Anda di halaman 1dari 12

Perbedaan Obat Herbal Terstandar, Jamu dan Fitofarmaka

Kelompok III (3) 1.Ardian P. Rempe 2. Fitriani Husin 3. Rosyani Harun 4. Adriani Mada T 5. Patresia cs 6. Irdayanati 7. Mega Mustika. 8. Fatmah Lamuhadin.

Obat Herbal Terstandar Obat Herbal Terstandar (OHT) merupakan sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di B.11 standarisasi.

Uji praklinik dengan hewan uji, meliputi uji khasiat dan uji manfaat, dan bahan bakunya telah distandarisasi.

Ada lima macam uji praklinis yaitu uji

eksperimental in vitro, uji eksperimental in vivo, uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronik, dan uji toksisitas khusus.

B.11

Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain: -Aman -Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-linik -Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi -Memenuhi persyaratan mutu.

B.11

Contoh sediaan Obat Herbal Tradisional


Hingga saat ini, di Indonesia baru 17 produk herbal terstandar yang beredar di pasaran. Sebagai contoh Diapet (PT Soho Indonesia), Kiranti (PT Ultra Prima Abadi), Psidii (PJ Tradimun), Diabmeneer (PT Nyonya Meneer), dll. Kemasan produk Herbal Terstandar berlogo jari-jari daun dalam lingkaran.

B.11

JAMU
Jamu adalah sediaan bahan alam yang khasiatnya belum dibuktikan secara ilmiah, namun khasiat tersebut dipercaya oleh orang berdasarkan pengalaman empiric turun temurun. Dalam sediaan jamu, bahan baku yang digunakan pun belum mengalami standarisasi karena masih menggunakan seluruh bagian tanaman.

B.11

Kriteria jamu antara lain adalah sebagai

berikut: -Aman -Klaim khasiat dibuktikan secara empiris -Memenuhi persyaratan mutu.

B.11

Contoh sediaan Jamu


Di pasaran banyak beredar produksi jamu seperti Tolak Angin (PT Sido Muncul), Pil Binari (PT Tenaga Tani Farma), Curmaxan dan Diacinn (Lansida Herbal), dll.

B.11

FITOFARMAKA
Fitofarmaka --> Obat tradisional terbuksi berkhasiat melalui uji pra-klinis dan uji klinis, teruji aman melalui uji toksisitas, bahan terstandar, dan diproduksi secara higienis dan bermutu.

B.11

Untuk membuktikan keamanan dan manfaat ini,

maka telah dikembangkan perangkat pengujian secara ilmiah yang mencakup uji farmakologi (pembuktian efek atau pengaruh obat), uji toksikologi (pembuktian syarat keamanan obat secara formal), dan uji klinik (manfaat pencegahan dan penyembuhan penyakit atau gejala penyakit).

B.11

Contoh sediaan Fitofarmaka


Saat ini di Indonesia baru terdapat 5 fitofarmaka, contoh Nodiar (PT Kimia Farma), Stimuno (PT Dexa Medica), Rheumaneer (PT. Nyonya Meneer), Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).

B.11

Anda mungkin juga menyukai