Anda di halaman 1dari 2

Imroatul Mukhlishoh TIP 2010

Budaya Mencontek : Pantaskah Dipertahankan?


Kebohongan merupakan awal dari sebuah kejahatan. Dan kelak dengan kebohongan akan mengantarkan seseorang kedalam neraka. Dalam konteks apapun, berbohong merupakan hal yang dilarang kecuali berbohong demi kebaikan. Salah satu praktik kebohongan dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah mencontek. Tujuannnya tak lain adalah untuk mendapatkan nilai sebaik mungkin. Sangat miris memang ketika mencontek menjadi sebuah budaya di sekolah. Terlebih ketika datang Ujian Nasional, ribuan orang secara berjamaah melakukan aksi mencontek. Bahkan guru yang notabenenya sebagai pendidikpun ikut serta ambil bagian.

Nastaghfirullah... Berapa banyak dosa telah dilakukan? Hanya untuk mendapatkan nilai, predikat kelulusan, haruskah harga diri dikorbankan? Dan ternyata budaya mencontek pun masih terbawa hingga ke perguruan tinggi, tak terkecuali Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Masih terdapat

mahasiswa yang mencontek ketika mengikuti quiz, ujian tengah semester dan ujian semester. Jika kita amati, apa gunanya mahasiswa berkoar-koar, berdemo menolak tindak pidana korupsi pejabat kalau dirinya sendiri masih sering mencontek. Para pejabat yang korup dulunya ketika masih menjadi mahasiswa mungkin sering mencontek, bahkan berdemo juga menolak korupsi. Jadi, apa gunanya berdemo? Toh mencontek juga merupakan bentuk lain dari korupsi, sama-sama mengambil yang bukan hak kita. Mahasiswa yang seperti ini tak ubahnya dengan orang memerintah tetapi dirinya sendiri tidak melaksanakan. Dalam bahasa Jawa orang ini disebut Jarkoni (ngajar-ngajar ra nglakoni). Dan Allah sangat membenci orang yang berperilaku seperti ini. Seperti dalam firmanNya surat Asshaff ayat 3. Nilai yang diberikan dosen hanyalah side effect dari proses belajar kita. Esensi dari menuntut ilmu yang sebenarnya adalah mendapatkan kebenaran dan pemahaman dari ilmu itu sendiri. Dan yang tidak kalah penting adalah mengamalkan apa yang telah diperoleh dari proses belajar tersebut. Sebenarnya, dengan mencontek kita telah merugikan diri sendiri. Allah

memerintahkan kita untuk belajar dan terus menggali ilmu pengetahuan, tetapi kita tidak

mau melakukannya. Berarti kita telah melewatkan peluang untuk mendapatkan ilmu. Disamping itu, kita juga sudah menzalimi orang lain. Lho, kok bisa? Dengan mencontek kita sudah menghilangkan kesempatan orang-orang yang tidak mencontek untuk mendapatkan nilai yang sesuai dengan kerja kerasnya selama ini. Biasanya kita cuma mampu mendapatkan nilai C, tapi lantaran mencontek bisa mendongkrak nilai menjadi B atau malah mendapat A. Hal itu tentu berdampak buruk bagi teman-teman yang tidak mencontek. Kita mendapatkan nilai bagus dengan cara yang curang dan tidak halal. Jadi, sebagai mahasiswa agar tidak menjadi generasi pencontek mulai sekarang mari hindari budaya berbahaya tersebut. Ayo, kita perangi budaya nyontek dan mari tumbuhkan minat untuk belajar lebih giat lagi. Say No To Nyontek!

Anda mungkin juga menyukai