Anda di halaman 1dari 8

catatan jiwa part-1

PPDGJ= Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa Konsep Dasar PPDGJ :

istilah yang digunakan dalam PPDGJ adalah Gangguan Jiwa PPDGJ II merujuk ke DSM III PPDGJ III merujuk ke DSM IV Konsep disabiliti dalam ICD 10 tidak memasukkan peran sosial dan pekerjaan sebagai komponen esensial untuk diagnosa

Diagnosis Multiaksial Axis I = Gangguan klinis Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis Axis II = Gangguan Kepribadian Retardasi mental Axis III = Kondisi Medik Umum Axis IV = Masalah psikososial dan lingkungan Axis V = Penilaian fungsi secara global

Axis III dapat menyebabkan axis I dimana bila terdapat kondisi fisik yang mungkin merupakan penyebab dari gangguan mental contoh : gagal ginjal yang menyebabkan delirium

Stresor pada Axis V ;


masalah dengan primary support group (keluarga) masalah berkaitan dengan lingkungan sosial masalah pendidikan masalah pekerjaan masalah perumahan masalah ekonomi

masalah akses ke pelayanan kesehatan masalah yang berkaitan interaksi dengan hukum masalah psikososial

Beda stresor antara PPDGJ II dan III ; pada PPDGJ II terdapat penilaian berat-ringan dituliskan menurut angka dari 1 yang berarti tidak ada stresor sampai dengan & yang berarti malapetaka

Kegunaan Axis V adalah penilaian global terhadap fungsi, dimana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien selama periode waktu tertentu

FORMAT STATUS STANDAR 1. Pemeriksaan riwayat psikiatri o identitas penderita o keluhan utama o riwayat penyakit sekarang o riwayat penyakit dahulu o riwayat pribadi (pramorbid) kehamilan dan persalinan masa ana-anak awal masa anak-anak pertengahan masa anak-anak akhir masa dewasa riwayat penndidikan riwayat pekerjaan riwayat pernikahan riwayat kemiliteran riwayat keagamaan riwayat aktivitas sosial riwayat hukum situasi hidup sekarang riwayat psikoseksual riwayat keluarga 2. Pemeriksaan Status Mental o gambaran umum penampilan tingkah laku sikap terhadap pemeriksa o emosi afek mood o pembicaraan

gangguan persepsi proses pikir sensorium dan kognisi kesadaran orientasi daya ingat konsentrasi perhatian kemampuan baca tulis kemampuan visuospasial pikiran abstrak o pengendalian impuls o pertimbangan dan pendapat o tilikan o reliable 3. Pemeriksaan Fisik o pemeriksaan fisik umum o pemeriksaan neurologis 4. Pemeriksaan penunjang 5. formulasi diagnosis 6. diagnosis multi aksisal 7. formula psikodinamika 8. terapi 9. follow up 10. lampiran

o o o

Kegawatdaruratan Psikiatri :

bunuh diri perilaku kekeransan dan menyerang

Strategi:

pperlindungan diri sendiri mencegah bahaya singkirkan gangguan kognitif karena media umum singkirkan ancaman psikosis

Etiologi Bunuh Diri ;


faktor sosial : Egoistik, Altruistik, Anomik faktor psikologis :

insting kematian yang diarahkan kepada diri sendiri khayalan balas dendam, hukuman, pertobatan, kelahiran kembali faktor fisiologi o genetika o neurokimia, defisiensi serotonin o cidera yang disebabkan diri sendiri

o o

Indikasi Rawat Inap :


tidak ada sistem pendukung yang kuat riwayat perilaku impulsif ada rencana tindakan bunuh diri sebelumnya pernah melakukan tindakan bunuh diri sebelumnya

Prediktor gaduh Gelisah :


asupan alkohol/zat riwayat kekerasan, kriminal, penahanan kecemasan depresi, mania, gangguan pikiran infark miokard, emboli paru, aritmia jantung, pendarahan internal

Terapi :

jika bersenjata dilucuti ditempatkan dalam lingkungan yang aman medikasi spesifik haloperidol injeksi pengikatan

Gangguan Kepribadian : sifat kepribadian yang tidak flesibel dan maladaptif sehingga menimbulakan hendaya A = skizoid, skizopital, paranoid B = nartistik, histerionik, ambang, antisosial C = Dependen, Obsesif Kompulsif, Cemas

Retardasi Mental : perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, ditandai dengan kendaya ketrampilan selama masa perkembangan sehingga mengganggu tingkat kecerdasan secara menyeluruh :

ringan : IQ 50-69 sedang : IQ 35-49 Berat : IQ 20-34 sangat Berat : IQ <20

Psikotik akut dan sementara :

menggunakan urutan prioritas : o onset akut < 2 minggu o adanya sindrom yang khas polimorfik o adanya stress akut yang berkaitan o tanpa diketahui sampai kapan berlangsung tidak memenuhi kriteria depresi dan manik tidak ada penyebab oraganik

DIAGNOSIS SKIZOFRENIA

satu gejala bila jelas atau dua gejala bila tidak begitu jelas : o thougt echo, insertion withdrawal, broadcasting o delution of control, passivity, perseption halusinasi audiotorik atau paling sedikit 2 dari gejala yang harus selalu ada : o halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja o arus pikir disisipi atau terputus o perilaku kataton o gejala-gejala negatif gejala tersebut sudah berlangsung 1 bulan atau lebih ada perubahan yang konsisten dari mutu keseluruhan (GAF)

GEJALA UTAMA DEPRESI :


afek depresif hilangnya minat cepat lelah

GEJALA TAMBAHAN DEPRESI:


konsentrasi dan perhatian berkurang harga diri dan kepercayaan diri berkurang rasa bersalah pandangan masa depan suram bunuh diri terganggu tidur nafsu makan berkurang

gejala psikotik pada depresi berat :


memenuhi gejala psikotik berat adanya waham, halusinasi dan stupor

Persepsi (luas)= pemahaman pengertian dan tafsiran sempit = semua yang ditangkap oleh panca indra gangguan persepsi :

ilusi halusinasi

Gangguan arus pikir : inkoherensi, blocking, irelevan, flight of idea Isi pikir : waham kejar , waham cemburu, waham kebesaran, waham curiga

indikasi rawat inap :


gaduh gelisah membebaskan diri dari penderitaan terapi segera, membaik < 1 minggu psikoterapi

Pengaturan Dosis : dosis awal sesuai dengan dosis anjuran > dinaikan tiap 2-3 hari > dosis efektif > evaluasi tiap 2 minggu bila perlu naikkan > dosis optimal > pertahankan 8-12 minggu > diturunkan tiap 2 minggu > dosis maintenance > pertahankan 6 bulan sampai 2 tahun (diselingi drug holiday 1-2 hari/minggu) > tappering off (dosis diturunkan tiap 2-4 minggu) > stop

anti psikosis tipical : obat anti psikosis yang hanya bekerja memblokade dopamin pada reseptor pasca sinaps neuron di otak, khususnya sistem limbik dan ekstra piramidal (dopamin D2 reseptor)

contoh : haloperidol, clorpromazine, trifluoperazine

anti psikotik atipical : obat antipsikosis yang berkerja terhadap dopamin D2 reseptor juuga terhadap serotonin 5 HT2 reseptor contoh : resperidon, sulpiride

ciri antipsikotik potensi kuat : dosis kecil efek sekunder : ekstra piramidal, parkinsonisme cocok untuk sindrom apatis, autistik dan hipoaktif

ciri antipsikosis potensi lemah : dosis besar efek sekunder : sedasi, hipotensi ortostatik, otonimik cocok untuk sindrom : hiperaktivasi motorik, gaduh gelisah, agresif, destruktif dan sulit tidur

antimania

akut : haloperidol, carbamazepine profilaksis : lithium carbonat

antidepresan ;

trisiklik : amitriptilin tetrasiklik : amoxapine atipical : trazodone SSRI : sertaline MAOI : moclobamide

ECT ( electro convultion teraphy)

indikasi : gaduh gelisah, psikosis akut, depresi berat, mania, obsesif kompulsif, gangguan bipolar, gangguan paranoid, cemas hebat kontra indikasi :

absolut : TIK meningkat, tumor otak, fraktur, TB dengan caverne, infark miokard relatif : ibu hamil, TB tanpa caverne, osteoporosis

Premedikasi : succinil choline, sulfat athropine, thiopental

beda ECT konvensional dan Monitor

ECT konvensional o alat sederhana, ringan o operator 4 orang o tanpa obat premedikasi o efek samping lebih ringan tapilebih banyak o kontra indikasi banyak o kejang berat o murah ECT monitor ; o alat MECTA o operator 3 orang o obat premedikasi o efek samping sedikit dan lebih berat o kontra indikasi lebih sedikit o kejang ringan o mahal

Anda mungkin juga menyukai