Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 tahun 2009

tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) dan Inpres No. 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pembangunan Nasional (khususnya tentang akselerasi SPMP), sekolah wajib mengupayakan peningkatan mutu pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menunjukkan komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 tahun 2009 tersebut. SPMP mendefinisikan penjaminan mutu sebagai kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan/program pendidikan, penyelenggara satuan/program

pendidikan, pemerintah daerah, pemerintah dan masyarakat untuk menaikkan tingkat kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan. Pada tataran operasional, penjaminan mutu dilakukan melalui serangkaian proses dan sistem yang saling terkait untuk mengumpulkan, menganalisa, dan melaporkan data mengenai kinerja dan mutu dari tenaga kependidikan, program dan lembaga. Proses penjaminan mutu mengindentifikasi bidang-bidang pencapaian dan prioritas untuk perbaikan, menyediakan data untuk pembuatan keputusan berbasis bukti dan membantu membangun budaya perbaikan yang berkelanjutan.

Pencapaian mutu pendidikan dikaji berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Salah satu komponen penting dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD). Sekolah/Madrasah adalah pelaku utama dalam proses penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Salah satu alat untuk mengkaji kemajuan peningkatan mutu sekolah secara komprehensif yang berbasis Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS). EDS sebagai salah satu komponen SPMP diharapkan dapat membangun semangat dan kultur penjaminan dan peningkatan mutu secara berkelanjutan. EDS adalah evaluasi internal yang yang dilaksanakan oleh semua pemangku kepentingan pendidikan (stakeholders) di sekolah untuk mengetahui secara menyeluruh kinerja sekolah dilihat dari pencapaian SPM dan 8 SNP dan mengetahui kekuatan dan kelemahannya secara pasti sehingga akan diperoleh masukan dan dasar nyata untuk membuat RPS/RKS dalam upaya untuk menumbuhkan budaya peningkatan mutu yang berkelanjutan. MSPD adalah serangkaian strategi yang di laksanakan oleh Dinas Pendidikan/Kantor Kemenag dan pengawas sekolah tingkat Pemerintah Daerah untuk memonitor dan mengevaluasi mutu dan keefektifan sekolah dan tenaga kependidikan berdasarkan SPM dan SNP. MSPD merupakan bagian penting dalam pelaksanaan SPMP dengan maksud untuk meningkatkan peran pemerintah

daerah (melalui Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama) dalam meningkatkan kinerja sekolah untuk mencapai SPM dan SNP. Hal ini sesuai dengan peran Pemerintah Daerah baik Kabupaten maupun Kota dalam Sistem Pendidikan Nasional, dalam hal (i) menyediakan pelayanan pendidikan; (ii) memonitor mutu pendidikan dan pelayanan pendukung pendidikan; (iii) membuat laporan mengenai mutu dan kinerja sekolah; (iv) meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan. Sehingga dua kegiatan ini akan membantu memperoleh data dan informasi pelaksanaan pendidikan dilihat dari Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kegiatan pertama adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS/M) yang dilaksanakan di, oleh dan untuk sekolah dalam mengevaluasi kinerjanya guna memperoleh dasar untuk menyusun RPS/RKS dan RAPBS/RKAS. Kegiatan

kedua adalah MSPD yang dilakukan oleh Pengawas dalam mengumpulkan dan menganalisi laporan EDS/M untuk dijadikan dasar laporan MSPD kepada Dinas Pendidikan tingkat Kabupaten/kota. Dengan adanya laporan MSPD, jajaran di tingkat kabupaten/kota akan memperoleh masukan untuk dasar perencanaan dan bantuan kepada sekolah-sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan

didaerahnya. Oleh karena itu maka mutu data laporan EDS/M akan menentukan mutu dan kegunaan laporan MSPD itu sendiri. MSPD juga akan dijadikan

masukan untuk melakukan Evaluasi Diri Kabupaten (EDK) bagi Dinas Pendidikan tingkat kabupaten/kota untuk mengevaluasi dan memperbaiki kinerjanya.

B.

TUJUAN Tujuan umum Program EDS/M dan MSPD ini adalah untuk mendorong

implementasi SPMP, dimana Evaluasi Diri Sekolah (EDS/M) dan Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD) sebagai elemen esensial dalam SPMP. Laporan ini disampaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban kami sebagai pengawas sekolah binaan yang terlibat dalam program EDS-MSPD tahun 2012. Pengawas sekolah, sebagai ujung tombak pelaksanaan penjaminan mutu pendidikan di lapangan, melalui program ini telah berupaya membantu satuan pendidikan di dalam melakukan upaya penjaminan mutu pendidikan, memberikan pendampingan EDS/M bagi satuan pendidikan yang ditindaklanjuti dengan monitoring ke sekolah melalui MSPD yang dilakukan oleh pengawas sekolah agar instansi tingkat kabupaten/kota dapat memperoleh data secara menyeluruh tentang kinerja sekolah, kepala sekolah dan guru dalam pencapaian 8 SNP yang akan menjadi dasar untuk perencanaan dan tindakan perbaikan kinerja selanjutnya secara umum.

C.

INDIKATOR KEBERHASILAN Pada akhir program ini diharapkan implementasi SPMP, dimana EDS/M

dan MSPD sebagai elemen esensial dapat terlaksana dengan baik sebagaimana ditegaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009. Indikator keberhasilan program ini adalah: 1. Tersosialisasikan dan terpahaminya EDS/M di tingkat satuan pendidikan termasuk kepada Tim Pengembang Sekolah (TPS);

2. 3.

Tersusunnya EDS/M di tingkat satuan pendidikan; Tersusunnya Rencana Kerja Sekolah/Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKS/RKAS);

4. 5. 6.

Tersusunnya profil mutu satuan pendidikan; Tersusunnya MSPD dan agregasi MSPD masing-masing sekolah binaan; Tersusunnya laporan analisis agregasi MSPD dan laporan EDK masingmasing kabupaten/kota.

D.

DASAR HUKUM Dasar hukum pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut.

1.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. 3. 4.

Undang-undang Republik Indonesia No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen; Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; Instruksi Presiden No. 1/2010 tentang Akselerasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;

5.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63/2009 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan;

6.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 1/2012 Tentang Tugas dan Fungsi Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan.

BAB II KONDISI UMUM SEKOLAH BINAAN

A.

DAFTAR SEKOLAH BINAAN Di Kecamatan .... Kabupaten .... terdapat sejumlah .... Sekolah Dasar. Dari

semua satuan pendidikan yang ada, sejumlah .... di antaranya menjadi sasaran Program EDS Tahun 2012. Dari sejumlah itu, terdapat 10 SD yang menjadi sekolah binaan kami dalam Program EDS. Adapun rincian 10 sekolah binaan tersebut adalah: AKREDITASI

NO

NAMA SEKOLAH

NPSN

ALAMAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

B.

KARAKTERISTIK SEKOLAH BINAAN Berikut akan digambarkan karakteristik masing-masing sekolah binaan

kami dalam program EDS. 1. SEKOLAH A Deskripsi tentang karakteristik sekolah binaan bisa diambilkan dari deskripsi umum pada dokumen 1 KTSP setiap sekolah binaan/data PTK/Sarpras/Pembiayaan. 2. 3. 4. SEKOLAH B SEKOLAH C DST

BAB III KINERJA SEKOLAH BINAAN

A.

KUALITAS LAYANAN SEKOLAH Gambaran kualitas layanan sekolah akan dipaparkan melalui status

layanan berdasarkan hasil akreditasi, rata-rata nilai UN dan pemenuhan delapan (8) Standar Nasional Pendidikan (SNP). 1. Akreditasi (Diambilkan dari agregasi akreditasi sekolah) 2. Nilai UN (Diambilkan dari rata-rata nilai UN) 3. Pemenuhan SNP Pemenuhan 8 SNP pada masing-masing sekolah binaan dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1. Pemenuhan 8 SNP Sekolah Binaan Standar No. Nama Sekolah Isi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Keterangan: *) belum memenuhi SNP * Proses * ** Standar SKL PTK * Sarpras *** Pengelolaan Pembiayaan Penilaian dst Standar Standar Standar Standar Standar

**) memenuhi SNP


9

***) melebihi SNP

B.

ANALISIS KEKUATAN DAN KELEMAHAN SEKOLAH Analisis kekuatan dan kelemahan sekolah binaan dimaksudkan untuk

mengetahui

apa

yang

diperlukan

sekolah

untuk

meningkatkan

atau

mengembangkan pemenuhan terhadap SNP. Analisis agregasi kekuatan dan kelemahan sekolah binaan dipaparkan berikut ini. 1. Analisis Kekuatan Sekolah Binaan Agregasi kekuatan 10 (sepuluh) sekolah binaan disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini. Tabel 3.2. Agregasi Kekuatan Sekolah Binaan No. 1. SNP Standar Isi Analisis Jumlah Kode Sekolah

2.

Standar Proses

3.

SKL

10

No.

SNP

Analisis

Jumlah

Kode Sekolah

4.

Standar PTK

5.

Standar Sarpras

6.

Standar Pengelolaan

7.

Standar Pembiayaan

11

No.

SNP

Analisis

Jumlah

Kode Sekolah

8.

Standar Penilaian

Kode Sekolah: 1) Sekolah 1 2) Sekolah 2 3) Sekolah 3 4) Sekolah 4 5) Dst

2. Analisis Kelemahan Sekolah Binaan Agregasi kelemahan 10 (sepuluh) sekolah binaan disajikan pada Tabel 3.3 berikut ini. Tabel 3.3. Agregasi Kelemahan Sekolah Binaan No. 1. SNP Standar Isi Analisis Jumlah Kode Sekolah

2.

Standar Proses

12

No.

SNP

Analisis

Jumlah

Kode Sekolah

3.

SKL

4.

Standar PTK

5.

Standar Sarpras

6.

Standar Pengelolaan

13

No.

SNP

Analisis

Jumlah

Kode Sekolah

7.

Standar Pembiayaan

8.

Standar Penilaian

Kode Sekolah: 1) Sekolah 1 2) Sekolah 2 3) Sekolah 3 4) Sekolah 4 5) Dst

C.

REKOMENDASI TINDAK LANJUT Rekomendasi tindak lanjut merupakan rekomendasi yang sebaiknya

dilakukan oleh sekolah binaan guna meningkatkan atau mengembangkan pemenuhan terhadap SNP. Agregasi rekomendasi tindak lanjut sekolah binaan untuk dapat memenuhi SNP disajikan pada Tabel 3.4 berikut ini. Tabel 3.4. Agregasi Rekomendasi Tindak Lanjut Sekolah Binaan

14

No. 1.

SNP Standar Isi

Rekomendasi

Jumlah

Kode Sekolah

2.

Standar Proses

3.

SKL

4.

Standar PTK

5.

Standar Sarpras

15

No.

SNP

Rekomendasi

Jumlah

Kode Sekolah

6.

Standar Pengelolaan

7.

Standar Pembiayaan

8.

Standar Penilaian

Kode Sekolah: 1) Sekolah 1 2) Sekolah 2 3) Sekolah 3 4) Sekolah 4

16

5) Dst

17

BAB IV PENUTUP

A.

SIMPULAN (Berisi rangkuman dari laporan yang telah disusun.)

B.

REKOMENDASI (Berisi harapan-harapan dari pengawas untuk pelaksanaan Program EDS yang lebih baik di masa mendatang)

18

Anda mungkin juga menyukai