Anda di halaman 1dari 45

ALIRAN GAS SATU DIMENSI

PADA KECEPATAN TINGGI


Sub-chapters
8.1. The speed of sound
8.2. Steady, frictionless, adiabatic, one-
dimensional flow of a perfect gas
8.3. Nozzle choking
8.4. High-velocity gas flow with friction,
heating, or both
Perbedaan prinsip antara aliran gas kecepatan
tinggi dengan aliran fluida yang telah dipelajari
sebelumnya mencakup hal berikut:
Pada ekspansi aliran gas kecepatan tinggi, ada
perubahan dari energi dalam ke energi kinetik.
Akibatnya ada penurunan temp yang besar dan
kenaikan velocity.
Kecepatan dari aliran gas sering = atau >
kecepatan suara, yang dapat menimbulkan
fenomena choking (tak ada kenaikan laju alir
massa dengan penurunan tekanan di
downstream) dan shock waves (ledakan fluida
pada satu lokasi sementara fluida kecepatan
supersonic (> kec suara) bergerak.
Kecepatan Suara
Dengan neraca massa dan momentum suatu
volume kecil dalam aliran gas dengan tekanan
sebagai satu-satunya gaya yang bekerja, maka:

. (8.6)
Pada Persamaan (8.6) P tidak hanya fungsi dari
, tetapi juga fungsi dari temperatur. Pers (8.6)
berlaku untuk setiap perubahan tekanan termasuk
gelombang suara.

2 / 1
d
dP
V |
.
|

\
|

=
Suara adalah gangguan kecil tekanan udara
yang berosilasi dengan frekwensi antara 20
20000 Hz. Magnitude dari gangguan tekanan
ini biasanya kurang dari 10
-3
psi absolut atau 7
Pa.
Ketika suara melalui fluida gas, aliran gas
mengalami proses reversible adiabatic
compression-expansion. Temperature gas tidak
konstan (temp, ketika kompresi, temp,
ketika ekspansi) tetapi entropi konstan. Dengan
gelombang suara yang kecepatannya tinggi,
gas tidak sempat mengalirkan panas ke bagian
gas yang dingin di sekitarnya
Pada kecepatan suara, Pers 8.6 memenuhi
kondisi reversible adiabatic (entropi konstan)
sehingga (8.7a)

Sebagai suatu kuantitas yang berbeda dengan
kecepatan gas, Pers 8.7a berubah menjadi
. (8.7b)

di mana c = kecepatan suara
1/ 2
s
dP
V
d
| |
=
|

\ .
1/ 2
s
dP
c
d
| |
=
|

\ .
Table 1. Values of the ratio of specific
heats
Gas k Comment
Monatomic gases:
He, Ar, Ne, Kr etc
1.666 Exactly
Diatomic gases:
N
2
, O
2
, H
2
, CO,
NO, air etc
1.40 Not quite exact
and temperature
dependent
Triatomic gases:
H
2
O, CO
2
, etc
1.30-1.33
More complex
gases
1.3 or less
Untuk suara yang melalui media gas ideal:
(D.26)

(8.11)

dimana (lihat Tabel 8.1) dan M =
berat molekul
Dalam perhitungan engineering k dianggap
konstan, meskipun berkurang sedikit dengan
pertambahan temperature.

= |
.
|

\
|

kP
d
dP
s
v p
C / C k =
1 2 1 2
1 2
| | | |
| |
= = =
|
| |

\ .
\ . \ .
/ /
/
s
dP kP kRT
c
d M
Contoh 8.2:
Berapakah kecepatan suara pada udara dengan
temperatur 68
o
F=528
o
R ?
Jawab:

2 / 1
2 / 1
2 / 1
M
kT
R
M
kRT
c
|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=
2 / 1 2 / 1
o
2 / 1
2 2
2
o
3
2
2 / 1
K . mol
g
s
m
2 . 91
R . lbmol
lbm
.
s
ft
223
s . lbf
ft . lbm 2 . 32
ft
in 144
R lbmol
ft
in
lbf
73 . 10 R
|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=
.

Kecepatan suara adalah fungsi dari temperature
dan bukan fungsi dari velocity.
Kecepatan suara adalah sifat dari materi, bukan
sifat dari aliran. Kalau temperatur berubah,
maka kecepatan suara juga berubah apakah
fluida mengalir atau tidak
s / m 344 s / ft 1126
lbmol / lbm 29
R 528 x 4 . 1
.
R . lbmol
lbm
.
s
ft
223
M
kT
R c
2 / 1
o
2 / 1
o
2 / 1
2 / 1
= =
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=

Steady, Frictionless, Adiabatic, One-
Dimensional Flow of Perfect Gas

.

Gambar 1. Sistem untuk steady, frictionless,
adiabatic, one dimensional flow
Fluida mengalir dari reservoir R ke titik 1. Aliran
dianggap bekerja satu dimensi pada arah aliran.
Hukum Bernoulli:
. (8.13)


R 1
1
2
R
2
2
V
gz h
2
V
gz h
|
|
.
|

\
|
+ + =
|
|
.
|

\
|
+ +
Perubahan energi potensial Agz diabaikan untuk
kebanyakan aliran gas kecepatan tinggi.
Diasumsikan R adalah reservoir pada upstream,
di mana luas penampang sangat besar
dibanding luas penampang pipa V
R
~ 0.

.

(8.14)


1 R R
z z ; 0 V = =
( ) ( ) ( )
1 R 1 R p 1 R
2
1
T T
) 1 k ( M
Rk 2
T T C 2 h h 2 V

= = =
. (lihat Appendix D)


. (8.15)

.

. (8.16)
| | ) 1 k ( M
Rk
C
p

=
|
|
.
|

\
|

= 1
T
T
1 k
2
RkT
MV
1
R
1
2
1
; M c / V ; c
RkT
M
1 1 1
2
1
1
= =
1
2
1 k
M
T
T
2
1
1
R
+

=
V/c = M = Mach number = rasio of local flow
velocity to local speed of sound
Untuk aliran supersonic, M >1; aliran sonic, M
=1; aliran subsonic, M <1
. (8.17)

. (8.18)


k /(k 1)
k /(k 1)
2
R R
1
1 1
P T k 1
1
P T 2


| |

| |
= = +
|
|
\ .
\ .
M
1/(k 1)
1/(k 1)
2
R R
1
1 1
T k 1
1
T 2


| |

| |
= = +
|
|

\ .
\ .
M
Contoh 8.3:
Udara mengalir dari reservoir dimana
kecepatannya dapat diabaikan, pada temp 68
o
F.
Berapakah temperatur gas pada titik dimana
Mach numbernya adalah 2 ?
Berapa kecepatan udara pada kondisi tsb. ?
Jika tekanan udara di reservoir 2 bar dengan
density sebesar 2.39 kg/m
3
, berapa tekanan dan
density pada titik tersebut ?
Jawab:
. (8.16)

.

.


Temperatur gas turun ke -110
o
C menunjukkan
adanya konversi energi dari energi dalam ke
energi kinetik.
80 . 1 1
2
1 4 . 1
2
T
T
2
1
R
= +

=
K 15 . 293 R 528 F 68 T
o o
R
= = =
C 110 K 163 F 167 R 293
8 . 1
R 528
80 . 1
T
T
o o o
o
R
1
= = = = = =
.


.
.
.


(8.17)


.

(8.18)
s / ft 839
lbmol / lbm 29
R 293 x 4 . 1
.
R . lbmol
lbm
.
s
ft
223
M
kT
R c
2 / 1
o
2 / 1
o
2 / 1
2 / 1
=
|
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=
1 1 1
V c 839ft / s . 2.0 1678ft / s 511m/ s = = = = M
psia 71 . 3 bar 256 . 0
82 . 7
bar 2
P ; 82 . 7 8 . 1
P
P
1
) 1 4 . 1 /( 4 . 1
1
R
= = = = =

3
3
1
) 1 4 . 1 /( 1
1
R
m / kg 549 . 0
35 . 4
m / kg 39 . 2
; 35 . 4 8 . 1 = = = =


Jika A* dan V* adalah kondisi kritis di mana Mach
number = 1 sebagai referensi:
. (8.20)

Substitusi rasio = f(T) dan V=c M, maka
. (8.21)



. Gambar 8.3. Efek M
terhadap A dari M<1
hingga M >1
1 1
1
V
* V *
* A
A

=
(k 1) / 2(k 1)
2
1 1
1
A M (k 1) / 2 1 1
A* (k 1) / 2 1
+
(
+
=
(
+

M
1.0
1.0
M

* A
A
1
Gambar 8.3 menunjukkan, pada daerah M <1,
jika V ingin lebih besar, A diperbesar.
Sebaliknya pada daerah M >1, jika ingin V lebih
besar, A diperbesar.
Gambar 8.4. menunjukkan argumen di atas.


Gambar 8.4. Relasi antara jarak dengan , A dan
V pada sistem steady, frictionless, adiabatic, one
dimesional flow

Misalkan V mempunyai nilai kecil saat masuk
pipa dan bertambah secara linear dengan jarak.
Karena aliran ini mengembang dengan naiknya
A, berkurang dengan jarak.
Di daerah M <1, V naik lebih cepat dibanding
turunnya atau -(d/dx) < (dV/dx). Untuk
menjaga VA konstan, A harus diturunkan.
Tetapi ketika V makin besar, turun makin
besar, hingga pada M = 1, turun secepat V
naik atau -(d/dx) = (dV/dx).
Ketika M >1, turun jauh lebih cepat dibanding
naiknya V atau -(d/dx) > (dV/dx). Untuk
menjaga VA konstan, A harus dinaikkan.

Juga dapat diturunkan:
. (8.23)

Untuk gas ideal:
. (8.24)



) 1 k ( 2 / ) 1 k (
2 / 1
R R
] 1 2 / ) 1 k [(
) M / kRT (
* A
m
+
+

) 1 k ( 2 / ) 1 k (
2 / 1
2 / 1
R
R
] 1 2 / ) 1 k [(
1
R
Mk
T
P
* A
m
+
+
|
.
|

\
|
=

Contoh 8.6:
Udara pada 30 psia dan 200
o
F mengalir dari
suatu reservoir ke dalam saluran (duct). Aliran
adalah steady, adiabatic, dan frictionless. Laju
alir udara adalah 10 lb
m
/s.
Berapa luas penampang, temperatur, tekanan
dan bilangan Mach di suatu titik dimana
kecepatan udara tersebut adalah 1400 ft/s ?
Jawab:
.(8.14)



.
K 276 R 497
] R lbmol / lbm [ s / ft 10 x 98 . 4 x 4 . 1 x 2
) lbmol / lbm 29 )( 1 4 . 1 ( ) s / ft 1400 (
R 660
R 2
M
k
1 k
V T T
o
o 2 2 4
2
o 2
1 R 1
=
=

=
|
.
|

\
|

=
s / m 333 s / ft 1092
lbmol / lbm 29
R 497 . 4 . 1
.
R . lbmol
lbm
.
s
ft
223
M
kT
R c
2 / 1
o
2 / 1
o
2 / 1
2 / 1
= =
|
.
|

\
|
|
.
|

\
|
=
|
.
|

\
|
=
.

.(8.17)

.

. (8.24)
1
1400ft / s
1.282
1092ft / s
= = M
70 . 2
497
660
T
T
P
P
) 1 4 . 1 /( 4 . 1
) 1 k /( k
1
R
1
R
=
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
=

kPa 5 . 76 psia 1 . 11
70 . 2
psia 30
P
1
= = =
( )
2 2
) 1 4 . 1 ( 2 / ) 1 4 . 1 (
2
2 / 1 o 2 / 1 o
2 / 1
2
m . s
kg
437
in . s
lbm
62 . 0
] 1 2 / ) 1 4 . 1 [(
)] s . lbf /( ) ft . lbm ( 2 . 32 [
) R 660 ( ] R lbmol / lbm [ s / ft 223
4 . 1 . lbmol / lbm 29 in / lbf 30
* A
m
= =
+
=
+

.

.(8.21)
2 2
2 2
m 0104 . 0 in 1 . 16
) in . s /( lbm 62 . 0
s / lbm 10
) in . s /( lbm 62 . 0
m
* A = = = =

2 2
) 4 . 0 ( 2 / 4 . 2
2
m 011 . 0 in 0 . 17 * A 059 . 1 A
; 059 . 1
1 2 / 4 . 0
1 2 / 4 . 0 x 282 . 1
282 . 1
1
* A
A
= = =
= |
.
|

\
|
+
+
=
Nozzle Choking
.


Gambar 8.8. Sistem untuk nozzle choking, P
1
=
konstan, P
2
< P
1
.
Udara mengalir dari reservoir dengan tekanan P
1
ke
reservoir dengan tekanan P
2
melalui nozzle yang
konvergen (A berkurang). Dengan menjaga P
1

konstan, P
2
mulai dikurangi.
Semakin kecil P
2
ditetapkan, semakin besar laju alir
massa .
P
1
P
2

Saat P
2
/P
1
mencapai 0,5283, laju alir massa
menjadi konstan (tak ada lagi kenaikan laju alir
massa). Rasio P
2
/P
1
terjadi pada M =1.
Peristiwa ini disebut choking







Gambar 8.9. Efek rasio tekanan terhadap laju alir

Aliran Gas Kecepatan Tinggi dengan
Friksi, Pemanasan, atau Keduanya
A. Aliran Adiabatik dengan Friksi
.




Gambar 8.11. Sistem untuk aliran adiabatic
dengan friksi. P
0
> P
3
.
P
1

P
0
P
3

Ax
frictionless
nozzle
Momentum balance:
. (8.25)

. (8.26)

Sistem yang ditinjau adalah dari titik 1 ke titik 2
di mana ada friksi. Karena itu system tidak
isentropic; ada kenaikan entropi dari gas yang
mengalir. Dengan penurunan yang rumit
didapatkan (Streeter & Wylie):
dx D dP A dV AV 0
wall
t t =
2
V
f
2
wall
= t
.

(8.27)
Dalam system ini, dengan adanya friksi, tekanan
turun. Penurunan tekanan membuat densitas
turun, sehingga velocity naik.
Karena efek friksi V
2
, -dP/dx tak sama untuk
setiap titik di mana -dP/dx ketika x.

( )
( )
2
2
1
2
2 2 2 2
1 2 1 2
1 k 1 / 2
4f x 1 1 1 k 1
ln 0
D k 2k 1 k 1 / 2

( +
| |
A +


+ =
` |
( +
\ .


)
M
M
M M M M
Pada awalnya P
0
= P
3
. Ketika P
0
= konstan dan
P
3
diturunkan, laju alir akan naik dan Mach
number akan naik hingga M = 1.
Penurunan P
3
lebih lanjut tak menyebabkan laju
alir di outlet naik dan aliran tercekik (flow is
choked).
Ketika aliran di outlet M < 1, P
2
= P
3
. Ketika
aliran di outlet M = 1, aliran tercekik (laju alir
konstan).
Ketika P
3
diturunkan lagi, P
2
tak berubah walau
P
3
turun (P
2
> P
3
). P
2
tak berubah karena laju
alir konstan
Dari titik 0 ke titik 1, dianggap tak ada friksi
(gunakan rumus converging, isentropic nozzle).
Dari titik 1 ke 2 gunakan Pers 8.27. Laju alir
massa di titik 1 dihitung dengan Pers 8.24.
Hubungan antara tekanan P
3
dengan laju alir
ditunjukkan oleh Figure 8.12.
N =
D
x f 4 A
Untuk memecahkan lajualir massa untuk nilai P
o

dan P
3
yang diketahui, terka harga M
1
.
Dari Pers 8.24, hitunglah (/A)
1
.
Dari Pers 8.27 hitunglah M
2
dan V
2
, dari Pers
8.16, hitunglah T
1
, dan V
1
dari Pers 8.11.
Sebab (/A)
1
= (/A)
2
atau (V)
1
= (V)
2
, P
2
bisa
dihitung dengan neraca massa. Kalau tekanan
P
2
sesuai dengan P
3
, maka terkaan M
1
benar.
Bila tidak, ganti terkaan M
1
dengan harga lain.
Iterasi mulai lagi.
Ini tedious job. Untuk mengatasinya gunakan
Gambar 8.11
.










Gambar 8.12. Relasi tekanan-laju alir massa
untuk alat di Gambar 8.11.
Contoh 8.10:
P
o
= 30 psia, T
o
= 200
o
F. Pipa penghubung
berdiameter 1 in, schedule 40 dari steel
sepanjang 8ft. Hitung laju alir untuk berbagai
kondisi P
3
.
Jawab:
Relative roughness (c/D) untuk pipa commercial
steel berdiameter 1 in adalah 0.0018 (Lihat
Tabel 6.2). Dari Figure 6.10 untuk bilangan
Reynold yang tinggi, friction factor (f) = 0.0055.
.

Dari Contoh 8.6, didapat bahwa untuk kondisi P
o

dan T
o
ini (frictionless, adiabatic)
.

Untuk P
3
= 27psia, maka P
3
/P
o
= 0.9, dengan
menggunakan Gambar 8.12, didapat:
.
01 . 2
) 12 / 049 . 1 (
8 ) 0055 . 0 ( 4
D
x f 4
N = =
A
=
2 2
m . s
kg
437
in . s
lbm
62 . 0
* A
m
= =

36 . 0
* A / m
A / m
=

Jadi:
.

Untuk pipa 1 in schedule 40:
.
Dengan menggunakan cara yang sama dapat
dibuat table sbb:
2 2 2
m . s / kg 152 in . s / lbm 22 . 0 in . s / lbm 62 . 0 x 36 . 0 A / m = = =
s / kg 086 . 0 s / lbm 19 . 0 in 864 . 0 . in . s / lbm 22 . 0 m
2 2
= = =
P
3
P
3
/ P
o
, lbm/s
30 1.0 0.00 0.00
27 0.9 0.36 0.19
24 0.8 0.48 0.30
21 0.7 0.56 0.35
18 0.6 0.61 0.38
15 0.5 0.64 0.397
<10 0.34 0.65 0.403
* A / m
A / m

Pada P
3
= 10.2 psia, aliran tercekik, pengurangan
tekanan lebih lanjut tidak menaikkan laju alir
massa
B. Aliran Isothermal
Pada pipa pendek, ketika M ~ 1 pada outlet,
dibutuhkan laju transfer panas tak terhingga
untuk menjaga kondisi isothermal. Kondisi yang
umum adalah adiabatik.
Aplikasi lebih banyak pada pipa panjang, mis
untuk gas alam, yang dikubur di dalam tanah
yang memberi panas untuk menjaga kondisi
isotermal.
Dari Pers 8.25 dan 8.26, momentum balance
menjadi:
. (8.28)
D
dx
2
V
f 4 dP dV V
2
= +
Untuk pipa panjang VdV << suku-suku lain
(lihat soal 8.40), maka Pers 8.28 menjadi
. (8.29)

Untuk gas ideal:
. sehingga

. atau

. (8.30)

D
dx 1
A
m
2
f 4
dP
2

|
.
|

\
|

=

RT
PM
=
dx
A
m
DM
RT
2
f 4
PdP
2
|
.
|

\
|

=

( )
( )
1/ 2
2
2 2 5
1 2
P P D M / 4
m
4f x RT
(
t
(
=
A
(

Kalau f = 0,0080/(D in)
1/3
disubstitusi ke Pers
19, maka akan diperoleh persamaan
Weymouth, yang banyak dipakai dalam
rancangan awal pipa gas.

Latihan
1. Udara mengalir melewati suatu nozzle secara
isentropic. Jika tekanan dan temperatur
reservoir adalah 60 psia dan 100
o
F, berapa
tekanan, temperatur dan kecepatan pada
suatu titik dimana bilangan Mach = 0,6 ?
2. Udara mengalir dari suatu reservoir melalui
suatu nozzle secara isentropic. Jika tekanan
dan temperatur reservoir adalah 60 psia dan
40
o
F, berapa tekanan, temperatur pada suatu
titik dimana kecepatan = 1300 ft/s?
3. Suatu saluran udara bertekanan di suatu
bengkel berisi udara bertekanan 50 psia pada
temperatur 70
o
F. Ketika kita membuka valve
dan udara mengalir menuju atmosfir, berapa
temperatur udara keluar ? Seringkali
temperatur ini cukup dingin untuk
menkondensasikan air yang ada di atmosfir.
Pernah lihat gejala ini ?
4. Udara mengalir melewati suatu nozzle secara
isentropic. Jika tekanan dan temperatur
reservoir adalah 60 psia dan 100
o
F, berapa
tekanan, temperatur dan kecepatan pada
suatu titik dimana bilangan Mach = 0,6 ?
5. Udara mengalir dari suatu reservoir melalui
suatu nozzle secara isentropic. Jika tekanan
dan temperatur reservoir adalah 60 psia dan
40
o
F, berapa tekanan, temperatur pada suatu
titik dimana kecepatan = 1300 ft/s?
6. Suatu saluran udara bertekanan di suatu
bengkel berisi udara bertekanan 50 psia pada
temperatur 70
o
F. Ketika kita membuka valve
dan udara mengalir menuju atmosfir, berapa
temperatur udara keluar ? Seringkali
temperatur ini cukup dingin untuk
menkondensasikan air yang ada di atmosfir.
Pernah lihat gejala ini ?

Anda mungkin juga menyukai