Anda di halaman 1dari 4

Kenapa gel encer?

Gel mempunyai kekakuan yang disebabkan oleh jaringan yang saling menganyam dari fase terdispers yang mengurung dan memegang medium pendispersi. Perubahan dalam temperatur dapat menyebabkan gel tertentu menjadi cair kembali. Juga beberapa gel menjadi encer setelah pengocokan dan segera menjadi setengah padat atau padat kembali setelah dibiarkan tidak terganggu untuk beberapa waktu tertentu, peristiwa ini dikenal sebagai tiksotropi. (pengantar bentuk sediaan farmasi, Ansel) Pada formulasi gel yang kami buat didapatkan hasil yang encer pada sediaan. Formulasi gel kami menggunakan bahan sebagai berikut : Asam salisilat 5 Etanol Sorbitol PEG 6000 qs 25 15

Propilen glikol 5 Dalam handbook of excipient tidak terdapat inkompatibilitas antar bahan tersebut. Dijelaskan bahwa efek yang ditimbulkan oleh basis poliuetilen glikol adalah pelembutan dan pelunakan jika dika dicampur dengan asam salisilat, phenol, dan tannic acid. Larutan berair dengan molekul yang tinggi dapat menyebabkan gel. PEG juga dapat terlarut dalam etanol. Dalam formulasi dilakukan penggantian PEG 4000 ke PEG 6000, namun hal itu juga tidak terlalu berpengaruh karena keduanya memiliki karakteristik yang sama, yaitu serbuk dengan bobot molekul tinggi dan sangat padat. Penambahan polietilen glikol cair ke dalam larutan sorbitol, dengan agitasi kuat, menghasilkan gel dengan titik leleh 35-408C Gel yang terlalu encer ini kemungkinan disebabkan karena pengadukan hanya dilakukan saat suhu gel sedang panas saja, dan gel tidak terus diaduk hingga suhu turun. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, temperatur mempengaruhi stabilitas gel.

Formulasi gel kami juga mengalami fase pemisahan atau breaking. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi stabilitas dan efek breaking, seperti fase air yang digunakan, gelating agent yang digunakan, ukuran partikel, dan prosedur pembuatan seperti kecepatan pengadukan dan pencampuran basis dan eksipien. Terjadi pemisahan pada gel yang kami buat karena kesalahan prosedur pengadukan. Kami hanya mengaduk gel pada saat suhu sedang panas saja, dan tidak terus dilakukan pengadukan ketika pendinginan. Hal ini menyebabkan bahan pengikat tidak dapat bercampur dengan baik dengan zat pengisi, sehingga terjadi pemisahan fase gel.

Kenapa absorbansi salep tidak terbaca? Untuk sediaan salep, kami menggunakan formula Asam salisilat 5 Etanol Vaselin add qs 50

Dalam handbook of excipien disebuatkan bahwa vaseline dapat terlarut dalam etanol. Vaselin juga tidak memiliki inkompatibilitas pada asam salisilat. Diperlukan kehati-hatian dalam pemanasan vaselin, karena basis ini memiliki koefisien thermal yang tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh metode rheologi dan spektrofotometri bahwa vaseline mengalami transisi fase pada suhu antara 30-408C. Absorbansi salep tidak terbaca karena adanya kesalahan prosedur pada uji disolusi. Pada saat dilakukan pengujian disolusi, salep tidak terlarut dalam beker glass, kemungkinan karena konsistensinya yang terlalu padat. Salep tidak terlarut bisa juga terjadi karena kesalahan pemanasan pada vaselin sehingga basis tersebut rusak. Pada saat ditetesi larutan FeCl3 juga tidak terjadi perubahan warna menjadi ungu. Hal ini menyebabkan hasi uji disolusi kami tidak terdeteksi pada spektrofotometri uv vis. Kenapa ditetesi fenolftalein?
Larutan standar ditambahkan kedlam larutan asam atau basa sampai suasana netral. indikator fenolftalein (pp) biasa digunakan karena perubahan warnanya mudah diamati yaitu dari tidak berwarna menjadi ungu. Hal ini dapat membantu pembacaan absorbansi di spektrofotometri uv vis karena fenolftalein berfungsi menambahkan gugus kromofor ke dalam cairan uji.

Anda mungkin juga menyukai