Anda di halaman 1dari 9

Pembedahan Tulang Servikal : Akankah Anda Membutuhkan Terapi Pembedahan dalam Mengatasi Nyeri Tulang Servikal ?

Anatomi, Kondisi Tulang Servikal, dan Teknik Pembedahan


Ditulis oleh Tony Schnuerer, PA dan Praveen V. Mummaneni, MD

Untuk memahami pembedahan tulang leher, penting terlebih dahulu untuk mengetahui anatomi tulang leher, kondisi tulang belakang yang dapat mempengaruhi tulang leher, tujuan pembedahan dan teknik yang digunakan untuk mengenali dan menangani nyeri pada leher. Hal ini penting mengetahui bagaimana keterkaitan fungsi tulang leher yang sebenarnya untuk memahami mekanisme terjadinya nyeri yang nantinya pun berperan penting dalam menetukan tindakan pembedahan yang akan dilakukan. Anatomi Tulang Leher Dasar Tulang Tulang leher terdiri atas 7 ruas tulang belakang. Setiap tulang ini tersusun dengan yang lainnya dan dihubungkan dengan diskus, ligament, dan otot-otot sekitar. Tulang vertebra terdiri dari C1 hingga C7. Tulang vertebra pertama, C1, juga disebut dengan tulang atlas karena tulang ini berhubungan dengan dasar tulang tengkorak dan menopang kepala (sebagaimana Atlas yang menopang bumi dalam mitologi Yunani). C2, merupakan tulang vertebra kedua, disebut dengan aksis sebab tulang kepala dan C1 bersandar disekelilingnya. Dua tulang vertebra ini memungkinkan pergerakan leher.

Corpus vertebra : berbentuk cube-shape Massa Lateral : Densitas rendah disisi lateral corpus vertebtra Facet Joint: Area lunak terdiri atas kartilago yang membantu pergerakan. Lamina : Bagian sudut semi-lingkaran tulang dibelakang corpus vertebra; hal ini terdiri dari akar dari kanalis spinalis dan erfungsi melindungi korda spinalis yang berjalan melewati tulang belakang.

Korda spinalis dan Saraf. Korda spinalis berjalan melalui saraf tulang belakang . korda dan saraf spinalis

terlindungi oleh corpus vertebra dan dielakang oleh lamina. Saraf tersebut berfungsi untuk mengontrol fungsi lengan dan merupakan cabang dari korda spinal dan tulang leher. Tempat keluarnya saraf leher melewati luang kecil yang diseut dengan foramina. Diskus Intervertebralis. Bermula pada corpus vertebra servikal setinggi C2-C3, diskus intervertebralis duduk diantara vertebra. Diskus intervertebralis memiliki struktur seperti bantal, dengan again luar seperti cincin (annulus fibrosus) dengan tengahnya seperti jelly (nucleus pulposus).

Diskus interverteralis memiliki 2 fungsi penting yaitu :


Berfungsi seagai peredam getaran diantara corpus vertebra Berfungsi sebagai pivots yang fleksibel yang memungkinkan pergerakan diantara vertebra

Degenerasi Servikal: Penyebab Terbanyak Masalah pada Leher Meskipun susunan diskus telah erada dengan aik, namun mereka tetap dapat mengalami ancaman. Although the discs are tough structures, they are susceptible to damage. Pada penggunaan dan robekan dalam aktivitas sehari hari diskus dapat disebabkan oleh keadaan osteoarthritis (spondylosis) pada vertebra. Hal ini sesuai dengan kejadiaan dengan arthritis yang berpengaruh pada sendi panggul dan lutut. Masalah degenerative dapat memberi perubahan pada anatomi tubuh. Perubahan ini dapat menyebabkan nyeri pada leher dan beberapa gejala seperti : 1. Kompresi korda spinalis dan beberapa struktur saraf yang lain. 2. Pergerakan abnormal tulang leher 3. Kombinasi keduanya Degenerasi servikal memiliki beberapa karakteristik, beberapa diantaranya atau semuanya dapat memerikan gejala berupa nyeri leher

Ilustrasi tulang lumbal dengan masalah diskus intervertabralisyang menonjol keluar kearah kanalis
spinalis

Karakteristik 1 : Penonjolan diskus intervertebra Jika diskus mengalami deteriorasi, hal itu dapat menjadi pemicu diskus untuk menonjol. Jika terjadi rupture, maka dibagian tengah dari diskus yang erisi seperti jelly dapat mengalami protrusi (nucleus pulposus). Penonjolan dapat mengarah kebelakang dan menekan korda spinalis dan atau saraf-saraf servikal. Penekanan pada korda spinal dapat mengakibatkan kelemahan pada sisi yang lebih sering digunakan, control urinasi dan pencernaan dan atau kesulitan berjalan (myelopathy). Jika terjadi myelopathy hal tersebut tentu membutuhkan perhatian serius dan pengobatan segera.Terkadang protrusi diskus akibat proses degenerative akan menonjol ke salah satu lubang (foramina) dimana saraf-saraf vertebralis keluar dari kolumna spinalis. Pada kasus ini, gejala hanya dapat terjadi disisi dimana lokasi penekanan saraf akibat prostrusi diskus terjadi. Jika saraf

yang terkena masih berfungsi dengan baik, maka sensibilitas nyeri pada daerah lengan masih dapat dirasakan, sensasi baal, kesemutan atau terbakar pada lengan meskipun masalahnya terdapat pada leher. Hal ini disebut dengan radikulopati.

Karakteristik 2 : Penurunan massa dan ukuran diskus Ketika diskus vertebra mengalami degenerasi, maka kapabilitas fungsi shock absorbable menjadi hilang dan dapat menyebabkan nyeri pada leher sehingga persendian tidak dapat bergerak dengan efektif dan baik. Karakteristik 3 : Taji tulang. Jika proses degenerative berlanjut terus-menerus , tulang tulang yang bersangkutan kemudian akan berkembang mengalami taji yang disebut osteofit. Osteofit ini akan mengalami protrusi ke arah kanalis spinalis atau foramina, sehingga mengakibatkan terjepitya korda spinalis atau kompresi saraf. Hal ini akan mengakibatkan nyeri pada leher, gejala nyeri lengan (radikulopati), atau disfungsi korda spinalis (myelopathy). Karakteristik 4: Degenerasi Facet Permukaan kartilago pada persendian Facet dapat mengalami erosi disebabkan karena adanya nyeri pada Facet. Terapi Non Bedah Untuk Nyeri Leher yang Dapat Dicoba Sebelum Menjalani Pembedahan

Medikasi Terapi fisik Siropraktis Terapi Alternatif

Pembedahan Tulang Servikal : Tujuan dan Teknik Jika proses degenerative tulang servikal menyebabkan myelopathy (disfungsi korda spinalis), radikulopati (disfungsi saraf-saraf yang mengarah ke leher dan lengan), nyeri leher, atau pergerakan leher yang abnormal, tindakan pembedahan perlu dilakukan. Tujuan terapi pembedahan adalah agar mengurangi nyeri dan mengembalikan stabilitas saraf spinal. Ahli bedah dapat menggunakan 2 jenis teknik pembedahan untuk

mengatasi nyeri leher :


Dekompresi : membebaskan jaringan sekitar agar tidak menekan struktur saraf Stabilisasi : membatasi pergerakan diantara vertebra

Kedua teknik ini dapat dilakukan secara kombinasi, atau hanya sebatas dekompresi dan stabilisasi saja.

Memahami Teknik Pembedahan dengan Proses Dekompresi Proses dekompresi dapat dilakukan dari arah depan (anterior) dan arah belakang (posterior) tulang belakan g, tergantung lokasi bagaimana dan dimana jaringan saraf tersebut tertekan. Pada dekompresi, jaringan saraf yang tertekan akan dibebaskan melalui pembedahan atau akan dibuatkan suatu celah agar jaringan saraf tersebut tidak tertekan. Adapun beberapa jenis pemedahan dengan teknik dekompresi adalah : Foraminotomy: Jika material diskus intervertebralis atau osteofit menekan saraf pada level foramina, maka tindakan foraminotomy akan dilakukan. Otomy adalah istilah medis untuk membuat suatu celah terbuka. Sehingga istilah foraminotomy adalah metode member celah terbuka pada foramina agar foramen terseut menjadi lebih lebar sehingga saraf tersebut dapat keluar tanpa tertekan. Laminotomy: Hampir sama dengan foraminotomy tetapi pembuatan celah terbukanya berada di bagian lamina agar terdapat ruang untuk korda spinalis.

Laminectomy: Ectomy adalah istilah medis yang berarti melepaskan. A laminectomy berarti membuang sebagian atau seluruh lamina untuk mengurangi kompresi korda spinalis Facetectomy: Merupakan membuang persendian facet agar mengurangi tekanan kompresi pada akar saraf yang keluar. Laminoplasty: Plasty berarti means merampingkan struktur anatomi agar fungsinya kembali normal. Pada kasus ini pembedahan dengan laminoplasty ditujukan untuk

memperbaiki lamina untuk mengurangi kompresi korda spinalis Tiap metode dekompresi yang dilakukan tersebut diatas dilakukan melalui bagian posterior dari spine. Meskipun seorang ahli bedah terkadang melakukannya dari bbagian depan spine. Misalnya jika terjadi penonjolan diskus ntervertebralis kea rah kanalis spinalis, terkadang dekompresi hal tersebut adalah sulit dilakukan sebab korda spinal tetap harus dijaga, sehingga dekompresi pada kasus ini dilakukan dari arah depan (anterior) leher.Adapun beerapa jenis teknik dekompresi dari arah depan yaitu : Discectomy: Merupakan terapi pengangkatan semua atau separuh dari diskus intervertebralis yang mengalami herniasi Corpectomy: Terkadang material diskus menjadi terjepit diantara corpus vertebra dan korda spinalis dan tidak dapat diatasi dengan hanya melakukan discectomy akibat beberapa kasus seperti terjadinya penyulit berupa adanya osteofit yang berasal dari corpus vertebra da korda spinalis. Pada kasus seperti ini, corpus vertebra harus diangkat agar tidak menjepit material diskus. Prosedur ini disebut dengan corpectomy (corpus berartui badan and ectomy refers to membuang). Trans Corporeal MicroDecompression (TCMD): TCMD is merupakan prosedur tindakan yang minimal invasive yang dapat mengakses vertebra dari arah depan. Prosedur ini menggunakan alat dengan ukuran mikro yang diselipkan di dalam corpusvertebra agar dapat mengakses dan membebaskan korda dan saraf spnalis. TCMD

can dapat dilakukan dengan sendiri atau dikombianasi dengan prosedur Cervical Discectomy and Fusion (ACDF) dan atau dengan total replacement. Memahami Teknik Pembedahan dengan Proses Stabilisasi.

Anterior

Tindakan Discectomy dan corpectomy iasanya memerikan komplikasi berupa ketidakstailan tulang belakang. Pada keadaan yang tidak stabil, akan mengahsilokan pergerakan yang tidak normal, meningkatkan risiko cidera neurologis serius. Pada kasus ini tulang belakang pun juga harus menjalani stailisasi kembali. Adapun beberapa teknik stabilisasi secara umum adalah : Fusion: Fusion ada lah disatukannya dua buah tulang vertebra, dapat digunakan graft tulang atau beberapa bahan biologis yang memungkinkan. Prosedur fusion dapat mengthentikan pergerakan 2 vertebra dan membutuhkan stabilisasi dalam jangka waktu yang lama. Hhal ini sama seperti proses penyembuhan pada tulang. Pada Fusi tulang servikal, terjadi penyatuan corpus vertebra, persendian facet, dan atau lamina juga dapat ikut bersatu diantaranya. Jika prosedur fusi dilakukan dari arah belakang, ahli bedah dapat melakukan teknik ini pada graft tulang dari satu lamina atau disisi lateral massa kea rah lamina, atau dari sisi lateral massa lamina ke struktur dibawahnya. Biasanya, graft tulang dapat bersatu dan menstabilisasi 2 vertebra. Ahli bedah pun terkadang melakukan metode ini pada kasus fuse persendian facet.

Instrumentasi: Fusi servikal dari arah elakang dapat dilakukan dengan dibantu beberapa alat yang telah didesain secara khusus seperti wires, cables, screws, rods, and plates Alat alat ini akan membantu proses fusi dan stabilisasi fusi.

Memahami Teknik Pembedahan dengan Proses Dekompresi dan Fusi Terkadang seorang ahli bedah melakukan kombinasi teknikdekompresi dan fusi. Sebagai contoh, discectomyakan terdapat gap diantara corpus vertebra. Gap ini dapat terjadi akibat adanya graft tulang sebelumnya . Jenis ini disebut anterior cervical discectomy and fusion or ACDF. Saat ini, banyak ahli bedah menggunakan alat (plates
8

with screws) pada arah depan ketika melakukan teknik ACDF atau corpectomy tulang servikal. Alat ini berfungsi untuk membantu proses penyembuhan , stabilisasi dan fusi.

Diskus Artifisial : Alternatif Pilihan Pembedahan yang lain. Saat ini, banyak ahli bedah tulang belakang menggunakan teknologi terbaru dalam melakukan tindakan pembedahan tulang servikal. Meski telah melakukan fusi pada spine setelah discectomy, pun ahli bedah akan meletakkan suatu artificial cervical disc. Keuntungan pada penggunaaan diskus artificial ini adalah memungkinkan pasien agar dapat kemali menggerakkan lehernya seperti sediakala setelah menjalani proses pembedahan. Seelumnya, pasien harus memiliki setidaknya 2 atau lebih vertebra yang dapat di satuakan, pergerakan leher akan dibatasi.

Kesimpulan : Pembedahan Tulang Servikal dapat menjadi Pilihan Anda Jika seorang ahli bedah Anda merekoen dasikan untuk menjalani terapi pembedahan tulang servikal. Hal itu dikarenakan bahwa tingkat prognosis keberhasilan pembedahan melalui prosedur dekompresi dan stabilisasi adalah dan merupakan suatu teknik yang berhasil saat ini dimana pasien dapat dengan cepat mampu beraktivitas sehari-hari dan dapat menjalani perbaikan atau resolusi nyeri tulang leher yang baik

Anda mungkin juga menyukai