat Wilayah Singkil di aula Kantor Ir. Kotan Pasaman di Jakarta, antara lain disimpulkan diadakan Pulang Basamo I ke Singkil serta menemui Bupati Aceh Selatan dan Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Aceh dikala mereka tugas Dinas ke Jakarta. Panitia penyambutan pun dibentuk, dengan susunan kepanitiaan adalah : Pembantu Bupati wilayah Singkil (Muslim Dahri) sebagai Penanggung Jawab, sebagai Ketua Umum H. Ahmad Rasni Syah, Sekretaris Umum Mustafa
lviii

Aceh Singkil In Figures 2012

Syukur dan Bendahara Abd. Gani Har serta dilengkapi dengan seksi-seksi. Pada tahun 1991 sekitar 700 orang warga Singkil yang berada di perantauan di seluruh pelosok Indonesia Pulang Basamo I sisambut secara adat dan kesenian dengan sangat meriah, dan seminarpun di gelar. Hasil dari seminar dikeluarkan 14 (empat belas) butir kesepakatan aspirasi masyarakat Singkil yang merupakan pilar dasar perjuangan masyarakat untuk menuntut peningkatan status Pembantu Bupati Singkil menjadi Daerah Tingkat II. Pada bulan April tahun 1994, dengan adanya kebijaksanaan Alm. Zulkifli Ali, BA selaku Pembantu Bupati Wilayah Singkil pada waktu itu, telah direkomendir berdirinya Himpunan Masyarakat Wilayah Singkil yang disingkat dengan HMWS, sebagai Ketua Umum Alm. Ustadz Abdurrahman, Sekretaris Umum Syahbudin dan Alm. H. Anhar Mohammad Husen sebagai Penasehat, dengan tugas utamanya adalah membawa aspirasi masyarakat untuk berusaha memperjuangkan peningkatan status Daerah Pembantu Bupati Singkil menjadi Daerah Tingkat II Otonom. Atas inisiatif dan dukungan moral Alm. H. Mohammad Hosen selaku Penasehat HMWS Periode 1994-1997 supaya seluruh pengurus HMWS Singkil yang terdiri dari Alm. Ust. H. Abdurrahman, Ust. Syaiful Amin, Ust. Rasyiduddin, BA, Syahbuddin dan didampingi oleh unsur Pemuda yaitu Drs. Roswin Hakim, Drs. Suhaili, Syamsul Bahri, SH, Syafwan, SH, Ust. Rosman Hasmy dan Selamat Riady, mengadakan silaturrahmi dengan tokoh-tokoh masyarakat Kecamatan Simpang Kiri, Kecamatan Simpang Kanan dan Kecamatan Pulau Banyak, yang terdiri dari : Raja Amansyah, Alm. Bustami Meuraxa, Raja Ulasi, H. Wahidin, TA. Wasif, Drs. Ramlan dan sejumlah tokoh lainnya dari masing-masing Kecamatan guna mensosialisasikan perjuangan HMWS Singkil untuk menuntut peningkatan status Pembantu Wilayah Singkil menjadi Daerah Tingkat II. Pada awal Bulan Mei tahun 1994 sebahagian besar pengurus HMWS yang mewakili Kecamatan Singkil yaitu : Ust. H. Abdurrahman, Ust. Rosman Hasmy, Syahbuddin. MS, Drs. Suhaili, Drs. Roswin Hakim dan Syamsul Bahri, SH, yang mewakili Kecamatan Simpang Kiri yaitu : Otonomi B. Meraxa dan Burhanuddin, yang mewakili Kecamatan Simpang Kanan Drs. Muadz
Aceh Singkil Dalam Angka 2012

lix

Vohry dan Raja Ulasi serta yang mewakili Kecamatan Pulau Banyak Mulyadi dan Ihsan (Ucok) beraudiensi langsung dengan Bupati Aceh Selatan (Bapak Drs. M. Sari Subqi) dan Ketua DPRD Kabupaten Aceh Selatan (Bapak Syahruman, TB), untuk mendesak Bupati dan Ketua DPRD supaya mengeluarkan Surat Rekomendasi kelayakan Daerah Pembantu Bupati Singkil menjadi Daerah Tingkat II. Selanjutnya pada Bulan Mei 1995 HMWS Singkil mengutus Ust. Syaiful Amin, Drs. Roswin Hakim dan Ir. Muzni Bulkiah untuk menemui dan beraudiensi langsung dengan Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Prof. DR. Syamsuddin Mahmud) di Kantor Gubernur Banda Aceh, dengan tujuan menyerahkan surat yang intinya mendesak Gubernur supaya mengeluarkan Surat Rekomendasi Kelayakan Daerah Pembantu Bupati Singkil menjadi Daerah Tingkat II. Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Aceh Bapak Prof. DR. Syamsuddin Mahmud berkesempatan mengunjungi dan melihat dari dekat Wilayah Singkil pada tahun 1995, sanggar Seni Gelanggang Bakti menampilkan budaya dan kesenian asli Singkil dengan mempergelarkan tari-tarian serta adat menghormati tamu, pantun-pantun yang mengkiaskan harapan rakyat akan peningkatan status Wilayah Singkil di dendangkan, kelihatannnya Bapak Syamsuddin Mahmud sangat terkesan. Perjuangan PAPKOS, HMWS dan semua Organisasi Kemasyarakatan serta seluruh elemen masyarakat Singkil mulai menampakkan titik terang yaitu dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh Nomor 135/232/1995 tanggal 24 Mei 1995, tentang Pembentukan Tim Peningkatan Status Wilayah Kerja Pembantu Bupati Wilayah Singkil menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II Singkil dalam Provinsi Daerah Istimewa Aceh. Seterusnya proses peningkatan status Wilayah Singkil ditangani oleh Pemerintahan Makmursyah Putra SH, sebagai Kepala Perwakilan Kabupaten Aceh Selatan di Singkil bersama rakyat. Panitia menggelar pertemuan- pertemuan dan seminar-seminar di Singkil, Tim mulai dari Tk II, Tk I sampai Tim Pusatpun berdatangan ke Singkil untuk menghimpun berbagai masukan, bahkan berkali-kali Komisi II DPR-RI juga datang ke Singkil, kedatangan terakhir yang di Ketuai oleh Faisal Basri merupakan kunjungan yang sangat menentukan terwujudnya Kabupaten Aceh

lx

Aceh Singkil In Figures 2012

Singkil. Rakyat Singkil menyambut komisi ini dengan gembira dengan menampilkan pagelaran Adat dan Kesenian Daerah Singkil dengan meriah. Akhirnya perjuangan masyarakat Singkil menjadi kenyataan dengan keluarnya U.U. No. 14 tahun 1999 tanggal 20 April 1999 dengan resmi Wilayah Singkil menjadi Kabupaten Aceh Singkil dan sebagai Bupati pertama Makmursyah Putra, SH. Pelantikan Bupati dilakukan di Jakarta pada tanggal 27 April 1999 oleh Meteri Dalam Negeri. Peresmian Kabupaten Aceh Singkil dilakukan oleh Gubernur Provinsi Daerah Istimewa Aceh (Bapak Prof. DR. Syamsuddin Mahmud) pada tanggal 14 Mei 1999 di lapangan Daulat Singkil yang dihadiri oleh Masyarakat Singkil yang berada di Singkil dan yang berasal dari perantauan tumpah ruah penuh kebahagiaan dan keharuan. Raut wajah Rakyat Wilayah Singkil yang menghadiri acara peresmian tersebut terpancar perasaan puas, bangga serta bahagia. Tulisan ini merupakan hasil perbaikan pada tulisan yang sama yang dimuat pada edisi sebelumnya setelah mendapat saran-saran dan masukan-masukan dari berbagai sumber lainnya. Singkil, Agustus 2012

Aceh Singkil Dalam Angka 2012

lxi

Brief History of Aceh Singkil Formerly in 1956 in Jakarta, one member of DPR RI from meukek, South Aceh, Named Alm.Almedz, the brother of Amran Zamzami told former first sub district chief for Singkil region. Mr. A. Mufti AS and prominent figure from Singkil Mr. Anhar Muhammad Hosen, that seen from historic, geographic, culture and politic side and asset owned by Singkil sub district, it had already been proper to increase its level in to a regency. The conditioning for that is the people of Singkil must decide that resolution. Based on opinion, in 1957,political parties, Organizations, the religion expert and the intellectual from all around Singkil sub district decided in March 21, 1957 meeting and agreed to from The Committee of Singkil autonomy district demand action (PAPKOS), with the member are as from : Chairman Chairman Secretary Secretary Treasure I II I II : Tengku M. Bakri : Lukman Hakim : Kamaluddin : Z.A. Fachry : Munthe

Supported by some section, PAPKOS keep Struggling the status of Singkil sub District to become an autonomy district in Aceh Province. Kind of were arrange and some delegation sent to Tapaktuan, Banda Aceh and even Jakarta. Unfortunately the committee can not work well, the rising of rebellion actions in some region in Indonesia had caused the process not running well.

In 1964, held the conference of Singkil 1 region society in Balai Syech Abdurrrauf Singkil. The participants are the prominent figure come from Singkil, Jakarta, Medan, Banda Aceh, Tapaktuan, Sibolga, etc. the conference was succeed to decide some degree they are : 1) To continue the 1957 PAPKOS struggling. 2) To from and send delegation to come across the government of Aceh autonomy province and the government of south Aceh District. 3) To change the 1957 Committee personnel, so that the new committee formation of PAPKOS was agreed as follow : Chairman : Alibasyah Secreatry : Kamaluddin Treasure : Djamaluddin Duane The committee and some divisions keep working actively, by collecting every suggestions and advice from all society level in Singkil. Meanwhile some delegations sent to Tapaktuan and Banda Aceh. But in the middle of process, in 1965 occurred G 30 S PKI movement which cause the committee can run properly.
lxii

Aceh Singkil In Figures 2012

The spirit of Singkil people never die to struggle the status of their region to become an autonomy district. In 1967, held the meeting of Singkil people II, took place in Rimo, Simpang Kanan. The participant of this meeting consist of the prominent figures from Singkil. Also presented by South Aceh Regency, its government staff and element of singkil sub District government. The decisions got from the meeting are : 1) Change PAPKOS become Panitia Persiapan Kabupaten Otonomi Singkil, Which is contacted as PAPKOS as well. 2) Follow up the demand of 1957 and 1964 committee about the increasing status from sub District become a Regency. 3) According to central policy, where the sub district status will be erased, so the committee was given task temporary to struggle the increasing status of Singkil become a district, the same as Southeast Aceh Regency. 4) Decide new complete committee formation and its division as follow : Chairman : Ainal Basri General Secretary : Mustafa Syukur Treasurer : Anhar Muhammad Hosen The committee start working by collecting suggestions data and material related to the demand. In 1968, delegation sent to Banda Aceh. Consist of chairman general secretary and KAsim Tagok from Tapaktuan. The delegation was also supported by Singkil people . settled in Banda Aceh Adlin Imigrasi, Siti Asra, Abu Sulaiman, Zulkaranain and Nuin T. The delegation trying the best effort to meet political party figures in DPRD-GR of South Aceh and DPRD-GR of Aceh Province, to talk about the will of Singkil people and great potential owned by Singkil. This delegation also present in D commission DPRD-GR Aceh Province assembly, and this commission listen carefully to every delegation of increasing the status of Singkil Region. Finally the delegation met Governor Mr. Muzakir Walad who is accompanied by Vice Governor Mr. Murzuki Nyakman. For this extraordinary effort, finally government agree to increase the status of this region from sub District to Regency, approved by the release of : 1) The Decree Letter of DPRD-GR South Aceh No.003/DPRD-Gr/1968 2) The Decree Letter of DPRD-GR Aceh No. 20/DPRD-GR/1968,June 6 1968 3) The decree Letter of Aceh Province Governor No. 04/DESES/1969, May 1st 1969. And as the first chief of representation is : Mr. Ibrahim Abduh, ex resident. The struggling to become a district keep going, but the policy of South Aceh regent Mr. Drs. Sukardi Is had distributed this effort by not supporting the action of people in Singkil region, he even threat will fire any civil servant who wrapped in the action of PAPKOS. He made sure the civil servant who related to PAPKOS to get out of the organization soon. Though the threat was not obeyed by all members, the PAPKOS struggling keep not running well. The changing of South Aceh regent from Drs. Sukardi IS to Drs. Ridwansyah then to Drs. Sayed Mudhahar Ahmad and the to Drs. Sari Subqi, did not show any supports toward the effort.
Aceh Singkil Dalam Angka 2012

lxiii

The unfair and not balance development which keep going towards Singkil, makes the way of struggling must be change, no longer from the bottom side but must be the up side. In 1990, Mr Dahri (Regent assistant at that time) wrote to Mr. A.Mufti.AS, Ir. Kotanm Pasaman, Rustam Rasyid,SH in Jakarta, DR. Faruq in Surabaya, Kasim Tagok and Anhar Muhammad Hosen in medan, ask them to force in front leaders/the policy deciders ti increase the status Sub District Singkil become Regency. Based on that letter, prominent figures from Singkil, gathered at Mr. Kotan Pasamans office in Jakarta. They agreed to come back together to Singkil and met the South Aceh Regenr and Aceh Province Governor when they came to Jakarta. The welcome committee was formed as follows : Muslim Dahri (Regent assistant for Singkil) as the coordinator, Ahmad Ranisyah as the chairman, Mustafa Syukur as the secretary and Abdul Gani as the treasure. In 1991 around 700 Singkil people from whole Indonesia came back home together (Pulang Basamo), they welcome solemnly, then the seminar was held and produce 14 Singkil people aspiration agreement, which become a foundation for the people struggling demand the increasing status from Singkil regent assistant become an autonomy District. On April 1994, regent assistant at that time, Zulkifli Ali BA, released a policy which recommend the formation of Singkil people association (Himpunan Masyarakat Wilayah Singkil) contracted as HMWS. Ustadz Abdurrahman acted as the chairman, Syahbuddin as geberal secretary and H. Anhar Muhammad Hosen as advisor, whit the main task is that carrying out people aspiration to increase the status of Singkil from Singkil regent assistant become an autonomy district. The advisor of HMWS, ustadz H. Abdurrahman, Ustadz Syaiful Amin, Ustadz Rasyiduddin,BA, Syahbuddin also the young people Drs. Roswin Hakim, Drs. Suhaili, Syamsul Bahri,SH, Syafwan, SH, Ustadz Rosman Hasmy and Selamat Riady to held a meeting with prominent figures from Simpang Kiri Sub District, Simpang Kanan and Pulau Banyak. The member were Raja Amansyah, Bustami Meuraxa, Raja Ulasi, Haji Wahidin, TA. Wasif, Drs. Ramlan and member of prominent figures sent from every Sub District with main aim to socialize the struggling of HMWS to demand the increasing status of Singkil from Singkil regent assistant region become a Regency. On early may 1994, HMWS organizer from Singkil: Ust. H. Abdurahman, Ust. Rosman Hasmy, Syahbuddin, MS, Drs. Suhaili, Drs. Roswin Hakim and Syamsul Bahri,SH. From simpang kiri sub District : Drs. Muadz Vohry and Raja Ulasi and the representative from Pulau Banyak Sub District are Mulyadi and Ihsan (Ucok). They directly audience with South Aceh Regent (Mr. Drs. M. Sari Sugqi) and South Aceh Chairman of the house of representative to release a recommendation letter about the proper of Singkil to increase its status to be a district. Next on May 1995 HMWS Singkil branch, represent Ust. Syaiful Amin, Drs. Roswin Hakim and Ir. Muzni Bulkiah to meet and directly audience with Aceh Governor (Prof. DR. Syamsuddin Mahmud) at governor office in Banda Aceh. The aim is delivering a letter which the content is to press governor to release a recommendation letter about the proper of Singkil to increase its level become a district. In 1995, Aceh governor, Mr. Prof .DR. Syamsuddin Mahmud, went to Singkil. He was welcome warmly by Singkil people. The culture, art and dances shown, show the hope of Singkil people to increase their region status. The governor seemed impressed very much.
lxiv

Aceh Singkil In Figures 2012

The struggling of PAPKOS, HMWS, NGOS and all Singkil people elements, finally got a response, by releasing the decree of Aceh Governor No. 135/232/1995 date 24 month May year 1995, about The Formation of Team Increasing Status Regent Assistant Region become a district in Aceh province Next, the process of increasing the status of Singkil handled by the government under the leadership Makmur Syahputra, SH (The head of South Aceh representative in Singkil ) together with the people. The committee actively have seminars and meeting in Singkil. Team from District, province and even Jakarta come to collect the opinion and suggestion as much as psssible. Commission II DPR-RI also visit Singkil for many times, their final visit, led by Faisal Basri, is a very decisive visit in actualizing Aceh Singkil District. Singkil people welcome this team solemnly by showing kinds of beautiful traditional art and culture. Finally, the struggling of Singkil people become a reality, by the releasing UU No. 14 date 20 Month April year 1999, Singkil Region had officially become a Regency with the first regent Makmur Syahputra, SH. The inauguration of the regent held in Jakarta on April, 27 1999 by Internal affair Minister. The declaration of Aceh Singkil Regency done by Aceh Province Governor (Mr. Prof. DR. Syamsuddin Mahmud) on May 14,1999 took place at Lapangan Daulat Singkil, all people from whole Singkil and even from out Singkil new status everybody felt satisfied, proud and Happy. This writing is a revision version of the same writing, published in former edition after getting advises and suggestions from other sources. Singkil, Agustus 2012

Aceh Singkil Dalam Angka 2012

lxv

Anda mungkin juga menyukai