Anda di halaman 1dari 1

Studi Kasus PEMALSUAN TANDA TANGAN (Oleh Romelan Hamzah) Permasalahan Seorang mahasiswa suatu program studi di lingkungan

FKIP Universitas Ahmad Dahlan memalsukan tanda tangan dosen pembimbing, dosen penguji dan dekan FKIP pada pengesahan naskah skripsinya.hal ini dilakukan untuk memenuhi syarat yudisium akhir studinya sekaligus pemenuhan persyaratan administrasi wisuda sarjana. Analisis Perbuatan mahasiswa ini telah melanggar aturan akademik dan etika sosial pendidikan dan termasuk kesalahan berat yang sudah semestinya mendapat sangsi yang setimpal. Adapun pertimbangan-pertimbangan penerapan sangsi harus dicermati secara bijaksana, objektif, mendidik, tapi juga konsisten pada nilai-nilai kebenaran dalam proses pendidikan, yaitu: 1. Pada aspek pendidikan Sangsi diberikan dengan tegas dan objektif supaya kesalahan serupa tidak terulang dan menjadi pembelajaran yang berharga mahasiswa yang bersangkutan maupun mahasiswa yang lain agar tidak melakukan pelanggaran peraturan 2. Pada aspek kebijaksanaan Pemberian sangsi oleh pimpinan lembaga tidak diperbolehkan melanggar hak asasi mahasiswa yang melanggar aturan akademik termasuk perlu mempertimbangkan masa depannya yang dapat menimbulkan dampak negatif yang fatal. 3. Aspek penegakan peraturan akademik Penerapan sangsi kesalahan harus konsisten sesuai peraturan yang berlaku dan berkeadilan supaya menjadi contoh bagi mahasiswa yang lain untuk tidak melakukan pelanggaran yang sama ataupun pelanggaran-pelanggaran yang lain dibidang akademik maupun kemahasiswaan. Kesimpulan Dengan mempertimbangkan ketiga aspek diatas maka direkomendasikan sangsi sebagai berikut: Yudisium ditunda satu periode wisuda, selama 4(empat) bulan sebagai sangsi atas kesalahan yang dilakukan mahasiswa. Pada periode wisuda berikutnya dapat disertakan sehingga masa depannya tetap memiliki kesempatan baik untuk mendapatkan pekerjaan pada bidang keahlian yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai