Anatomi
Appendiks merupakan suatu organ limfoid seperti tonsil, payer patch (analog dengan Bursa Fabricus) membentuk produk immunoglobulin, berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran -1! cm) dengan diameter 0,!-1 cm, dan berpangkal di sekum" #umennya sempit di bagian proksimal dan melebar dibagian distal"$ Basis appendiks terletak pada bagian postero medial caecum, di ba%ah katup ileocaecal" &etiga taenia caecum bertemu pada basis appendiks" ',(
Apendiks )ermiformis disangga oleh mesoapendiks (mesenteriolum) yang bergabung dengan mesenterium usus halus pada daerah ileum terminale" *esenteriolum berisi a" Apendikularis (cabang a"ileocolica)" +rificiumnya terletak ,,! cm dari katup ileocecal" *esoapendiknya merupakan jaringan lemak yang mempunyai pembuluh appendiceal dan terkadang juga memiliki limfonodi kecil" ,10
-truktur apendiks mirip dengan usus mempunyai . lapisan yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna/propria (otot longitudinal dan sirkuler) dan serosa" Apendiks mungkin tidak terlihat karena adanya membran 0ackson yang merupakan lapisan peritoneum yang menyebar dari bagian lateral abdomen ke ileum terminal, menutup caecum dan appendiks" #apisan submukosa terdiri dari jaringan ikat kendor dan jaringan elastic membentuk jaringan saraf, pembuluh darah dan lymphe" Antara *ukosa dan submukosa terdapat lymphonodes" *ukosa terdiri dari satu lapis collumnar epithelium dan terdiri dari kantong yang disebut crypta lieberkuhn"
1ejala klinis apendisitis ditentukan oleh letak apendiks"$ 2ersarafan parasimpatis berasal dari cabang n")agus yang mengikuti a"mesenterika superior dan a"apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari n"torakalis 3" +leh karena itu, nyeri )isceral pada apendisitis bermula disekitar umbilikus" 2endarahan apendiks berasal dari a" apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral" 0ika arteri ini tersumbat, misalnya karena trombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami gangrene" $
B. Definisi
Apendisitis infiltrate adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usus-usus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa (appendiceal mass)" 4mumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke-. sejak peradangan mulai apabila tidak
terjadi peritonitis umum" *assa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang"1
C. Etiologi
+bstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis" Fekalit merupakan penyebab tersering dari obstruksi apendiks" 2enyebab lainnya adalah hipertrofi jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, diet rendah serat, dan cacing usus termasuk ascaris" 5rauma tumpul atau trauma karena colonoscopy dapat mencetuskan inflamasi pada apendiks" 2ost operasi apendisitis juga dapat menjadi penyebab akibat adanya trauma atau stasis fekal" ,,' Frekuensi obstruksi meningkat dengan memberatnya proses inflamasi" Fekalit ditemukan pada .06 dari kasus apendisitis akut, sekitar 7!6 merupakan apendisitis gangrenous tanpa rupture dan sekitar (06 kasus apendisitis gangrenous dengan rupture" ,
2enyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi mukosa apendiks karena parasit seperti 8" 9istolytica" 2enelitian epidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis" &onstipasi akan meningkatkan tekanan intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa" -emuanya akan mempermudah terjadinya apendisits akut"$
D. Patofisiologi
Appendisitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma"1
+bstruksi lumen yang tertutup disebabkan oleh hambatan pada bagian proksimalnya dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks yang distensi" +bstruksi tersebut mneyebabkan mucus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan" *akin lama mucus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding appendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan intralumen" &apasitas lumen apendiks normal hanya sekitar 0,1 ml" 0ika sekresi sekitar 0,! dapat meningkatkan tekanan intalumen sekitar 70 cm9,0"
*anusia merupakan salah satu dari sedikit binatang yang dapat mengkompensasi peningkatan sekresi yang cukup tinggi sehingga menjadi gangrene atau terjadi perforasi",
5ekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia, menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan in)asi bakteri" :nfeksi menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah (edema) dan semakin iskemik karena terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding apendiks)" 2ada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium" 1angren dan perforasi khas dapat terjadi dalam ,.- 7 jam, tapi %aktu tersebut dapat berbeda-beda setiap pasien karena ditentukan banyak faktor" 1,(
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat" 9al tersebut akan menyebabkan obstruksi )ena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding" 2eradangan timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan ba%ah" &eadaan ini disebut dengan apendisitis supuratif akut"1
Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene" -tadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa" Bila dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi" Bila semua proses diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks hingga timbul suatu massa local yang disebut infiltrate apendikularis" 2eradangan apendiks tersebut dapat menjadi abses atau menghilang"1
:nfiltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam %aktu ,.-.' jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa sehingga terbentuk massa periapendikular" ;idalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi" 0ika tidak terbentuk abses, apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan mengurai diri secara lambat" $
2ada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis" &eadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi" -edangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah"1
&ecepatan rentetan peristi%a tersebut tergantung pada )irulensi mikroorganisme, daya tahan tubuh, fibrosis pada dinding apendiks, omentum, usus yang lain, peritoneum parietale dan juga organ lain seperti )esika urinaria, uterus tuba, mencoba membatasi dan melokalisir proses peradangan ini" Bila proses melokalisir ini belum selesai dan sudah terjadi perforasi maka akan timbul peritonitis" <alaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum cukup kuat menahan tahanan atau tegangan dalam ca)um abdominalis, oleh karena itu pendeita harus benarbenar istirahat (bedrest)"
Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan sekitarnya" 2erlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kanan ba%ah" 2ada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan mengalami eksaserbasi akut" $
E. Manifestasi klinis
Appendisitis infiltrat didahului oleh keluhan appendisitis akut yang kemudian disertai adanya massa periapendikular" 1ejala klasik apendisitis akut biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus atau periumbilikus yang berhubungan dengan muntah" ;alam ,-1, jam nyeri beralih kekuadran kanan, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau batuk" 5erdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu tinggi" Biasanya juga terdapat konstipasi tetapi kadang-kadang terjadi diare, mual dan muntah" 2ada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen yang menetap" =amun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan ba%ah akan semakin progresif"1
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang mendadak apendiks yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak disertai rangsang peritoneum lokal" 4munya nafsu makan menurun" ;alam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan ba%ah ke titik *cBurney" ;isini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya sehingga merupakan somatik setempat" &adang tidak ada nyeri epigastrium tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar" 5indakan itu dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi" Bila terdapat perangsangan peritoneum biasanya pasien mengeluh sakit perut bila berjalan atau batuk"$
Bila letak apendiks retrosekal di luar rongga perut, karena letaknya terlindung sekum maka tanda nyeri perut kanan ba%ah tidak begitu jelas dan tidak ada rangsangan peritoneal" >asa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul pada saat berjalan, karena kontraksi otot psoas mayor
yang menegang dari dorsal" Apendiks yang terletak di rongga pel)is, bila meradang, dapat menimbulkan gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau rektum sehingga peristaltik meningkat, pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang" 0ika apendiks tadi menempel ke kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi kencing, karena rangsangan dindingnya" $
2ada beberapa keadaan, apendisitis agak sulit didiagnosis sehingga tidak ditangani pada %aktunya dan terjadi komplikasi" 1ejala apendisitis akut pada anak tidak spesifik" 1ejala a%alnya sering hanya re%el dan tidak mau makan" Anak sering tidak bisa melukiskan rasa nyerinya dalam beberapa jam kemudian akan timbul muntah-muntah dan anak akan menjadi lemah dan letargik" &arena gejala yang tidak khas tadi, sering apendisitis diketahui setelah perforasi" 2ada bayi, '0-(0 6 apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi" $
2ada orang berusia lanjut gejalanya juga sering samar-samar saja, tidak jarang terlambat diagnosis" Akibatnya lebih dari separo penderita baru dapat didiagnosis setelah perforasi" 2ada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, dan muntah" ?ang perlu diperhatikan ialah, pada kehamilan trimester pertama sering juga terjadi mual dan muntah" 2ada kehamilan lanjut sekum dengan apendiks terdorong ke kraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan ba%ah tetapi lebih ke regio lumbal kanan" $
5anda a%al
- nyeri mulai di epigastrium atau regio umbilikus disertai mual dan anoreksi
=yeri pindah ke kanan ba%ah dan menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik *cBurney
- nyeri tekan
- nyeri lepas
- defans muskuler
nyeri kanan ba%ah bila peritoneum bergerak seperti nafas dalam, berjalan, batuk, mengedan
F. Pemeriksaan
Pemeriksaan Fisik
;emam biasanya ringan, dengan suhu sekitar $,!- ',!0@" Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforasi" Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rektal sampai 1 0@" 2ada inspeksi perut
tidak ditemukan gambaran spesifik" &embung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforasi" Appendisitis infiltrat atau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan di perut kanan ba%ah"$
2ada palpasi didapatkan nyeri yang terbatas pada regio iliaka kanan, bisa disertai nyeri lepas" ;efans muskuler menunjukkan adanya rangsangan peritoneum parietale" =yeri tekan perut kanan ba%ah ini merupakan kunci diagnosis" 2ada penekanan perut kiri ba%ah akan dira%akan nyeri di perut kanan ba%ah yang disebut tanda >o)sing" 2ada apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk menentukan adanya rasa nyeri" $
0ika sudah terbentuk abses yaitu bila ada omentum atau usus lain yang dengan cepat membendung daerah apendiks maka selain ada nyeri pada fossa iliaka kanan selama -. hari (%aktu yang dibutuhkan untuk pembentukan abses) juga pada palpasi akan teraba massa yang fiAed dengan nyeri tekan dan tepi atas massa dapat diraba" 0ika apendiks intrapel)inal maka massa dapat diraba pada >5(>ectal 5oucher) sebagai massa yang hangat"
2eristalsis usus sering normal, peristalsis dapat hilang karena ileus paralitik pada peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata" 2emeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada apendisitis pel)ika" $
2ada apendisitis pel)ika tanda perut sering meragukan, maka kunci diagnosis adalah nyeri terbatas se%aktu dilakukan colok dubur" @olok dubur pada anak tidak dianjurkan" 2emeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan untuk mengetahui letak apendiks" 4ji psoas dilakukan dengan rangsangan m" psoas le%at hiperekstensi atau fleksi aktif" Bila apendiks yang meradang menempel di m"psoas, tindakan tersebut akan menimbulkan nyeri" 4ji obturator digunakan untuk melihat apakah apendiks yang meradang kontak dengan m"obturator internus yang merupakan dinding panggul kecil" ;engan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang, pada apendisitis pel)ika akan menimbulkan nyeri" $
2soas sign" =yeri pada saat paha kanan pasien diekstensikan" 2asien dimiringkan kekiri" 2emeriksa meluruskan paha kanan pasien, pada saat itu ada hambatan pada pinggul / pangkal paha kanan (tanda bintang)" ;asar anatomi dari tes psoas" Apendiks yang mengalami peradangan kontak dengan otot psoas yang meregang saat dilakukan manu)er (pemeriksaan)" 1.
5es +bturator" =yeri pada rotasi kedalam secara pasif saat paha pasien difleksikan" 2emeriksa menggerakkan tungkai ba%ah kelateral, pada saat itu ada tahanan pada sisi samping dari lutut (tanda bintang), menghasilkan rotasi femur kedalam" ;asar Anatomi dari tes obturator B 2eradangan apendiks dipel)is yang kontak denhgan otot obturator internus yang meregang saat dilakukan manu)er" 1.
Pemeriksaan Penunjang
2emeriksaan #aboratorium, pada darah lengkap didapatkan leukosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana" #ebih dari 1 "000/mm umumnya pada apendisitis perforasi" 5idak adanya leukositosis tidak menyingkirkan apendisitis" 9itung jenis leukosit terdapat pergeseran kekiri" 2ada pemeriksaan urin, sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau )esika"1
Pemeriksaan Radiologi,
foto polos abdomen dikerjakan apabila hasil anamnesa atau pemeriksaan fisik meragukan" 5anda-tanda peritonitis kuadran kanan ba%ah" 1ambaran perselubungan mungkin terlihat Cileal atau caecal ileusC (gambaran garis permukaan air-udara disekum atau ileum)" 2atognomonik bila terlihat gambar fekalit"1
4-1 atau @5 -can" 4-1 dilakukan khususnya untuk melihat keadaan kuadran kanan ba%ah atau nyeri pada pel)is pada pasien anak atau %anita" Adanya peradangan pada apendiks menyebabkan ukuran apendiks lebih dari normalnya (diameter 7mm)" &ondisi penyakit lain pada kuadran kanan ba%ah seperti inflammatory bo%el desease, di)erticulitis cecal, di)ertikulum meckelDs, endometriosis dan pel)ic :nflammatory ;isease (2:;) dapat menyebabkan positif palsu pada hasil 4-1"1.
2ada @5 -can khususnya apendiceal @5, lebih akurat dibanding 4-1" -elain dapat mengidentifikasi apendiks yang mengalami inflamasi (diameter lebih dari 7 mm) juga dapat melihat adanya perubahan akibat inflamasi pada periapendik"
2emeriksaan Barium enema dan @olonoscopy merupakan pemeriksaan a%al untuk menyingkirkan kemungkinan adanya karsinoma colon"! 5etapi untuk apendisitis akut pemeriksaan barium enema merupakan kontraindikasi karena dapat menyebabkan rupture apendiks"
G. Diagnosis
>i%ayat klasik apendisitis akut, yang diikuti dengan adanya massa yang nyeri di region iliaka kanan dan disertai demam, mengarahkan diagnosis ke massa atau abses apendikuler" 2enegakan diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik maupun penunjang" &adang keadaan ini sulit dibedakan dengan karsinoma sekum, penyakit @rohn, amuboma dan #ymphoma maligna intra abdomen" 2erlu juga disingkirkan kemungkinan aktinomikosis intestinal, enteritis tuberkulosa, dan kelainan ginekolog seperti &ehamilan 8ktopik 5erganggu (&85), Adneksitis dan &ista +)arium terpuntir" &unci diagnosis biasanya terletak pada anamnesis yang khas"$
5umor caecum, biasanya terjadi pada orang tua dengan tanda keadaan umum jelek, anemia dan turunnya berat badan" 9al ini perlu dipastikan dengan colon in loop dan benEidin test" 2ada anakanak tumor caecum yang sering adalah sarcoma dari kelenjar mesenterium" 2ada apendisitis tuberkulosa, klinisnya antara lain keluhan nyeri yang tidak begitu hebat disebelah kanan perut, dengan atau tanpa muntah dan %aktu serangan dapat timbul panas badan, leukositosis sedang, biasanya terdapat nyeri tekan dan rigiditas pada kuadran lateral ba%ah kanan, kadang-kadang teraba massa"
*assa apendiks dengan proses radang yang masih aktif ditandai denganB
- keadaan umum pasien masih terlihat sakit, suhu tubuh masih tinggiF
- pemeriksaan lokal pada abdomen kuadran kanan ba%ah masih jelas terdapat tandatanda peritonitisF
- laboratorium masih terdapat lekositosis dan pada hitung jenis terdapat pergeseran ke kiri"
*assa apendiks dengan proses radang yang telah mereda dengan ditandai dengan
- keadaan umum telah membaik dengan tidak terlihat sakit, suhu tubuh tidak tinggi lagiF
- pemeriksaan lokal abdomen tenang, tidak terdapat tanda-tanda peritonitis dan hanya teraba massa dengan batas jelas dengan nyeri tekan ringan
. Penatalaksanaan
2erjalanan patologis penyakit dimulai pada saat apendiks menjadi dilindungi oleh omentum dan gulungan usus halus didekatnya" *ula-mula, massa yang terbentuk tersusun atas campuran membingungkan bangunan-bangunan ini dan jaringan granulasi dan biasanya dapat segera dirasakan secara klinis" 0ika peradangan pada apendiks tidak dapat mengatasi rintanganrintangan sehingga penderita terus mengalami peritonitis umum, massa tadi menjadi terisi nanah, semula dalam jumlah sedikit, tetapi segera menjadi abses yang jelas batasnya" 1!
4rut-urutan patologis ini merupakan masalah bagi ahli bedah" *asalah ini adalah bilamana penderita ditemui le%at sekitar .' jam, ahli bedah akan mengoperasi untuk membuang apendiks yang mungkin gangrene dari dalam massa perlekatan ringan yang longgar dan sangat berbahaya,
dan bilamana karena massa ini telah menjadi lebih terfiksasi dan )ascular, sehingga membuat operasi berbahaya maka harus menunggu pembentukan abses yang dapat mudah didrainase"1!
*assa apendiks terjadi bila terjadi apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan atau lekuk usus halus" 2ada massa periapendikular yang pendidingannya belum sempurna, dapat terjadi penyebaran pus keseluruh rongga peritoneum jika perforasi diikuti peritonitis purulenta generalisata" +leh karena itu, massa periapendikular yang masih bebas disarankan segera dioperasi untuk mencegah penyulit tersebut" -elain itu, operasi lebih mudah" 2ada anak, dipersiapkan untuk operasi dalam %aktu ,- hari saja" 2asien de%asa dengan massa periapendikular yang terpancang dengan pendindingan sempurna, dianjurkan untuk dira%at dahulu dan diberi antibiotik sambil dia%asi suhu tubuh, ukuran massa, serta luasnya peritonitis" Bila sudah tidak ada demam, massa periapendikular hilang, dan leukosit normal, penderita boleh pulang dan apendiktomi elektif dapat dikerjakan ,- bulan kemudian agar perdarahan akibat perlengketan dapat ditekan sekecil mungkin" Bila terjadi perforasi, akan terbentuk abses apendiks" 9al ini ditandai dengan kenaikan suhu dan frekuensi nadi, bertambahnya nyeri, dan teraba pembengkakan massa, serta bertambahnya angka leukosit" $
*assa apendiks dengan proses radang yang masih aktif sebaiknya dilakukan tindakan pembedahan segera setelah pasien dipersiapkan, karena dikuatirkan akan terjadi abses apendiks dan peritonitis umum" 2ersiapan dan pembedahan harus dilakukan sebaik-baiknya mengingat penyulit infeksi luka lebih tinggi daripada pembedahan pada apendisitis sederhana tanpa perforasi" 1
2ada periapendikular infiltrat, dilarang keras membuka perut, tindakan bedah apabila dilakukan akan lebih sulit dan perdarahan lebih banyak, lebih-lebih bila massa apendiks telah terbentuk lebih dari satu minggu sejak serangan sakit perut" 2embedahan dilakukan segera bila dalam pera%atan terjadi abses dengan atau pun tanpa peritonitis umum" 1
5erapi sementara untuk '-1, minggu adalah konser)atif saja" 2ada anak kecil, %anita hamil, dan penderita usia lanjut, jika secara konser)atif tidak membaik atau berkembang menjadi abses, dianjurkan operasi secepatnya" $
Bila pada %aktu membuka perut terdapat periapendikular infiltrat maka luka operasi ditutup lagi, apendiks dibiarkan saja" 5erapi konser)atif pada periapendikular infiltratB
- 5otal bed rest posisi fa%ler agar pus terkumpul di ca)um douglassi"
- Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik kombinasi yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob" Baru setelah keadaan tenang, yaitu sekitar 7-' minggu kemudian, dilakukan apendiktomi" &alau sudah terjadi abses, dianjurkan drainase saja dan apendiktomi dikerjakan setelah 7-' minggu kemudian" 0ika ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun, dan pemeriksaan jasmani dan laboratorium tidak menunjukkan tanda radang atau abses, dapat dipertimbangkan membatalakan tindakan bedah" ,$
Analgesik diberikan hanya kalau perlu saja" +bser)asi suhu dan nadi" Biasanya .' jam gejala akan mereda" Bila gejala menghebat, tandanya terjadi perforasi maka harus dipertimbangkan appendiktomy" Batas dari massa hendaknya diberi tanda (demografi) setiap hari" Biasanya pada hari ke!-$ massa mulai mengecil dan terlokalisir" Bila massa tidak juga mengecil, tandanya telah terbentuk abses dan massa harus segera dibuka dan didrainase"
@aranya dengan membuat insisi pada dinding perut sebelah lateral dimana nyeri tekan adalah maksimum (incisi grid iron)" Abses dicapai secara ekstraperitoneal, bila apendiks mudah diambil, lebih baik diambil karena apendik ini akan menjadi sumber infeksi" Bila apendiks sukar dilepas, maka apendiks dapat dipertahankan karena jika dipaksakan akan ruptur dan infeksi dapat menyebar" Abses didrainase dengan selang yang berdiameter besar, dan dikeluarkan le%at samping perut" 2ipa drainase didiamkan selama $, jam, bila pus sudah kurang dari 100 cc/hari, drai dapat diputar dan ditarik sedikit demi sedikit sepanjang 1 inci tiap hari" Antibiotik sistemik dilanjutkan sampai minimal ! hari post operasi" 4ntuk mengecek pengecilan abses tiap hari penderita di >5"
- #8;
- 0umlah leukosit
- *assa
Pemeriksaan fisik B
- &eadaan umum penderita baik, tidak terdapat kenaikan suhu tubuh (diukur rectal dan aksiler)
- *assa sudah mengecil atau menghilang, atau massa tetap ada tetapi lebih kecil dibanding semula"
- 5idak didapatkan massa atau pada pemeriksaan berulang massa sudah tidak mengecil lagi"
Bila dalam '-1, minggu masih terdapat tanda-tanda infiltrat atau tidak ada perbaikan, operasi tetap dilakukan"
Bila ada massa periapendikular yang fiAed, ini berarti sudah terjadi abses dan terapi adalah drainase"
!. "omplikasi
&omplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi, baik berupa perforasi bebas maupun perforasi pada apendiks yang telah mengalami pendindingan berupa massa yang terdiri atas kumpulan apendiks, sekum, dan lekuk usus halus"$
2erforasi dapat menyebabkan timbulnya abses lokal ataupun suatu peritonitis generalisata" 5anda-tanda terjadinya suatu perforasi adalah B
- nyeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri abdomen menyeluruh
- 2erut distended
- 2el)ic Abscess
- -ubphrenic absess
- 2eritonitis merupakan infeksi yang berbahaya karena bakteri masuk kerongga abdomen, dapat menyebabkan kegagalan organ dan kematian"1,
"E#!MP$%A&
Apendisitis infiltrat merupakan komplikasi dari apendisitis akut" Apendisitis infiltrat adalah proses radang apendiks yang penyebarannya dapat dibatasi oleh omentum dan usususus dan peritoneum disekitarnya sehingga membentuk massa (appendiceal mass)" 4mumnya massa apendiks terbentuk pada hari ke-. sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis umum" *assa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang"
8tiologi dan patofisiologi appendisitis infiltrat dia%ali oleh adanya apendisitis akut" ;imulai dari acute focal apendicitis H acute suppurati)e apendicitis H gangrenous apendicitis (tahap pertama dari apendisitis yang mengalami komplikasi) H dapat terjadi kemungkinan B
- perforated apendicitis, terjadi penyebaran kontaminasi didalam ruang atau rongga peritoneum akan menimbulkan peritonitis generalisata"
- terjadi apendisitis infiltrat jika pertahanan tubuh baik (massa lama kelamaan akan mengecil dan menghilang)
Appendisitis infiltrat dapat didiagnosis dengan didasari anamnesis adanya ri%ayat apendisitis akut dengan tanda khasnya, pemeriksaan fisik dan penunjang yang mendukung" ;iagnosis apendisitis infiltrat dapat dibingungkan dengan penyakit lain pada kuadran kanan abdomen dengan massa diantaranya tumor cekum, lymfoma maligna intra abdomen, apendisitis tuberkulosa, amuboma, penyakit crohn, dan juga kelainan ginekolog seperti &85, adneksitis ataupun kista o)arium terpuntir"
5erapi appendisitis infiltrat adalah operasi elektif appendiktomy jika massa dianggap tenang dengan sebelumnya diberikan terapi konser)atif dengan kombinasi antibiotik dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob selama 7-' minggu" Apabila massa mengecil
pembedahan dapat dibatalkan tetapi apabila massa tetap dan nyeri perut pasien bertambah berarti sudah terjadi abses dan massa harus segera dibuka dan dilakukan drainase"
&omplikasi yang dapat terjadi yaitu perforasi apendisitis yang dapat mengakibatkan peritonitis yang pada akhirnya akan terjadi kegagalan organ dan kematian" &omplikasi terjadi biasanya akibat keterlambatan diagnosa apendisitis akut"
R$'$"A&
Anonim, " :lmu Bedah dan 5eknik +perasi" Bratajaya Fakultas &edokteran 4=A:>" -urabaya"
Anonim, ,00." Appendicitis" 4"-" ;epartment +f 9ealth and 9uman -er)ices" =ational :nstitute of 9ealth" =:9 2ublication =o" 0.I.!.$"0une ,00.
;e 0ong,"<", -jamsuhidajat, >", ,00." Buku Ajar :lmu Bedah 8disi ," 81@" 0akarta"
9ugh, A"F";udley" 1((," :lmu Bedah 1a%at ;arurat edisi kesebelas" 1adjah *ada 4ni)ersity 2ress" ?ogyakarta"
:tsko%iE, *"-", 0ones, -"*", ,00." Appendicitis" 8merg *ed 7 (10)B 10-1!"
0ehan, 8", ,00 " 2eran @ >eaktif 2rotein ;alam *enentukan ;iagnosa Appendisitis Akut" Bagian :lmu bedah Fakultas &edokteran 4ni)ersitas -umatra 4tara"
#ugo," J"9", ,00." 2eriappendiceal *ass" 2ediatric -urgery 4pdate" Jol", =o"0 -eptember ,00."
*ansjoer,A", dkk" ,000" &apita -elekta &edokteran 8disi &etiga 0ilid &edua" 2enerbit *edia Aesculapius Fakultas &edokteran 4ni)ersitas :ndonesia" 0akarta"
>eksoprodjo, -", dkk"1((!" &umpulan &uliah :lmu Bedah" Bagian Bedah -taf 2engajar Fakultas &edokteran 4ni)ersitas :ndonesia" Bina >upa Aksara" 0akarta"
-ch%artE, -pencer, -", Fisher, ;"1", 1(((" 2rinciples of -urgery se)ent edition" *c-1ra% 9ill a ;i)ision of 5he *c1ra%-9ill @ompanies" 8nigma an 8nigma 8lectronic 2ublication"
httpB//home"coKui"net/titolugo/2-4,
httpB//library"usu"ac"id/do%nload/fk/bedah-emir6,0jehan"pdf"
%%%"digesti)e"niddk"nih"go)