Anda di halaman 1dari 11

58

BAB V PEMBAHASAN

5.1

Keterbatasan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisirkan. Selain itu situasi kondisi lingkungan ditempat dan saat wawancara berlangsung berpengaruh terhadap informasi yang didapat, karena terganggunya kosentrasi informan dan peneliti. Sebagai contoh, saat wawancara mendalam dengan informan kunci yaitu situasi ruangan di Dinas Kesehatan Kota Pariaman yang kurang kondusif dimana informan kunci tidak memiliki ruangan sendiri sehingga suasana sedikit ribut. Peneliti mendapat kesulitan dalam memenuhi kecukupan sampel informan, dimana peneliti hanya berhasil melakukan Diskusi Kelompok Terarah DKT! hanya pada " Sembilan! informan sa#a karena $ dua! informan yang terlebih dahulu peneliti undang berhalangan hadir pada saat Diskusi Kelompok Terarah DKT! dilakukan.

5.2

Evaluasi pelaksanaan pembangunan jamban

keluarga melalui

met !e "#$S%S$BM !i mas&arakat !alam Pr gram Nasi nal Pamsimas 5.2.1 'nput a. Tenaga sebagian besar informan menyatakan bahwa yang terlibat dalam program ini ada dari lintas sektor terkait seperti Dinas

5"

Kesehatan, P%, &appeda dan &adan Pemberdayaan, sedangkan untuk tingkat desa ada puskesmas sanitarian!, '( dan )K*. Kondisi diatas sesuai dengan teori yang ada dalam pedoman pelaksana Pamsimas di tingkat masyarakat dimana Tim fasilitasi masyarakat dalam hal ini bisa #uga dibantu oleh sanitarian, petugas P*D kecamatan, Tim ')TS kabupaten+kota! beker#a sama dengan relawan sanitasi dan+atau komite ')TS yang ada di desa dalam melaksanakan kegiatan merubah perilaku hidup tidak sehat menu#u perilaku hidup sehat dengan pendekatan ')TS 'P*% Program Pamsimas, $,,8- .,/.0!. 1amun demikian, tenaga )K* yang ada di desa itu sendiri dari segi kemampuan dalam melakukan pemicuan masih kurang, hal ini bisa sa#a disebabkan karena tenaga )K* belum mendapakan pelatihan khusus untuk pemicuan ')TS ini, padahal untuk menga#ak masyarakat agar terlibat dalam pemicuan ')TS memerlukan pengaruh dari tokoh/ tokoh masyarakat yang disegani di desa tersebut )K*!. b. Pendanaan Semua informan mengatakan bahwa untuk pendanaan berasal dari 2P&1, 2P&D dan kontribusi masyarakat incash dan inkind!, tetapi untuk pembangunan #amban keluarga tidak ada bantuan dana dari pemerintah dengan arti kata pembangunan #amban keluarga dananya berasal dari swadaya masyarakat. 3al ini #uga sesuai dengan hasil penelitian Sukarsyah $,,8! yang mengatakan bahwa di dalam pelaksanaan pembangunan #amban keluarga di masyarakat sendiri,

4,

dana diminta kepada masyarakat dengan dana swadaya murni untuk membangun tempat pembuangan kotoran. Di samping itu keadaan ini #uga sesuai dengan Pedoman Pelaksana Program 1asional Pamsimas, pendanaan program nasional Pamsimas berasal dari dana 2P&1, 2P&D Kota dan #uga dari kontribusi masyarakat 'P*% Program Pamsimas, $,,8- $,!. 3al ini #uga didukung dari hasil DKT, dimana diketahui bahwa untuk pelaksanaan pemicuan ada dananya dari pemerintah. 1amun demikian untuk pemicuan dananya terbatas misalnya hanya untuk satu kali pemicuan sa#a sedangkan untuk proses perubahan perilaku tersebut memerlukan beberapa kali kegiatan pemicuan. Kemudian untuk pembangunan #amban tidak ada dana dari pemerintah, #adi dananya murni dari swadaya masyarakat, hal ini telah sesuai dengan pedoman pelaksanaan dari program Pamsimas. Tetapi keinginan masyarakat berbeda dengan pedoman tersebut, dimana masyarakat mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah untuk pembangunan #amban keluarga. c. Sarana Dalam hal sarana yang digunakan untuk kegiatan Program 1asional Pamsimas khususnya kegiatan pemicuan ')TS, semua informan mengatakan bahwa untuk pelaksanaan pemicuan ')TS telah dilengkapi dengan sarana seperti poster, selebaran dan elemen/elemen pemicuan.

45

3al ini #uga sesuai dengan teori yaitu untuk memfasilitasi masyarakat dalam menganalisa kondisinya, ada beberapa alat P62 yang dilakukan, seperti 5!. Pemetaan Tu#uannya untuk mengetahui+melihat peta wilayah &2&

masyarakat serta sebagai alat monitoring. 2lat yang diperlukan a! Tanah lapang atau halaman. b! &ubuk putih untuk membuat batas desa. c! Potongan/potongan kertas untuk menggambarkan rumah penduduk. d! &ubuk kuning untuk menggambarkan kotoran. e! Spidol. f! Kapur tulis berwarna untuk garis akses penduduk terhadap sarana sanitasi. $!. Transect walk Tu#uannya untuk melihat dan mengetahui tempat yang paling sering di#adikan tempat &2&. Dengan menga#ak masyarakat ber#alan ke sana dan berdiskusi di tempat tersebut, diharapkan masyarakat akan merasa #i#ik dan bagi orang yang biasa &2& di tempat tersebut diharapkan akan terpicu rasa malunya. .!. 2lur kontaminasi 7ral (ecal! Tu#uannya untuk menga#ak masyarakat melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya.

4$

2lat yang digunakan antara lain a! 8ambar tin#a dan gambar mulut. b! Potongan/potongan kertas. c! Spidol. 0!. Simulasi air yang telah terkontaminasi Tu#uannya untuk menga#ak masyarakat melihat bagaimana kotoran manusia dapat dimakan oleh manusia yang lainnya. 2lat yang digunakan antara lain a! 9mber yang diisi air air mentah+sungai atau air

masak+minum!. b! Polutan air tin#a!. 5!. Diskusi Kelompok (8D! Tu#uannya untuk melihat kondisi yang ada dan menganalisanya sehingga diharapkan dengan sendirinya masyarakat dapat

merumuskan apa yang sebaiknya dilakukan atau tidak dilakukan Depkes 6:, $,," -.$/.5!. ;alaupun sarana pemicuan telah lengkap, namun pemanfaatannya belum maksimal, misalnya tidak dilaksanakannya transect walk dan alur kontaminasi untuk memicu rasa #i#ik. %ntuk itu perlu peningkatan keterampilan tenaga dalam penggunaan sarana yang telah tersedia sehingga masyarakat dapat terpicu untuk merubah kebiasaan buang air besar sembarangan.

4.

5.2.2

Pr ses 2spek proses yang akan dibahas meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. a. Perencanaan Sebagian besar informan mengatakan bahwa dilakukan musyawarah atau rembuk masyarakat desa dan )embaga

Keswadayaan *asyarakat )K*! serta lintas sektor terkait untuk membuat perencanaan. Secara teori tahapan perencanaan ini telah sesuai seperti yang ada dalam pedoman pelaksanaan program Pamsimas yaitu tahap perencanaan merupakan tahap awal penyiapan masyarakat untuk mengetahui kondisi rill masalah/masalah yang dihadapi dalam air bersih, sanitasi< menyiapkan lembaga pengelola yang dipercaya masyarakat untuk melaksanakan program< menyusun rencana ker#a masyarakat sebagai program bersama. b. Pengorganisasian Semua informan mengatakan bahwa dalam pengorganisasian sudah ada struktur organisasi baik untuk tingkat pusat sampai tingkat desa. 3al ini se#alan dengan teori yang ada dalam pedoman pelaksanaan Program Pamsimas, dimana dalam rangka pelaksanaan dan perwu#udan prinsip/prinsip pengelolaan program di tingkat kab+kota sampai di tingkat masyarakat, maka dibentuklah suatu sistem organisasi pengelolaan program dengan melibatkan komponen/ komponen pelaksana dan institusi terkait lainnya.

40

*eskipun begitu, perlu diperhatikan dalam pemilihan tokoh/ tokoh yang akan duduk di struktur organisasi baik di tingkat pusat sampai ke tingkat desa adalah orang/orng yang berkompeten dan bertanggung#awab dengan pelaksanaan dan keberhasilan program. c. Pelaksanaan Dalam hal pelaksanaan, hampir semua informan menyatakan bahwa dalam pelaksanaan dilakukan pemicuan kepada masyarakat dan membuat 6encana Tindak )an#ut 6T)!, dan pernyatan ini #uga sesuai dengan hasil Diskusi Kelompok Terarah DKT! yang telah dilakukan.. 3al ini #uga se#alan dengan teori yang ada dimana dalam tahap pelaksanaan yaitu adanya pemicuan perubahan perilaku masyarakat. 3asil pemetaan sarana sanitasi awal dan perilaku &2& masyarakat pada tahap identifikasi masalah dan analisis situasi men#adi dasar untuk perencanaan dan pelaksanaan pemicuan ')TS masyarakat dilakukan kabupaten+kota, Sanitarian+staf Puskesmas, Kasi P*D kecamatan dan Pok#a 2*P) bagi daerah yang sudah terbentuk! serta T*( yang telah mendapat pelatihan ')TS untuk merubah perilaku hidup tidak sehat menu#u perilaku hidup sehat, seperti- a! buang air besar pada #amban yang sehat, b! membuang kotoran bayi+balita pada #amban, c! mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, membersihkan kotoran bayi, dan sebelum makan. Pemicuan perubahan perilaku masyarakat dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang sudah siap terlebih dahulu, tidak harus

45

menunggu seluruh kelompok masyarakat di desa+kelurahan siap semua. Pelaksanaan kegiatan ini harus didukung oleh tim teknis kabupaten+kota. Dalam menyukseskan kegiatan tersebut,

kabupaten+kota perlu melakukan pembinaan melalui pelatihan fasilitator pemicu yang merupakan bagian dari strategi kabupaten, termasuk mekanisme monitoring pencapaian hasil pemicuan. Pada tahap awal pelaksanaan pemicuan dengan pendekatan ')TS masyarakat diberdayakan dalam merencanakan, membuat aturan, memilih relawan sanitasi dan mencari sumberdaya untuk upaya/upaya mencapai kondisi bebas 5,,= dari praktek buang air besar di sembarang tempat, sehingga setiap rumah tangga dapat mengambil keputusan sendiri untuk menentukan #enis #amban baik pribadi maupun komunal! yang akan mereka bangun. 3al yang menarik, ketika didapatkan informasi dari salah satu informan wawancara mendalam, dimana diketahui bahwa tidak semua tahapan/tahapan dari pelaksanaan kegiatan pemicuan tersebut dilaksanakan, misalnya tidak dilakukannya transect walk dan alur kontaminasi, hal ini bisa sa#a disebabkan karena keterbatasan waktu dalam pelaksaanan kegiatan tersebut. d. Pengawasan Dalam hal pengawasan belum ada satu informan pun men#awab secara lengkap tentang pihak/pihak yang terlibat dalam pengawasan program ini.

44

*enurut pedoman pelaksanaan program Pamsimas, yang melakukan pengawasan dalam program tersebut adalah a. *onitoring partisipatif fasilitator. b. *onitoring pelaksanaan dan output kegiatan, dilaksanakan oleh pihak mana#emen program bersama Konsultan *ana#emen. c. 9>aluasi dampak program, dilaksanakan oleh Konsultan :ndependen 9>aluasi Dampak. d. 9>aluasi 2udit :ndependent, dilaksanakan terhadap Kesinambungan, oleh masyarakat dilaksanakan dengan secara

pendampingan

kegiatan program meliputi proses, hasil dan pendanaan! sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku 'P*% Program Pamsimas, $,,8- "$!. Pernyataan ini #uga sesuai dengan hasil DKT yang telah dilakukan, dimana sebagian besar men#awab tidak lengkap siapa/siapa sa#a pihak yang terlibat dalam pengawasan, dan sisanya men#awab tidak tahu siapa sa#a yang terlibat dalam hal pengawasan 3al ini mungkin sa#a disebabkan karena perbedaan pemahaman tentang pihak yang melakukan pengawasan, dimana informan mempunyai persepsi bahwa pengawasan itu hanya dilakukan setelah sarana Pamsimas berdiri pengawasan oleh &P/SP2*!, padahal

pengawasan itu dilakukan pada semua tahap kegiatan. %ntuk itu, dalam pengawasan diperlukan adanya batasan yang #elas tentang

4?

pembagian tugas masing/masing bagian+lintas sektor yang terkait dalam program, sehingga pengawasan dapat dilaksanakan disetiap tahapan bukan hanya setelah program Pamsimas selesai dilaksanakan. 5.2.( )utput &erdasarkan hasil wawancara mendalam, diketahui bahwa belum ada informan yang men#awab dengan tepat target cakupan kepemilikan #amban 88 =!. Sebagian besar informan mengatakan bahwa untuk target kepemilikan #amban adalah 5,, = dan sisanya men#awab kurang dari 5,, =, tetapi semua informan mengatakan bahwa kepemilikan #amban belum mencapai target yang ditetapkan. Pernyataan ini #uga se#alan dengan hasil DKT yang mengatakan bahwa sebagian besar kepemilikan #amban keluarga masih kurang 4 dari " informan DKT!. *enurut data sekunder yang peneliti dapatkan dari Profil Dinas Kesehatan Kota Pariaman Tahun $,5, dan )aporan pelaksanaan kegiatan ')TS+ST&* tahun $,5,, bahwa belum ada pencapaian cakupan #amban yang memenuhi target yang ditetapkan. 3al ini bisa sa#a disebabkan karena kurangnya pengetahuan informan tentang target cakupan kepemilikan #amban dan #uga karena masih banyaknya masyarakat yang mempunyai kebiasaan buang air besar sembarangan sehingga kepemilikan #amban tidak men#adi prioritas utama. 5.( *akt r &ang meng+ambat !an men! r ng pembangunan jamban !engan met !e "#$S &erdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan

diketahui bahwa sebagian besar informan mengatakan bahwa yang

48

men#adi kendala dalam pelaksanaan program ini adalah susahnya merubah perilaku masyarakat yang buang air besar sembarangan, kemudian adanya masalah ekonomi, sisanya mengatakan bahwa kendalanya adalah susahnya mengumpulkan masyarakat untuk melakukan pemicuan. 3al ini #uga didukung dengan hasil DKT yang telah dilakukan, namunkendala lain yang ada dalam pelaksanaan ')TS+ST&* ini adalah letak geografis desa yang berada pada daerah ketinggian yang sulit untuk mendapatkan air bersih. 3al yang menarik disini adalah sebuah pernyataan dari informan yang menyatakan bahwa masyarakat mempunyai gengsi yang tinggi dalam pembangunan #amban, artinya masyarakat ingin membangun #amban yang bagus bukan #amban yang sederhana meskipun #amban yang sederhana itu sudah memenuhi syarat kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai